I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

Judul BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

I. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

I. PENDAHULUAN. dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuh kembangkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Yang terbayang oleh kita saat ini adalah seberapa jauh kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang dengan pesat

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna untuk meningkatkan mutu bangsa secara. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KETERAMPILAN MEMBUAT SPAKBOR KAWASAKI KLX 150 MENGGUNAKAN FIBERGLASS DI SMALB-B

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I. Peningkatan kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan. tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian produk atau jasa dengan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu bangsa adalah melalui pendidikan, sebab pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidikan harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan. Dalam konteks tersebut, maka setiap negara di dunia terus melakukan peningkatan mutu pendidikan. Tidak terkecuali Indonesia, melakukan perubahan sistem kependidikan guna tercapainya mutu pendidikan yang baik. Dikarenakan maju mundurnya atau baik-buruknya peradaban suatu masyarakat dan suatu bangsa akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

2 dan negara (Pasal 1 Ayat 1), dan Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap perubahan zaman (Pasal 1 Ayat 2). Salah satu tujuan Nasional Indonesia yang tercantum dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada alinea keempat adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.... Melalui pendidikanlah tujuan Nasional Indonesia tersebut dapat tercapai. Penyelenggaraan pendidikan harus berpegang pada prinsip sebagaimana disebutkan dalam Pasal 4 Ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjujung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Kemudian Pasal 5 Ayat (1) menegaskan bahwa, Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Oleh karenanya, hak untuk mendapatkan pelayanan pendidikan merupakan hak asasi rakyat yang harus dapat dipenuhi oleh negara, dalam hal ini adalah pemerintah. Pendidikan dengan mutu yang baik merupakan dambaan setiap orang. Mutu pendidikan biasanya terdiri dari beberapa indikator dan komponen yang saling berkaitan. Komponen dan variabel yang menentukan terwujudnya mutu pendidikan yang baik secara umum masih dikaitkan dengan sistem, kurikulum, tenaga pendidik, peserta didik, kegiatan belajar mengajar, lingkungan belajar, budaya organisasi, kepemimpinan dan lain sebagainya.

3 Mutu pendidikan tidak dilihat dari hasil Ujian Nasional (UN) dan hasil test belajar peserta didik. Mutu merupakan serangkain proses mulai dari input dan output. Sekolah yang berkualitas merupakan sekolah yang mampu mewujudkan peserta didik yang bermutu, yang sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, terampil, berbudi pekerti luhur, bertaqwa kepada Tuhan YME, serta memiliki kepribadian yang baik. Sekolah merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pendidikan yang merupakan salah satu faktor penentu mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui lembaga pendidikan ini para peserta didik secara mental maupun intelektual dididik agar dapat mencapai mutu sesuai dengan target yang ditetapkan sekolah. Sekolah atau lembaga pendidikan mempunyai tugas dan fungsi untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

4 Sekolah yang berkualitas sangat erat kaitannya dengan pemberian layanan pendidikan yang bermutu. Demi terciptanya pancapaian mutu pendidikan, sekolah sebagai pelaksana pendidikan harus berupaya secara optimal dalam memberikan pelayanan kepada peserta didiknya dan untuk mengetahui tingkat ketercapaian kualitas itu, maka sekolah berkualitas harus merujuk kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di Indonesia. Standar Nasional Pendidikan ini merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, terdapat delapan standar yang menjadi sorotan dalam melaksanakan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi: 1. Standar isi 2. Standar proses 3. Standar kompetensi kelulusan 4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan 5. Standar sarana dan prasarana 6. Standar pengelolaan 7. Standar pembiayaan 8. Standar penilaian pendidikan (Sumber: PP No. 19 Tahun 2005) Dari delapan standar nasional pendidikan tersebut, kemudian akan dapat ditentukan apakah sekolah itu berkualitas dan bermutu. Tercapainya kualitas dari ke-8 standar tersebut, berujung pada pemberian pelayanan pendidikan kepada peserta didik. Sebagai bentuk pelayanan jasa pendidikan, sekolah dan warga sekolah secara bersama-sama berusaha untuk menciptakan proses

