BAB I PENDAHULUAN. untuk mempunyai karakter yang baik sesuai dengan harapan pemerintah. Salah

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dalam IlmuTarbiyah dan Keguruan.

Psikologi Konseling Konseling Berbasis Problem

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Rational Emotive Behaviour Therapy. dan Psikoterapi terapi rasional emotif behaviour adalah pemecahan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak diantara anak didik kita yang menghadapi masalah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perasaan kurang percaya diri banyak terjadi pada remaja. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

A. Identitas : Nissa (Nama Samaran)

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan Belajar Siswa, (Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011), 2

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kunjung mampu dipecahkan sehingga mengganggu aktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tatang, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.13. Ibid., hlm.15.

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan gangguan yang disebut dengan enuresis (Nevid, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. unik dan mereka lebih tertarik dengan dirinya sendiri hanya saja sebagai

BAB V PENUTUP. Adalah kondisi dimana siswa X mengalami suatu mood atau perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

BAB I PENDAHULUAN. karena kesulitan belajar yang dialami peserta didik di sekolah akan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PEMBAHASAN. dapat berjalan dengan lancar, hal ini dikarenakan banyak dijumpai permasalahan

STRATEGI GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK DI SMP AL ISLAM KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. fenomena---teori adalah untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena.

BAB I PENDAHULUAN. rohani. Kedua aspek ini terbagi lagi atas sejumlah sub aspek dengan ciri- ciri

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya sebab-sebab orang gelisah disebabkan karena rasa takut pada hakhaknya.

TUGAS INSTRUMEN EVALUASI PROSES KONSELING MODEL STAKE

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian penting dalam pembangunan. Proses

Psikologi Konseling Pendekatan Konseling Rasional Emotif (Rational Emotive Therapy)

BAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

Jounal Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer , pp Januari

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB III METODE PENELITIAN. seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Tugas

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi kondisi yang ada di lingkungan sekitarnya. 1. Sedangkan menurut Muhammad Al-Mighwar self control (kontrol diri)

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah siswa mempunyai aktivitas dalam bergaul dengan temantemannya,

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Minuchin mengatakan bahwa keluarga adalah multibodied organism

BAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

PENGARUH RATIONAL-EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI COPING MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum, sehingga setiap

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE THERAPY

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

A. Konsep Dasar. B. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proses belajar mengajar, diantaranya siswa, tujuan, dan. antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhatikan oleh orang tuanya, anak akan merasa tidak aman dan terancam

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMUNIKASI SISTEM ISYARAT BAHASA

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive

EFEKTIVITAS TEKNIK KONSELING BEHAVIORISTIK DALAM MENGATASI KEJENUHAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TULAKAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang ada dikalangan remaja yang berada pada lingkungan sekolah

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi dan kecakapan, serta sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Ketrampilan sosial merupakan kemampuan individu untuk bergaul dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

18 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sendiri-sendiri, membawa daya kemampuan kodratnya, Dalam usahanya untuk mencapai tujuan hidup tidak jarang manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal tempat siswa menimba ilmu dalam

EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL UNTUK SELF-EFFICACY SISWA DAN IMPLIKASINYA PADA BIMBINGAN KONSELING SMK DIPONEGORO DEPOK SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB IV PENDAMPINGAN PASTORAL TERHADAP PENDERITA LEUKEMIA ANAK DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

UKDW. Bab 1 Pendahuluan. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Menurut Hamid

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Konsep pendidikan didalam islam sangat mementingkan sumber daya

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kesiapannya dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan tahap memasuki masa dewasa dini. Hurlock (2002)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan. untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan proses pendidikan. Bimbingan diartikan sebagai suatu proses. mengarahkan diri sendiri, dan mewujudkan diri sendiri.

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah saat ini menuntut siswa untuk mempunyai karakter yang baik sesuai dengan harapan pemerintah. Salah satu karakter yang diharapkan adalah karakter percaya diri. Dan dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah, bertujuan untuk membantu siswa tumbuh dan berkembang menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing. Tumbuh dan berkembang secara maksimal dalam berbagai aspek kepribadian yang ada, sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri yang lebih baik lagi dan menjadikan individu itu menjadi pribadi yang mampu berdiri sendiri di dalam dan di tengah-tengah masyarakat. 1 Percaya diri adalah salah satu aspek dari kepribadian individu yang harus dimiliki. Dengan sikap percaya diri, seseorang akan memiliki kemampuan dan bangga dengan apa yang dilakukannya secara positif. Sifat percaya diri tidak hanya harus dimiliki oleh orang dewasa, akan tetapi anak-anak juga memerlukannya dalam perkembangannya menjadi dewasa. Sifat percaya diri sulit dikatakan secara nyata. Tetapi kemungkinan besar orang yang percaya diri akan bisa menerima dirinya sendiri, siap menerima tantangan dalam arti mau mencoba sesuatu yang baru walaupun ia sadar bahwa kemungkinan salah pasti ada. Orang 1 Drs. Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar, Yogyakarta: Nuha Litera, 2010, hal. 123 1

