HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPUTUSAN INISIASI HEMODIALISIS PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RUANG DAHLIA RSUP PROF. DR. R.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).


BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

ejournal Keperawatan (e-kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PERAN PERAWAT SEBAGAI CARE GIVER DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUP PROF. DR. R.

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

Ejournal keperawatan (e-kp) volume 1 Nomor 1. Agustus Nabilla Lukman Esrom Kanine Ferdinand Wowiling

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN NABATI DAN HEWANI DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS RAWAT JALAN DI RSUP

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

Setiawan Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Siti Khadijah Palembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI UNIT HEMODIALISA RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN PADA PASIEN CKD YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENJALANI HEMODIALISA PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

Afniwati, Amira Permata Sari Tarigan, Yunita Ayu Lestari Tarigan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PASIEN HEMODIALISIS DALAM MENGONTROL CAIRAN TUBUH. Di Ruang Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo

Idea Nursing Journal Vol. V No ISSN:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) YANG MENJALANI HEMODIALISA

DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

INDIKATOR KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISA BERDASARKAN STRATEGI KOPING

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN KETERATURAN TINDAKAN HAEMODIALISA DI BLU RSUP PROF Dr. R.D KANDOU MANADO

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI HEMODIALISA RUANG DAHLIA BLU RSUP PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN DEPRESI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUP. PROF. Dr. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

NASKAH PUBLIKASI TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KELUARGA PASIEN HEMODIALISIS MENGENAI GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD DOKTER SOEDARSO PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap terjadinya transisi epidemiologi, dengan semakin meningkatnya. penyakit tidak menular. Menurut WHO ( World Health

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN TENSION-TYPE HEADACHE

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci : Dukungan Sosial Keluarga, Hemodialisis, Penyakit Ginjal Kronis

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi dari 2-3 bulan hingga tahun (Price dan Wilson, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN KOTABARU ABSTRAK

HUBUNGAN DISCHARGE PLANNING DENGAN KESIAPAN PULANG PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANGAN CVBC RSUP PROF DR.R.D KANDOU MANADO

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang beredar dalam darah). Penderita GGK harus menjalani terapi diet

ANALISIS MOTIVASI TERAPI HEMODIALISIS PADA PENDERITA GAGAL GINJAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 1990, penyakit ginjal kronik merupakan penyakit ke-27 di

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN PENAMPILAN PERAN DENGAN STRES PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI UNIT HEMODIALISA RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL.

PERUBAHAN KADAR UREUM DAN KREATININ SEBELUM DAN SESUDAH HEMODIALISIS PADA PENDERITA GAGAL GINJAL DI RSUD. DR. PIRNGADI. Oleh: PREVISHA KALIAHPAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

Manado

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lebih dari tiga bulan. Menurut Brunner dan Suddarth, gagal ginjal kronik. sampah nitrogen lain dalam darah) (Muhammad, 2012).

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

Transkripsi:

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPUTUSAN INISIASI HEMODIALISIS PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RUANG DAHLIA RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Santo Imanuel Tonapa Rina Kundre Gresty Masi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran E-mail : santoimanuel22@gmail.com Abstract:Initiation hemodialysis is start of the process hemodialysis as renal replacement therapy in patients with chronic kidney disease. Family support is attitude, actions and acceptance of family to patients where family support can influence the decision of initiation hemodialysis.purpose of this study was to analyze the relationship of the family support with the decision of initiation hemodialysis on patient chronic kidneys disease in Dahlia Room RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado. Research method is used descriptive analytic with cross sectional design. Sampling technique in research is purposive sampling with samples. Data collected by using a questionnaire.the data processed by using SPSS with chi - square test, with a significance level of 95% (ɑ =0,05).Results showed that the number of respondents with good family support there were 63.4% respondents who did not delay the initiation of hemodialysis decision 61% of respondents, while respondents with less family support 36.6% of the respondents and delaying decisions initiation of hemodialysis 31,7% of respondents and p value = <0.001.Conclusion there is a meaningful relationship between family support with the initiation of hemodialysis decision. Recomendation for further is expected to be a reference for more research on family support with decision of initiation hemodialysis. Key words: Family Support, Decision of Initiation Hemodialysis, Chronic Kidneys Disease Abstrak.Inisiasi hemodialisis adalah proses dimulainya hemodialisis sebagai terapi pengganti ginjal yang dilakukan pada penderita ginjal kronik. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit yang mana dukungan keluarga ini dapat mempengaruhi keputusan inisiasi hemodialisis. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa hubungan dukungan keluarga dengan keputusan inisiasi hemodialisis pada penderita penyakit ginjal kronik di Ruang Dahlia RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou ManadoRSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional.teknik pengambilan sampelpada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan program SPSS dengan uji chi-squaredengan tingkat kemaknaan 95% (ɑ = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan jumlah responden dengan dukungan keluarga baik terdapat 26(63,4%) responden dan yang tidak menunda keputusan inisiasi hemodialisis 25 (61%) responden sedangkan responden dengan dukungan keluarga kurang 15 (36,6%) responden dan yang menunda keputusan inisiasi hemodialisis 13 (31,7%) responden dan didapatkan nilai p= < 0,001. Kesimpulan ini menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga dengan keputusan inisiasi hemodialisis. Saranuntuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadi rujukan untuk lebih banyak lagi penelitian tentang dukungan keluarga dengan keputusan inisiasi hemodialisis. Kata kunci : Dukungan Keluarga, Keputusan Inisiasi Hemodialisis, Penyakit Ginjal Kronik PENDAHULUAN Penyakit ginjal kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan 1 ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit, dan

