I. PENDAHULUAN. buminya yang melimpah ruah serta luasnya wilayah negara ini. Kekayaan

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Mesuji. Lampung yang diresmikan secara definitif pada tanggal 13 April 2012

I. PENDAHULUAN. diaktualisasikan dalam bingkai formulasi kebijakan sosio-politis yang

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan semakin lebar. Sedangkan kesenjangan dalam kehidupan petani kecil dapat

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman

KESIMPULAN DAN SARAN. Peran Pemerintah Kabupaten Mesuji dalam upaya penegakkan Hak Asasi

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Dusun Bruno 1 a. Deskripsi Wilayah. Hasil survey ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

Bab II HAK HAK ATAS TANAH. A. Dasar Hukum Hak-Hak Atas Tanah menurut UUPA. I. Pasal pasal UUPA yang menyebutkan adanya dan macamnya hak hak atas

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tingkat pendidikan penduduk sebagai berikut : Tabel 1.1 Penduduk Desa Pekandangan Menurut Jenis Pekerjaan:

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

PERATURAN DESA PATEMON NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA SUMBER DAYA AIR DESA PATEMON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA PATEMON

BAB IV GAMBARAN UMUM

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sisobambowo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan. - sebelah Utara : Desa Iraono Geba

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dan oleh karena itu sudah semestinya pemanfaatan fungsi bumi,

PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN PERINDUSTRIAN, TRANSPORTASI, PERDAGANGAN, PARIWISATA, DAN INDUSTRI JASA

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seadanya. Seseorang dapat dikatakan berada dalam garis kemiskinan apabila

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Pematang Pasir menjadi desa definitif relatif masih baru yaitu pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri. 1 Oleh karena itu, pencaharian bertani dan berkebun, 2

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MESUJI DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU

I. PENDAHULUAN. membentuk kehidupan secara bersama-sama dan saling melengkapi antar

I. PENDAHULUAN. membawa anak didik pada tujuan pendidikan dan pada kedewasaan.

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MESUJI DI PROVINSI LAMPUNG

BAB III PELAKSANAAN PENARIKAN PERSENAN TANAH PERSILAN OLEH POLISI HUTAN DI DESA TENGGIRING KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari negara Indonesia. Baik tanah maupun sumber-sumber daya alam

BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN... TAHUN...

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beraneka ragam Suku. Salah

I. PENDAHULUAN. Buku Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ( BPKPM ) ini merupakan

BAB I PENDAHULAN. penting untuk kepentingan pembangunan perekonomian di Indonesia, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan sosial dan ruang bagi debat publik yang jauh lebih besar. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Pada zaman

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN..s/d... TAHUN..

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

2015 PERBANDINGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ANTARA PETANI PLASMA DENGAN PETANI NON PLASMA DI KECAMATAN KERUMUTAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan tidak akan berhenti meski individu

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

2015 ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. berputar menggerakkan roda perekonomian di Kabupaten Mesuji.

BAB III USAHA PENANGKAPAN IKAN LAUT DAN ZAKATNYA DI KECAMATAN PEKALONGAN UTARA. memiliki luas wilayah 77098,8297 Ha, yang terdiri dari

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB VI REFLEKSI HASIL PENDAMPINGAN BERSAMA KELOMPOK TANI

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam di sektor pertanian dan perkebunan. Adapun produksi di

2015 PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG

LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai pemenuhan hak-hak

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini peneliti akan menyajikan kesimpulan yang berkaitan dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah berlangsung sebelum legalitas hukum formal ditetapkan oleh pemerintah.

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

I. PENDAHULUAN. kalangan masyarakat. Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan bagian yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penebangan liar, penggundulan hutan, pengerukan tambang, lahan kritis,

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa. Bagian utara

Baru dapat 1,5 kilogram kotor, kata Tarsin dalam bahasa Jawa, akhir Maret lalu.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kekuasaan negara yang berkaitan dengan pengaturan tentang tanah diatur dalam

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state). Itulah konsep

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di pedesaan merupakan sebagian dari proses pembangunan nasional yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang pokok dan bersifat mendesak. Tanpa hal-hal tersebut, manusia

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok selalu terjadi, baik secara

REGULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBERIAN HAK ATAS TANAH UNTUK PERKEBUNAN

LATAR BELAKANG, TUJUAN, FUNGSI DAN SOSIALISASI PENGELOLAAN AIR PADA KELOMPOK MITRA CAI DUSUN MEKARSARI DESA NAGARATENGAH CINEAM TASIKMALAYA

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PERSEPSI BURUH BATIK TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI KELURAHAN PRINGREJO KOTA PEKALONGAN