2 yang percaya diri tidak takut menyatakan pendapatnya di depan orang banyak. Rasa percaya diri membantu kita untuk menghadapi situasi di dalam pergaulan dan untuk menangani berbagai tugas dengan lebih mudah. Percaya diri adalah kunci sukses seseorang, Rasa percaya diri yang tinggi juga terbentuk karena anak punya gambaran tentang diri yang positif, yang di bangun melalui pengalaman sehari-hari selama berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Rasa percaya diri akan menentukan bagaimana seseorang akan menilai dan menghargai dirinya. Tingkat kebijaksanaan juga akan mempengaruhi apakah seseorang akan punya rasa percaya diri yang tinggi atau rendah. 2 Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keprcayaan diri adalah keyakinan untuk melakukan sesuatu pada diri subjek sebagai karakteristik pribadi yang didalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis, sehingga tidak memiliki keraguan untuk menampilkan diri di depan umum. Sedangkan orang yang kurang percaya diri juga akan terlihat dari sikap dan tindakannya. Misalnya, Kurang bisa bersosialisasi dan tidak yakin dengan dirinya sendiri, sehingga mengabaikan kehidupan sosialnya. Seringkali tampak murung dan depresi. Sikap pasrah pada kegagalan, dan memandang masa depan suram. Mereka suka berpikir negatif dan gagal untuk mengenali potensi yang 2 M.Nur Ghufron & Rini Risnawati S, Teori-Teori Psikologi, Jogjakarta: AR-RUZ Media, 2012, hal.34.

3 dimilikinya. Takut dikritik dan merespon pujian dengan negatif, takut untuk mengambil tanggung jawab, takut untuk membentuk opininya sendiri serta hidup dalam keadaan pesimis dan suka menyendiri. 3 Dalam hal ini, ada beberapa cara mengatasi rasa kurang percaya diri adalah dengan beberapa pendekatan dengan orang-orang terdekat, agar dapat mendukung dan mendorong apa yang sudah individu kerjakan. Selain itu dapat diatasi melalui beberapa pendekatan dan terapi yang cocok, salah satunya adalah melalui terapi REBT. Pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT) adalah pendekatan konseling yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah laku dan pikiran. Pendekatan ini dikembangkan oleh Albert Ellis melalui beberapa tahapan. Pandangan dasar pasendekatan ini tentang manusia adalah bahwa individu memiliki tendensi untuk berpikir irasional yang salah satunya di dapat melalui belajar sosial. Di samping itu, individu juga memiliki kapasitas untuk belajar kembali untuk berpikir rasional. Pendekatan ini bertujuan untuk mengajak individu mengubah pikiran-pikiran irasionalnya kepikiran yang rasional melalui teori ABC. 4 Berpikir irasional ini diawali dengan belajar secara tidak logis yang biasanya diperoleh dari budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari kata-kata yang digunakan. Kata-kata yang tidak logis menunjukkan 3 Centi, P. J. Mengapa Rendah Diri, (Yogyakarta: Kanisius, 1995). Boharudin (http://boharudin.blogspot.com/2011/04/rational-emotive-behavior-therapy.html. diakses31-07-2013).

4 cara berpikir yang salah dan kata-kata yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat. Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional. 5 Dalam proses konselingnya,rebt (Rational Emotive Behaviour Therapy) berfokus pada tingkah laku individu, akan tetapi menekankan bahwa tingkah laku yang bermasalah disebabkan oleh pemikiran yang irasional sehingga fokus penanganan pada pendekatan REBT adalah pemikiran individu. 6 Tujuan diterapkannya REBT (Rational Emotive Behaviour Therapy) adalah untuk memperbaiki dan mengubah segala perilaku dan pola fikir yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan dirinya. Dari hasil interview dengan salah satu guru SMPN 4 Surabaya, beliau mengatakan bahwa terdapat salah satu siswa yang memiliki ciri anak kurang percaya diri. Adapun cirri-cirinya adalah siswa suka menyendiri, pendiam, dan susah bersosialisasi dengan teman-temannya. Salah satu terapi yang dapat di gunakan untuk membantu X adalah dengan terapi REBT. Terapi ini di harapkan dapat membantu X untuk berkembang dalam proses belajarnya dan menuju pribadi yang lebih percaya diri lagi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan 5 Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling & Terapi (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal. 242. 6 Gantina Komalasari, dkk, Teori dan Teknik Konseling (Jakarta: Indeks, 2011), hal. 201-202.

5 judul: Implementasi Terapi REBT Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa (Studi Kasus pada Siswa X di SMP Negeri 4 Surabaya). B. Rumusan Masalah Dalam kasus ini penulis mencoba mengangkat masalah yang ada sebagai acuan penelitian. Kemudian peneliti merumuskan terlebih dahulu agar penelitian menjadi terarah. Agar pembahasan tidak melebar maka dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara mengidentifikasi kasus siswa X yang memiliki rasa kurang percaya diri di SMP Negeri 4 Surabaya? 2. Bagaimana pelaksanaan terapi REBT dalam menangani siswa kurang percaya diri di SMP Negeri 4 Surabaya? C. Tujuan Penelitian Dengan pengertian rumusan masalah di atas, maka penulis mempunyai tujuan dari penelitian ini: 1. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi kasus siswa X yang memiliki rasa kurang percaya diri di SMP Negeri 4 Surabaya. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan terapi REBT dalam menangani siswa kurang percaya diri di SMP Negeri 4 Surabaya.

6 D. Manfaat Hasi Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian (observasi) diharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat bagi peneliti Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah pengetahuan tentang meningkatkan rasa percaya diri siswa melalui terapi REBT mulai dari penerapan teori hingga pelaksanaannya dalam menyelesaikan sebuah studi kasus serta sebagai wujud dari pengalaman dari apa yang telah dipelajari oleh peneliti pada selama berada di bangku perkuliahan. 2. Manfaat bagi sekolah Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi yang efektif dalamupayamengetahuiimplementasi terapi REBT dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa di SMP Negeri 4 Surabaya. 3. Manfaat bagi klien Penelitian ini hendaknya dijadikan pembelajaran khusus bagi klien sehingga klien dapat diharapkan dan mampu menjalani kehidupannya jauh lebih baik lagi tanpa dipengaruhi atau dipenuhi dengan rasa kurang percaya diri (confident).

7 E. Definisi Konseptual Definisi konseptual adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dipahami. Definisi konseptual perlu dicantumkan untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran maksud dan tujuan penelitian serta permasalahan yang dibahas, adapun judul penelitian ini adalah "Implementasi Terapi REBT Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa (Studi Kasus Pada Siswa X Di SMP Negeri 4 Surabaya) ", maka penulis mecantumkan definisi konseptual dari permasalahan yang telah diangkat.dengan demikian ada beberapa istilah yang perlu didefinisikan, yaitu: 1. Implementasi: Suatu tindakan praktis yang memberikan perubahan, pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. 7 2. Terapi REBT: Pendekatan rational emotive behaviour therapy (REBT) adalah pendekatan konseling yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah laku dan pikiran. 3. Rasa Percaya Diri: Percaya diri (confident) adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya 8. 4. Siswa SMP Negeri 4 Surabaya: Siswa yang menjadi obyek penelitian adalah siswa yang memiliki rasa percaya diri rendah (inferiority). Adapun ciri-ciri siswa yang tergolong kurang percaya diri meliputi : 7 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik Dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm.93 8 Thursam Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Puspa Suara, Jakarta, 2002).hal.6

8 a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sunguh-sungguh. b. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang). c. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan. d. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengahsetengah. F. Sistematika Pembahasan Agar penelitian ini dapat dipahami secara keseluruhan dan berkesinambungan, maka penulis perlu menyusun sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Merupakan Bab pendahuluan, yang didalamnya memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual, dan sistematika pembahasan. BAB II: Landasan Teori Bab ini mencakup teori-teori yang dijadikan dasar dalam menentukan langkah-langkah pengambilan data, memaparkan tinjauan pustaka yang digunakan sebagai pijakan penelitian dalam memahami dan menganalisa fenomena yang terjadi di lapangan. Adapun landasan teori ini berisi tentang:

9 a. Terapi REBT (Rational Emotive Behaviour Therapy) meliputi: pengertian REBT, konsep dasar REBT, ciri-ciri REBT, tujuan REBT, peran konselor, teknik-teknik REBT dan langkah-langkah REBT. b. Percaya diri meliputi : Pengertian tentang percaya diri, ciri-ciri percaya diri, Dan faktor-faktor yang menghambat rasa percaya diri. c. Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Melalui Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT). BAB III: Metode Penelitian Yang berisi tentang, Jenis Penelitian, Informen Penelitian, Sumber Data, Teknik pengumpulan Data, Teknik Analisa Data, Dan Pengecekan keabsahan data. BAB IV: Laporan Penelitian Bab ini berisi tentang laporan hasil penelitian yang menyajikan data tentang gambaran umum sekolah, yang didalamnya memaparkan tentang: profil SMP Negeri 4 Surabaya, meliputi identitas sekolah, visi misi motto dan tujuan SMP Negeri 4 Surabaya, Struktur organisasi, serta pendidik dan tenaga kependidikan di SMP Negeri 4 Surabaya. Struktur organisasi layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 4 Surabaya, Keadaan guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 4 Surabaya, Sarana dan prasarana konseling. Penyajian data dan analisis data, yang meliputi: identifikasi masalah siswa kurang percaya diri di SMP Negeri 4 Surabaya, Dan pelaksanaan terapi REBT dalam menangani siswa kurang percaya diri di SMP Negeri 4 Surabaya.

10 Bab V: PENUTUP Merupakan bab terakhir yang meliputi, kesimpulan dan saran.