PENERAPAN MAKE A MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BILANGAN ROMAWI PADA SISWA KELAS IV SDN 3 KARANGSAMBUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MAKE A MATCH

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SD 1) Oleh: Siti Qodriyatun 1), Suhartono 2), Ngatman 3)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 KARANGSAMBUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

Kata Kunci: Index Card Match, Peningkatan Pembelajaran, Bilangan Romawi

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 1)

PENGGUNAAN MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN SISWA KELAS II Oleh:

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAGI SISWA KELAS V SD

IG.A.K. Wardani (2009: 10.7), yang menyatakan bahwa: Pemerintah telah berupaya keras meningkatkan profesionalitas

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MASALAH SOSIAL DI KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL JIGSAW DISERTAI MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SDN 2 WONOYOSO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJARAN IPS TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SRUWENG

Keywords: Make A Match model, Graphic Media, civic education learning

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 BANDUNG

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENIGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 SIDOGEDE

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI GADUNGREJO

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

PENGGUNAAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS III SDN KRADENAN

PENERAPAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN 1 PANJER

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 GRENGGENG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

Kata kunci: Talking Stick, Handout, IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN KALIMAT PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PANJER

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

Nur Khasananah 1, Triyono 2, Joharman 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret

PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA BAGI SISWA KELAS V SDN TIRTOMOYO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MEDIA KARTU HURUF DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE (TTW)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL WORD SQUARE DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 2 SIDOGEDE

PENGGUNAAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE JARIMAGIC DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

Keyword: Concept Sentence, Multimedia, Writting Skills

Kata kunci: Index Card Match, kartu gambar, Bahasa Inggris

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN BOROWETAN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN METODE INKUIRI

Keywords: Open Ended Learning Models, Multimedia, Learning, Natural Science.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Keywords: learning, STAD, media charge cards, integers

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENGGUNANAN METODE HYPNOTEACHING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BENERWETAN TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 PLARANGAN

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL CTL DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

Kata Kunci: Teams Games Tournament (TGT), Media Konkret, Sifat-sifat Bangun Datar Sederhana, Matematika

PENERAPAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN TANJUNGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015

Keywords: Index Card Match, card number, Learning Mathematics

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI HITUNG CAMPURAN KELAS II SD

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI ORI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

Transkripsi:

PENERAPAN MAKE A MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BILANGAN ROMAWI PADA SISWA KELAS IV SDN 3 KARANGSAMBUNG Oleh: Miswan 1, Suhartono 2,Warsiti 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret 1 Mahasiswa S1 PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen S1 PGSD FKIP UNS e-mail: Miswan.Iman@yahoo.com Abstract: Application of Make a Match in improving Mathematics Learning about number of roman in IV grade student elementary school. This study aims to improve mathematics about number of roman by applying Make a Match. The experiment was conducted in three cycles. The subjects were all fourth grade students of SD Negeri 3 Karangsambung totaling 28 students. Data came from students, peers, and researchers. Data collection techniques using observation, testing and documentation. Analysis of the data using description qualitative and quantitative. The result shows that the application of the Make a Match, can improve learning in mathematics about number of roman in IV grade elementary school. Keywords: Make a Match, Learning, Mathematics, Number of Roman. Abstrak: Penerapan model Make a Match dalam peningkatkan pembelajaran Matematika tentang bilangan romawi pada siswa Kelas IV SD. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran Matematika tentang bilangan romawi pada siswa kelas IV SD dengan menerapkan model Make a Match. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas yang berjumlah 28 siswa. Data berasal dari siswa, teman sejawat, dan peneliti. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan dokumentasi. Analisis data menggunakan deskripsi kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah penerapan model Make a Match, dapat meningkatkan pembelajaran Matematika tentang bilangan romawi pada siswa kelas IV SD. Kata Kunci: Make a Match, Pembelajaran, Matematika, Bilangan Romawi. PENDAHULUAN Proses belajar mengajar di SD Negeri 3 Karangsambung belum menggunakan model yang sesuai, yaitu guru masih menananamkan pembelajaran yang berpusat pada guru sedangkan peserta didik hanya sebagai pendengar atau penerima informasi, guru dalam penyampaian materi secara langsung dan sesuai intinya kemudian memberi latihan soal untuk dikerjakan dan guru