5 pendidikan yang berkualitas, sehingga nantinya akan menghasilakan produk yang bermutu. Salah satu bentuk dukungan terhadap Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, beberapa sekolah di Bandar Lampung merespon positif dengan menjalankan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan, termasuk SMA YP Unila Bandar Lampung. SMA YP Unila secara berkesinambungan berupaya meningkatkan mutu atau kualitas belajar mengajar sehingga dicapai prestasi yang maksimal. Mengingat perhatian masyarakat yang semakin lama semakin meningkat sejak berdirinya SMA YP Unila, diharapkan sekolah ini dapat menghasilkan peserta didik yang mampu secara akademik dan menguasai teknologi dengan handal, cerdas dan terampil yang dilandasi oleh nilai-nilai agama yang menjiwai setiap pribadi peserta didik dan lulusan dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. SMA YP Unila akhir-akhir ini telah mampu menjadi salah satu alternatif pilihan prioritas dan unggulan bagi orang tua murid sebagai tempat pendidikan putra putrinya. Oleh karena itu, tantangan bagi kepala sekolah, guru, karyawan dan seluruh tenaga kependidikan yang ada di sekolah ini untuk mencari berbagai terobosan dalam rangka meningkatkan kualitas belajar mengajar di SMA YP Unila Bandar Lampung untuk memenuhi tuntutan perkembangan zaman khususnya di bidang pendidikan.

6 SMA YP Unila telah berusaha mengoptimalkan pelayanan bagi peserta didiknya, pelayanan tersebut berupa pelayanan fisik maupun non fisik. Pelayanan yang diberikan didasarkan dan disesuaikan dengan Standar Pendidikan Nasional Indonesia yang telah disebutkan di atas. Berdasarkan observasi dan pengamatan langsung peneliti, dapat dilihat beberapa usaha yang telah dilakukan pihak sekolah untuk mengoptimalkan pelayanan di SMA YP Unila sebagai berikut: 1. Kegiatan belajar mengajar yang tepat waktu. 2. Kegiatan belajar megajar dilaksanakan dengan berbagai model pembelajaran 3. Interaksi antara guru dan peserta didik yang harmonis dan kondusif 4. Menguasai rencana, pelaksanaan, dan evalusi pembelajaran 5. Menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi 6. Lingkungan sekolah yang nyaman, bersih, dan indah 7. Ruang belajar yang nyaman dan dilengkapi dengan media pembelajaran seperti LCD 8. Ruang belajar yang dilengkapi dengan pendingin ruangan (Air Conditioner) 9. Ruang perpustakanan dilengkapi dengan sarana seperti buku teks pembelajaran, buku pengayaan, buku referensi, bahan ajar, dan sumber lain

7 10. Sarana dan prasarana yang lengkap seperti Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer, dan Laboratorium Bahasa, Laboratorium Seni serta Laboratorium Multi Media 11. Melengkapi dan memanfaatkan sarana prasarana sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, seperti WC, ruang olah raga, tempat ibadah, ruang guru, ruang kepala sekolah, gudang, ruang organisasi 12. 90 persen dari jumlah guru di SMA YP Unila yang diperlukan telah terpenuhi 13. 90 persen dari jumlah guru di SMA YP Unila memiliki kualifikasi sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan 14. Meningkatkan daya serap ke perguruan tinggi favorit 15. Pengoptimalan jaringan akses komputer sekolah, seperti hotspot 16. Penggunaan Closed Circuit Television (CCTV) di setiap sudut kelas dan sekolah untuk menumbuhkan sikap keteladanan, jujur, dan tanggung jawab peserta didik (Sumber: Dokumen Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMA YP Unila Bandar Lampung) Pada lima tahun terakhir SMA YP Unila telah menggunakan sistem administrasi dengan menggunakan komputerisasi dan penggunaan media pengajaran seperti Laboratorium Bahasa, Media Elektronik, OHP, CD ROM dan Tape Recorder dengan diimbangi kemampuan guru mata pelajaran dalam mentransfer ilmu pengetahuan yang bermutu dan seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman. Hal ini dimaksudkan dalam rangka meningkatkan

