0
2 5 12 15 24 25 PENDAHULUAN EVALUASI MATERI TEKNIS EVALUASI RAPERDA EVALUASI PETA PEMBENTUKAN TIM UNTUK PENILAIAN KEAN SUBSTANSI REFERENSI DASAR HUKUM PENILAIAN KEAN SUBSTANSI TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS MODUL 6 DESKRIPSI SINGKAT Penilaian Kelengkapan Substansi Materi Teknis, Raperda, dan Peta adalah salah satu prosedur dalam proses persetujuan gubernur atas permohonan persetujuan Perda Rencana Rinci Kabupaten. TUJUAN Peserta pelatihan memahami kelengkapan muatan Substansi Materi Teknis, Raperda, dan Peta RDTR Kabupaten/Kawasan Perkotaan secara rinci, yang mencakup tingkat kedalaman/ketelitian materi tiap muatan dan contoh-contoh penyajiannya. SASARAN 1. Memahami kelengkapan minimal pada substansi muatan Materi Teknis untuk standar rekomendasi gubernur; 2. Memahami kelengkapan minimal pada substansi muatan Raperda untuk standar rekomendasi gubernur; 3. Memahami kelengkapan minimal pada substansi muatan Peta untuk standar rekomendasi gubernur; 4. Memahami metodologi penilaian kelengkapan substansi materi teknis, raperda, dan peta; dan 5. Memahami dasar hukum penilaian kelengkapan substansi materi teknis, raperda, dan peta. 1
Pada dasarnya, kegiatan penilaian kelengkapan substansi materi teknis, raperda, dan peta merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum dilakukan evaluasi. Ada dua tahapan utama sebelum materi teknis, raperda, dan peta diajukan untuk rekomendasi Gubernur yakni: tahapan penilaian kelengkapan substansi dan tahapan evaluasi (penilaian kesesuaian konteks pada substansi terhadap dokumen di atasnya). Penilaian kelengkapan substansi materi teknis, raperda, dan peta dilakukan berdasarkan pada pedoman yang ada. Pada beberapa daerah masih terkendala dengan belum adanya kesepakatan format kelengkapan substansi yang harus dipenuhi, oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman terhadap pedomanpedoman yang mengatur substansi materi teknis, raperda, dan peta. PASAL 9, PERMEN PU NO 11 TAHUN 2009 Sebelum dilakukan evaluasi terhadap materi muatan teknis rancangan Perda tentang rencana tata ruang wilayah provinsi dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen rancangan Perda dimaksud. Dalam hal terdapat ketidaklengkapan dokumen rancangan Perda provinsi tentang rencana tata ruang wilayah provinsi, pemerintah daerah provinsi berkewajiban untuk melengkapinya. Setelah dokumen rancangan Perda provinsi beserta lampirannya dinyatakan lengkap dan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), rancangan Perda dimaksud siap untuk dievaluasi. PELAJARI: PP NO.8 TAHUN 2013 PERMEN PU NO 11 TAHUN 2009 PERMEN PU NO 20 TAHUN 2011 2
TAHAPAN PELAKSANAAN EVALUASI RENCANA RINCI KABUPATEN KETERANGAN: Matriks sanding matriks evaluasi Perbaikan materi teknis, raperda, dan peta dengan melihat ke catatan (matriks sanding) dan berdasarkan modul bimtek yang sudah diberikan. 3
Ruang lingkup Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi kabupaten/kota diantaranya yaitu untuk melihat proses prosedur penyusunan RDTR dan peraturan zonasi. Proses yang dilakukan di dalam evaluasi Peraturan Daerah tentang RDTR dibahas dalam kelengkapan dokumen RDTR dan peraturan zonasi yang terdapatdalam lampiran yang tidak terpisahkan dari Permen No 20 tahun 2011 ini. Dalam penyusunan rancangan Perda tentang rencana tata ruang, pemerintah daerah provinsi melakukan penilaian sendiri untuk menjamin kesiapan materi muatan teknis rancangan Perda yang akan diajukan untuk mendapat persetujuan substansi. Kesiapan materi muatan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat menyeluruh sekurang-kurangnya terdiri atas: Materi Muatan Teknis rancangan Perda yang telah memuat: 1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi, yang terdiri atas; a. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi; dan b. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi. 2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi, yang memuat: a. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan; b. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi; c. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Energi; d. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi; dan e. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air. 3. Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi, yang terdiri atas; a. Rencana Kawasan Lindung; dan b. Rencana Kawasan Budi Daya. 4. Penetapan Kawasan Strategis Provinsi; 5. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi; 6. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang, yang terdiri atas; a. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Sistem Provinsi; b. Arahan Perizinan; c. Arahan Insentif dan Disinsentif; dan d. Arahan Sanksi. PELAKSANAAN PENILAIAN: A. Tahapan penilaian kelengkapan substansi B. Tahapan evaluasi (penilaian kesesuaian konteks pada substansi terhadap dokumen di atasnya) 4
MATRIK EVALUASI MATERI TEKNIS RDTR KABUPATEN NO MUATAN MATERI TEKNIS RDTR KABUPATEN PEDOMAN PENUANGAN SUBSTANSI BELUM KEAN TERHP ARAHAN RTRW KABUPATEN CATATAN DAN REKOMENDASI I II BAB I PENDAHULUAN 1.1 Dasar Hukum Penyusunan RDTR 1.2 Tinjauan Terhadap RTRW Kabupaten 1.3 Tinjauan Terhadap Kebijakan dan Strategi RTRW Kabupaten 1.4 Tujuan RDTR Bab II KETENTUAN UMUM 5
NO III IV MUATAN MATERI TEKNIS RDTR KABUPATEN 2.1 Istilah dan Definisi 2.2 Kedudukan RDTR dan Peraturan Zonasi 2.3 Fungsi dan Manfaat RDTR dan Peraturan Zonasi 2.4 Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan Peraturan Zonasi 2.5 Masa Berlaku RDTR Bab III TUJUAN PENATAAN BWP 3.1 Profil Singkat Wilayah perencanaan * 3.2 Isu Strategis Wilayah perencanaan * 3.3 Tujuan Penataan BWP 3.4 Kebijakan dan Strategi Penataan BWP * BAB IV RENCANA POLA RUANG 4.1 Konsep Pengembangan Sistem Pusat-Pusat * 4.2 Rencana Pola Ruang 4.2.1 Rencana Zona Lindung 4.2.1.1 Zona Hutan Lindung 4.2.1.2 Zona Perlindungan Terhadap Zona di Bawahannya 4.2.1.3 Zona Perlindungan Setempat 4.2.1.4 Zona Ruang Terbuka Hijau 4.2.1.5 Zona Suaka Alam dan Cagar Budaya PEDOMAN PENUANGAN SUBSTANSI BELUM KEAN TERHP ARAHAN RTRW KABUPATEN CATATAN DAN REKOMENDASI 6
NO V MUATAN MATERI TEKNIS RDTR KABUPATEN 4.2.1.6 Zona Rawan Bencana Alam 4.2.1.7 Zona Lindung Lainnya (contoh: Zona Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan / LP2B) 4.2.2 Rencana Zona Budidaya 4.2.2.1 Zona Perumahan 4.2.2.2 Zona Perdagangan dan Jasa 4.2.2.3 Zona Perkantoran 4.2.2.4 Zona Sarana Pelayanan Umum 4.2.2.5 Zona Industri 4.2.2.6 Zona Khusus 4.2.2.7 Zona Lainnya 4.2.2.8 Zona Campuran BAB V RENCANA JARINGAN PRASARANA 5.1 Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan 5.2 Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan 5.3 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi 5.4 Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum 5.5 Rencana Pengembangan Jaringan Drainase 5.6 Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah 5.7 Rencana Pengembangan PEDOMAN PENUANGAN SUBSTANSI BELUM KEAN TERHP ARAHAN RTRW KABUPATEN CATATAN DAN REKOMENDASI 7
