BAB I PENDAHULUAN. hidupnya, pada dasarnya manusia hanya sebagai makhluk individu tetapi juga

dokumen-dokumen yang mirip
Proceeding IICLLTLC

KAJIAN TINDAK TUTUR PEDAGANG SUVENIR DI PANTAI PANGANDARAN BERDASARKAN PERSPEKTIF GENDER (Tinjauan Sosiolinguistik) Tri Pujiati 1 Rai Bagus Triadi 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

KAJIAN TINDAK TUTUR MASYARAKAT DI TEMPAT PELAYANAN PUBLIK (KECAMATAN, KANTOR POS DAN KUD) DI KECAMATAN DAYEUHLUHUR KABUPATEN CILACAP PERIODE NOVEMBER

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: FENDY ARIS PRAYITNO NIM A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

PENGARUH KONTAK BAHASA MASYARAKAT DESA MAJALAYA DENGAN PENDATANG DAN PENZIARAH TERHADAP CAMPUR KODE

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

Kajian Pemerolehan Bahasa Masyarakat Pangandaran. Avini Martini 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

1. Deskripsi, Analisis, dan Pembahasan Peristiwa Tutur pada Anak Usia 3-5 Tahun

Pelaksanaan Tindak Ujaran. Dwiyanti Nandang ( ) Meita Winda Lestari ( ) Pamela Yunita Sari ( ) Riza Indah Rosnita ( )

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penggunaan bahasa merupakan realitas interaksi komunikasi antara penutur

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada. suatu proses komunikasi dalam menyampaikan atau menyebutkan satu maksud

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desa Babadan terletak di ujung Utara Kecamatan Pagentan Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE BAHASA DI DESA SINDANGJAWA KECAMATAN DUKUH PUNTANG KABUPATEN CIREBON

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentuk berdasarkan undang-undang RI tahun 1999 tentang pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewi Khusnul Khotimah, 2013

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

KAJIAN KESOPANAN DALAM TUTURAN TRANSAKSI PEMBIAYAAN DI PT BFI FINANCE TBK. CABANG SOLO NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Dalam komunikasikeberadaan bahasa pada dasarnya tidak dapat dipisahkan

BAB VIII FAKTOR PENAHAN MOBILITAS PENDUDUK PEREMPUAN KE LUAR DESA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. berwujud bahasa. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam penggunaan bahasa, selalu ada pesan yang ingin ditonjolkan juga pesan yang

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, manusia tidak terlepas dari kebutuhan berinteraksi dan berintegrasi dalam lingkungan masyarakat untuk kelangsungan hidupnya, pada dasarnya manusia hanya sebagai makhluk individu tetapi juga merupakan makhluk sosial, untuk berinteraksi dan berintegrasi di dalam lingkungan manusia menggunakan bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi anggota masyarakat yaitu individu-individu yang merasa berpikir dan berkeinginan. Anggota masyarakat akan saling mengerti apabila pikiran dan perasaan itu diwujudkan dalam bahasa meskipun ada kalanya masyarakat berkomunikasi menggunakan gerak anggota banda, isyarat, bendera, peluit, dan sebagainya. Chaer dan Leonie Agustina (2004 :17) mengatakan bahwa bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi atau untuk berinteraksi, dalam arti untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau juga perasaan. Kata komunikasi mencakup makna mengerti dan berbicara, mendengar dan membalas tindakan. Semua tindakan dan peristiwa tutur ini berobjek dari peristiwa yang telah lampau, hari ini, dan esok lusa. Bahasa berfungsi sebagai perekat dalam menyatupadukan keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam kegitan sosial. Pemakaian bahasa (language use) adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi di dalam situasi situasi yang konkret. Ini berarti bahwa dengan pendekatan sosiolinguistik, bahasa dipelajari dalam konteks sosiokultural serta situasi pemakaiannya. 1

2 Pemakaian bahasa pada hakikatnya adalah proses interaksi verbal antara penutur dan pendengarnya sebab dalam proses seperti itu, baik penutur maupun pendengar selalu mempertimbangkan kepada siapa kita bicara, di mana, kapan, mengenai masalah apa dan dalam situasi bagaimana dan sebagainya. Bahasa adalah alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Manusia dapat juga menggunakan alat lain untuk berkomunikasi, tetapi bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik di antara alat-alat komunikasi yang lainya, dalam setiap komunikasi manusia saling menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung, maka dalam setiap proses komunikasi terjadilah apa yang disebut peristiwa tutur dan tindak tutur dalam satu situasi tutur. Berbicara mengenai komunikasi, di tempat-tempat pelayanan umum misalnya di kecamatan, kantor pos dan KUD sering terjadi komunikasi, suatu komunikasi terdapat seorang penutur dan mitra tutur, hal tersebut dapat diasumsikan bahwa penutur mengartikulasikan tuturan dengan maksud untuk menginformasikan sesuatu kepada mitra tuturnya, dalam memahami suatu maksud yang ingin dikomunikasikan oleh seseorang, kita dapat menggunakan suatu kajian tindak tutur. Dikatakan demikian karena tindak tutur dapat dijadikan acuan untuk memahami maksud yang terkandung dalam tuturan yang diucapakan oleh penutur kepada mitra tuturnya. Ketika peneliti sedang berada di kantor pos pada hari Senin 19 Oktober 2015 pukul 10.00 untuk mengirimkan surat, peneliti mendengar pembicaraan antara petugas dengan masyarakat, sebagai berikut: masyarakat : Punten pak aya materei teu? ( Permisi Pak ada materei tidak?. ) Petugas : Aya yeh Ibu mangga, kapalih die! ( Ada ini Ibu silahkan ke sebelah sini! ) masyarakat : Aalahmdulilah aya mah, tadi abi milarian kaditu kadie di warung teu aya, emut we ka die. Ehh aya.

