BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang serasi dan jika kemudian setiap wanita, yang ingin tampil menarik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu instansi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

untuk memperbaiki penampilan dari kekurangan kekurangan yang ada ke arah

BAB I PENDAHULUAN. ingin menjaga kecantikannya baik dari dalam atau pun dari luar. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia, pemerintah. pembangunan pendidikan, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

yang memiliki Visi dan Misi yang berisikan ; Visi : mewujudkan SMK Negeri 8

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan yang lebih baik. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan halhal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu aspek penting bagi bangsa. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan setiap individu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menata rambut terkhusus pada waktu waktu tertentu, dan dengan model-model

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kaum wanita. Salah satu faktor pendukung berkembangnya. Dengan semakin berkembangnya dunia mode rambut yang sangat maju

BAB I PENDAHULUAN. Dunia kecantikan saat ini sangat berkembang, baik kecantikan rambut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. wajah,mata,bibir,hidung,dagu dan alis diyakini sebagai cerminan pribadi dan hati seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. good governance SMK sebagai pusat pembudayaan kompetensi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berpengetahuan, serta manusia terdidik (Hamzah, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan formal di sekolah memiliki peranan penting dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMK Negeri 1 Beringin merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan perubahan perubahan yang terjadi dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. bercitarasa tinggi, serta teknik penyajiannya yang benar. Dan Sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. ini sanggul tersebut hanya dapat ditemui pada saat-saat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang akan diciptakan. Desain busana erat hubungannya dengan mode (fashion).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seni peran mengalami perkembangan yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa terletak sepenuhnya pada kemampuan anak didik dalam mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian tertentu kepada individu-individu guna mengembangkan bakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Setiap jenjang pendidikan formal memiliki tujuan yang berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang. Maju tidaknya pendidikan dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. dan teknologi (IPTEK), dunia pendidikan dituntut untuk meningkatkan mutu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di era globalisasi seperti saat ini. (Rudiono, 2010)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus bangsa. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional dalam menciptakan sumber daya manusia karena pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri seperti afektif, kognitif, dan psikomotor yang berkembang secara optimal. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah tolak ukur kemajuan suatu Negara, tidak ada seorang manusia pun yang dapat hidup secara sempurna tanpa melalui proses pendidikan. Perkembangan pendidikan saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu bentuk kebutuhan perkembangan pendidikan untuk mensukseskan pembangunan adalah sekolah kejuruan, dimana sekolah tersebut menuntut siswa untuk memiliki skill ataupun keahlian yang dimulai dari dasar sampai mereka mahir menurut bidang kemampuan yang diberikan selama pendidikan berlangsung. Era globalisasi menuntut kualitas sumber daya manusia yang kreatif, tangguh dan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif 1

2 mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah sebagai suatu instansi atau lembaga pendidikan merupakan sarana untuk melaksanakan pelayanan belajar dan proses pendidikan. Sekolah bukan hanya dijadikan sebagai tempat berkumpul antara guru dan peserta didik, melainkan sebagai suatu sistem yang sangat kompleks dan dinamis dan sebagai wadah tempat proses pendidikan dilakukan. Lebih dari itu kegiatan inti dari sekolah adalah mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) yang diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas, sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Lulusan sekolah diharapkan dapat memberi kontribusi yang signifikan kepada pembangunan bangsa. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang diprogramkan oleh pemerintah untuk mempersiapkan peserta didik agar lebih siap memasuki lapangan kerja dan dapat mengembangkan sikap profesional dibidangnya masing-masing. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) secara umum mengacu pada isi Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. SMK Negeri 1 Lubuk Pakam merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki Visi dan Misi yang berisikan ; Visi : mewujudkan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam sebagai lembaga diklat yang unggul dalam menghasilkan