NO VI VII VIII MUATAN MATERI TEKNIS RDTR KABUPATEN Prasarana Lainnya BAB VI PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA BAB VII KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG 7.1 Program Perwujudan Rencana Pola Ruang 7.2 Program Perwujudan Rencana Jaringan Prasarana 7.3 Program Perwujudan Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan Penanganannya 7.4 Program Perwujudan Lainnya (contoh: Program Perwujudan Ketahanan terhadap Perubahan Iklim) * BAB VIII PERATURAN ZONASI 8.1 Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan (termasuk matrik ITBX) 8.2 Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang 8.3 Ketentuan Tata Bangunan 8.4 Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal 8.5 Ketentuan Pelaksanaan 8.6 Ketentuan Tambahan (opsional) 8.7 Ketentuan Khusus (opsional) PEDOMAN PENUANGAN SUBSTANSI BELUM KEAN TERHP ARAHAN RTRW KABUPATEN CATATAN DAN REKOMENDASI 8
MUATAN MATERI TEKNIS RDTR KABUPATEN SUBSTANSI KEAN TERHP ARAHAN RTRW KABUPATEN NO PEDOMAN PENUANGAN BELUM 8.8 Standar Teknis (opsional) 8.9 Ketentuan Pengaturan Zonasi (opsional) IX ZONING MAP * Keterangan: (*) materi opsional, tidak diatur dalam Pedoman RDTR, namun disarankan untuk menyertakan materi tersebut di dalam materi teknis CATATAN DAN REKOMENDASI Bagi Kabupaten yang telah diatur dalam Peraturan Gubernur, dapat menggunakan format yang berlaku di Kabupaten masing-masing. 9
TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI RENCANA STRUKTUR RUANG RENCANA POLA RUANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG MATERI MUATAN TEKNIS RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA MATERI MUATAN TEKNIS RAPERDA Evaluasi materi muatan teknis Raperda dilakukan dalam rangka pemberian persetujuan substansi rancangan peraturan daerah tentang RRTR kabupaten/kota (Ps. 17, Permen PU 1/2013)! Kelengkapan dokumen Perda RDTR dilihat dari Naskah perda RDTR yang terdiri dari Perda yang berisi rumusan pasal per pasal dari buku rencana materi teknis RDTR, serta adanya lampiran yang dilengkapi dengan peta-peta dan indikasi program. 10
KEAN DRAFT RAPERDA RDTR Naskah Raperda RDTR dan Materi Teknis RDTR merupakan kelengkapan draft RDTR yang akan diperdakan. Naskah Raperda terdiri dari Raperda dan Lampirannya. Raperda merupakan rumusan pasal per pasal dari buku rencana yang telah dibuat sebelumnya dan disajikan dalam format kertas A4, sedangkan lampiran terdiri dari peta-peta dan indikasi program yang disajikan dalam format kertas A3. Materi teknis RDTR terdiri dari buku data dan analisis, buku rencana, dan album peta. Buku data dan analisis ini harus dilengkapi dengan peta-peta. Buku rencana disajikan dalam format kertas A4 dan untuk album peta disajikan dalam format A1 dengan ketelitian peta minimal 1:5.000. Data peta digital haruslah memenuhi ketentuan sistem informasi geografis (SIG) yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, sedangkan terkait muatan peta yang harus disajikan minimal terdiri dari peta wilayah perencanaan (informasi rupa bumi, dan batas administrasi BWP dan sub BWP (bila ada)), peta penggunaan lahan terbaru/saat ini, peta rencana pola ruang BWP (rencana alokasi zona dan subzona), peta rencana jaringan prasarana BWP, serta peta penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya. EVALUASI & PENILAIAN RAPERDA 11
