BAB I PENDAHULUAN. wisata dan lain-lain. Dalam menjalankan perannya, industri pariwisata harus

dokumen-dokumen yang mirip
mekanisme pengaturan yang komplek karena melibatkan beberapa pendukung pengembangan pariwisata. Dalam menjalankan perannya, industri pariwisata

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

KONDISI UMUM Keadaan Fisik Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

SMP NEGERI 3 MENGGALA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang ada. Sebagai contoh laporan World Wild Fund (WWF) pada tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah dengan berkunjung ke tempat wisata. Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, wisata

I. PENDAHULUAN. mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada peserta didik. Komponen dalam proses pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti BR Tarigan, 2013

SKRIPSI HERIYANTO NIM : B

V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

BAB II DESKRIPSI TEMPAT WISATA Sejarah Taman Wisata Alam Mangrove Pantai Indah Kapuk. lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

BABI PENDAHULUAN. SUdah berabad-abad lamanya kebun 'raya di dunia secara umum menjadi

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kuningan berada di provinsi Jawa Barat yang terletak di bagian

2 dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.36/Menhut-II/2014 TENTANG

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA NGARGOYOSO SEBAGAI OBYEK WISATA ALAM BERDASARKAN POTENSI DAN PRIORITAS PENGEMBANGANNYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

MAILISA ISVANANDA, 2015 POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia yang letak

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan potensi wisata bertujuan untuk meningkatkan perekonomian

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN

I. PENDAHULUAN. individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 34/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 ( 5 April 2016).

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Desa Raraham, Kecamatan Cimacan, Kabupaten Cianjur. Kebun Raya

BAB II PEMBAHASAN TEORI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata

Laporan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas LIPI Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR EKOWISATA. Chafid Fandeli *)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

NILAI EKONOMI EKOTURISME KEBUN RAYA BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi lindung dan fungsi konservasi semakin berkurang luasnya. Saat ini

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya mengalami perkembangan yang positif. Keselarasan antara

BAB 1 PENDAHULUAN. besar untuk di manfaatkan, tentu sektor bisnis yang terkait kedatangan wisatawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

I. PENDAHULUAN. Pergeseran tren kepariwisataan di dunia saat ini lebih mengarah pada

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang komplek karena melibatkan faktor-faktor lainnya seperti: transportasi, hotel, restaurant, pemandu wisata dan lain-lain. Dalam menjalankan perannya, industri pariwisata harus menerapkan konsep sedemikian rupa agar mampu mempertahankan serta meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang nantinya dapat memberikan manfaat ekonomi baik bagi industri pariwisatanya sendiri dan juga bagi masyarakat lokal. Pariwisata di Indonesia juga memberikan peranan penting karena ikut membantu menggerakan roda perekonomian negara. Dari tahun ke tahun jumlah kunjungan wisatawan nusantara semakin meningkat, menurut data di Badan Pusat Statistik (BPS) wisatawan nusantara yang melakukan perjalanan di dalam negeri pada semester pertama 2012 naik 0,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah wisatawan nusantara pada enam bulan pertama 2012 mencapai 105,95 juta perjalanan sementara pada 2011 mencapai 105,85 juta perjalanan. Jumlah tersebut menunjukkan target 245 juta perjalanan sudah tercapai sebanyak 45 persen. Sebagai negara yang mempunyai julukan mega biodiversity, Indonesia dikenal sebagai pusat konsentrasi keanekaragaman hayati dunia tidak heran Astri Vina Fardani, 2013 Pengaruh fasilitas dan potensi alam Terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke kebun raya cibodaskabupaten cianjur (survei pada pengunjung kebun raya cibodas) Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 banyak yang tertarik untuk berwisata di Indonesia. Sebagian besar kekayaan keanekaragaman hayati tersebut berada di kawasan hutan alam, terutama di dalam kawasan konservasi. Kawasan konservasi di Indonesia mencakup areal seluas 27 juta hektar terdiri dari Kawasan Suaka Alam (cagar alam dan suaka margasatwa), Kawasan Pelestarian Alam (taman nasional, taman wisata alam, dan taman hutan raya) dan taman buru. (sumber: Konservasi Taman Nasional) Salah satu kawasan konservasi terbaik untuk menyaksikan keanekaragaman, keunikan, kekhasan, dan keindahan flora/fauna yang endemik, langka dan dilindungi, termasuk menyaksikan keindahan dan keajaiban fenomena alam adalah di Kebun Raya dan beruntung sekali Provinsi Jawan Barat memiliki beberapa Kebun Raya, yang diantaranya adalah Kebun Raya Cibodas yang terletak di Kabupaten Cianjur. Kebun Raya Cibodas pada awalnya didirikan sebagai cabang dari Kebun Raya Bogor, akan tetapi seiring berjalannya waktu Kebun Raya Cibodas (KRC) berkembang lebih pesat dari Kebun Raya Bogor sendiri. Kebun Raya Cibodas (KRC) dimaksudkan sebagai tempat koleksi ex situ (di luar habitat) bagi tumbuhtumbuhan tropis basah dataran tinggi. Termasuk dalam koleksinya adalah berbagai jenis pohon besar yang dilindungi seperti tusam dan tumbuhan runjung, tumbuhan paku pegunungan, hutan kaliandra, hutan alam dan terdapat pula air terjun buatan dan alami. Berbagai fasilitas terdapat di Kebun Raya Cibodas untuk keperluan pengelolaan serta mendukung kenyamanan wisatawan selama berwisata di Kebun Raya Cibodas, fasilitas-fasilitas yang dimaksud seperti, tempat parkir, rumah makan, arena outbond, camping sites yang dapat