3 tamatan dibidang keahlian Tata Kecantikan Rambut dan Akomodasi Perhotelan Berstandar Internasional dan mampu bersaing dipasar global, selanjutnya dengan Misi: menyiapkan SDM terampil, kreatif, bertanggungjawab dan berwawasan luas sesuai bidang keahliannya dan beriorentasi mutu disegala bidangnya, mengembangkan iklim belajar dan bekerja yang kondusif, kompetitif dengan memberdayakan potensi sekolah : guru, siswa dan masyarakat yang dilandasi oleh keimanan, kejujuran dan kedisiplinan. SMK Negeri I Lubuk Pakam adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang memiiki program keahlian Tata Rias. Secara khusus tujuan program keahlian Tata Rias adalah membekali peserta didik dengan keterampilan pengetahuan, dan sikap agar kompeten: a). Memilih penataan yang sesuai, dan melakukan perawatan rambut sesuai prosedur, b). Memilih dan menyesuaikan bentuk pola penataan (asimetris, simetris, puncak, belakang. Dan depan), terhadap bentuk wajah, c). Menentukan dan menyesuaikan makeup dan pola penataan pada malam, siang, dan pagi, d). Membedakan dalam teknik penataan rambut dengan sasakan dan penataan rambut tanpa sasakan, e). Mengelola usaha bidang tatarias. Untuk mencapai tujuan tersebut maka siswa diberikan berbagai kemampuan yang disusun dan dirancang secara terarah dan sistematis. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dan mengalami kemajuan pesat mempengaruhi setiap sisi kehidupan, salah satunya adalah bidang kecantikan. Salah satu kecantikan wanita adalah keindahan rambut yang dianggap masyarakat luas sebagai mahkota perempuan, dan rambut yang sehat adalah modal utama untuk penampilan diri yang baik dan rambut

4 merupakan aset terpenting dalam kecantikan dan keindahan. Menurut Sari (2011), rambut adalah mahkota/penghias dikepala. Menurut Chitrawati (1987), mengemukakan bahwa rambut sehat akan sangat mudah diatur dan ditata sehingga selalu cemerlang dan indah. Menurut Rostamailis (2008), penataan dapat dibedakan menjadi dua arti yaitu dalam arti luas dan arti sempit. Penataan arti yang luas meliputi semua tahap mulai dari penyampoan, pemangkasan, pengeritingan, dan pewarnaan, pelurusan, pratata, dan penataan itu sendiri. Adapun penataan dalam arti sempit adalah tindakan memperindah bentuk rambut sebagai tahap akhir dari penataan arti luas, tindakan tersebut merupakan bisa penyisiran dan penyanggulan. Penataan kepang merupakan satu bentuk penataan dalam arti sempit, dimana dalam penataan ini banyak faktor-faktor yang mempengaruhi seperti faktor inter dan faktor ekstern. Dalam penataan kepang ini kita mengenal bentuk penataan yaitu penataan tanpa menggunakan sasakan. Penataan rambut tanpa sasakan adalah penataan rambut yang tidak menggunakan sasakan. Penataan ini dapat dibuat dengan berbagai macam bentuk, yaitu penataan Kepang. Menurut Ade (2014), kepang adalah rambut yang dibagi menjadi 3 bagian rambut kiri, tengah, dan kanan disilang dan dijadikan satu bagian tatanan rambut agar terlihat cantik dan menarik. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penataan kepang adalah suatu tindakan yang berupa pengaturan terhadap rambut yang melibatkan suatu proses kegiatan dari awal penataan sampai akhir penataan rambut. Peranan rambut bagi penampilan begitu besar, maka rambut sering menjadi objek bagi pelaku, mulai dari menentukan penataan teknik kepang