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, hasil buminya yang melimpah ruah serta luasnya wilayah negara ini. Kekayaan alam yang dimiliki oleh negara Indonesia berbanding terbalik dengan kondisi sosial ekonomi masyarakatnya. Masyarakat Indonesia masih mengalami berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan ketertinggalan. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan rakyatnya. Pada negara-negara agraris seperti Indonesia, tanah merupakan faktor produksi yang sangat penting karena menentukan kesejahteraan hidup penduduknya. Setidaknya ada kebutuhan dasar manusia yang bergantung pada tanah. Pertama, yaitu untuk bercocok tanam, dan yang kedua adalah untuk mendirikan bangunan sebagai tempat tinggal dan menjalankan segala aktifitas untuk menunjang kehidupan. Walaupun tanah di negara-negara agraris merupakan kebutuhan dasar, tapi stuktur kepemilikan tanah di negara agraris biasanya sangat timpang. Di satu pihak ada individu atau kelompok manusia yang memiliki dan menguasai tanah secara berlebihan namun dilain pihak ada individu atau kelompok yang

2 sama sekali tidak memiliki tanah. Ketimpangan ini sering mengakibatkan permasalahan pertanahan di negara-negara agraris. Tanah dan pola pemilikannya bagi masyarakat pedesaan merupakan faktor penting bagi perkembangan kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Negara agraris yang mengalami pola pemilikan tanahnya pincang dapat dipastikan mengalami proses pembangunan yang lamban, terjadi proses pemiskinan yang berat, terjadi krisis motivasi dan kepercayaan diri untuk membangun diri mereka sendiri, hal itu dikarenakan ketimpangan pemilikan tanah. Pada bagian lain, ketimpangan pemilikan tanah yang memperlihatkan secara kontras perbedaan kehidupan makmur sebagian kecil penduduk pemilik tanah yang luas dengan mayoritas penduduk desa yang miskin merupakan potensi konflik dikarenakan kecemburuan sosial dalam masyarakat itu. Hal tersebut sulit dihindari, karena tanah merupakan aset ekonomi bagi pemiliknya. Permasalahan pertanahan yang sering terjadi di negara agraris antara lain, perebutan lahan antar penguasa tanah (tuan tanah), perebutan hak guna usaha, dan ketidakadilan pembagian hasil antara penguasa tanah dengan pekerja. Permasalahan-permasalahan tersebut sampai pada saat ini masih sering terjadi, tak terkecuali di Negara Indonesia. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh negara Indonesia hanya dinikmati oleh sekelompok orang yang mempunyai hak atas tanah, contohnya tuan tanah atau perusahaan pemegang hak guna usaha (HGU), sehingga terjadi jarak pemisah antara yang kaya dengan yang miskin. Akibat adanya kesenjangan sosial ini maka terjadilah konflik-konflik di tengah masyarakat.

3 Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang nomor 5 Tahun 1960 Undang-Undang Pokok Agraria Pasal 28 sesungguhnya hak guna usaha adalah: Pasal (1) Hak guna-usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu sebagaimana tersebut dalam pasal 29, guna perusahaan pertanian, perikanan atau peternakan. Pasal (2) Hak guna-usaha diberikan atas tanah yang luasnya paling sedikit 5 hektar, dengan ketentuan bahwa jika luasnya 25 hektar atau lebih harus memakai investasi modal yang layak dan tehnik perusahaan yang baik, sesuai dengan perkembangan zaman. Pasal (3) Hak guna-usaha dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain. Salah satu konflik perebutan lahan di tengah masyarakat yang bermula dari kesenjangan ekonomi ini terjadi di Desa Nipah kuning, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung. Kekayaan alam di wilayah ini banyak di keruk oleh perusahaan-perusahaan besar tanpa memperhatikan masyarakat setempat. Hutan adat habis ditebang dengan menggunakan izin hak guna usaha, hutan masyarakat setiap hari berkurang sehingga menyebabkan kehidupan masyarakat tiap harinya semakin terjepit. Berubahnya hutan menjadi perkebunan kelapa sawit dan hutan produksi sehingga menciptakan masyarakat menjadi dua kelas yaitu pemodal dan buruh. Kehidupan berubah bagi pemodal tetapi bagi buruh atau masyarakat disekitar perusahaan menjadi semakin sulit, orang asing bisa menikmati sumber daya alam sedangkan masyarakat disekitar perusahaan hanya sebagai buruh, kesenjangan ekonomi semakin jelas terlihat antara kaya dan miskin.