3 menampung sampai dengan 200 tenda, ruang informasi yang dilengkapi dengan sarana dokumentasi dan masih banyak lagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Sarana dan Prasarana Kebun Raya Cibodas No Uraian Jumlah 1 Guest House (Sakura dan Medinilla) 2 Buah 2 Gedung Laboratorium 1 Buah 3 Gedung Kantor Data 1 Buah 4 Gedung Konservasi 1 Buah 5 Gedung Pengelola 1 Buah 6 Lath House 1 Buah 7 Kamar Kaca Pembibitan 1 Buah 8 Kamar Kaca Sukulen 2 Buah 9 Kamar Kaca Kaktus 1 Buah 10 Kamar Kaca Anggrek 2 Buah 11 Rumah Dinas 1 Unit 12 Rumah Dinas Pimpinan 1 Unit 13 Pos Satpam Pintu Belakang 2 Unit 14 Gazebo 16 Buah 15 Toilet 12 Buah 16 Kantin 2 Buah 17 Kolam 11 Buah 18 Jalan Aspal 35,375 m2 19 Jalan Cico 18.000 m2 20 Galeri Tanaman Hias 1 Buah 21 Café 2 Buah 22 Persemaian Tanaman 1 Buah 23 Galeri Tanaman Langka 1 Buah

4 Sumber: Sumber : UPT Balai Penelitian Kebun Raya CIbodas-LIPI Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sarana dan prasarana di atas dibuat untuk keperluan pengelolaan Kebun Raya Cibodas serta mendukung kenyamanan wisatawan. Dalam hal ini kenyamanan wisawatan dimaksudkan agar wisatawan yang datang ke Kebun Raya Cibodas dapat tinggal lebih lama (long stay guest)dan nantinya menjadi repeating guest (datang kembali). Adapun, data kunjungan wisatawan Ke Kebun Raya Cibodas dari tahun 2005-2011 dapat dilihat di Tabel 1.2 berikut. Tabel 1.2 Data Pengunjung Wisatawan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas-LIPI 2005-2011 NO TAHUN JUMLAH KUNJUNGAN Tingkat Pertumbuhan Wisatawan 1 2005 554.976 2 2006 523.247-5,7% 3 2007 503.966-3,68% 4 2008 435.743-13% 5 2009 482.001 9% 6 2010 453.790-5,8% 7 2011 443.870-2,1% Sumber : UPT Balai Penelitian Kebun Raya CIbodas-LIPI 2012 Dari Tabel 1.2 bisa kita lihat bahwa kunjungan wisatawan ke Kebun Raya Cibodas mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Penurunan jumlah wisatawan dapat menjadi salah satu indikasi kurangnya minat wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Cibodas. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan pada

