DESAIN DAPUR UMUM UNTUK PENANGANAN KORBAN BENCANA ALAM DENGAN KONSEP MODUL Studi kasus : Banjir Bojonegoro

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN DAPUR UMUM PASCA BENCANA

DESAIN DAPUR UMUM PASCA BENCANA

DESAIN DAPUR UMUM PORTABLE UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA ALAM

Desain Rancang Bangun Dapur Umum Portable dalam Penanggulangan Bencana Alam

TUGAS AKHIR DESAIN PRODUK DESAIN KICHEN SET UNTUK DAPUR DENGAN LUASAN 4 5 M² PADA BANGUNAN SETARA RUMAH TIPE 36

DESAIN MCK DARURAT UNTUK DAERAH KORBAN BENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

DESAIN DAPUR UMUM BENCANA DENGAN KONSEP KOMPAKTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

DESAIN KERETA SAMPING sebagai SOLUSI PENINGKATAN KAPASITAS ANGKUT pada SEPEDA MOTOR

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Rancang Bangun Mesin Pengolahan Kopi Terpadu

DESAIN KOMPOR ENERGI MATAHARI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LENSA AIR SEBAGAI SUMBER PANAS

Tugas Akhir. anthropometri MARTINUS BRAHMA DWI L

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Desain Workstation Peracikan Obat Untuk Ruang Kelas SMK Farmasi di Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PENGEMASAN SARI KEDELAI UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA. Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN MOBILE KITCHEN SEBAGAI PRODUK ALTERNATIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN SNOOK TABLE

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI DESAIN DAPUR ERGONOMIS UNTUK HUNIAN KECIL MENGGUNAKAN KONSEP INTERAKSI KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 - Pendahuluan

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH...

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

PENERAPAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN ANTHROPOMETRI PADA PEMILIHAN DESAIN FASILITAS RUANGAN WARNET

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN EURASIA. Gambar 1.1. Kondisi Geologi Indonesia

No semua komponen bangsa, maka pemerintah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pencarian yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Badan

Concept Scoring Tempat Gantungan Baju Jadi dan Baju Siap Fitting Perancangan Tata Letak Fasilitas Fisik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DESAIN BECAK WISATA KOTA BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

Transkripsi:

DESAIN DAPUR UMUM UNTUK PENANGANAN KORBAN BENCANA ALAM DENGAN KONSEP MODUL Studi kasus : Banjir Bojonegoro Terbit Setya P Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147 ABSTRAK Indonesia adalah salah satu negara yang terletak di jalur gunung berapi (ring of fire) sirkum pasifik dan pertemuan lempengan benua, yaitu lempengan benua Asia dengan lempengan benua Australia. Dengan kondisi geografis seperti ini, Indonesia merupakan salah satu Negara yang rawan bencana alam (natural disaster). Melalui pendekatan displin ilmu Desain Produk Industri, bagaiman menciptakan sarana mitigasi bencana alam khusunya sarana penyedia logistik bagi korban bencana yang mudah digunakan, aman dan bisa mengakomodasi kebutuhan pangan. Dari hasil studi kebutuhan dilapangan dihasilkan dapur umum dengan konsep modul, menggunakan tenda yang dapat di bongkar pasang dengan cepat. ABSTRACT Indonesia is one country that is located in the path of the volcano (ring of fire) sirkum Pacific and continental plates meeting, the plate with a plate of Asia Australian continent. With such geographical conditions, one of Indonesia is a disaster-prone state of nature (natural disaster). Through a disciplined approach to the science of Industrial Product Design, how to create a means of mitigation of natural disasters especially by means of logistic providers to victims of disaster is easy to use, secure and able to accommodate the food needs. From the results of studies in the field needs generated by the concept of common kitchen module, using tents that can be quickly dismantled pairs. KATA KUNCI Dapur umum dengan konsep modul dan dibongkar pasang