3 ( Alhamadulilah ada, tadi saya mencari ke sana kemari di warung tidak ada, baru ingat ke sini. ternyata ada. ) Dari tuturan antara masyarakat dengan petugas kantor pos peneliti melihat ada tuturan bentuk lokusi pertanyaan (introgatif) yaitu pada tuturan Ada Materai teu. Tuturan yang diungkapkan oleh salah anggota masyrakata kepada petugas di kantor pos berisi pertanyaan apakah materai ada di kantor pos atau tidak. Selanjutnya pada tuturan Aya yeuh ibu mangga. Peneliti juga melihat tampak adanya lokusi pernyataan (deklaratif). Kalimat tersebut diungkapkan oleh petugas kantor pos kepada masyarakat selain merupakan kalimat pernyataan, pada tuturan yang diucapkan oleh petugas kantor pos peneliti juga menemukan adanya bentuk lokusi perintah, yakni pada tuturan,.. kapalih dieu. Petugas memerintah masyarakat yang membeli materai tersebut untuk menghampirinya. Selain merupakan lokusi perintah tuturan tersebut juga merupakan ilokusi direktif karena petugas mempunyai maksud agar lawan tuturnya agar berjalan ke arah dia berdiri. Pada kesempatan yang berbeda pula ketika peneliti mengunjungi kantor kecamatan pada hari Kamis 23 Oktober 2015 untuk mengantarkan persyaratan pembuatan Kartu Keluarga, peneliti mendengar percakapan seperti di bawah ini: Petugas 2 Warga 1 Petugas 1 Warga 1 Petugas 1 Petugas 2 : Mangga ibu peryogi naon? ( Silahkan ibu ada keperluan apa?. ) : Asalamualaikum. : Waalikum salam, aya peryogi naon? ( Waalikum salam, ada keperluan apa?. ) : Ieu bade ngadamel KTP Pak. ( Ini mau butat KTP Pak. ) : Ayeuna keur kabeneran sinyalna kuer teu hade pan ( Kebetulan sinyalnya lagi tidak bener. ) : Isukan be nya ti mana? ( Besok saja ya, dari mana?. ) Warga 1 : Ai KTP biasa kumaha pak? ( Kalau KTP biasa bagai mana Pak?. )

4 Petugas 1 : KTP biasmah keretas ieu hungkul tos teu aya, tos dicabut tidituna. Eta KK na kitu hungkul, paling iraha-iraha datang dei kadie, tetep harus melaksanakan perekaman. karena kalau misalnya ini di kasih,itu pun sebenarnya engga boleh nya cuma karena di situ mau pergi dan lain sebagainya dikasih seperti ini, di akir kemudian datang kesini harus wajib melaksanakan perekamman. Sok ath ai butuhna kitu hungkul mah. ( KTP biasa hanya kertas ini saja, sudah dicabut dari sananya, karena sebenarnya kalau di beri ini juga sebenarnta tidak boleh. Berhubung anda mau pergi dan lain sebagainya saya beri ini, di akhir kemudian harus datang lagu kesini untuk melakukan perekaman. Silahkan kalau butuhnya seperti itu saja. ) Pada tuturan di atas, yakni antara petugas kecamatan dan warga 1 yang akan membuat Kartu Keluarga, peneliti melihat adanya suatu bentuk lokusi pertanyaan (introgatif) yakni pada tuturan Mangga ibu peryogi naon?. Tuturan tersebut diungkapkan oleh seorang petugas kepada ibu-ibu yang akan membuat kartu keluarga. Selanjutnya, pada tuturan Isukan be nya, ti mana?. Tampak adanya ilokusi direktif yang diucapkan oleh petugas kepada anggota masyarakat yang membuat kartu keluarga, petugas menyuruh agar besok datang kembali. Pada kalimat. ti mana tampak adanya lokusi pertanyaan (introgatif), petugas tersebut menanyakan asal atau tempat tinggal orang yang akan membuat kartu keluarga. Selanjutnya terdapat bentuk tindak tutur perlokusi bring lo learn that (membuat tahu bahwa) pada kalimat KTP biasmah keretas ieu hungkul tos teu aya, tos dicabut tidituna. Eta KK na kitu hungkul, paling iraha-iraha datang dei kadie, tetep harus melaksanakan perekaman. karena kalau misalnya ini di kasih,itu pun sebenarnya engga boleh nya cuma karena di situ mau pergi dan lain sebagainya dikasih seperti ini, di akir kemudian datang kesini harus wajib melaksanakan perekamman. Sok atuh ai butuhna kitu hungkul mah. Pada