4 Kesenjangan seperti ini sangat bertentangan dengan amanat yang tercantum dalam Undang-undang nomor 5 tahun 1960 Undang-Undang Pokok Agraria Pasal 6 yang berbunyi Hasil wawancara, menurut salah seorang warga Desa Nipah Kuning, sebelum perusahaan ada, kehidupan masyarakat sangat bergantung dari hasil hutan. Salah satu hasil hutan yang menjadi tumpuan hidup adalah pohon purun yang daunnya dijadikan tikar anyaman. Pohon purun yang tumbuh subur di rawarawa benar-benar dimanfaatkan oleh para wanita di desa tersebut. Setiap hari, sambil menunggu suami pulang dari ladang atau mencari ikan, para ibu-ibu dan remaja sibuk menganyam daun pohon purun untuk dijadikan tikar. Saat ini masih ada warga yang berprofesi sebagai penganyam tikar daun purun, akan tetapi tidak sebanyak dulu. Tikar-tikar yang sudah jadi dijual ke Tulang Bawang oleh para pemborong yang datang setiap seminggu sekali. Menurut salah seorang warga, dulu setiap minggu ada pemborong yang datang mengambil tikar hasil anyamannya, bahkan tikar daun purun hasil anyaman warga desa Nipah Kuning sampai pernah dipamerkan di Jakarta, banyak yang menyukai anyaman tikar daun purun hasil buatan warga pribumi mesuji. Namun, cerita menganyam tikar daun purun sekarang sangat sulit dijumpai. Semua tanaman purun dibabat habis oleh perusahaan dan sekarang berganti menjadi perkebunan kelapa sawit. Masyarakat bukan hanya kehilangan tanaman purun yang tumbuh di rawa-rawa, akan tetapi juga kehilangan mata pencaharian lain seperti mencari ikan. Saat ini ikan sulit dicari karena banyak yang mati karena pencemaran limbah pabrik. Fasilitas air besih juga menjadi kendala berat warga, dikarenakan tercemarnya oleh limbah pabrik

5 Untuk menuju Desa Nipah Kuning sangatlah sulit, sepanjang jalan yang dilalui banyak yang berlubang, apalagi ketika musim penghujan Desa ini dapat dikatakan sebagai tempat yang terisolir. Kebanyakan warga yang ingin masuk ke desa ataupun keluar dari desa harus berfikir dua kali. Kecuali ketika ada kepentingan yang mendesak. Desa Nipah Kuning berada di Wilayah Kabupaten Mesuji yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang. Desa Nipah Kuning berbatasan langsung denagan Provinsi Sumatera Selatan yang hanya dipisahkan oleh Sungai Mesuji berjarak sekitar satu kilometer. Kehidupan di Desa Nipah Kuning ini sekilas pada umumnya sama saja dengan desa-desa yang lainnya. Akan tetapi nama desa Nipah Kuning mencuat namanya ketika menjadi sorotan masyarakat setelah laporan adanya pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh sebuah perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Kejadian ini terjadi pada tanggal 10 November 2011. Masyarakat di desa ini hidup penuh keprihatinan. Selain wilayah yang mereka yang sangat sulit dijangkau masyarakat luar karena akses jalan yang sangat sulit, fasilitas penerangan listrik belum masuk ke desa ini. Masyarakat hanya mengandalkan listrik jenset sebagai penerangan, itupun hanya hidup pukul enam sore hinnga pukul sebelas malam. Untuk menuju ke kecamatan Simpang Pematang, masyarakat harus menempuh 3-4 jam belum lagi ketika hujan. Jika ingin naik ojek harus membayar Rp 75.000 Rp 100.000.

6 Begitu sulitnya akses transportasi berpengaruh juga terhadap pendidikan bagi masyarakat setempat. Dari data yang diperoleh dari pemerintah desa setempat sebagian besar penduduk hanya lulus sampai pada tingkat sekolah dasar. Jumlah penduduk yang lulus satuan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Jumlah Penduduk yang Lulus Satuan Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Lulusan Pendidikan Umum Taman Kanank-Kanak Sekolah Dasar SMP/SLTP SMA/SLTA Akademi (D1-D3) Sarjana (S1) - Orang 150 Orang 96 Orang 64 Orang 16 Orang 11 Orang Lulusan Pendidikan Khusus Pondok Pesantren Jumlah 108 Orang 445 Orang Sumber: monografi desa Nipah Kuning tahun 2011 Dikarenakan penduduk desa Nipah Kuning hanya lulusan sekolah dasar, sebagian besar penduduk hanya bekerja sebagai buruh di perusahaan perkebunan sawit. Karena untuk dapat masuk perusahaan dengan pekerjaan yang lebih tinggi harus dari lulusan minimal tingkat sekolah menengah atas. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