PENDAHULUAN Latar Belakang Dari begitu banyaknya bencana banjir yang terjadi bencana tersebut bisa dikategorikan sebagi bencana nasional. Namun hal ini tidak diimbangi dengan manajemen dan fasilitas penanggualangan pasca bencana yang baik. - Intensitas bencana yang terjadi di Indonesia, sepanjang tahun 2009 di Indonesia terjadi lebih dari lima bencana banjir besar yang terjadi. - Manajemen pasca bencana yang masih terkesan lambat, lambatnya penanganan, khususnya pasokan bantuan makanan dan distribusi yang semrawut yang masih sering terjadi. - Belum adanya fasilitas yang memadai untuk dapur bencana, fasilitas yang ada masih belum mememenuhi kebutuhan dan pelayanan dapur umum pasca bencana. Yang ada hanya sekedar sebuah tenda ala kadarnya yang digunakan untuk memasak. Manajemen pasca bencana dalam pelaksanaanya membutuhkan kecepatan dan fleksibilitas yang tinggi. Hal ini berimbas pada pemenuhan fasilitas yang mampu mengakomodasi kebutuhan dalam kegiatan mitigasi bencana. Dapur umum pasca bencana pun seharusnya memiliki kemampuan mobilitas yang tinggi. Tujuan Perancangan ini akan menghasilkan dapur umum bencana, khususnya bencana banjir, yang bisa berpindah dari satu tempat ke temapat yang lain (mobile) dan mudah dibawa (portable) dalam bentuk modul yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia. Dengan tujuan : - Mempermudah dan mempercepat dalam pegiriman ke tempat lokasi yang dituju. - Menjadikan dapur umum benrupa modul yang mudah dibawa dan dipindahkan dengan media apapun untuk digunakan di lokasi pasca bencana banjir. - Mempercepat dan mempermudahkan pengadaan dan suplai makanan untuk korban bencana. - Memberi kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna dapur umum. Masalah Permasalahan yang akan dibahas dari kondisi dapur bencana banjir yang ada saat ini adalah : efisiensi waktu bongkar pasang, kebersihan, posisi memasak yang tidak ergonomis dan kemudahan pengangkutan modul dapur umum.

METODOLOGI Data primer: survey lapangan, wawancara,observasi Data sekunder: literatur, website regulasi dan standar Latar belakang Pengumpulan data Perumusan masalah - isu yang berkembang bencana alam - data tentang bencana alam ya / tidak Skema 1. Metodologi perancangan

HASIL Gambar 1 : Tampak dapur umum secara keseluruhan Gambar 2 : desain tempat kompor

Gambar 3 : Desain meja racik dan sink Gambar 4 : Desain peralatan memasak

PEMBAHASAN Analisa Pengguna Dengan fugsi utama sebagai sarana mitigasi pasca bencana untuk melayani kebutuhan bahan makanan bagi korban bencana, maka dapur umum pasca bencana memiliki target pasar utama sebagai berikut : 1. Target pengguna Semua korban bencana yang ada dilokasi bencana, baik wanita pria, anak anak, dewasa dan manula. Dari kalangan bawah sampai atas yang menjadi korban bencana di seluruh wilyah Indonesia yang dapat dijangkau oleh operasional dapur umum. 2. Target pasar Merupakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan sebagai pembeli produk/ pengambil keputusan (stake holder). Target pasar dapur umum antara lain sebagai berikut : A. Badan Nasional Penanggulangan Bencana, merupakan badan pemerintah yang bertanggungjawab atas mitigasi bencana di Indonesia. Potensi pasar tak lapas dari program program peningkatan kualitas mitigasi bencana yang dilakukan oleh BNPB dan pemerintah. Mulai dari tingkat daerah kabupaten, propinsi hingga nasional. B. Departemen Sosial, saat ini departemen sosial adalah departemen pemerintah yang secara khusus juga menangani masalah dapur umum. Pada paraktek dilapangan Depsos berperan sebagai penyedia fasilitas khususnya dapur umum yang di opersionalkan oleh satgas penanggulangan bencana, relawan atau masyarakat. Tentunya potensi pasar yang sangat besar denagn tujuan menigkatkan kualitas sarana dapur umum. C. PMI, merupakan badan independent yang bergerak di bidang kemanusian termasuk mitigasi pasca bencana. PMI merupakan salah satu badan independent yang aktif dan cepat bergerak menangani korban bencana. Potensi PMI membutuhkan dapur umum juga besar. D. UKM, industri penyedia peralatan masak, tenda dan peralatan pendukung lainya yang terkait denagn proses produksi dapur umum. E. Perusahaan Produk, seperti halnya promosi langsung, dapur umum bisa berpotensi sebagai media promosi tidak langsung dalam bentuk CSR. Keuntungan yang didapat perusahaan produk ialah lebih mendekatkan

