problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan model Pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data). Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. direncanakan terdiri dari dua siklus. Dalam Arikunto, Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas ini adalah mulai bulan November Negeri 1 Pajerukan. Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan

BAB III RENCANA PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran TIK di MTs Al-

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini memungkinkan peneliti melakukan beberapa tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan ini dilakukan tehadap sejumlah siswa dalam satu kelas. Penelitian tindakan bertujuan untuk memberikan kontribusi langsung pada problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada tujuan-tujuan ilmu sosial dengan turut berkolaborasi (bersama masyarakat, penj.) dalam kerangka etis yang dipelajari, tujuannya untuk mencapai peningkatan hasil dari kegiatan pembelajaran ke arah yang lebih baik. Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) : Penelitian tindakan merupakan salah satu bentuk penyelidikan refleksi-diri yang dilaksanakan oleh para partisipan dalam situasisitusi sosial (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dalam (a) praktik-praktik sosial dan pendidikan mereka sendiri, (b) pemahaman mereka tentang praktik ini, dan (c) situasi-situsi yang melingkupi praktik-prkti tersebut. Penelitian ini akan benar-benar memberdayakan jika oleh para partisipan secara kolaboratif, meskipun ia juga tak jarang dilaksanakan oleh individu-individu, dan terkadang bekerjasama dengan orang luar. Dalam pendidikan, penelitian tindakan dilaksanakan sebagai usaha pengembangan kurikulum berbasis sekolah, pengembangan profesional, progam-program pengembangan sekolah, pengembangan kebijakan da perencanaan (Miftahul Huda, 2015:5). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil dan pemahaman siswa dengan menerapkan model pembelajaran generatif dalam pembelajaran PPMO. Penelitian ini dilakukan secara partisipatif, artinya 47

peneliti dengan dibantu rekan secara langsung terlibat dalam penelitian yang bertindak sevagai observer (pengamat) dalam penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart. Adapun model penelitian tindakan kelas yang bersifat spriral tersebut digambarkan dengan jelas oleh Hopkins (1985) sebagai berikut: Plan Keterangan : 1. Planning (perencanaan) 2. Action Reflective Action/ observation (pelaksanaan tindakan) 3. Observation (pengamatan) 4. Reflective (refleksi) Reflective Action/ observation Revised Plan Revised Plan Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh Hopkins (Sumber: Masnur Muslich, 2013:43) 48

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection) dalam suatu spiral yang saling terkait (Miftahul Huda, 2015:48). Secara rinci langkah-langkah dalam setiap siklus dijabarkan sebagai berikut : 1. Rancangan Penelitian Siklus Pertama a. Perencanaan (planning) Adapun kegiatan perencanaan meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1) Menyusun peta kompetensi keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dipadukan berdasarkan tema. 2) Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan model Pembelajaran Generatif. Silabus dan RPP ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. 3) Menyusun dan mempersiapkan instrumen tes untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru yang bersangkutan. 4) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan terhadap keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Generatif. 49

5) Menyususn angket untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model Pembelajaran Generatif pada pembelajaran PPMO. b. Tindakan (action) Pada tahap ini, setelah dilakukan perencanaan secara memadai dan penyusunan perangkat yang akan digunakan, selanjutnya dilaksanakan tindakan dengan penerapan model Pembelajaran Generatif pada pembelajaran PPMO. Pada tahap tindakan ini guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan oleh peneliti sebelumnya, yaitu Pembelajaran Generatif pada pembelajaran PPMO. c. Pengamatan (observation) Observasi dilakukan dengan menggunakan model observasi terstruktur. Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dilaksanakan untuk mengamati setiap proses dan perkembangan yang terjadi pada siswa. Observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat. Adapun observasinya ditunjukan kepada : 1) Guru dalam proses pembelajaran, mulai dari pembukaan, kegiatan inti sampai dengan penutup. 2) Siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dilihat sejauh mana aktivitas belajar siswa saat menggunakan metode Pembelajaran Generatif. 50