5 tahun 2005-2006 yang mengalami penurunan sekitar 5,7% pada tahun 2006-2007 mengalami penurunan sekitar 3,68%, pada tahun 2007-2008 mengalami penurunan sekitar 13%, sedangkan pada tahun 2008-2009 mengalami peningkatan sebesar 9%, kemudian tahun 2009-2010 kembali mengalami penurunan sekitar 5,8% dan pada tahun 2011 menurun sebesar 2,1 %. Target Kebun Raya Cibodas untuk kunjungan wisatawan sendiri sebanyak 600.000 pengunjung setiap tahunnya, tentu jumlah pengunjung sampai pada saat ini masih jauh dari target yang diharapkan. Ada berbagai kemungkinan yang dapat menyebabkan berkurangnya minat wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Cibodas. Beberapa kemungkinan diantaranya adalah: tidak adanya peningkatan fasilitas serta pengembangan potensi alam yang dimiliki Kebun Raya Cibodas. Selain itu, bisa jadi kurang efektifnya pengelolaan terhadap Kebun Raya Cibodas sehingga mengurangi minat wisatawan untuk mengunjung Kebun Raya Cibodas semakin menurun karena apabila sebuah tempat wisata bisa dikelola dengan baik pengunjungnya akan terus bertambah setiap tahun. Penurunan jumlah kunjungan wisatawan tentu merupakan sebuah masalah yang tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena hal ini menyangkut kelangsungan sebuah tempat wisata juga bagi masyarakat lokal yang ikut menggerakan roda ekonominya di Kebun Raya Cibodas. Penurunan jumlah wisatawan tersebut diduga karena tidak adanya pengembangan fasilitas yang dilakukan oleh pengelola, sehingga menciptakan suatu keadaan dimana pengunjung yang pernah datang, tidak datang kembali (repeating guest). Adapun fasilitas adalah salah satu

6 faktor penting dalam menarik kunjungan karena fasilitas wisata berperan besar dalam menunjang keberhasilan dan kualitas dari aktifitas wisata di suatu objek. (Baud-Bovy, 1977:24) Di sisi lain, Kebun Raya Cibodas masih memiliki potensi daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal. Padahal apabila dikembangkan, bisa menjadi daya tarik untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Seperti halnya menurut David Fennell dalam bukunya yang berjudul Ecotourism: ecotourism most likely has a convergent evolution,where many places and people independently responded to the need for more nature travel opportunities in line with society s efforts to become more ecologically minded Hal tersebut dipertegas oleh Baud-Bovy dalam jurnal Edwin Fianto (2000:2) bahwa produk pariwisata adalah sejumlah komponen, yaitu sumber daya yang terdapat pada suatu daerah tujuan wisata, fasilitas yang terdapat pada suatu daerah tujuan wisata dan transportasi yang membawa dari tempat asalnya ke suatu daerah tujuan wisata. Hubungan antara fasilitas dan potensi alam dengan keputusan berkunjung juga dipaparkan oleh Morisson (2009:97) bahwa: Buying decision are based on a rational motives, emotional motives or both. Rational motives involves the logical evaluation of price, service, facilities, cleanliness. Emotional motives involve non objective factors and include reason. Menurut Morisson (2009:97) keputusan berkunjung didasarkan pada motif rasional, motif emosional atau keduanya. Motif rasional menyangkut tentang evaluasi harga, pelayanan, fasilitasm kebersihan. Sedangkan motif emosional