menyebabkan uremia (retepnsi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Smeltzer & Bare, 2002). Berdasarkan Center for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 2010, lebih dari 20 juta atau 10% dari jumlah orang dewasa di Amerika Serikat mengidap penyakit ginjal kronik dan kebanyakan tidak terdiagnosis. Berdasarkan data dari Riskesdas 2013 prevalensi penyakit ginjal kronik sesuai diagnosis dokter di indonesia sebesar 0,2%. Di urutan pertama ditempati oleh Sulawesi Tengah dengan prevalensi 0,5%, di ikuti oleh Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara dengan prevalensi 0,4%. Sementara NTT, Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur masing-masing memiliki prevalensi sebesar 0,3%.Terapi pengganti ginjal yang selama ini diakui dapat meningkatkan fungsi ginjal adalah transplantasi atau cangkok ginjal, peritoneal dialisis (PD), dan hemodialisis (HD). Namun, diantara ketiga terapi tersebut, terapi yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat adalah hemodialisis (Colvy, 2010 dalam Ekantari, 2012). Hemodialisis dilaksanakan untuk menurunkan kadar ureum, kreatinin dan zat toksik yang lainnya di dalam darah. Hemodialisis masih menjadi alternatif utama terapi pengganti fungsi ginjal bagi pasien penyakit ginjal kronik karena dari segi biaya lebih murah dan risiko terjadinya perdarahan lebih rendah jika dibandingkan peritoneal dialisis (Orim, 2006).Inisiasi hemodialisis merupakan proses dimulainya hemodialisis sebagai terapi pengganti ginjal yang dilakukan pada penderita gagal ginjal dengan komplikasi edema paru, hiperkalemia dan asidosis metabolik (PERNEFRI 2003 dalam Daryani 2011). Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan inisiasi hemodialisis. Hemodialisis merupakan terapi bagi penderita penyakit ginjal kronik yang membutuhkan biaya besar, tidak cukup dalam waktu 1-2 bulan saja tetapi butuh waktu yang lama. Penderita tidak bisa melakukan terapi hemodialisis sendiri, mengantar ke pusat hemodialisis dan melakukan kontrol ke dokter. Tanpa adanya dukungan keluarga mustahil 2 program terapi hemodialisis bisa dilakukan sesuai jadwal (Sunarni, 2009). Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan keputusan inisiasi hemodialisis di ruang Dahlia RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional (potong lintang), dimana data yang menyangkut variabel bebas dan terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Setiadi, 2013). Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Dahlia RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada tanggal 28-31 desember 2015. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner yang terdiri dari kuesioner keputusan inisiasi dan kuesioner dukungan keluarga. Populasi pada penelitian ini adalah pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Ruang Dahlia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah orang pasien PGK yang menjalani HD. Kriteria Inklusi; Pasien PGK dapat membaca dan menulis, bersedia menjadi responden, mampu berkomunikasi verbal, usia maksimal 60 tahun, fungsi kognitif baik, telah menjalani hemodialisis tidak lebih dari 1 tahun. Kriteria Eksklusinya yakni; pasien tidak kooperatif dan pasien yang mengalami gangguan kesehatan dan penurunan kesadaran saat pengambilan data. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin dan umurdi Ruang Dahlia RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Jenis Kelamin n % Laki-laki Perempuan 21 20 51,2 48,8 Umur n % 20-44 Tahun 45-60 Tahun 13 28 31,7 68,3

