ANALISIS SISTEM ANTRIAN BUS DI TERMINAL TERBOYO SEMARANG. Sugito Prodi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL TIRTONADI

PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) PADA HALTE OPERASIONAL BRT SEMARANG.

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN KERETA API DI STASIUN BESAR CIREBON DAN STASIUN CIREBON PRUJAKAN. Sugito 1, Marissa Fauzia 2

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman Online di:

EVALUASI PELETAKAN TERMINAL BANYUMANIK DAN TERMINAL PENGGARON DALAM MENDUKUNG SISTEM AKTIVITAS SEKITAR TUGAS AKHIR

ABSTRAK. Kata Kunci : Proses antrian, TransJogja

ANALISIS ANTRIAN DALAM OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KERETA API DI STASIUN PURWOSARI DAN SOLO BALAPAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN PT. PLN (PERSERO) AREA BALI SELATAN RAYON KUTA

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG. Bab 1 Pendahuluan 1-1

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

ANALISIS MODEL JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN BAGIAN LABORATORIUM INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

REDESAIN TERMINAL BUS INDUK MADURESO TIPE B DI KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN PENEKANAN DESAIN EKSPRESI STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan pendidikan. menunjang kelancaran pergerakan manusia, pemerintah berkewajiban

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TIKET KERETA API STASIUN TAWANG SEMARANG ABSTRACT

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

REKAP JUMLAH KELAS GELOMBANG 5 ( 2 s/d 6 JULI 2014 ) PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SASARAN

MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK)

BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

Riska Puspitasari J. Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri

PENILAIAN PENGARUH SEKTOR BASIS KOTA SALATIGA TERHADAP DAERAH PELAYANANNYA

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROPOSAL PROGRAM BRANDING DAN PLACEMENT MUDIK LEBARAN 2013

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

MODEL ANTREAN DENGAN DISTRIBUSI PELAYANAN NORMAL, ERLANG, WEIBULL STUDI KASUS TOL BANYUMANIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

ANALISIS ANTRIAN DALAM OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KERETA API DI STASIUN PURWOSARI DAN SOLO BALAPAN

BERITA RESMI STATISTIK

T-5 RANCANGAN MODEL SIMULASI ANTRIAN UNTUK MENGURANGI KEMACETAN KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK BANTEN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap Terminal Leuwi Panjang Bandung seperti yang telah diuraikan Time headway dan waktu tunggu rerata (Wtr).

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

MODEL EKSPONENSIAL GANDA PADA PROSES STOKASTIK (STUDI KASUS DI STASIUN PURWOSARI)

Unnes Journal of Mathematics

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB I PENDAHULUAN. angkutan. Terminal mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR NOMINASI SEKOLAH PENYELENGGARA UN CBT TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

PADA HALTE OPERASIONAL BRT SEMARANG

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

APLIKASI PENGGUNAAN METODE KOHONEN PADA ANALISIS CLUSTER (Studi Kasus: Pendapatan Asli Daerah Jawa Tengah Dalam Menghadapi Asean Community 2015)

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PEMBAYARAN KASIR INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr KARIADI SEMARANG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

Juang Akbardin. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudi No.207 Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

PERENCANAAN TERMINAL ANGKUTAN DARAT PEDESAAN DI KECAMATAN LIRUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

EVALUASI PURNA HUNI SIRKULASI DAN FASILITAS TERMINAL KARTASURA

Summary Report of TLAS Trainings in Community Forest on Java Year of Implementation :