menilai pekerjaan siswa. Kemudian setelah guru melakukan penilaian, guru membahas soal-soal yang sudah dikerjakan oleh peserta didik, dan peserta didik diberi tugas lagi oleh guru untuk mengerjakan soalsoal latihan berikutnya, disamping peserta didik mengerjakan soal-soal tersebut guru malah mengerjakan administrasi kelas dan guru tidak memantau apakah siswa ada yang mengalami kesulitan atau tidak dalam mengerjakannya. Sedangkan peserta didik memiliki kemampuan yang beragam dan berasal dari latar belakang yang berbeda pula. Berdasarkan kenyataan di atas maka, peneliti berupaya untuk mengubah situasi belajar mengajar sehingga menciptakan pembelajaran yang Aktif, Inofatif, Kreatif, Efektif danmenyenangkan(paikem), yaitu dengan menerapkan model Make a Match. Dengan penerapan model Make a Match diharapkan pembela jaran akan menjadi lebih baik dan meningkat. Model Make a Match merupakan model mencari pasangan dengan menggunakan kartu-kartu. Kartu tersebut tertuliskan soal dan jawaban. Model ini cocok untuk kelas IV, karena siswa Sekolah Dasar khususnya kelas IV masih senang bermain, bergerak, bekerja dengan cara berkelompok dan siswa kelas IV Sekolah Dasar juga masih senang melakukan sesuatu secara langsung. Di Sekolah Dasar, materi Bilangan Romawi hanya diajarkan sekali yaitu di kelas IV semester II. Hal ini bukan berarti pembelajaran Bilangan Romawi tidak penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, melainkan pembelajaran Bilangan Bomawi sangat penting di ajarkan di Sekolah Dasar, karena dalam kehidupan sehari-hari sering di jumpai Bilangan Romawi, seperti dalam bab buku, penomoran kelas, penomoran alamat rumah, penulisan angka pada jam dan lain-lain. Untuk itu pembelajaran Bilangan Romawi harus di ajarkan di Sekolah Dasar, dan diharapkan pembelajaran tidak membosankan bagi siswa. Tujuan dari Pembelajaran Matematika yaitu mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan dalam kehidupan melalui latihan agar bertindak atas dasar pemikiran yang logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif, serta dapat menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Untuk dapat meningkatkan pembelajaan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Karangsambung khususnya pada materi bilangan Romawi, maka guru memerlukan pembelajaran yang efektif dan efisien serta model yang yang digunakan harus menarik yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, tidak membosankan, serta sesuai tingkat perkembangan peserta didik atau siswa, dapat tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan apa yang diharapkan, dan tepat waktu serta mampu menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal,yaitu salah satunya dengan menerapkan model Make a Match. Make a Match merupakan model pembelajaran yang efektif dan efisien, karena model ini kegiatan kegiatan pembelajarannya dilakukan sepenuhnya oleh siswa, guru hanya sebagai fasilitator atas konfirmasi-konfirmasi peserta didik. Dengan model ini memungkinkan

belajar peserta didik akan lebih mudah dan menyenangkan. Lie (2002: 55) menyatakan bahwa Make a Match adalah Teknik belajar mengajar Mencari Pasangan yang dikembangkan oleh Lurna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalamsuasanayang menyenangkan. Huda (2012: 135) juga menyatakan bahwa Make a Match adalah pembelajaran mencari pasangan sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana menyenangkan. Suprijono (2011: 94) juga menyatakan bahwa pembelajaran yang dikembangkan dengan Make a Match yaitu berupa kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Make a Match adalah teknik belajar dengan cara mencari pasangan sambil mempelajari konsep atau topik tertentu dengan menggunakan kartu-kartu dalam suasana yang menyenangkan. Suprijono (2011: 94) menguraikan langkah pembelajaran Make a Match yaitu: (1) Guru menyiapkan kartu-kartu yang terdiri dari kartu berisi pertanyaanpertanyaan dan kartu lainnya berisi jawabanertanyaan; (2)Selanjutnya guru membagi kelas atau komunitas menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu berisi pertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu jawaban. Kelompok ketiga adalah kelompok penilai; (3) Aturlah posisi kelompok-kelompok tersebut membentuk menjadi huruf U.Upayakan kelompok pertama dan kedua berjajar saling berhadapan. Jikamasing-masing kelompok sudah berada pada posisi yang telah ditentukan, maka guru harus membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama dan kelompok kedua saling bertemu untuk mencari pasangan dengan jawaban yang cocok. Berikan kepada mereka untuk berdiskusi; (4) Ketika mereka berdiskusi alangkah baiknya ada musik yang lembut untuk mengiringi aktifvitas belajar mereka. Hasil diskusi ditandai oleh pasangan-pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu jawaban. Pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaanjawaban itu cocok; (5) Setelah penilaian selesai dilakukan aturlah sedemikian rupa kelompok pertama dan kelompok kedua bersatu kemudian memposisikan dirinya menjadi kelompok penilai; (6) Sementara kelompok penilai pada sesi pertama tersebut di atas dipecah menjadi dua, sebagian anggota memegang kartu pertanyaan sebagian lainnya memegang kartu jawaban. Lie (2002: 55) mengemukakan langkah-langkah pembelajar Make a Match yaitu: (1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk sesi review ( persiapan menjelang tes atau ujian); (2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu; (3) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya, misalnya pemegang kartu yang LIMA akan berpasangan dengan kartu PERU. Atau pemegang kartu