Pada proses ini peneliti harus mengundang orang lain sebagai pendamping peneliti atau observer dan menilai keterlaksanaan dari pembelajaran tersebut. d. Refleksi (reflection) Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar observasi. Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan yang dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian pembelajaran dari siklus pertama sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Pada dasarnya pada tahap ini peneliti mengevaluasi keberhasil dari model pembelajaran yang dipakai kemudian mengidentifikasi beberapa masalah yng nantinya dijadikan dasar untuk membuat rencana tindakan baru atau siklus selanjutnya (Miftahul Huda, 2015:48). 2. Rancangan Penelitian Siklus Kedua Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus pertama. Selain itu juga pada tahap ini terdapat perbaikan tindakan dan mengganti beberapa tindakan yang gagal dengan tindakan baru yang relevan. Tahapan pada siklus kedua identik dengan siklus pertama yaitu diawali dengan rencana baru ( Revise plan), dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). 51

Jika dievaluasi pada akhir siklus kedua tidak terjadi peningkatan dilaksanakan siklus ke ketiga yang tahap-tahapnya seperti pada tahap siklus pertama dan kedua. Tetapi siklus ketiga, keempat dan seterusnya tidak diperlukan jika telah terjadi adanya indikasi peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model Pembelajaran Generatif pada pembelajaran PPMO yang ditunjukkan dengan gain score dan nilai posttest lebih tinggi dibandingkan nilai pretest dengan perolehan persentase jumlah siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70% sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian. B. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 61). Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI SM SMK PIRI Sleman tahun pelajaran 2015/2016. Jumlah populasi kelas XI SM SMK PIRI Sleman tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah dua kelas dengan jumlah siswa sebanyak 33 siswa. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2015:62). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling, dimana pengambilan anggota sampel di dalam populasi dilakukan secara acak tanpa 52

memperhatikn strata yang ada dalam populasi tersebut. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SM B SMK PIRI Sleman Yogyakarta yang berjumlah 18 siswa. Berdasarkan fakta yang diulas pada latar belakang menunjukkan bahwa pemahaman serta hasil belajar siswa kelas XI SM B SMK PIRI masih kurang. Hal ini yang mendasari peneliti memilih kelas XI SM B sebagai subjek penelitian. C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK PIRI Sleman Yogyakarta berlokasi di Jalan Kaliurang Km. 7,8 Yogyakarta, DIY. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI SM B semester gasal Tahun Pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama bulan November 2015. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data-data yang mendukung penelitian. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah anggota dalam populasi, daftar nama, dan nilai ulangan mata pelajaran PPMO. Data ini digunakan untuk analisis tahap awal. 2. Metode Observasi Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tesusun dari berbagai 53

proses biologis dan psikologis (Sugiyono, 2008:145). Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Proses observasi menggunakan observasi terstruktur dimana observasi telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati kapan dan dimana tempatnya (Sugiyono, 2008:146). Observasi bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaan pembelajaran PPMO dengan menggunakan model pembelajaran Generatif dan keterampilan kerjasama siswa yang tampak pada saat pembelajaran berlangsung. 3. Metode Tes Tertulis Menurut Suharsimi (2010:266) metode tes merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Metode tes digunakan untuk mengukur hasil belajar PPMO siswa pada ranah kognitif. Perangkat tes yang digunakan adalah soal-soal posttest yang disusun berdasarkan indikator-indikator materi. Tes tertulis merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi hasil belajar. Tes dilaksanakan pada awal (pretest) dan akhir pembelajaran (posttest) dari setiap siklus dengan memberikan soal kepada siswa untuk mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap materi yang dipelajari. 4. Metode Angket Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008:142). Metode 54

ini digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran PPMO menggunakan model pembelajaran generatif di akhir pembelajaran. Dalam penelitian ini dengan teknik angket diharapkan dapat memperoleh informasi mengenai respon siswa terhadap model Pembelajaran Generatif dalam pembelajaran PPMO. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2010:175). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Lembar Observasi a. Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran Generatif Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, seperti keterlaksanaan RPP dan keterlaksanaan rencana tindakan berdasarkan aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Hasil observasi ini juga difungsikan sebagai sarana untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran. Adapun kisi-kisi lembar observasi ini disajikan dalam Tabel 2. 55

Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran No dengan Model Pembelajaran Generatif Langkah Pembelajaran 1. Tahap Eksplorasi 2. Tahap Pemfokusan 3. Tahap Tantangan 4. Tahap Penerapan 5. Evaluasi Penjabaran langkah pembelajaran yang dapat diobservasi - Pemberian stimulus berupa aktivitas yang dapat menunjukkan data dan fakta terkait dengan konsepsi yang akan dipelajari - guru mengajak nendiskusikan masalah yang diberikan. - Penyampaian tema dan tujuan pembelajaran - Pembagian siswa ke dalam kelompok kecil dua sampai empat siswa - Pengarahan kepada siswa untuk setiap kelompok menyelesaikan tugas-tugas - Pembagian LKS kepada masingmasing kelompok - Pengarahan kepada siswa untuk setiap kelompok mempresentasikan temuannya melalui diskusi kelas - memfasilitasi dan sebagai mediator jalannya diskusi - Meminta masing-masing kelompok memecahkan masalah dengan konsep baru atau benar. - Menyimpulkan materi pembelajaran - Menilai kembali kerangka berpikir siswa - Pemberian posttest 56

2. Lembar Angket a. Lembar Angket Respon Siswa Lembar angket respon ini digunakan untuk memperoleh data respon siswa terhadap penerapan model Pembelajaran Generatif dalam pembelajaran PPMO. Penskoran angket dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skor 1-4. Adapun kisi-kisi angket respon siswa disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Kisi-kisi Angket Respon Siswa Indikator Nomor Tujuan pembelajaran diungkapkan dengan jelas 1 Proses kerja motor yang dipelajari berkaitan dengan benda/fenomena 2 sekitar Pembelajaran menarik dan menyenangkan 3 Pembelajaran melibatkan semua faktor yang mempengaruhi KBM 4 Pembelajaran melatih mengaitkan pengetahuan yang diperoleh 5 Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih mudah memahami materi 6 Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih mudah mengingat suatu 7 konsep pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran meningkatkan rasa ingin tahu 8 Pelaksanaan pembelajaran sesuai untuk materi yang sedang 9 berlangsung Pelaksanaan pembelajaran perlu diaplikasikan untuk materi yang lain 10 Pelaksanaan pembelajaran membuat bersemangat dalam belajar 11 PPMO Pelaksanaan pembelajaran mempermudah belajar di luar kelas 12 Pelaksanaan pembelajaran meningkatkan kerjasama dengan teman 13 Pelaksanaan pembelajaran membuat tertarik untuk memperdalam 14 pelajaran PPMO Sepeda Motor Pelaksanaan pembelajaran mempermudah dalam menganalisis dan 15 menarik kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh berguna 16 Pelaksanaan pembelajaran mempermudah dalam mengerjakan soal 17 Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih berani bertanya 18 Pelaksanaan pembelajaran membuat lebih berani mengkomunikasikan 19 masalah Refleksi yang diberikan membantu saat belajar di luar kelas 20 57

3. Soal Pretest dan Posttest Menurut Suharsimi (2010: 266) metode tes merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Soal Pretest dan Posttest yang dimaksud adalah tes evaluasi yang diberikan apabila sebelum dan sesudah materi pembelajaran. Tes evaluasi digunakan untuk mengukur penguasaan dan kemampuan para siswa sebelum dan setelah menerima proses pembelajaran dengan model Pembelajaran Generatif. Tes disusun berdasarkan indikator yang hendak dicapai pada setiap proses pembelajaran. Soal pretest sama dengan posttest, akan tetapi urutan nomor pada soal pretest dan posttest berbeda, hal ini dilakukan untuk dapat melihat perkembangan pemahaman siswa yang dilihat dari peningkatan nilai dan hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan. Adapun kisi-kisi instrumen tes (pretest) disajikan dalam Tabel 4, 5, 6 dan 7. Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I Pilihan Ganda Materi 3.9.1 Indikator Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan. Kategori Penilaian Pemahaman Konsep (Jenjang C2) 58 Bentuk Soal No. Soal Pretest Posttest menafsirkan (interpreting) 1 5 mengklasifikasikan (classifying) Pilihan ganda 2 8 memberikan contoh (exemplifying) 3 1 menarik inferensi (infering) 4 7