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

GUBERNUR JAWA TENGAH

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

BAB II LANDASAN TEORI

GUBERNUR JAWA TENGAH

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 ANALISIS SISTEM ANTRIAN BUS DI TERMINAL TERBOYO SEMARANG Sugito Prodi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UNDIP email: giiiiiiit_o@yahoo.co.id Abstrak Sistem antrian adalah keseluruhan proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian, dilayani dan kemudian meninggalkan tempat pelayanan. Antrian terjadi karena kebutuhan pelayanan yang melebihi kapasitas pelayanan. Permasalahan di sini antara lain timbulnya kemacetan disekitar Terminal Terboyo yang menyebabakan antrian melebihi batas kapasitas. Akibat dari hal tersebut tidak sedikit dari bus yang putar balik tanpa transit terlebih dahulu ke Terminal Terboyo untuk menghindari kemacetan. Dampak dari berkurangnya bus yang masuk ke Terminal Terboyo akan merugikan pengelolaan terminal itu sendiri, yaitu berkurangnya pendapatan yang diperoleh dari retribusi dan peron. Cara untuk mengurangi masalah yang terjadi pada suatu antrian adalah dengan melakukan perbaikan sistem antrian untuk meningkatkan pelayanan yaitu memperbesar jumlah rata-rata kean pada jalur kean bus untuk setiap jurusan dengan mengikuti model (M/M/1):(GD/ / ), dan memperlebar pintu masuk/keluar bus menjadi dua jalur mengikuti model (M/M/2):(GD/ / ). Untuk menganalisis permasalahan antrian bus di Pos Kota Terminal Terboyo ini digunakan aplikasi teori antrian pada sistem pelayanan di terminal tersebut. Langkah yang dilakukan adalah mengadakan suatu penelitian dimana antrian tersebut terjadi. Berdasarkan analisis teori antrian yang dilakukan dapat diketahui model antrian dan ukuran kinerja dari sistem antrian. Dari analisis data didapatkan model terbaik untuk sistem pelayanan bus kota masing-masing jurusan yaitu (M/M/1):(GD/ / ) dan (G/G/1):(GD/ / ). Model terbaik untuk analisis jumlah pelayanan pada masing-masing pintu adalah (G/G/2):(GD/ / ). Kata Kunci : Antrian, Pos Kota, Terminal Terboyo 1. Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai berbagai persoalan yang dapat diamati sebagai bentuk dimensi yang berlainan. Berbagai masalah atau persoalan tersebut tentunya diperlukan penyelesaian dan solusi terbaik dan optimal yang menguntungkan suatu perusahaan atau usaha pribadi masing-masing. Antrian merupakan bagian permasalahan yang ada dalam kehidupan nyata dan dihadapi setiap hari. Antrian tersebut terjadi karena kebutuhan pelayanan melebihi kapasitas pelayanan. Antrian adalah keseluruhan proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian untuk menunggu dilayani. Untuk mempertahankan pelanggan, sebuah sistem selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik. 1

Pelayanan yang terbaik tersebut diantaranya adalah memberikan pelayanan yang cepat sehingga pelanggan tidak dibiarkan menunggu terlalu lama. Demikian halnya dengan keadaan yang terjadi pada antrian bus Antar Kota Antar Propinsi dan Antar Kota Dalam Propinsi di Terminal Terboyo Semarang, yang dihadapkan pada masalah bagaimana mengusahakan waktu tunggu atau antrian itu sekecil mungkin. Permasalahan di sini adalah timbulnya kemacetan di jalan sekitar Terminal Terboyo, baik yang meninggalkan ataupun menuju ke Terminal Terboyo Semarang yang menyebabkan antrian pada Terminal Terboyo Semarang melebihi batas kapasitas. Akibat dari hal tersebut tidak sedikit dari bus yang putar balik tanpa transit terlebih dahulu ke Terminal Terboyo Semarang karena menghindari kemacetan. Dampak dari berkurangnya bus yang masuk ke Terminal Terboyo Semarang tentu saja akan merugikan terminal itu sendiri, yaitu berkurangnya pendapatan yang akan diperoleh dari ongkos retribusi dan peron. Salah satu cara untuk mengurangi masalah yang terjadi pada suatu antrian adalah dengan menerapkan teori antrian pada sistem tersebut. Langkah-langkah yang perlu diambil dalam menerapkan hal tersebut adalah dengan mengadakan suatu penelitian tempat antrian tersebut terjadi. Penelitian dilakukan pada saat suatu sistem pelayanan sedang berfungsi secara maksimal, yaitu pada jam 04.30 19.00. Maksudnya adalah agar keputusan yang akan diambil dapat berlaku dalam kondisi pelayanan yang bagaimanapun. Analisis sistem antrian ini akan dapat memberikan masukan atau solusi pemecahan yang dapat membantu penyelesaian permasalahan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang akurat dan memadai. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Gambaran Umum Terminal Terboyo Semarang Terminal merupakan sebuah tempat para penumpang yang menggunakan sarana transportasi umum bus. Terminal yang akan digunakan sebagai objek studi kasus adalah Terminal Terboyo Semarang, dimana terminal tersebut merupakan terminal transit bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), maupun bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Kondisi terminal yang setiap harinya padat oleh penumpang yang akan menggunakan bus, menyebabkan banyak armada bus yang harus disiapkan, baik yang masuk maupun yang keluar dari terminal. Supaya aktivitas di terminal tersebut berjalan lancar maka dibutuhkan model antrian yang tepat. Terminal Terboyo secara geografis terletak di Jalan Kaligawe Kecamatan Semarang Genuk Kota semarang. Terminal tersebut dimanfaatkan sejak 10 Juni 1985 yang 2