yang berisi nama KOFI ANNAN Akan berpasangan dengan pemegang kartu SEKRETARIS JENDRAL PBB; (4) Siswa juga bisa bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok. Misalnya pemegang kartu 3+9 Akan membentuk kelompok dengan pemegang kartu 3X4 dan 6X2. Huda (2011: 135) juga mengemukakan langkahlangkah pembelajaran Make a Match yaitu: (1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa topik yang memungkinkan cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes atau ujian); (2) Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu; (3) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya, pemegang kartu yang bertuliskan PERSEBAYA berpasangan dengan kartu SURABAYA,atau pemegang kartu yang berisi SBY berpasangan dengan pemegang kartu PRESIDEN RI; (3) Siswa bisa juga bergabung dengan 2 atau 3 siswa lain yang memegang kartu yang cocok atau yang berhubungan. Misalnya, pemegang kartu 3 + 3 membentuk kelompok dengan pemegang kartu 2 x 3 dan 12 : 2. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkahlangkah model Make a Match antara lain: (1) guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi kartu soal dan kartu jawaban; (2) guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari kelompok pemegang kartu soal, pemegang kartu jawaban dan kelompok penilai; (3) guru memposisikan kelompokkelompok tersebut menjadi huruf U; (4) guru menetapkan waktu yang disediakan; (5) guru membagi kartu masing-masing siswa mendapat 1 buah kartu; (6) guru menugaskan siswa untuk mencari pasangan; (7) Guru membunyikan peluit pada saat waktu diskusi habis; (8) guru menyuruh kelompok penilai untuk menilai pasangan yang sudah terbentuk. Langkah ini dilakukan berulang-ulang sampai semua siswa mendapat tugas yang sama. Dalam penerapan model Make a Match yang peneliti lakukan adalah: (1) guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi kartu soal dan kartu jawaban; (2) guru membagi komunitas siswa menjadi tiga kelompok yang terdiri dari kelompok pemegang kartu soal, pemegang kartu jawaban dan kelompok penilai; (3) selanjutnya guru memposisikan kelompokkelompok tersebut menjadi huruf U; (4) guru menetapkan waktu yang disediakan; (5) guru membagi kartu masing-masing siswa mendapat 1 buah kartu; (6) guru menugaskan siswa untuk mencari pasangan; (7) Guru membunyikan peluit saat waktu diskusi habis; (8) guru menyuruh kelompok penilai untuk menilai pasangan yang sudah terbentuk. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana langkah-langkah penerapan model Make a Match dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang Bilangan Romawi Pada Siswa Kelas TahunAjaran 2012/2013?; (2) Apakah Penerapan Model Make a Match dapat meningkatkan pembelajaran Matematika tentang Bilangan Romawi pada Siswa Kelas Tahun Ajaran 2012/2013?; (3) Apa