dan menguatkan posisi dan persepsi produk pada konsumen. Sehingga dapat terbentuk loyalitas antara konsumen dan produsen produk. Analisa Aktifitas Dalam analisa ini ditemukan beberapa masalah yang terjadi pada aktifitas dapur umum, untuk itu perlu rekomendasi solusi dan pemenuhan kebutuhan fasilitas pendukung. Tabel 1 : Rekomendasi Solusi dan Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Pendukung No Permasalahan Rekomendasi Solusi Kebutuhan 1 Peralatan DU umum yang tidak terorganisir memnyebabkan proses persiapan lama 2 Kendaraan angkut yang besar tidak bisa menjangkau daerah terpencil dan akses jalan yang rusak 3 Proses perakitan tenda yang rumit dan butuh waktu yang cukup lama 4 Peralatan memasak tidak terkonfigurasi dengan baik, menghambat aktifitas memasak 5 Area dan meja racik kurang besar untuk meangakomodasi aktifitas persiapan memasak, akibatnya proses memasak memakan waktu lama 6 Penggunaan minyak tanah sebagai BBM Pengorganisiran peralatan yang baik, perlatan sebaiknya dijadikan satu unit atau grup sehingga memudahkan persiapan pengangkutan - Perlu kendaraan atau alat yang bisa mengangkut DU - DU dan Peralatanya harus portable untuk memudhakan proses pengangkutan System sambungan dan perakitan tenda yang sederhana dan mudah Penempatan peralatan memasak dikonfigurasikan sesuai dengan kebuthan dan aktifitas di dapur umum Pembesaran area peracikan dan kapasitas meja racik Mengganti BBM minyak tanah dengan BBM jenis lain yang Peralatan DU dalam satu modul atau unit kesatuan Dapur umum yang mobile dan portable agar mudah dibawa dan bisa menjagkau daerah terpecil dan akses jalan yang rusak Tenda atau peneduh dengan system dan perakitan yang sederhana dan knockdown Konfigurasi Dapur umum yang sesuai dengan aktifitas Area peracikan dan meja racik BBM yang irit dan cepat panas

No Permasalahan Rekomendasi Solusi Kebutuhan mengakibatakan kompor kurang cepat panas dan boros lebih efisien 7 Area pendinginan Perlu area pendinginan dan Area untuk proses makanan tidak ada, pembukusan makanan yang pendinginan dan kalaupun ada kurang cukup memadai pembungkusan memadai, akibatanya menghambat proses pembungkusan makanan 8 Terjadi antrian atau Pengorganisiran distribusi Pengaturan pembagaian dan berebut makan ketika pembagian makanan kepada pengungsi jadwal makan 9 Tenda tempat istirahat Tempat istirahat operator Tempat istirahat operator operator kurang menjadi satu dengan dapur memadai dan terpisah dari tenda dapur umum umum agar akses ke dapur umum oleh operator lebih cepat dan mudah 10 Sampah hasil memasak Disediakanya tempat sampah Tempat sampah dan temapat perlu tempat khusus khusus dan tempat untuk mencuci peralatan masak dan tidak adanya mencuci peralatan memasak tempat untuk mencuci peralatan masak Hasil analisa yang berupa solusi dan kebutuhan nantinya akan digunkan sebagai dasarpengembanganaktifitasdandesaindapurumum. Analisa Sosial Budaya Dari hasil analisa dapat disimpulkan rekomendasi yang berkaitan untuk pengembangan desain dapur umum pasca bencana adalah : 1. Desain dapur umum dengan system dan operasional yang mudah dan sederhana sehingga nanti bisa digunkan oleh masyarakat secara swadaya. 2. Dapur umum bisa mengakomodasi dan menyesuaikan jenis makanan yang bisa diterima oleh masyarakat yang ada pada daerah bencana sehingga proses penyedian kebutuhan makanan terpenuhi.