4.9.1 Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin, overhaul kepala silider mengklasifikasikan (classifying) 5 6 mengklasifikasikan (classifying) 6 4 menarik inferensi (infering) 7 2 menafsirkan (interpreting) 8 3 menjelaskan (explaning) 9 10 mengklasifikasikan (classifying) 10 9 Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I Uraian Materi Cara kerja dan overhaul kepala silinder 3.9.1 Indikator Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan. 4.9.1 Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin, overhaul kepala silider Kategori Penilaian Pemahaman Konsep (Jenjang C2) menjelaskan (explaning) menafsirkan (interpreting) Bentuk Soal Uraian No. Soal Pretest Posttest 1 2 2 1 Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus 2 Pilihan Ganda Materi 3.10.1 Indikator Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan. Kategori Penilaian Pemahaman Konsep (Jenjang C2) menafsirkan (interpreting) Bentuk Soal No. Soal Pretest Posttest 1 5 mengklasifikasikan (classifying) 2 8 Pilihan memberikan contoh ganda 3 1 (exemplifying) menarik inferensi (infering) 4 7 mengklasifikasikan (classifying) 5 6 4.10.1 mengklasifikasikan (classifying) 6 4 59

Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin, overhaul blok sepeda motor. menarik inferensi (infering) 7 2 menafsirkan (interpreting) 8 3 menjelaskan (explaning) 9 10 mengklasifikasikan (classifying) 10 9 Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus 2 Uraian Materi Indikator Kategori Penilaian Pemahaman Konsep (Jenjang C2) Bentuk Soal No. Soal Pretest Posttest Cara kerja dan overhaul blok sepeda motor 3.10.1 Mengidentifikasi komponen, fungsi dan cara kerja mekanisme mesin, mendiagnosa kerusakan. 4.10.1 Mengidentifikasi dan melakukan pengukuran komponen mesin, overhaul blok sepeda motor. menjelaskan (explaning) menjelaskan (explaning) Uraian 1 2 2 1 F. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul berupa hasil observasi, hasil angket, dan tes. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui pelaksanaan dan hambatan- hambatan yang terjadi selama pembelajaran. Analisis data dilakukan sejak data diperoleh dari hasil observasi. Hal ini bermanfaat untuk rencana perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Data atau informasi hasil penelitian dari setiap instrumen penelitian dilakukan analisis sebagai berikut: 60

1. Lembar Observasi a. Analisis lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran PPMO dengan model Pembelajaran Generatif Pembelajaran PPMO dengan model Pembelajaran Generatif dinilai sebagai keterlaksanaannya yaitu terlaksana atau tidak terlaksana dari setiap butir dalam kisi-kisi lembar observasi. Skor penilaian 0 untuk tidak terlaksana dan 1 untuk terlaksana. Data kuantitatif dari instrumen ini akan dianalisis dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: P = f 100%. (1) N P = nilai yang dinyatakan dalam persentase f = frekuensi yang akan dicari persentasenya N = jumlah frekuensi Selanjutnya, data kuantitatif ini akan ditafsirkan untuk mengetahui kategori persentase keterlaksanaan pembelajaran PPMO dengan model pembelajaran Generatif yaitu dengan menggunakan kriteria interpretasi seperti yang disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kategori Keterlaksanaan Model Interpretasi (%) 0,00-24,9 Sangat kurang 25,0-37,5 Kurang 37,6-62,5 Sedang 62,6-87,5 Baik 87,6-100 Sangat baik 61