5 kalimat tersebut petugas menjelaskan bahwa KTP yang biasa sudah tidak ada dan yang ada saat ini adalah E-KTP. Pada kesempatan yang berbeda yaitu Sabtu 24 Oktober 2015 ketika peneliti mengunjungi KUD peneliti mendengar percakapan yang terjadi antara petugas dengan seseorang sebagai berikut: masyarakat : Asalammualaikum, teh punten aya bibinihan teu? ( Aslammualaikum, teh permisi ada bibit engga? ) Petugas KUD : Waalikumsalam, aya bi segalam macam binih ge aya bade meser binih naon? ( Waalaikumsalam, ada bi segala macam bibit ada, mau beli bibit apa?. masyarakat : Binih kacang jeung binih terong aya teu? Sakumahan sakantongna teh? ( Biji kacang dan biji terong ada engga? Berapa satu kantongnya teh? ). Petugas : Aya bi kacang sareng terong mah, sakntongna 6 rebuan. ( Ada bi kacang sama terong, sekantognya 6 ribu ) masyarakat : Yeh atuh ulah sakitu atuh teh ( Jangan gitu harganya teh ) Petugas : Atuh ieu mah anu saena bi, ieu aya tah nu sapelastikan ngan ukur 3 rebu bade,? bedanage pan jauh bi. ( Yang ini yang bagus ni, ini ada satu kantonyan yang 3 ribu mau? bedanya juga jauh bi ) Pada percakapan tersebut peneliti melihat adanya bentuk lokusi pernyataan dan ilokusi direktif, pada tuturan Yeuh ulah sakitu teh. Anggota masyarakat yang akan membeli biji kacang dan biji terong menyatakan permohonan agar petugas KUD menurunkan harga satu kantong pelastik kacang, dan terong. Pada tuturan selanjutnya, peneliti menemukan adanya bentuk lokusi pernyataan dan ilokusi refresentatif pada tuturan yang dituturkan oleh petugas KUD tersebut. Pada tuturan tersebut petugas menjelaskan bahawa biji kacang dan terong memilik kualitas yang baik Atuh ieu mah nu sae bi. Tuturan diucapkan oleh petugas kepada anggota masyarakat dengan maksud mempengaruhi lawan tuturnya sehingga setuju dan membeli biji kacang dan biji terongnya.

6 Dari fenomena tersebut peneliti berasumsi bahwa di tempat pelayanan publik kecamatan, kantor pos dan KUD terdapat bentuk tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi. Peneliti merasa perlu melakukan kajian secara eksplisit (jelas). Oleh karena itu penelitian dengan judul Kajian Tindak Tutur Masayrakat di Tempat Pelayanan Publik Kecamatan, Kantor Pos dan KUD di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap periode November Tahun 2015 penting untuk dilaksanakan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah yang yang diteliti pada penelitian ini, yaitu: 1. Jenis tindak tutur lokusi apa saja yang terdapat pada percakapan di tempat pelayanan publik (kecamatan, kantor pos, dan KUD) di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap periode November 2015? 2. Jenis tindak tutur Ilokusi apa saja yang terdapat pada percakapan di tempat pelayanan publik (kecamatan, kantor pos dan KUD) di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap periode November 2015? 3. Jenis tindak tutur Perlokusi apa saja yang tedapat pada percakapan di tempat pelayanan publik (kecamatan, kantor pos dan KUD) di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap periode November 2015? C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan jenis tindak tutur lokusi pada percakapan di tempat pelayanan publik (kecamatan, kantor pos dan KUD) di Kecamatan Daeyuhluhur, Kabupaten Cilacap periode November 2015.

7 2. Mendeskripsikan jenis tindak tutur ilokusi pada percakapan di tempat pelayanan publik (kecamatan, kantor pos dan KUD) di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap periode November 2015. 3. Mendeskripsikan jenis tindak tutur perlokusi pada percakapan di tempat pelayanan publik (kecamatan,kantor pos dan KUD) di Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap periode November 2015. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Penelitian ini memberikan acuan tambahan dalam meningkatkan analisis suatu bahasa dengan berbagai sudut pandang yang mengandung teori tindak tutur. b. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai ilmu bahasa khusnya dalam bidang ilmu bahasa dengan konteksnya. c. Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui bentuk-bentuk tindak tutur. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pembaca penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya khusunya yang mengkaji bidang bahasa dan tindak tutur. b. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk lebih memperluas wawasan tentang kebahasaan, serta untuk memperoleh pengalaman dalam menganalisis bentuk tindak tutur.