3. Peralatan dapur umum di desain agar bisa mengakomodasi proses memasak berbagai jenis makanan yang bisa disesuaikan dengan daerah tempat bencana. Analisa Ergonomi Antropometri pengguna dimaksudkan untuk mendapat dimensi struktural standar yang digunakan sebagai acuan dimensi yang berkaitan dengan tinggi badan dan lebar rentang bahu. Tabel 2 : Antropometri pengguna ditinjau dari kelompok persentil Sex Percentile Pertimbangan Tinggi Rentang bahu PRIA 50 %tile + clearance Operator/pengungsi 1700 mm 1600 mm 500 mm WANITA 50 %tile + clearance Operator/pengungsi 1000 mm 400 mm Antropometri dibagi menjadi 2 yakni pria dewasa dan wanita dewasa. Kelompok ukuran yang digunakan untuk pria 50 %tile. Asumsi ini digunakan sebagai dimensi struktural rata-rata tinggi area sirkulasi. Dimensi 50 %tile dapat diasumsikan dimensi 5%tile bisa melewati sirkulasi begitupun kelompok 95 %tile. Begitupun untuk antropometri wanita dewasa sebagai operator/pengungsi menggunakan dimensi struktural 50 %tile agar kelompok 5 dan 95 %tile bisa melewati. Gambar 5 : Dimensi dan antrophometri tempat kompor

Gambar 6 : Dimensi dan antrophometri tempat kompor penempatan dandang Gambar 7 : Dimensi dan antrophometri tempat kompor penempatan panci Gambar 8 : Dimensi dan antrophometri tempat kompor penempatan wajan

Gambar 9 : Dimensi dan antrophometri meja racik Gambar 10 : Dimensi dan antrophometri modul ruangan dapur umum Gambar 11 : Pengaturan sirkulasi udara ruangan dapur umum

Keterangan : 1. Udara dingin masuk ke dalam tenda melalu jendela pada sisi bawah tenda menuju kedalam ruangan. 2. Udara dingin berada di dalam ruangan tenda. 3. Udara panas hasil dari proses memasak mengalir keatas Udara panas hasil memasak dibawa oleh udar dingin menuju keluar ruangan. tenda melalui jendela pada bagian atas tenda. Analisa Konfigurasi Analisa ini menghasilkan penataan/konfigurasi yang berhubungan dengan kebutuhan ruang dan kelapangan ruangan dapur hingga menghasilkan solusi konfigurasi terbaik ruangan dapur umum. Berikut gambar konfigurasi ruagan hasil dari analisa : Gambar 12 : Konfigurasi ruangan dapur umum terpilih Analisa Mekanisme dan Join Anlisa ini menghasilkan mekasnisme dan sambungan pada struktur tenda dan sarana dapur umum yang sesauai dengan kebutuhan dan aktifitas kerja dapur umum. Mekanisme dan join tempat kompor, mekanisme bongkar pasang pada tempat kompor.

Gambar 13 : Posisi normal Gambar 14 : Kaki ditarik keatas Gambar 15 : Lipat kaki kedalam Gambar 16: Kaki dan meja ditarik keatas Gambar 17 : Letakan meja dan kaki

Mekanisme rak pada tempat kompor Gambar 18 : Mekanisme rak pada tempat kompor Gambar 19 : Mekanisme rak pada tempat kompor Gambar 20 : joining pada tempat kompor

Mekanisme dan join pada rangka tenda Gambar 21 : Mekanisme dan join pada rangka utama bagian tengah dan samping Gambar 22 : Mekanisme dan join pada rangka vertikal dengan rangka atap dan adjuster