mempunyai luas lahan seluas 75.125 m 2, terdiri dari potensi terminal, parkir kendaraan, ruang tunggu penumpang, warung makan, penginapan, mushola dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya gambaran Terminal Terboyo Semarang dapat dilihat pada Lampiran peta Terminal Terboyo. Fungsi terminal itu sendiri pada dasarnya adalah tempat pengaturan, pengendalian dan pengawasan arus lalu lintas angkutan kendaraan bermotor dalam rangka menunjang kelancaran, ketertiban dan keamanan lalu lintas angkutan jalan raya pada umumnya. Penanganan bus antar kota antar propinsi dibagi menjadi sebagai berikut : 1. Pelayanan bus antar pulau berada pada lokasi I dengan disediakan jalur parkir tersendiri, baik saat tiba, istirahat, maupun. 2. Dalam lokasi I telah disediakan agen, sehingga calon penumpang dapat membeli tiket dilokasi I selanjutnya naik/ dari terminal. (Buku Panduan Unit Pengelola Terminal Terboyo Semarang, 1998) Bus yang transit di Terminal Terboyo adalah salah satu jenis kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan penumpang dalam jumlah besar. Terdiri dari Bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Kondisi terminal yang setiap harinya padat oleh penumpang pengguna bus, menyebabkan banyak armada bus yang harus disiapkan, maupun yang masuk dan keluar terminal. Bus bus yang masuk dan keluar dari Terminal Terboyo Semarang diantaranya : 1) Tujuan ke wilayah Barat adalah bus yang menempuh jalur dari Semarang menuju Boja, Sukorejo, Limpung, Pekalongan, Tegal, Cirebon. 2) Tujuan ke wilayah Timur adalah bus yang menempuh jalur dari semarang menuju Demak, Welahan, Jepara, Kudus, Bangsri, Pati, Juana, Rembang, Lasem, Blora, Cepu, Surabaya, Malang, Probolinggo. 3) Tujuan ke wilayah Selatan adalah bus yang menempuh jalur dari Semarang menuju ke Salatiga, Boyolali, Solo, Wonogiri, Baturetno, Ambarawa, Secang, Temanggung, Parakan, Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Purwokerto, Magelang, Yogyakarta, Purworejo, Kutorejo, Kebumen, Gombong, Banyumas, Cilacap. Untuk antrian di Terminal Terboyo Semarang Bus-bus masuk melalui dua pintu masuk secara berturutan, pintu pertama untuk wilayah timur, sedangkan pintu kedua untuk wilayah selatan dan barat. Sebelum masuk salah satu dari awak bus (kondektur bus) terlebih dahulu mendaftarkan busnya pada petugas pintu masuk dengan membayar retribusi. Disini bus-bus tidak berhenti tetapi langsung bergerak menuju parkir dan apabila 3

sudah waktunya untuk bus-bus ini bergerak ke jalur peman, selanjutnya meninggalkan terminal melalui pintu keluar (sama dengan pintu masuk) sesuai dengan jadwal kean yang sudah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan sistem antrian di Terminal Terboyo, bus masuk dalam area terminal, disini bus tidak berhenti tetapi langsung bergerak menuju parkir. Apabila sudah waktunya, bus bergerak ke jalur peman untuk dilayani. Setelah dilayani atau mendapatkan penumpang bus keluar area terminal. Model antrian yang ada di Terminal Terboyo adalah model antrian saluran tunggal dengan pelayanan paralel dan disiplin pelayanan FCFS (First Come First Service) dengan sumber input tak hingga, yaitu bus yang datang terlebih dahulu akan dilayani dan bus yang terakhir datang akan dilayani terakhir. Untuk lebih jelasnya model antrian ini dapat di lihat pada gambar 1. parkir input masuk parkir keluar output parkir Gambar 1. Sistem Antrian Bus AKDP dan AKAP Terminal Terboyo 2.2 Gambaran Umum Sistem Antrian Pos Kota Terminal Terboyo Semarang Di Pos Kota Terminal Terminal Terboyo, terdapat 2 pintu yang berfungsi ganda yaitu sebagai pintu masuk dan pintu keluar. pertama digunakan oleh bus kota baik yang menuju dan atau dari arah timur dan arah barat. Untuk arah timar bertujuan ke Elisabeth, sedangkan arah barat bertujuan ke Pudak Payung, Banyumanik, Gedawang, Bukit Kencana, Sendangmulyo, Penggaron, Pasadena, Cangkiran, Mangkang, Kuwasen, dan Gunung Pati. Sedangkan pintu kedua digunakan oleh NBAK (Non Bus Angkuatan Kota) jurusan Demak. Sehingga bus masuk dan keluar melalui pintu yang sama. 4