EVALUASI & PENILAIAN RAPERDA KEAN DOKUMEN PERSUB RAPERDA RDTR Upaya didalam memperoleh persetujuan substansi raperda RDTR haruslah memiliki kelngkapan dokumen terlebih dahulu. Dokumen dapat dikatakan lengkap ketika terdapat dokumen: 1. Raperda RDTR yang telah disetujui bersama oleh Bupati/Walikota dan DPRD, 2. Materi Teknis RDTR 3. Formulir konsep surat persub raperda RDTR Kabupaten/Kota 4. Konsep surat persub raperda RDTR Kabupaten/Kota 5. Lampiran I : surat rekomendasi Gubernur (untuk RDTR Kabupaten/Kota) 6. Lampiran II: tabelpencantumanmaterimuatan teknis raperda tentang RDTRdengan Undang-Undang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasionalbeserta rencana rincinya, Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten/kota, kebijakannasional bidang penataan ruang, pedoman penyusunan rencana tata ruang, danperaturanperundangundanganbidangpenataanruanglainnya 7. Lampiran III: Berita acara BKPRN 8. Dokumen pendukung (surat permohonan persub raperda RDTR dari Bupati/walikota kepada Menteri Pu, Berita acara konsultasi publik, taberl persandingan materi mutan raperda, berita acara rapat Clearance House, kronologis persub, dan dokumen KLHS (jika telah diwajibkan). 12
MATRIK EVALUASI RAPERDA NO I II III MUATAN SUBSTANSI RAPERDA BAB I. KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu 1.1 Pengertian Bagian Kedua 1.2 Bagian Wilayah Perkotaan Bagian Ketiga 1.3 Jangka Waktu BAB II. TUJUAN PENATAAN BWP BAB III. RENCANA POLA RUANG Bagian Kesatu 3.1 Umum 3.1.1 Zona Lindung 3.1.2 Zona Budidaya Bagian Kedua 3.2 Zona Lindung Paragraf 1 3.2.1 Umum Paragraf 2 3.2.2 Zona Hutan Lindung Zona yang memberikan Paragraf 3 3.2.3 perlindungan terhadap zona dibawahnya. Paragraf 4 3.2.4 Zona Perlindungan Setempat Paragraf 5 3.2.5 Zona RTH Kota Paragraf 6 3.2.6 Zona Suaka Alam dan Cagar Budaya Paragraf 7 3.2.7 Zona Rawan Bencana Alam Paragraf 8 3.2.8 Zona Lindung Lainnya Bagian Ketiga 3.3 Zona Budidaya Paragraf 1 3.3.1 Umum Paragraf 2 3.3.2 Zona Perumahan Paragraf 3 3.3.3 Zona Perdagangan dan STANDAR PENYUSUNAN RAPERDA PENUANGAN DALAM RAPERDA SUBSTANSI BELUM CATATAN DAN REKOMENDASI 13
NO IV V VI VII VIII IX X 14 MUATAN SUBSTANSI RAPERDA Jasa Paragraf 4 3.3.4 Zona Perkantoran Paragraf 5 3.3.5 Zona Sarana Pelayanan Umum Paragraf 6 3.3.6 Zona Industri Paragraf 7 3.3.7 Zona Khusus Paragraf 8 3.3.8 Zona Lainnya Paragraf 9 3.3.9 Zona Campuran BAB IV. RENCANA JARINGAN PRASARANA Bagian Kesatu 4.1 Umum Bagian Kedua 4.2 Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan Bagian Ketiga 4.3 Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan Bagian Keempat 4.4 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi Bagian Kelima 4.5 Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum Bagian Keenam 4.6 Rencana Pengembangan Jaringan Drainase Bagian Ketujuh 4.7 Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah Bagian Rencana Pengembangan 4.8 Kedelapan Prasarana Lainnya BAB V. PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA BAB VI. KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG BAB VII. PERATURAN ZONASI BAB VIII. KETENTUAN PIDANA STANDAR PENYUSUNAN RAPERDA PENUANGAN DALAM RAPERDA SUBSTANSI BELUM BAB IX. KETENTUAN PERALIHAN BAB X. KETENTUAN PENUTUP Keterangan: Bagi Kabupaten yang telah diatur dalam Peraturan Gubernur, dapat menggunakan format yang berlaku di Kabupaten masing-masing CATATAN DAN REKOMENDASI