2. Lembar Angket Respon Siswa Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran PPMO dengan model pembelajaran generatif yang diungkap dengan kuesioner. Hasil jawaban angket dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui tingkat dan nilai persetujuan angket. Dalam menganalisis data yang berasal dari angket bergradasi atau berperingkat 1 sampai dengan 4, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif sebagai berikut: a. Sangat setuju menunjukkan gradasi paling tinggi, kondisi tersebut diberi nilai 4. b. Setuju, menunjukkan peringkat lebih rendah dibandingkan dengan kata Sangat, kondisi tersebut diberi nilai 3. c. Tidak Setuju yang berada di bawah Setuju, diberi nilai 2. d. Sangat Tidak Setuju yang berada di gradasi paling bawah diberi nilai 1. Hasil angket siswa kemudian dianalisis untuk mengetahui nilai yang diperoleh tiap pernyataan. Nilai yang diperoleh dapat dikategorikan pada Tabel 9. Tabel 9. Kategori Rata-rata Nilai Tiap Pernyataan No Rentang Skor Interpretasi 1. x 60 Sangat positif 2. 60 > x 50 Positif 3. 50 > x 40 Negatif 4. x < 40 Sangat negatif 62

3. Soal Tes Tertulis (pretest-posttest) a. Tes Pilihan Ganda Data kuantitatif hasil pretest dan posttest dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa. Penilaian untuk setiap jawaban pertanyaan yang benar diberi skor 1 dan jawaban pertanyaan yang salah diberi skor 0. Penilaian hasil skor pretest dan posttest pemahaman konsep siswa, kemudian dianalisis dengan rumus sebagai berikut: Nilai = skor yang diperoleh siswa skor maksimal 100 Selanjutnya, untuk mengukur ketuntasan belajar klasikal menggunakan rumus sebagai berikut: %Nilai = jumlah siswa yang mendapat nilai 70 jumlah siswa 100% Selain itu, data hasil pretest dan posttest yang diperoleh pada setiap siklus juga dicari gain score. Gain score digunakan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman konsep siswa. Data yang digunakan adalah nilai pretest dan posttest. Gain score yang dihitung berupa gain ternormalisasi yang diperoleh dengan menggunakan rumus menurut Hake (2007: 8-9): Keterangan: G = (T 2 T 1 ) (I s T 1 ) T1 T2 = nilai pretest = nilai posttest 63

Is = skor maksimal pretest atau postest Tinggi rendahnya hasil analisis skor gain yang diperoleh, kemudian dapat diinterpretasikan sebagaimana yang diungkapkan Hake (2007: 6), yang disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Interpretasi Gain score Ternormalisasi Nilai Gain Ternormalisasi <g> Interpretasi g 0,7 Tinggi 0,7 > g 0,3 Sedang < 0,3 Rendah b. Tes Uraian Tes uraian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menjawab tes uraian dan kemampuan menganalisa dan berpikir. Terdapat dua soal dalam tes uraian ini dengan masing-masing soal mempunyai bobot nilai sebesar 50, penilaian untuk setiap jawaban pertanyaan yang benar dan lengkap diberi nilai 1 sedangkan untuk jawaban pertanyaan yang benar tetapi kurang lengkap akan diberi nilai 0,5 dan apabila jawaban pertanyaan sama sekali tidak sesuai maka akan diberi nilai 0. Setelah diperoleh data nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dianalisis dengan rumus berikut : %Nilai = skor yang diperoleh siswa skor maksimal 64 100 Selanjunya untuk mengetahui rata-rata nilai siswa secara keseluruhan menggunakan rumus sebagai berikut :

Rerata nilai (%) = jumlah skor yang diperoleh siswa skor maksimal x jumlah siswa 100 Setelah diketahui besarnya persentase rerata nilai siswa maka dapat diinterpretasikan dalam tabel pencapaian hasil belajar dengan skala tiga, skala lima, ataupun skala sembilan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan interpretasi dengan skala tiga seperti tabel 11: Tabel 11. Kriteria Pencapaian Siswa untuk Aspek Pemahaman Siswa Rerata Nilai Siswa (%) Interpretasi 75-100 Tinggi 50-74 Sedang 0-49 Rendah (Suharsimi Arikunto, 2010 : 24) 65