5 kedalam (kepang datar), menentukan pola penataaan kepang (asimetris, simetris, puncak, belakang, dan depan), dilihat dari keketatan, keseimbangan, kepadatan rambut dalam penyilangan antara rambut kiri, tengah, dan kanan, serta kerapian. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Penulis pada tanggal 13 November 2014 wawancara dengan juru bidang studi ibu Finny Pandia S.Pd Jurusan Tata Rias SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, jalan Galang SMK Negeri I. (Hasil wawancara pada lampiran I) menerangkan bahwa pada tahun ini jumlah siswa jurusan tatarias ada 36 siswa. Materi mata pelajaran yang aplikasinya disertai praktek, salah satu bidang studi penataan sanggul tanpa sasak untuk mengetahui teknik kepang, salah satu dari teknik kepang yaitu penataan teknik kepang kedalam (kepang datar) pola Asimetris. Beberapa masalah yang dihadapi siswa misalnya, pada saat praktek penataan teknik kepang kedalam (kepang datar) pola asimetris, yaitu menuntut siswa untuk kedalam (kepang datar) pola asimetris melakukan penataan teknik rapi. Siswa yang masih kurang menguasai penataan teknik kepang kedalam (kepang datar) pola asimetris, akan kesulitan langkah-langkah penataan teknik penataan kepang kedalam (kepang datar) pola asimetris sesuai dengan teknik yang baik, hal ini dikarenakan siswa melakukan praktek penataan teknik kepang kedalam (kepang datar) pola asimetris tidak sesuai dengan desain arah rambut pola asimetris yang telah ditentukan guru bidang studi, serta kurang menguasai keketatan, dan kepadatan rambut, serta kurang teliti dalam kerapian, dan siswa juga kurang dalam ketepatan waktu yang telah diberikan atau ditentukan guru bidang studi.

6 Hal ini menyebakan target pembelajaran tidak tercapai, sebagaimana tersusun dalam rancangan pembelajaran sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditentukan di SMK Negeri I Lubuk Pakam yaitu 75. Berikut ini merupakan data nilai yang diperoleh pada 3 tahun terakhir adalah: Tabel 1. Perolehan Nilai Hasil Peraktek Penataan Teknik Kepang Kedalam (kepang datar) Pola Asimetris Siswa Kelas X Jurusan Tata Rias Rambut No Tahun Jumlah Nilai SIswa Nilai A Nilai B Nilai C Nilai D (90-100) (80-89) (75-79) (<75) jumlah % jumlah % jumlah % jumlah % 1. Tahun 36 7 19,4 6 16,6 15 41,6 8 22,2 2013/2014 2. 2014/2015 36 5 13,8 5 13,8 19 52,7 7 19,4 3. 2015/2016 36 3 8,3 5 13,8 18 50 10 27,7 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata siswa selama dua tahun terakhir memperoleh nilai dibawah standar ketuntasan, dapat dilihat dari tabel praktek penataan teknik kepang kedalam (kepang datar). Pada tahun ajaran 2013/2014, yaitu 22,2%. Pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu 19,4%. Pada tahun ajaran 2015/2016, yaitu 27,7%. Berdasarkan data tersebut terlihat adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, diharapakan agara peserta