System pengikatan kain penutup tenda pada rangka Gambar 23 : Sistem sambungan kain pentup tenda menggunakan toniket Gambar 24 : Mekanisme pengikatan kain penutup tenda pada rangka Analisa Modul Berikut gambar satu modul dapur umum dan kerangkanya. Dalam satu unit dapur umum terdiri dari 3 buah modul. Satu modul kapasitasnya adalah satu ruang masak dan satu ruang serbaguna. Jika 1 unit maka terdapat 3 ruang masak dan 3 ruang serbaguna. Dimensi satu modul dapur umum adalah: Lebar Panjang : 600 cm : 300 cm

Gambar 25 : Modul tenda dapur umum Flooring digunakan sabagai alas dapur umum agar tetap mudah ketika dibersihkan. Modulnya yang digunakan system puzzle knockdown, sehingga mudah dibawa. Dimensi satu modul flooring adalah : Panjang Lebar Tebal : 150 cm : 150 cm : 5 cm Berikut gambarnya. Gambar 26 : Modul flooring dapur umum

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil studi dan analisa pada dapur umum diindonesia, permasalahan yang didapat adalah sebagai berikut: a) Inflexible dan unmovable-nya dapur umum dalam pengiriman terhadap semua kondisi pasca bencana alam yang ada di Indonesia. Dapur umum hanya dapat dikirim melalui jalan darat. Hal tersebut terjadi karena peralatan - peralatandapur umum berupa bagian-bagian tunggal dan tidak selaras sehingga volume pengepakan menjadi besar dan sulit dikirim. Sehingga sulit menembus medan atau daerah yang terpencil dengan akses jalam yang rusak b) Lantai dapur umum kontak langsung dengan tanah dan tidak terlidungi dari efek cuaca hujan yaitu becek dan juga tidak terlindungi dari tanah yang gembur dan tanah yang tidak rata. Lantai mudah kotor sehingga tidak higienis. c) Posisi memasak yang tidak ergonomis yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama mengakibatkan cepat lelah pada pengguna. 2. Konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan keywords : portable, nyaman dan efisien 3. Hasil dari penerapan konsep tersebut untuk menyelesaikan masalah adalah sebagi berikut : a) Desain dapur umum yang portable mudah dibawa dan diangkut. Dengan system modular yang bisa dibongkar pasang dapur umum bisa dibawa dengan media alat transportasi darat, air maupun udara. b) Penerapan flooring pada lantai dapur umum agar lebih bersih dan higienis serta mudah dibersihkan c ) Tenda dapur mudah dan cepat dirakit. Menghemat waktu dan lebih efisiean temapat karena rangka bisa dibonkar pasang, sehingga ketika proses pengangkutan bisa dipacking sedemikian rupa untuk menghemat tempat. d) Desain tempat kompor yang bisa daiatur ketinggianya untuk menyesuaikan tinggi peralatan memasak dengan ergonomic tubuh pengguna. Posisi ergonomis dan nyaman bisa tercapai untuk pemakaian dalam jangka waktu yang lama. Saran Hasil dari Studi dan Analisa ini dapat dijadikan sebagai studi awal untuk dikembangkan menjadi Dapur Umum Pasca Bencana yang lebih baik. Yang kemudian diharapkan upaya penanggulangan korban bencana khususnya penyelenggaran Dapur Umum dapat terlaksana lebih baik lagi dari sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA Panero, Julius, 1979, Human Dimension and Interior Space, Whitney Library of Design, New York. Nurmianto, Eko, 1998, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Candimas Metropole, Jakarta. Chijiwa, Hideaki, A Guide to Creative Color Combination, Color Harmony. Amelia, Risky (2007) Laporan Tugas Akhir Desain Sistem Dapur Umum Lapangan Untuk Bantuan Bencana Alam, Desain Produk - ITS, Surabaya Indrojarwo, Baroto Tavip dkk (2008) Penelitian Studi Desain Dapur Ergonomis untuk Hunian Kecil menggunakan Konsep Interaksi Keluarga, ITS, Surabaya Juklak PMI Tentang Pendirian Dapur Umum Untuk Bencana Alam