kendala dan solusi penerapan model Make a Match dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang Bilangan Romawi pada Siswa Kelas Tahun Ajaran 2012/2013?. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan langkah-langkah penerapan Model Make a Match dalam peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Bilangan Romawi Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Karangsambung Tahun Ajaran 2012/2013, (2) Untuk meningkatkan Pembelajaran Matematika Tentang Bilangan Romawi Pada Siswa Kelas Tahun Ajaran 2012/2013 dengan model Make a Match, (3)Untuk mengidentifikasi kendala dan solusi Penerapan Model Make a Match dalam peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Bilangan Romawi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Karangsambung Tahun Ajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Karangsambung, yang beralamatkan di Dukuh Dakah, Desa Karangsambung, Kecamatan Karang sambung,kabupaten Kebumen tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dimulai sejak bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Mei 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangsambung yang berjumlah 28 siswa. Sumber data penelitian ini adalah siswa, peneliti, dan teman sejawat. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan dokumentasi. Sedangkan alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi, lembar tes dan foto kegiatan dan video.penelitian ini menggunakan tiga triangulasi yaitu: (1) Triangulasi sumber, yaitu peneliti mengambil data dari beberapa nara sumber. Peneliti akan dibantu oleh 2 guru dan 1 teman sejawat dalam mengamati proses pembelajaran, pengumpulan data, dan memberikan masukkan terhadap hasil pengumpulan data. Peneliti juga dibantu oleh siswa dalam pengumpulan data tentang pencarian pasangan pada saat pembelajaran; (2) Triangulasi metode, yaitu peneliti menggunakan bebagai metode pengumpul data. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti diantaranya observasi, tes dan dokumentasi; (3) Triangulasi instrumen, yaitu peneliti menggunakan berbagai jenis alat atau instrumen pengumpulan data. Alat atau instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu lembar tes, lembar observasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah analsis analisis interaksi untuk menganalisis data hasil penelitiannya. Data yang diperoleh dari lapangan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang bisa dianalisis secara deskriptif. Data ini dapat diperoleh dengan melihat hasil evaluasi siswa. Sedangkan data kualitatif yaitu data berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Data tersebut diolah dengan model interaksi dengan langkah-langkah yaitu: reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.

Indikator kinerja penelitian tindakan kelas ini meliputi langkahlangkah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model make a match, kendala dan solusi penerapan model make a match dan hasil belajar siswa mencapai 80%. Prosedur penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus dilaksankan dua kali pertemuan. Pada siklus pertama materi yang dipelajari adalah nilai dan lambang bilangan romawi. Pada siklus kedua materi yang dipelajari adalah penggunaan dan ketentuan penulisan lambang bilangan romawi. Sedangkan pada siklus ketiga materi yang dipelajari adalah mengubah lambang bilangan asli ke lambang bilangan romawi dan mengubah lambang bilangan romawi ke lambang bilangan asli. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pembelajaran pada penelitian ini dilaksanakan melalui kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pembelajaran dengan menerapkan model make a match. Model ini diterapkan sesuai dengan langkah-langkahnya yaitu: (1) guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi kartu soal dan kartu jawaban; (2) guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari kelompok pemegang kartu soal, pemegang kartu jawaban dan kelompok penilai; (3) setelah itu guru memposisikan kelompokkelompok tersebut menjadi huruf U; (4) guru menetapkan waktu yang disediakan; (5) guru membagi kartu masing-masing siswa mendapat 1 buah kartu; (6) guru menugaskan siswa untuk mencari pasangan; (7) Guru membunyikan peluit saat waktu diskusi habis; (8) guru menyuruh kelompok penilai untuk menilai pasangan yang sudah terbentuk. Pada kegiatan awal, guru menentukan materi yang akan diajarkan dan mempersiapkan media pembelajaran. Selain itu, guru menyampaikan materi pembelajaran pada siswa dengan berbagai macam metode. Pada kegiatan inti, guru menerapkan model Make a Match untuk membahas materi yang dipelajari tentang bilangan romawi. Selama proses pembelajaran guru memberikan penilaian kepada siswa. Sedangkan pada kegiatan akhir guru menyimpulkan materi pembelajaran dan mengadakan evaluasi tentang meteri yang telah dipelajari. Selama kegiatan pembelajar an Matematika berlangsung dengan menerapkan model Make a Match, peneliti dibantu oleh tiga orang observer untuk mengamati dan menilai proses pembelajaran guru dan siswa melalui lembar observasi yang telah disediakan berdasarkan deskriptor penilaian yang ada. Persentase hasil pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Make a Match siklus I-III dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Persentase Hasil Observasi pada Guru Siklus I-III Persentase Hasil Observasi Siklus I Siklus II Siklus III 77,50% 87,50% 90,00% Berdasarkan tabel 1, persentase hasil observasi guru selalu meningkat setiap siklusnya. Untuk persentase hasil observasi