7 didik dapat menguasai penataan sanggul tanpa sasak, penataan teknik kepang dalam (kepang datar), pola asimetris. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Analisis Hasil Praktek Teknik Pola Penataan Kepang Pada Mata Pelajaran Penataan Sanggul Tanpa Sasak Siswa Kelas X Tata Kecantikan Rambut di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka indetifikasi masalah dalam penelitian ini adalah siswa rendahnya hasil praktek penataan teknik kepang kedalam (kepang datar) pola asimetris, siswa tersebut tidak menguasai tentang teknik penataan hal ini dikarenakan siswa sangat sulit membedakan penataan rambut dengan sasakan dan penataan rambut tanpa sasakan sehingga hasilnya tidak rapi dan tidak sesuai dengan penataan yang telah diminta model. Siswa kurang menguasai bagaimana teknik penataan kepang salah satunya kepang kedalam (kepang datar) hal ini dikarenakan siswa tidak sesuai dengan teknik kepang, sehingga hasil dari penataan teknik kepang kedalam (kepang datar). Siswa kurang memahami dalam menentukan menentukan desaian arah rambut letak rambut tatanan kepang kedalam pada pola asimetris, hal ini dikarenakan siswa sangat sulit dalam partingan rambut kearah pola asimetris, serta banyaknya beberapa helai rambut yang akan disilangkan antara rambut kiri, tengah, dan rambut kanan dalam proses kepang kearah pola asimetris, sehingga hasilnya tidak sesuai sama ratanya dalam proses pengambilan beberapa helai rambut antara rambut kiri, tengah, dan kanan. Siswa kurang menguasai keketatan, dan kepadatan rambut, sehingga hasil dalam penataan teknik kepang kedalam (kepang datar) pola asimetris tidak sama seimbangan kepadatan,, dan tidak sama seimbang kepadatan dalam penyilangan antara rambut kiri, tengah, dan kanan. Siswa kurang menguasai kerapian dalam melakukan teknik kepang kedalam (kepang datar), hal ini dikarenakan siswa sangat sulit menjepit rambut dengan jepit lidi, sehingga terlihat jelas jepit lidi dalam proses penataan teknik kepang

9 kedalam (kepang datar) pola asimetris. Siswa kurang menguasai ketepatan waktu dalam melakukan proses penataan teknik kepang kedalam (kepang datar), hal ini dikarenakan kesulitan dalam penyilangan antara rambut kiri, tengah, dan kanan, sehingga hasil penataan teknik kepang kedalam (kepang datar) pola asimetris diulang dari awal sampai memakan waktu yang telah ditentukan guru bidang studi. C. Pembatasan Masalah Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah serta mengingat kemampuan penulis yang terbatas, maka perlu diadakan pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis hasil praktek penataan teknik kepang kedalam (kepang datar) pola asimetris pada mata pelajaran penataan sanggul tanpa sasak siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam 2. Hasil praktek penataan kepang kedalam (kepang datar) sesuai dengan arah rambut pola asimetris pada siswa kelas X jurusan tata rias SMK Negeri 1 Lubuk Pakam 3. Hasil praktek keketatan dan kepadatan rambut penataan teknik kepang kedalam (kepang datar) pola asimetris pada siswa kelas X jurusan tata rias SMK Negeri 1 Lubuk Pakam 4. Hasil praktek kerapian penataan teknik kepang kedalam (kepang datar) pola asimetris pada siswa kelas X jurusan tata rias SMK Negeri 1 Lubuk Pakam

10 5. Hasil praktek waktu penataan teknik kepang kedalam (kepang datar) pola asimetris pada siswa kelas X jurusan tata rias SMK Negeri 1 Lubuk Pakam D. Rumusan Masalah 1. Analisis hasil praktek penataan teknik kepang kedalam (kepang datar) pola asimetris pada mata pelajaran penataan sanggul tanpa sasak siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. E. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam peneliti ini adalah: 1. Untuk mengetahui Analisis hasil praktek penataan teknik kepang kedalam (kepang datar) pola asimetris pada mata pelajaran penataan sanggul tanpa sasak siswa kelas X SMK Negeri 1 Lubuk Pakam. F. Manfaat Penelitian Dari hasil peneliti yang dilaksanakan, diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis dan praktis. Adapun manfaat dari peneliti ini adalah 1. Sebagai bahan informasi bagi siswa tata rias SMK, bahwa pentingnya meningkatkan pengetahuan penataan teknik kepang kedalam (kepang datar) pola asimetris.

11 2. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa meneliti bidang pendidikan khususnya guru tata kecantikan rambut dalam rangka meningkatkan kompetensi serta mempercepat studi. 3. Sebagai bahan masukan, sumbangan pikiran dan referensi ilmiah bagi peneliti-peneliti yang ada relevansinya dikemudian hari. 4. Sebagai syarat menyelesaikan program Sarjana Pendidikan di Jurusan PKK Fakultas Teknik UNIMED