BAB X. KETENTUAN PENUTUP MATRIK EVALUASI PETA NO A 1 JUDUL PETA PEDOMAN MUATAN PETA Peta Profil Wilayah Perencanaan Peta orientasi Wilayah Perencanaan (1:5.000, bila tidak dapat disajikan secara utuh, dapat disajikan dalam beberapa PENYAJIAN GAMBAR PETA SIMBOL PETA WARNA PETA SKALA PEMFOLDERAN SHP CATATAN DAN REKOMENDASI 15
NO lembar) JUDUL PETA PEDOMAN MUATAN PETA Peta batas 2 administrasi Peta guna lahan 3 eksisting 4 Peta Rawan bencana Peta Sebaran 5 penduduk * Peta Tematik Lainnya yang diperlukan, contoh: - Peta Citra Satelit - Peta Sebaran Sarana Umum dan Sosial - Peta Jaringan 6 Pergerakan - Peta Jaringan Prasarana (Energi, Telekomunikasi, Air Minum, Air Limbah, Drainase, dan lainnya) B Peta Rencana Detail Tata Ruang Peta rencana pola 1 ruang Peta rencana 2 jaringan prasarana - Peta Rencana Pengembangan PENYAJIAN GAMBAR PETA SIMBOL PETA WARNA PETA SKALA PEMFOLDERAN SHP CATATAN DAN REKOMENDASI 16
NO JUDUL PETA Jaringan Pergerakan - Peta Rencana Pengembangan Jaringan Energi - Peta Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi - Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum - Peta Rencana Pengembangan Jaringan Drainase - Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah - Peta Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana Lainnya (contoh: Rencana Ruang dan Jalur Evakuasi, Rencana Pengelolaan Persampahan, dsb) PEDOMAN MUATAN PETA PENYAJIAN GAMBAR PETA SIMBOL PETA WARNA PETA SKALA PEMFOLDERAN SHP CATATAN DAN REKOMENDASI 17
NO 3 JUDUL PETA Peta Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya PEDOMAN MUATAN PETA PENYAJIAN GAMBAR PETA 4 Zoning map * Keterangan: (*) Peta opsional, tidak diatur dalam Pedoman RDTR SIMBOL PETA WARNA PETA SKALA PEMFOLDERAN SHP CATATAN DAN REKOMENDASI Bagi Kabupaten yang telah diatur dalam Peraturan Gubernur, dapat menggunakan format yang berlaku di Kabupaten masing-masing. 18
Evaluasi secara menyeluruh dilakukan bersama dengan instansi pemerintah, anggota BKPRN dan pemerintah daerah terkait melalui rapat koordinasi, pembahasan rancangan Perda provinsi tentang rencana tata ruang wilayah provinsi. (Pasal 10 ayat 3 Permen PU No. 11 tahun 2009). Rapat koordinasi pembahasan rancangan Perda provinsi tentang rencana tata ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan forum koordinasi kelompok kerja teknis BKPRN melalui Tim Evaluasi persetujuan substansi BKPRN. (Pasal 10 ayat 4 Permen PU No. 11 tahun 2009) PERLUNYA TIM EVALUASI RAPERDA RENCANA RINCI KABUPATEN TIM PENILAI KEAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA TIM PENILAI KEAN SUBSTANSI BERSIFAT MENGECEK KEAN MATEK, RAPERDA DAN PETA. SEDANGKAN TIM PENILAI KEAN KONTEKS MENJADI TUGAS TIM TEKNIS BKPRN. 19
A. B. C. D. E. F. UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAH DAERAH UNDANG-UNDANG NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PP NO. 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG PERMEN PU NO 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI DAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA, BESERTA RENCANA RINCINYA PERMEN PU NO 20 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KABUPATEN/KOTA G. PERMEN PU NO 1 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA RINCI TATA RUANG KABUPATEN/KOTA 20
21