Berdasarkan sistem antrian bus di Pos Kota Terminal Terminal Terboyo melalui pintu pertama, bus masuk dalam area terminal, disini bus tidak berhenti tetapi langsung bergerak menuju area parkir sesuai dengan jurusannya masing-masing. Apabila sudah waktunya, bus bergerak ke jalur peman untuk dilayani. Setelah dilayani atau mendapatkan penumpang bus keluar area terminal. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa model antrian yang ada di Pos Kota Terminal Terminal Terboyo adalah model antrian saluran tunggal dengan pelayanan paralel dan disiplin pelayanan FCFS (First Come First Service) dengan sumber input tak hingga, yaitu bus yang datang terlebih dahulu akan dilayani terlebih dahulu dan bus yang terakhir datang akan dilayani terakhir. Untuk lebih jelasnya model antrian melalui pintu pertama ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Parkir input masuk Parkir keluar output Parkir Gambar 2 Sistem Antrian bus pintu pertama pos kota terminal Terboyo Untuk sistem antrian bus di Pos Kota Terminal Terminal Terboyo melalui pintu kedua, bus masuk dalam area terminal, disini bus juga tidak berhenti tetapi langsung bergerak menuju area parkir. Apabila sudah waktunya, bus bergerak ke jalur peman untuk dilayani. Setelah dilayani atau mendapatkan penumpang bus keluar area terminal. 5

Untuk lebih jelasnya model antrian melalui pintu kedua ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Input Masuk Parkir keluar Output Gambar 3 Sistem Antrian bus pintu kedua pos kota terminal Terboyo 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Analisis data awal akan dimulai dengan menghitung faktor utilisasi (ρ) untuk masingmasing jurusan pada tiap wilayah yang dilewati oleh bus yang datang atau dari Terminal Terboyo. Kemudian akan digunakan analisis teori antrian untuk memecahkan masalah yang ada secara khusus dan akan dihitung nilai ρ seperti pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. Steady-State Antrian sebelum Pembulatan Wilayah Kode Keterangan λ μ ρ=λ/μ Timur 1 Demak 18.8750 17.4483 1.0818 2 Jepara 4.5517 5.1724 0.8800 3 Surabaya Patas 0.0690 0.4828 0.1429 Surabaya Ekonomi 4.2414 3.8276 1.1081 4 Kudus, Pati, Lasem, 5.0690 4.5517 1.1136 Rembang Barat 1 Sukorejo, Limpung 6.8276 7.1724 0.9519 2 Pekalongan, Tegal, Cirebon 3.6207 3.2759 1.1053 Selatan 1 Boyolali, Solo, Wonogori 10.7931 11.2414 0.9601 2 Wonosobo, Banjarnegara, 1.4828 2.3793 0.6232 Purwokerto 3 Ambarawa, Magelang, Yogyakarta, Purworejo, Kebumen, Cilacap 10.0345 10.3793 0.9668 6