7 Mata Pencaharian PNS ABRI Wiraswasta/pedagang Buruh Petani Pertukangan Pensiunan Nelayan Pemulung Jasa Jumlah Jumlah 21 Orang - Orang 64 Orang 283 Orang 42 Orang 9 Orang 15 Orang - Orang 11 Orang 445 Orang Sumber: Monografi desa Nipah Kuning tahun 2011 Hasil wawancara kepada salah seorang warga, menuturkan bahwa masyarakat berharap perusahaan dapat mengentaskan kemiskinan bukannya membuat kehidupan semakin sulit. Pada awalnya perusahaan diberi izin untuk mengelola lahan perkebunan plasma. Lahan plasma merupakan pengelolaan lahan secara kemitraan antara perusahaan dengan masyarakat. Masyarakat dijanjikan bisa mengelola lahan plasma dan diangkat menjadi karyawan. Akan tetapi semua tidak sesuai harapan. Masyarakat hanya dijadikan buruh harian lepas dengan masa kerja yang tidak menentu. Perusahaan tidak pernah memberi bantuan untuk mendirikan sekolah atau mushola, tidak pernah memberi tunjangan saat hari raya dan tidak pernah mekakukan perbaikan jalan. Perusahaan seolah acuh dengan permasalahan yang ada dalam

8 masyarakat. Semua ini membuat masyarakat menjadi semakin terpuruk dalam kemiskinan. Penderitaan warga semakin bertambah kerena sejak bulan Januari 2011 perusahaan benar-benar memberhentikan seluruh aktifitas para pekerja buruh harian lepas. Masyarakat mulai resah. Sulitnya memenuhi kebutuhan hidup karena sudah tidak mampu lagi bergantung pada hasil ikan dan menganyam tikar daun purun membuat warga nekat mengambil buah sawit dari lahan plasma yang tidak diperbolehkan oleh pihak perusahaan. Sebenarnya warga desa Nipah Kuning tidak berharap banyak pada perusahaan, warga hanya berharap lahan plasma yang mereka butuhkan atau dicabut izin hak guna usaha atas perusahaan. Ataupun diganti dengan manajemen perusahaan baru yang diharapkan mampu mensejahterakan warga desa Nipah kuning. Sampai pada saat ini hanya musyawarah yang berjalan dan belum ada titik terang penyelesaian permasalahannya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis ingin mel Pengaruh Terjadinya Konflik Perebutan Lahan Terhadap Kehidupan Masyarakat di desa Nipah Kuning, Kabupaten B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah-masalah peneliti dapat diidetifikasi sebagai berikut: 1. Konflik yang terjadi antara perusahaan dan masyarakat

9 2. Penyelasaian konflik yang tidak komprehensif 3. Hilangnya mata pencaharian masyarakat guna mencukupi kebutuhan hidup. C. Pembatasan masalah Berkaitan dengan luasnya masalah peneliti, serta supaya penelitian lebih fokus dan mendalam, maka penelitian dibatasi pada permasalahan konflik perebutan lahan terhadap kehidupan masyarakat desa Nipah Kuning Kabupaten Mesuji. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh antara konflik perebutan lahan terhadap kehidupan masyarakat desa Nipah Kuning Kabupaten Mesuji Tahun 2012? E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui ada atau tidaknya Pengaruh antara konflik perebutan lahan dengan hilangnya mata pencaharian masyarakat guna mencukupi kebutuhan hidup di desa Nipah Kuning Kabupaten Mesuji Lampung tahun 2012. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

10 Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya konsep ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dalam bidang hukum dan kemasyarakatan, persatuan dan kesatuan dalam kegiatan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. b. Kegunaan Praktis Penelitian ini sangat berguna bagi: 1. Bagi pemerintah diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan konflik perebutan lahan dalam masyarakat khususnya di desa Nipah Kuning kabupaten Mesuji Lampung. 2. Peneliti, yaitu untuk menambah wawasan kewarganegaraan dalam kehidupan masyarakat. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini masuk dalam ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan bidang kajian hukum dan kemasyarakatan yaitu mengkaji tentang permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. 2. Ruang Lingkup Subyek Subyek penelitian ini adalah masyarakat desa Nipah Kuning Kabupaten Mesuji Lampung 3. Ruang Lingkup Objek

11 objek dalam penelitian ini adalah kehidupan masyarakat warga Desa Nipah Kuning, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Mesuji Lampung. 4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitien ini dilaksanakan di Desa Nipah Kuning, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Mesuji Lampung. 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian dilakukan pada tanggal 8 September 2012 selesai pada tanggal 13 September 2012, berdasarkan Surat Izin dari Dekan FKIP UNILA Cq. Pembantu Dekan I dengan Nomor 1109/UN26/3/PL/2012 yang ditujukan kepada kepala Desa Nipah Kuning.