8 pelayanan kepada seluruh Civitas Akademika SMA YP Unila terutama layanan pendidikan kepada peserta didik secara maksimal. Ketersediaan sarana dan prasarana yang memenuhi standar nasional pendidikan tersebut merupakan faktor yang sangat vital bagi peningkatan akses layanan dan mutu pendidikan. Semakin lengkap dan baik sarana dan prasarana yang ada, maka akan semakin efektif proses belajar mengajar dilaksanakan dan peserta didik akan semakin mudah menyerap setiap materi yang diajarkan. Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru di SMA YP Unila pada hari Selasa, 8 Januari 2013 Pukul 12.45 WIB, ternyata masih terdapat peserta didik yang tidak memanfaatkan, menyalahgunakan sarana dan prasarana yang telah diberikan sekolah bahkan ada yang tidak tahu sama sekali mengenai sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Sebagai contoh, masih ada peserta didik yang membawa modem sendiri untuk mencari referensi tugas dan ada peserta didik yang pergi ke warung internet (warnet) diluar sekolah. Padahal sekolah telah menyedikan jaringan internet internal (hotspot). Selain itu, letak sekolah yang strategis di pusat perkotaan terlebihlebih terletak pada pusat keramaian dan pusat perbelanjaan yang mempunyai sisi positif dan posisi yang negatif menuntut kerja ekstra seluruh elemen warga sekolah untuk menjaga ketertiban dan kondisi belajar yang tetap efektif tanpa terpengaruh.

9 Tanggapan peserta didik terhadap pelayanan yang diberikan oleh sekolah pun beragam, ada yang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan pihak sekolah ada pula yang merasa bahwa sekolah belum benar-benar mengoptimalkan pelayanannya. Berdasarkan hal-hal yang disebutkan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Persepsi Peserta Didik terhadap Optimalisasi Pelayanan Pendidikan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Tantangan dan hambatan dalam mengoptimalisasikan pelayanan di sekolah. 2. Pengaruh pelayanan sekolah terhadap kegiatan belajar mengajar. 3. Ketersediaan fasilitas berkaitan dengan optimalisasi pelayanan pendidikan. 4. Kesiapan sekolah dalam menyiapkan petugas pelayanan pendidikan. 5. Ketersediaan fasilitas disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. 6. Persepsi peserta didik yang berbeda-beda tentang optimalisasi pelayanan pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung.

10 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti yaitu persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimanakah Persepsi Peserta Didik terhadap Optimalisasi Pelayanan Pendidikan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung?. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana persepsi peserta didik terhadap optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung.

11 F. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini secara teoritis berguna untuk menerapkan ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan pada kajian wilayah PKn sebagai pendidikan kewarganegaraan karena setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan, pengetahuan, serta perilaku nyata dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. b. Kegunaan Praktis Kegunaan secara praktis dari hasil penelitian diharapkan: 1. Bagi peserta didik : untuk mancapai hasil belajar peserta didik yang lebih optimal 2. Bagi guru : untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar 3. Bagi sekolah : untuk memberikan dukungan kepada guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar dengan cara mengoptimalkan pelayanan fisik dan non fisik, termasuk salah satu bentuk dukungan terhadap program pemerintah. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Konsep-konsep ilmu pendidikan kewarganegaraan khususnya ilmu pendidikan kewarganegaraan wilayah kajian PKn sebagai pendidikan kewarganegaraan.

12 2. Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik di SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Ruang Lingkup Objek Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah optimalisasi pelayanan pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan di SMA YP Unila Bandar Lampung. 4. Ruang Lingkup Tempat Ruang lingkup tempat dalam penelitian ini adalah di SMA YP Unila Bandar Lampung. 5. Ruang Lingkup Waktu Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tanggal 2 Februari 2013 sampai dengan selesainya penelitian ini pada tanggal 2 April 2013.