3.2 Analisis teori antrian dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu fasilitas pelayanan masih sesuai ataupun sudah melebihi kapasitasnya atau tidak. Berdasarkan hasil pengamatan pada Terminal Terboyo Semarang dan perhitungan dengan menggunakan teori antrian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1) Model antrian yang ada pada Terminal Terboyo Semarang adalah model antrian saluran tunggal yang mengikuti model (M/M/1): (GD/ / ), dengan disiplin antrian FCFS (First Come First Service) di mana bus yang pertama datang, pertama dilayani dan waktu kedatangan dan kean bus mengikuti distribusi poisson. Jumlah rata-rata bus maksimum yang diizinkan masuk dalam sistem serta jumlah bus yang ingin memasuki sistem adalah tak terhingga. 2) Berdasarkan analisis keseluruhan, telah didapat kemungkinan pemecahan masalah untuk jalur kean bus dan jumlah pelayanan bus sebagai berikut: Wilayah Timur jurusan yang melebihi batas kapasitas pelayanan, yaitu Jurusan Demak, Kudus, Pati, Lasem, Rembang, dan Surabaya. Wilayah Barat jurusan yang melebihi batas kapasitas pelayanan, yaitu Jurusan Pekalongan, Tegal, dan Cirebon. Wilayah Selatan jurusan yang melebihi batas kapasitas pelayanan, yaitu Jurusan Ambarawa, Magelang, Yogyakarta, Purworejo, Kebumen, Cilacap. 3) Dari hasil perhitungan yang diperoleh, ada dua alternatif untuk penyelesaian masalah antrian di Terminal Terboyo yaitu : Untuk analisis jalur kean bus, yaitu memperbesar jumlah rata-rata kean bus pada Wilayah Timur Jurusan Demak, Kudus, Pati, Lasem, Rembang, dan Surabaya. Wilayah Barat Jurusan Pekalongan, Tegal, dan Cirebon. Wilayah Selatan Jurusan Ambarawa, Magelang, Yogyakarta, Purworejo, Kebumen, Cilacap. Untuk analisis jumlah pelayanan pada Terminal Terboyo, yaitu memperbaiki sistem antrian dengan menambah saluran pelayanan (pintu masuk/keluar) dari satu menjadi dua (saluran tunggal di ubah menjadi saluran ganda c=2) pada kedatangan dan kean bus dengan mengikuti model (M/M/2):(GD/ / ), dengan disiplin antrian FCFS (First Come First Service) di mana bus yang pertama datang, pertama dilayani dan waktu kedatangan dan kean bus mengikuti distribusi poisson. Jumlah rata-rata bus maksimum yang diizinkan masuk dalam sistem serta jumlah bus yang ingin memasuki sistem adalah tak terhingga. 7

3.3 Analisis teori antrian dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu fasilitas pelayanan masih sesuai atau pun sudah melebihi kapasitasnya atau tidak. Dari hasil penelitian di pos kota Terminal Terboyo Semarang dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1) Model antrian bus yang terjadi di masing-masing jurusan pintu pertama adalah: Model antrian jurusan Pudak Payung, Banyumanik, Gedawang Bukit Kencana, Sendang Mulyo, Pasadena, Cangkiran, Mangkang, Kuwasen, dan Gunung Pati adalah model (M/M/1):(GD/ / ) artinya pola kedatangan bus berdistribusi Poisson dan pola kean bus berdistribusi poisson, dengan 1 pelayanan, mempunyai peraturan pelayanan umum yaitu yang pertama datang pertama dilayani dan dapat menampung dan mempunyai tak hingga pelanggan yang boleh memasuki sistem sebagai sumber untuk sistem pelayanan jurusan Pudak Payung. Model antrian jurusan Penggaron dan Elisabeth adalah model (G/G/1):(GD/ / ) artinya pola kedatangan bus berdistribusi umum dan pola kean bus berdistribusi umum, dengan 1 pelayanan, mempunyai peraturan pelayanan umum yaitu yang pertama datang pertama dilayani dan dapat menampung dan mempunyai tak hingga pelanggan yang boleh memasuki sistem sebagai sumber untuk sistem pelayanan jurusan Penggaron dan Elisabeth. 2) Model antrian bus yang terjadi di pintu kedua adalah : Model antrian jurusan Demak adalah model (G/G/1):(GD/ / ) artinya pola kedatangan bus berdistribusi umum dan pola kean bus berdistribusi umum, dengan 1 pelayanan, mempunyai peraturan pelayanan umum yaitu yang pertama datang pertama dilayani dan dapat menampung dan mempunyai tak hingga pelanggan yang boleh memasuki sistem sebagai sumber untuk sistem pelayanan jurusan Demak. 3) Berdasarkan perhitungan dan analisis dapat disimpulkan sebagai berikut: Untuk pintu pertama, jurusan yang melebihi kapasitas pelayanan yaitu jurusan Pudak Payung, Banyumanik, Gedawang, Sendang Mulyo, Penggaron, Pasadena, Mangkang, Kuwasen, dan Gunung Pati. Untuk pintu kedua yaitu jurusan Demak juga melebihi kapasitas pelayanan. 4) Dari hasil perhitungan yang diperoleh, ada dua alternatif untuk penyelesaian masalah antrian di pos kota Terminal Terboyo yaitu: 8

Untuk analisis jalur kean bus pada pintu pertama, yaitu memperbesar ratarata jumlah kean bus pada jurusan Pudak Payung, Banyumanik, Gedawang, Sendang Mulyo, Penggaron, Pasadena, Mangkang, Kuwasen, dan Gunung Pati. Untuk analisis jumlah pelayanan pada pintu pertama di pos kota Terminal Terboyo, yaitu memperbaiki sistem antrian dengan menambah saluran pelayanan (pintu masuk/keluar) dari satu pintu menjadi dua (saluran tunggal diubah menjadi saluran ganda c=2) pada kedatangan dan kean bus dengan mengikuti model (G/G/2):(GD/ / ) artinya pola kedatangan bus berdistribusi umum dan pola kean bus berdistribusi umum, dengan 2 pelayanan, mempunyai peraturan pelayanan umum yaitu yang pertama datang pertama dilayani dan dapat menampung dan mempunyai tak hingga pelanggan yang boleh memasuki sistem. Untuk analisis jumlah pelayanan pada pintu kedua di pos kota Terminal Terboyo yaitu jurusan Demak, dapat dilakukan perbaikan sistem antrian dengan menambah saluran pelayanan (pintu masuk/keluar) dari satu pintu menjadi dua (saluran tunggal diubah menjadi saluran ganda c=2) pada kedatangan dan kean bus dengan mengikuti model (G/G/2):(GD/ / ) artinya pola kedatangan bus berdistribusi umum dan pola kean bus berdistribusi umum, dengan 2 pelayanan, mempunyai peraturan pelayanan umum yaitu yang pertama datang pertama dilayani dan dapat menampung dan mempunyai tak hingga pelanggan yang boleh memasuki sistem. 4. Penutup Dari pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa pelayanan terminal terboyo dapat ditingkatkan dengan cara sebagai berikut: 1) Memperbesar rata-rata jumlah kean bus pada jalur kean bus yaitu pada jurusan Pudak Payung, Banyumanik, Gedawang, Sendang Mulyo, Penggaron, Pasadena, Mangkang, Kuwasen, dan Gunung Pati 2) Menambah jumlah pelayanan (pintu masuk/keluar) baik untuk pintu pertama maupun pintu kedua (jurusan Demak) dari satu tempat pelayanan menjadi dua tempat pelayanan. 3) Memperbesar jumlah rata-rata kean bus pada jalur kean bus. 9

4) Menambah jumlah pelayanan (pintu masuk/keluar) untuk semua wilayah dari satu tempat pelayanan menjadi dua tempat pelayanan. DAFTAR PUSTAKA Aminudin. (2005). Prinsip-Prinsip Riset Operasi. Jakarta : Erlangga Annie F dan Tirta, IM, Analisis Kedatangan di Bank Dengan Distribusi Poisson, http://www.unej.ac.id/fakultas/mipa/skripsi/matematika/annie97.pdf Bhat, U. N., A Study of The Queeing System M/G/1 and G1/M/1, Springer-Verlag Berlin Heidel Berg, Newyork, 1968. Bronson, R., Teori dan Soal-Soal Operation Reserch, PT Gelora Aksara Pratama, 1991. Gross, D and M Harris, C, Fundamentals of Queeing Theory, John Willey & Sons, INC, 1998. Kakiay, T.J., Dasar Teori Antrian Untuk Kehidupan Nyata, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2004. Lesmono, J.D, Model Antrian M [H] /G/1, Jurnal, http://home.unpar.ac.id/~integral/volume%206/integral%206%20no%202/dha rma.pdf.. 2001 Luke, Model Teori Antrian, http://www.google.com/search?q=cache:ylpbu5vvtbaj:ns1.cic.ac.id/~ebook /ebook/adm/myebook/0053.pdf+teori+antrian&hl=id&ct=clnk&cd=8&gl=id Mustafid, Metode Statistika, Jurusan Matematika MIPA, Semarang, 2003. Dinas Perhubungan, Buku Panduan Unit Pengelola Terminal Terboyo Semarang, Dinas Perhubungan, 1998. Singarimbun, M dan Effendi, S, Metode Penelitian Survai, Penerbit LP3ES, Jakarta, 1989. Subagyo, P., Asri, M. dan Handoko, T. H. (1984). Dasar-Dasar Operation Research. Yogyakarta : BPFE. Taha, H.A., Riset Operasi Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta, 1996. Teori Antrian, http://www2.toki.or.id/probter/doc/diktat/probter-10.pdf. 10

Warsito, B., Modul Praktikum Teori Antrian with WINQSB, Laboratorium Statistika Jurusan Matematika Universitas Diponegoro, Semarang, 2007. 11