Berdasarkan pada hasil uji statistik yang dijabarkan pada tabel diatas maka dapat disimpulkan mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki yakni berjumlah 21 orang. Menurut Sumigar (2015) dalam menjaga kesehatannya biasanya kaum perempuan yang lebih baik menjaga kesehatannya dibanding dengan laki-laki dan sebagian besar laki-laki juga suka mengkonsumsi minuman beralkohol yang dimana berdampak buruk bagi kesehatan. Menurut Sudoyo (2007) yang menjadi etiologi penyakit ginjal kronik sangat bervariasi, namun 3 penyakit yang sering menjadi penyebab penyakit ginjal kronik adalah glomerulonefritis, diabetes melitus dan hipertensi.penulis berasumsi bahwalakilakilebihbanyakmenderita penyakit ginjal kronik diakibatkan penyakit yang mendasari seperti glomerulonefritis, diabetes melitus maupun hipertensidankarenalebihbanyaklakilaki yang berpolahiduptidakbaik seperti merokok, konsumsiminum-minumankeras, obat-obatanterlarang, dan lain sebagainya.dari tabel 1 juga menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada rentang umur 45-60 tahun sebanyak 28 orang.seiring bertambahnya umur, fungsi ginjal akan menurun. Setelah umur 40 tahun, kita mulai kehilangan beberapa nefron yang merupakan saringan penting dalam ginjal. Penyakitginjalkronikmerupakanpenyakit yang gejalanyamunculsecarabertahapdanbiasanyatid akmenimbulkangejalaawal yang jelas, sehinggapenurunan fungsiginjalseringtidakdirasakan, tibatibasudahpadatahap yang sulitdiobati. Dalamhalinipenulisberpendapatbahwa halinidapatdiakibatkanpenyakit ginjal kronik yang bersifat progresiff muncul padasaatpasienmencapaiumurdimanaginjalmul aimengalamipenurunanfungsinyadapatmemper parahkerusakan yang sudahadasebelumnya. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Keluarga dan Keputusan Inisiasi Di Ruang Dahlia RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Dukungan Keluarga n % Baik Kurang 26 15 63,4 36,6 Keputusan Inisiasi HD n % Tidak Menunda 27 65,9 Menunda 14 34,1 Berdasarkan hasil penelitian ditas didapat responden penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani Hemodialisis. Responden dengan dukungan keluarga baik lebih banyak dengan jumlah 26 responden. Dukungan keluarga menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai serta dapat juga menentukan program pengobatan yang diterima (Niven, 2002).Keluarga juga memberi dukungan dan membuat keputusan mengenai perawatan keluarga yang sakit. Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa dukungan keluarga merupakan hal yang penting bagi seseorang yang sedang mengalami masalah kesehatan agar dapat memotivasi pasien tersebut dalam menjalani pengobatannya. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 2 didapatkan bahwa responden yang tidak menunda lebih banyak dengan jumlah 27 respondendalam hal ini penulis berasumsi banyaknya responden yang tidak menunda inisiasi hemodialisis berkaitan erat dengan banyanknya responden dengan dukungan keluarga yang baik dan faktor usia yang sudah tua dimana telah terjadi penurunan fungsi ginjal sehingga memperburuk kondisi responden yang mengharuskannya sesegera mungkin untuk memulai hemodialisis. Tabel 3. Hasil Analisis Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keputusan Inisiasi Hemodialisis Di Ruang Dahlia RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Dukungan Keluarga Baik Kurang Keputusan Inisiasi Total Tidak Menunda Menunda n n n 1 25 26 2,4% 61% 63,4% 13 31,7 14 34,% 2 4,9% 27 65,9% 15 36,6% % p 0,000 Berdasarkan hasil analisis, terdapat hubungan dukungan keluarga dengan keputusan inisiasi hemodialisis pada penderita penyakit ginjal kronik di Ruang Dahlia RSUP 3