7 didasari oleh faktor non objektif termasuk alas an didalamnya. Ketika melakukan kegiatan, setiap individu pasti didorong oleh sesuatu motif yang ada dalam dirinya. Hal ini berarti motif tersebut mendorong setiap individu untuk berperilaku sehingga dalam berperilaku pasti didasari oleh suatu motif. Berdasarkan fenomena yang ada di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai "Pengaruh Fasilitas dan Potensi Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Kebun Raya Cibodas Kabupaten Cianjur (survey pada pengunjung Kebun Raya Ciboda. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian mengenai Pengaruh Fasilitas dan Potensi Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Kebun Raya Cibodas ini adalah : 1. Bagaimanakah fasilitas yang dimiliki Kebun Raya Cibodas? 2. Bagaimanakah potensi alam yang terdapat di Kebun Raya Cibodas? 3. Bagaimanakah keputusan berkunjung wisatawan ke Kebun Raya Cibodas? 4. Bagaimanakah pengaruh fasilitas terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Kebun Raya Cianjur? 5. Bagaimanakah pengaruh potensi alam terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Kebun Raya Cibodas?

8 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Mengidentifikasi kondisi fasilitas Kebun Raya Cibodas. 2. Menganalisis potensi alam yang ada di Kebun Raya Cibodas. 3. Menganalisis keputusan berkunjung wisatawan ke Kebun Raya Cibodas. 4. Menganalisis pengaruh fasilitas terhadap kunjungan wisatawan. 5. Menganalisis pengaruh potensi alam terhadap kunjungan wisatawan. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis dengan dilakukannya penelitian ini penulis mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan ilmu mengenai pariwisata khusunya mengenai pengaruh fasilitas dan wisata alam. 2. Manfaat bagi pemerintah adalah diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan atau pertimbangan untuk pengelolaan dan pengembangan lokasi yang diteliti. 3. Bagi penelitian yang akan dilakukan selanjutnya, semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dalam studi lanjutan mengenai analisis fasilitas dan potensi Kebun Raya Cibodas kabupaten Cianjur

9 E. Definisi Operasional Definisi operasional dari penelitian yang berjudul Pengaruh Fasilitas dan Potensi Alam Terhadap Tingkat Kunjungan Wisatawan ke Kebun Raya Cibodas Kabupaten Cianjur dijabarkan singkat sebagai berikut: 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pengaruh (KBBI) pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas telahdikemukakan sebelumnya bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain. 2. Fasilitas wisata menurut Boyd-Bovy dan Lawson (1977:24) merupakan salah satu komponen penciptanya dampak ekonomi pertama bagi daerah dan masyarakat dalam kegiatan pariwisata di lokasi wisata dengan menciptakan peluang kerja serta berusaha mendapatkan penghasilan dari produk yang diciptakan. 3. Potensi Alam adalah segala sesuatu yang terdapatndo daaerah tujuan wisata dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut (Yoeti, 1983: 160-162) 4. Wisata alam atau yang lebih sering disebut juga sebagai ekowisata atau ecotourism juga adalah suatu perjalanan menuju suatu tempat tertentu di permukaan bumi untuk menikmati keindahan dan keajaiban alam tanpa sentuhan pembangunan. Baik berupa panorama alam, gemercik air di

10 sungai, deburan ombak, heningnya suasana gua, hijaunya hutan dan bahkan kehidupan social budaya suatu masyarakat pedalaman yang belum tersentuh oleh teknologi modern (Nandi, 2005:56). 5. Teori keputusan berkunjung yang diambil merupakan hasil modifikasi dari konsep keputusan pembelian berdasarkan teori Kotler dan Keller (2009:270) yang meliputi produk, merek, saluran pembelian, waktu dan jumlah pembelian. Sub variable dari teori keputusan pembelian ini dimodifikasi menjadi keputusan berkunjung. Kotler dan Keller (2009:158) mengungkapkan bahwa: keputusanberkunjung merupakan tahap dimana konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk jasa yang paling disukai, dimana keputusan untuk memodifikasi, menunda atau menghindar sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan.