BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING TAHUN 2016 TENTANG ITE

dokumen-dokumen yang mirip
crime dalam bentuk phising yang pernah terjadi di Indonesia ini cukup

BAB I PENDAHULUAN. akan jaringan komputer dibutuhkan oleh siapapun dan kapanpun.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUMAN DAN MACAM- MACAM HUKUMAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM SERTA CUTI BERSYARAT

BAB IV. Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan Pengadilan Negeri. Pidana Hacker. Negeri Purwokerto No: 133/Pid.B/2012/PN.

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PIDANA CABUL KEPADA ANAK DI BAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILA N NEGERI MEDAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PENGEDARAN MATA UANG PALSU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MEMBUKA RAHASIA NEGARA SOAL UJIAN NASIONAL

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI

BAB III ANALISIS PERBANDINGAN PENGANIYAAN TERHADAP IBU HAMIL YANG MENGAKIBATKAN KEGUGURAN JANIN ANTARA HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SURAT EDARAN KAPOLRI NOMOR:SE/06/X/2015 TENTANG PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH) DI MEDIA SOSIAL

BAB IV. Perbuatan tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa dipandang. sebagai tindak kejahatan yang melanggar norma hukum.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 488/PID.B/2015/PN.SDA TENTANG PERCOBAAN PENCURIAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA PENGEDARAN SEDIAAN FARMASI TANPA IZIN EDAR

BAB IV. A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukuman Kumulatif. Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI PENGEDAR NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIA SOSIAL Oleh : Prof. Dr. H. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

I. PENDAHULUAN. dan media elektronik yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum

Pidana tanpa hak mentransmisikan Informasi Elektronik yang memiliki muatan. melakukan suatu tindak pidana pencemaran nama baik yang di media sosial

JURNAL ILMIAH TINJAUAN TENTANG CYBER CRIME YANG DIATUR DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PENGGELAPAN PAJAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Penipuan yang. Berkedok Lowongan Pekerjaan (Studi Direktori Putusan Pengadilan Negeri

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG

BAB IV. A. Analisis Hukum Pidana Islam tentang Kejahatan Korporasi Sebagaimana Diatur

BAB II KONSEP TINDAK PIDANA ISLAM

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAKAN MENGEMIS DI MUKA UMUM. A. Analisis terhadap Sanksi Hukum Bagi Pengemis Menurut Pasal 504

BAB II. Regulasi penerbangan yang lama yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun. itu harus mendasarkan pada ketentuan Pasal 102 ayat (1) KUHAP yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi dapat diakses kapan saja dan dimana saja, sehingga penyebaran. informasi dapat berjalan cepat dan tidak mengenal jarak.

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HUKUM HAKIM DAN FIQIH JINAYAH DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LAMONGAN NO:164/PID.B/ 2013/PN

BAB IV KOMPARASI HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM MENGENAI HUKUMAN PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

JURNAL ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menempuh Sidang Ujian Sarjana dan meraih gelar Sarjana Hukum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

BAB IV ANALISIS PENETAPAN SANKSI TERHADAP TINDAK PIDANA PEMERASAN MELALUI INFORMASI ELEKTRONIK

Dalam memeriksa putusan pengadilan paling tidak harus berisikan. tentang isi dan sistematika putusan yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu:

BAB IV. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Remisi Kepada Pelaku Tindak Pidana. Korupsi

BAB I PENDAHULUAN. dengan Internet dalam segala bidang seperti e-banking, e-commerce, e-government,eeducation

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PROBOLINGGO NO. 179/PID.B/PN.PBL TENTANG TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING

POIN PENTING DALAM UU ITE

Pelanggaran terhadap nilai-nilai kesopanan yang terjadi dalam suatu. masyarakat, serta menjadikan anak-anak sebagai obyek seksualnya merupakan

A. Analisis Terhadap Tinjauan Aborsi Menurut PP. Nomor 61 Tahun Menurut ketentuan yang ada dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI HUKUM TENTANG KEJAHATAN TERHDAP ASAL-USUL PERNIKHAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP)

Tindak pidana perampasan kemerdekaan orang lain atas dasar. keduanya, diantaranya persamaan-persamaan itu adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN BAGI RESIDIVIS PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PERJUDIAN TOGEL MELALUI MEDIA INTERNET

I. PENDAHULUAN. nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI TERHADAP TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM CIANIDA

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

POLITIK HUKUM PEMERINTAH DALAM PENYUSUNAN RUU KUHP. Prof. Dr. Enny Nurbaningsih, S.H.,M.Hum. Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mudah, sehingga menjadi gaya hidup (lifestyle) bagi masyarakat di seluruh

MELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Perbuatan yang Termasuk dalam Tindak Pidana. Hukum pidana dalam arti objektif atau ius poenale yaitu sejumlah peraturan yang

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NOMOR : 61 / PID. B / 2005 / PN. SMG TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI

KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI JARINGAN INTERNET MELALUI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE

CYBER LAW & CYBER CRIME

I. PENDAHULUAN. hukum tentang kejahatan yang berkaitan dengan komputer ( computer

ANALISIS KASUS CYBERCRIME YANG TERPUBLIKASI MEDIA KASUS PENANGKAPAN WNA YANG DIDUGA KELOMPOK CYBERCRIME INTERNASIONAL

Seminar Nasional IT Ethics, Regulation & Cyber Law III

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

REVISI UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE) STOP SPREADING FAKE NEWS, STOP THE [1] RUMOURS, STOP HOAX

BAB 1V ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI MEULABOH DALAM PUTUSAN NO.

Oleh: R.Caesalino Wahyu Putra IGN.Parikesit Widiatedja Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

BAB I PENDAHULUAN. Internet memberikan banyak manfaat bagi penggunanya, meskipun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambaran Peristiwa Tindak Pidana Pencurian Oleh Penderita

BAB I PENDAHULUAN. macam informasi melalui dunia cyber sehingga terjadinya fenomena kejahatan di

BAB III PENCURIAN DALAM HUKUM PIDANA. A. Pengertian Pidana, Hukum Pidana, dan Bentuk-bentuk Pidana

BAB II PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PORNOGRAFI DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA SEBELUM LAHIRNYA UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI

2016, No c. bahwa Presiden telah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG TINDAK PIDANA PELAYARAN DI INDONESIA. A. Pengaturan Tindak Pidana Pelayaran Di Dalam KUHP

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232]

BAB IV. A. Analisis Penerapan Sanksi Pidana Pencemaran Nama Baik Menurut Pasal 27 (3) Jo.Pasal 45 (1) Uu No.11 Thn.

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISA HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN YANG DILAKUKAN OLEH DUKUN PENGGANDAAN UANG


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM. 1. Pengertian Tindak Pidana Menurut Hukum Pidana Islam

BAB IV. A. Analisis Terhadap Penambahan 1/3 Hukuman dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No. 21 Tahun 2007

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMIDANAAN SERTA POLITIK HUKUM PIDANA DALAM KUHP/RKUHP DAN PERBANDINGAN DENGAN ISLAM

Perbuatan yang Dilarang dan Ketentuan Pidana UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING SEBAGAI KEJAHATAN SIBER (CYBERCRIME) MENURUT UU NO. 19 TAHUN 2016 TENTANG ITE A. Analisis Sanksi Cyberbullying Menurut UU No. 19 Tahun 2016 Tentang ITE Perkembangan teknologi yang pesat didorong dengan kemajuan masyarakat dalam memberikan ekpresinya melalui dunia internet tidak lepas juga dari tindak kejahatan. Pada kenyataan yang ada, tidak terlihat nyata korban dari kejahatan cyber dibandingkan dengan korban dari kejahatan konvensional. Semua kejahatan pasti menimbulkan korban, suatu perbuatan tertentu dikatakatan jahat karena seseorang dianggap telah menjadi korban, termasuk tentunya korban kejahatan cyber yang meliputi orangperorangan, kelompok orang atau badan yang telah menderita atau korban akibat dari kegiatan ilegal. Kerugian itu bisa secara fisik, psikologis, atau ekonomi. Seperti halnya dalam kasus cyberbullying, sebuah kejahatan baru yang mucul seiring dengan berkembangnya teknologi ini perlu ditangani dengan serius. Kejahatan seperti ini membahayakan bagi korban karena serangan verbal yang dilakukan oleh pelaku cyberbullying secara terus 76

77 menerus membuat korban mengalami gangguan psikis, frustasi, enggan bersosialisasi, bahkan bunuh diri. Cyberbullying dikategorikan sebagai kejahatan siber karena alat dan media yang digunakannya. Yakni memanfaatkan jaringan internet dan alat informasi sepeti komputer dan telepon seluler. Ketentuan cyberbullying dalam KUHP tidak ada, akan tetapi KUHP mengatur pasal mengenai pengancaman dan penghinaan. Terlepas dari itu Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 telah mengatur ketentuan mengenai pengancaman dan penghinaan yang dilakukan dengan media elektronik. Ini merupakan pengaturan khusus dari KUHP sebagaimana asas hukum lex spesialis derogate legi lex generalis. Kasus Sonia Depari, karena perbuatannya yang mengaku sebagai anak Jendral. Sonia Depari mengalami cyberbullying dan serangan-serangan lain yang mengancam, mengusik dan mengolok-ngolok remaja cantik ini. Hingga begitu banyaknya pelaku yang melakukan cyberbullying kepada Sonia Depari ini membuat Ayahnya meninggal dunia karena serangan jantung melihat anaknya diperolok-olok dan dihina di internet. Selain kasus Sonia depari ada juga kasus cyberbullying yang dibawa hingga ke ranah hukum, @triomacan2000, yaitu akun kasus yang yang setiap menimpa harinya admin twitter memposting dan menyebarkan hinaan serta fitnah ini harus berurusan dengan hukum, dan terancam dengan pasal 29 jo Pasal 45ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

78 Akun @triomacan2000 setiap harinya memposting gambar dan tulisan melalui twitter ini dikategorikan sebagai cyberbullying jenis cyberstalking. Cyberbullying dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik memiliki ketentuan yang tertulis dalam Pasal 29 yang berbunyi setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi. Dan Pasal 29 ini mempunyai sanski pidana sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 45B Undang-Undang ITE, yang berbunyi Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dipidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 750.000.000,00. (tujuh ratus lima puluh juta). Unsur pada Pasal 29 yaitu ancaman kekerasan dan menakut-nakuti yang mengakibatkan kekerasan fisik, psikis dan/atau kerugian materiil. Pengancaman ini berupa pencemaran dan pada kenyataan yang ada cyberbullyinng yang terjadi memuat unsur pengancaman dan pencemaran. Sanksi hukuman yang diterima oleh pelaku cyberbullying dalam Pasal tersebut relevan dengan apa yang dilakukan. Mengingat perbuatan atau kejahatan yang dilakukan oleh pelaku cyberbullying yang membuat korban mengalami tekanan, stres, bahkan bunuh diri.

79 B. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Cyberbullying dalam UU No. 19 Tahun 2016 Tentang ITE Cyberbullying merupakan suatu tindak kejahatan intimidasi dan mengancam dengan cara memperolok-olok secara terus menerus hingga korban merasa terancam dan tersudutkan. Perbuatan seperti ini dilarang dalam Islam. Mengingat Islam mensyariatkan adanya hukuman ( uqūbāh) sebagai salah satu tindakan yang diberikan sebagai pembalasan atas perbuatan yang melanggar ketentuan syariat, dengan tujuan untuk memelihara ketertiban dan kepentingan masyarakat, sekaligus juga untuk melindungi kepentingan individu. Cyberbullying merupakan tindak pidana atau jarimah bila dilihat dari unsur-unsur yang harus dipenuhi yaitu: 1. Unsur formil, dalam hal ini cyberbullying tidak ada nas yang mengatur baik dari Alquran maupun hadis, akan tetapi diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam hukum pidana Islam dijelaskan bahwa suatu perbuatan maksiat yang tidak dikenakan had maupun kafarat dikenakan hukuman takzir. Oleh karena itu, cyberbullying dikenakan hukuman takzir karena tidak ada nas yang menjelaskan baik di Alquran maupun hadis dan merupakan perbuatan maksiat yang berupa pengancaman dan/atau intimidasi yang merugikan korban.

80 2. Unsur materiil (rukn al-ma>di>), perbuatan yang dilakukan dalam cyberbullying yaitu dengan sengaja mengancam dan mengintimidasi korban dengan mengirim pesan teks atau gambar yang dimuat di dunia maya dengan cara berulang-ulang. 3. Unsur moril (rukn adabi>), pelaku cyberbullying adalah orang yang cakap hukum (mukalaf) karena mampu memanfaatkan teknologi. Jarimah takzir secara etimologis berarti menolak atau mencegah. Sementara pengertian terminologi takzir adalah bentuk hukuman yang tidak disebutkan ketentuan kadar hukumannya oleh syarak dan menjadi kekuasaan penguasa atau hakim. Jarimah takzir apabila dilihat dari hak yang dilanggar dibagi menjadi dua, yaitu jarimah takzir yang menyinggung hak Allah dan jarimah takzir yang menyinggung hak individu. Jarimah takzir yang menyinggung hak Allah yaitu perbuatan yang berkaitan dengan kemaslahatan umum. Seperti membuat kerusakan di muka bumi, perampokan, penyulundupan, perzinan dan tidak taat pada ulil amri. Sedangkan jarimah takzir yang menyinggung hak individu yaitu setiap perbuatan yang mengakibatkan kerugian pada orang tertentu atau segala sesuatu yang mengancam kemaslahatan bagi seorang manusia, seperti tidak membayar utang dan penghinaan. Cyberbullying jika ditinjau dari hak yang dilanggar termasuk jarimah takzir yang menyinggung hak individu, karena merupakan kejahatan yang mengganggu kemaslahatan seorang manusia.

81 Cyberbullying merupakan kejahatan karena perbuatannya yang merugikan korban baik secara fisik maupun psikis. Dalam Islam perbuatan tersebut dikatakan perbuatan maksiat, yaitu meninggalkan perbuatan yang diwajibkan dan melakuakan perbuatan yang dilarang. Adapun cyberbullying jika ditinjau segi dasar hukum (penetapannya), maka kejahatan ini masuk dalam jarimah takzir yang baik jenis maupun sanksinya belum ditentukan oleh syarak, karena cyberbullying merupakan kejahatan dalam bentuk intimidasi dan pengancaman melalui dunia siber yang tidak akan lepas dari hukuman, sehingga penetapan hukuman kejahatan cyberbullying sepenuhnya diserahkan kepada ulil amri. Cyberbullying sebagai suatu tindak kejahatan siber (cybercrime) merupakan bentuk kejahatan konvensional yang dilakukan melalui dunia internet. Kejahatan siber masuk dalam ranah jarimah takzir sebab pada zaman Rasulullah belum ditemukan teknologi komputer dan internet sebagai alat dalam melakukan keajahatan tersebut. Maka dari itu tidak ada satu ayat atau hadis yang menyebutkan secara jelas mengenai eksistensi kejahatansiber seperti kasus cyberbullying. Tujuan dari takzir atau sanksi takzir adalah bersifat preventif (pencegahan), represif (diharapkan dapat memberi dampak positif bagi pelaku), kuratif (diharapkan mampu membawa perbaikan sikap dan perilaku pelaku dikemudian hari) dan edukatif (memberikan pengajaran

82 dan pendidikan sehingga diharapkan dapat memperbaiki pola hidup pelaku).1 Adapun macam-macam hukuman takzir cukup beragam, diantaranya adalah: 1. Sanksi takzir yang mengenai badan, hukuman yang terpenting dalam hal ini adalah hukuman mati dan jilid. 2. Sanksi takzir yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang, sanksi yang terpenting dalam hal ini adalah penjara dengan berbagai macamnya dan pengasingan. 3. Takzir yang berkaitan dengan harta, dalam hal ini yang terpenting diantaranya adalah denda, penyitaan/perampasan dan penghancuran barang. 4. Sanksi-sanksi lain yang ditentukan oleh ulil amri demi kemaslahatan umum. Adapun perbuatan cyberbullying ini termasuk jarimah dalam takzir, maka hukuman bagi pelaku cyberbullying ditentukan oleh ulil amri (pemerintah). Di Indonesia memiliki Undang-Undang nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dalam hukum pidana Islam, hukuman penjara ini dapat merupakan hukuman pokok dan bisa juga sebagai hukuman tambahan dalam takzir 1 M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqih Jinayah, (Jakarta: AMZAH, 2013), 146.

83 yakni apabila hukuman pokok yang berupa jilid tidak membawa dampak bagi terhukum.2 Adapun tentang lamanya penjara dalam hukum pidana Islam para ulama berbeda pendapat. Sebagian ulama berpendapat bahwa lamanya penjara adalah dua atau tiga bulan dan sebagian yang lain berpendapat diserahkan pada hakim.3 Sedangkan hukuman penjara seumur hidup adalah hukuman penjara untuk kejahatan-kejahatan yang sangat berbahaya, seperti pembunuhan yang terlepas dari sanksi kisas. Sedangkan hukuman penjara yang dibatasi sampai terhukum beryobat sesungguhnya mengandung pendidikan, sama halnya dengan Lembaga Pemasyarakatan saat ini, yang menerapkan adanya remisi bagi terhukum yang terbukti bahwa telah bertobat dan tidak akan mengulangi lagi. Seseorang dianggap bertobat menurut ulama apabila ia melihat tanda-tanda perbaikan perilaku dan tingkahnya, karena tobat dalam hati itu tidak dapat diamat. Untuk itu sanksi hukuman dalam Pasal 29 jo Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik telah sesuai dengan hukum pidana Islam, karena dalam hukum pidana Islam. Karena dalam hukum pidana Islam pihak yang berwenang memberlakukan hukuman takzir adalah ulil amri atau pemerintah, dan 2 3 M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah..., 153. M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: AMZAH, 2016), 100.

84 juga tindak pidana cyberbullying telah memenuhi unsur-unsur yang ada dalam jarimah takzir.