Prof. DR. R. D.Kandou Manado. Hasil uji statistik dengan menggunakan chi square ( )didapatkan nilai p-value = 0,000 < α ( 0,05), dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa terdapat perbandingan yang signifikan diantara responden dengan dukungan keluarga yang baik dan kurang. Responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik dan tidak menunda keputusan inisiasi hemodialisis disebabkan oleh faktor dukungan keluarga yang baik itu sendiri sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga baik dan menunda keputusan inisiasi hemodialisis disebabkan faktor umur yang masih sangat muda yang dimana responden belum dapat membuat keputusan yang tepat akibat dari kurang matangnya psikologis dan kurang terbuka terhadap pandangan ataupun pendapat dari orang lain. Penyakit ginjal kronik merupakan penyakit yang gejalanya muncul secara bertahap dan biasanya tidak menimbulkan gejala awal yang jelas, sehingga penurunan fingsi ginjal sering tidak dirasakan, tiba-tiba sudah pada tahap yang sulit diobati (Alam S dan Hadibroto I, 2007). Sedangkan menurut Witarko (2007) apabila ginjal berfungsi tinggal 5% atau sudah tidak berfungsi sama sekali maka terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis mutlak diperlukan karena fungsi ginjal yang sudah tidak dapat kembali normal kecuali jika melakukan transplantasi ginjal. Karena keadaan inilah perlu dilakukan inisiasi hemodialisis segera mungkin. Dalam penelitian Watson (2013) yang bejudul Factors influencing choice of renal replacement therapy menunjukkan bahwa dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pemilihan terapi pengganti ginjal. Menurut McClellan (1993) menyebutkan bahwa pasien yang mendapat dukungan dari orang-orang terdekat akan membuat pasien mampu menunjukkan perilaku positif saat mengalami stress akibat didiagnosis gagal ginjal dan harus melakukan hemodialisis serta meningkatkan percaya diri pasien dalam mengambil keputusan untuk memulai hemodialisis.hasil studi di Amerika Serikat terhadap sejumlah pasien dengan penyakit ginjal kronis, didapat bahwa dukungan keluarga dapat meningkatkan kesehatan pasien yang sedang menjalani hemodialisis yang dipengaruhi oleh faktor geografis, status sosial ekonomi dan kebudayaan serta memberikan perbedaan ratarata angka kematian pada pasien penyakit ginjal kronis (Kimmel, 2001). Hasil penelitian ini sejalan dengan Daryani (2011) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga dengan keputusan inisiasi dialisis. Pada penelitian ini peneliti berasumsi bahwa masih banyaknya penderita penyakit ginjal kronik yang menunda untuk melakukan terapi pengganti ginjal maka perlu adanya upaya edukasi terhadap pasien dan keluarga bahwa pentingnya pelaksanaan hemodialisis saat setelah diiharuskan menjalani hemodialisis pada penderita penderita penyakit ginjal kronik. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan dukungan keluarga dengan keputusan inisiasi hemodialisis, maka dapat disimpulkan bahwa; dukungan keluargasebagian besar pada kategori baik, sebagian besar keputusan inisiasi hemodialisis penderita PGK pada kategori tidak menunda, serta ada hubungan dukungan keluarga dengan keputusan inisiasi hemodialisis pada penderita penyakit ginjal kronik di Ruang Dahlia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. DAFTAR PUSTAKA Alam S & Hadibroto I. (2007). Gagal Ginjal. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Center for Disease Control and Prevention,(2010). National chronic kidney disease fact sheet.(diakses 11 Oktober 2014). Daryani. T, (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan inisiasi dialysis pasien gagal gnjal tahap akhir di di RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,.(Diunduh 22 Mei 2015). 4

Depkes RI, (2013). Laporan Nasional Riskesdas2013.Http://litbag.depkes.go.id /. (Diakses tanggal 23 Mei 2015). Ekantari.F. (2012). Hubungan antara lama hemodialisis dan faktor komorbiditas dengan kematian pasien gagal ginjal kronik di RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA. Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta (Diakses Pada 01 Oktober 2015). Kimmel, P. L. (2001). Psychosocial Factors In Dialysis Patients. (Diunduh dari http://www.nature.com/ki/journal/v59/n4 /full/4492198a.html pada tanggal 11 November 2015). McClellan. (1993). Social Support and Subsequent Mortality Among Patients with End Stage Renal Disease. J.Am.Soc.Nephrol, Vol 4: 1028-1034. Orim. (2006). Prevalence of symptoms of depression among patient with chronic kidney disease. Diambil dari http://njcponline.com. Riskesdas. (2013). Laporan Nasional Riskesdas2013.Http://litbag.depkes.go.id /. (Diakses tanggal 23 Mei 2015). Sunarni. (2009). Hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalani hemodialisa pada penderita gagal ginjal kronik DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA. Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta (Diakses Pada 05 Oktober 2015). Watson. R. A. (2013). Factors influencing choice of renal replacement therapy. Berlin : Pediatric Nephrology Journal (Diakses 20 Januari 2016).Togatorop, Lina. (2011). Hubungan Peran Perawat Pelaksana Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di RSUP Haji Adam Malik Medan. Skripsi USU Medan. (Diakses Pada 12 Oktober 2015). Witarko, A Djoko. (2007). Aku Hampir Lumpuh, Buta, dan Gila. Jakarta: Puspa Swara. Setiadi. (2013). Konsep dan praktik penulisan riset keperawatan. Edisi 2. Yogyakarta : Graha Ilmu.Riskesdas. (2013). Hasil Riset Kesehatan Dasar Kementrian KesehatanRI.http://www.depkes.go.id/re sources/download/general/hasil%20risk esdas%202013.pdf (Diakses pada 26 Oktober 2015). Sumigar. G. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Irina C2 Dan C4 RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado. Jurnal Keperawatan Unsrat (Diakses pada 23 Desember 2015). Smeltzer. S.C & Bare. B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth, vol 1. Jakarta: EGC. Sudoyo. (2007). Buku ajar: Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbit FK UI. 5