pada siswa, dapat dilihat pada tabel 2. berikut: Tabel 2. Persentase Hasil Observasi pada Siswa Siklus I, II, dan III Persentase Hasil Observasi Siklus I Siklus II Siklus III 75,00% 80,00% 87,50% Berdasarkan tabel 2, persentase hasil observasi siswa selalu mengalami kenaikan disetiap siklusnya. Meningkatnya keaktifan siswa berpengaruh terhadap evaluasi siswa dari silkus I, II, dan III. Tabel 3. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I, II, dan III Persentase Ketuntasan Siklus I Siklus II Siklus III 85,71% 89,23% 92,86% Tuntas Tuntas Tuntas Berdasarkan tabel 3. Ketuntasan hasil evaluasi tiap siklusnya mengalami peningkatan dan hasilnya memenuhi capaian indikator kerja yaitu 80%. Dalam hal ini dapat dilihat pada siklus 1 siswa yang tuntas mencapai 85,71%, pada siklus II siswa yang tuntas mencapai 89,23%, sedangkan ada siklus III siswa yang tuntas mencapai 92,86%. Siswa semangat dan berperan aktif dalam proses pembelajaran dan hasil belajar mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Uno (2011: 54), belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Penerapan model Make a Match dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas IV, yaitu pada tahap opersional konkret sehingga anak membutuhkan suasana pembelajaran yang nyata. Menurut Piaget dalam Heruman (2008: 1), mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidahkaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Keberhasilan siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model Make a Match dalam penelitian ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Karangsambung. SIMPULAN DAN SARAN Penerapan model Make a Match dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang bilangan romawi pada siswa kelas tahun ajaran 2012/2013, dapat disimpulkan sebagai berikut: Langkah-langkah penerapan model Make a Match pada pelaksaaan penelitian ini ada 8, yaitu: (1) guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi kartu soal dan kartu jawaban; (2) guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari kelompok pemegang kartu soal, pemegang kartu jawaban dan kelompok penilai; (3) setelah itu guru memposisikan kelompokkelompok tersebut menjadi hurufu; (4) guru menetapkan waktu yang disediakan; (5) guru membagi kartu masing-masing siswa mendapat 1 buah kartu; (6) guru menugaskan siswa untuk mencari pasangan; (7) Guru membunyikan peluit saat waktu diskusi habis; (8) guru

menyuruh kelompok penilai untuk menilai pasangan yang sudah terbentuk. Penerapan model Make a Match yang sesuai dengan skenario pembelajaran dan karakteristik siswa dapat meningkatkan pembelajaran Matematika tentang bilangan romawi pada siswa kelas IV SDN 3 Karangsambung tahun ajaran 2012/2013. Kendala penerapan model Make a Match yaitu: (1) Guru masih melewatkan 3 langkah pembelajaran dengan model Make a Match; (2) Guru masih kurang menguasai kelas; (3) Siswa kurang percaya diri pada saat mencari pasangan; (4) Siswa kurang mampu dalam menilai pasangan dan (5) Siswa belum ada yang bertanya pada saat penyimpulan materi. Solusi dari kendala tersebut antara lain: (1) guru lebih teliti dalam menerapkan model Make a Match; (2) guru berusaha untuk lebih menguasai kelas terutama pada langkah pembelajarannya dan materi yang disampaikan;(3) guru memberi motivasi kepada siswa untuk lebih percaya diri pada saat pencarian pasangan; (4) guru memberi motivasi dan arahan kepada siswa untuk aktif dan teliti pada saat peinilaitian pasangan; (5) guru memberi movasi kepada siswa untuk bertanya ketika guru memberi kesempatan bertanya pada proses penarikan kesimpulan. Heruman (2008). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lie, A. (2002). Kooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Suprijono, A. (2011). Kooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Uno, M. & Kuadrat, M. (2009). Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara DAFTAR PUSTAKA Huda, M. (2011). Kooperative Learning Teknik, Struktur,d dan Model Penerapan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.