I.PENDAHULUAN. menunjukkan kondisi ini adalah berdasarkan The Third Internasional

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dari pelaksanaan pembelajaran yang tidak dapat

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 26 Bandar. ketika pertanyaan dibalik dengan rumus yang sama, siswa tidak bisa

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran proses sains dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

I. PENDAHULUAN. Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik tes dan non-tes. Dalam teknik tes misalnya pemberian beberapa

I. PENDAHULUAN. Dahar (1986) mengungkapkan bahwa hakekat IPA mencakup dua hal, yaitu IPA

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

Penilaian Kelas (Classroom Assessment) dalam Penerapan Standard Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. global dengan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang terdidik yang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas.

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut sejumlah perubahan mendasar pada proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. siswa, oleh karena itu pembelajaran fisika harus dibuat lebih menarik dan mudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. permasalahannya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konsep dan prinsip

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR FISIKA KELAS X PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA BERDASARKAN KURIKULUM 2013

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kegiatan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan melalui TIMSS (the Trends in

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Ada perbedaan peningkatan nilai tes akhir dan nilai tes awal ranah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat.

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Qori Magfiroh, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam proses pembelajaran bukanlah semata-mata untuk

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

I. PENDAHULUAN. Siswa sulit untuk mengaplikasikan hasil pembelajaran fisika dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) diajarkan untuk

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang semakin pesat baik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa.

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. syarat untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, baik dalam aspek fisik-motorik, intelek, sosial-emosi maupun sikap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pembenahan di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Hal ini juga dilakukan

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

I. PENDAHULUAN. suatu konsep baru (Semiawan, 2009: 44). Menurut Munandar (2009: 12),

I. PENDAHULUAN. akan mati. Karena pentingnya komunikasi maka hampir 99% manusia. menghabiskan aktivitasnya dengan komunikasi.

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN HIDROKARBON. Atih Geana Mahadaniar, Wiwi Siswaningsih, dan Nahadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan salah satu Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah proses penemuan

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Rodiyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. maju apabila rakyatnya memiliki pendidikan yang tinggi dan berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. sorotan yaitu pada sektor pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya mutu pendidikan Indonesia telah banyak disadari oleh berbagai pihak terutama pihak pemerhati pendidikan di Indonesia. Fakta yang terungkap yang menunjukkan kondisi ini adalah berdasarkan The Third Internasional Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 1999 lalu, Indonesia berada pada urutan 32 untuk IPA dan 34 untuk matematika dari 38 negara peserta. Di Asia Tenggara, untuk kedua bidang studi tersebut Indonesia berada di bawah Malaysia dan Thailand dan sedikit di atas Filipina (Arifin, 2009). Fakta inilah yang menjadi salah satu latar belakang pemerintah Indonesia melakukan perubahan kurikulum yang berlaku. Perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia yang berasal dari kurikulum 1994 (berbasis konten) menjadi kurikulum 2004 (berbasis kompetensi) yang disempurnakan dalam kurikulum 2006 (kurikulum tingkat satuan pendidikan) tentunya berimplikasi pada berbagai aspek dalam pendidikan dan proses pembelajaran. Salah satu aspek dalam proses pembelajaran yang mengalami perubahan adalah kegiatan penilaian. Penilaian merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan tertentu, sebagai bentuk

pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran. Selain itu, 2 penilaian merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Menurut Peraturan Pemerintahan Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Dalam kurikulum yang berlaku saat ini penilaian yang diharapkan adalah penilaian yang bersifat otentik. Penilaian yang otentik memiliki prinsip terintegrasi dalam pembelajaran, menggunakan berbagai metode, ukuran dan kriteria sesuai kompetensi yang akan dicapai serta bersifat holistik, mencakup semua aspek pembelajaran baik kognitif, afektif dan psikomotor. Salah satu sistem penilaian yang memenuhi prinsip penilaian otentik adalah penilaian berbasis keterampilan berpikir kritis (KBK). Penilaian berbasis keterampilan berpikir kritis sebagai alat menghimpun informasi tingkat kinerja belajar siswa. Penilaian Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis dilakukan untuk memberikan keseimbangan pada ketiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dengan menggunakan berbagai bentuk dan model penilaian secara resmi maupun tidak resmi dengan berkesinambungan.

3 Pola pembelajaran yang dikembangkan di Indonesia saat ini, menuntut keaktivan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Dan juga menuntut kreativitas siswa untuk mengolah data yang diberikan guru. Permasalahan yang timbul di lapangan yaitu meskipun para siswa mendapatkan nilai-nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka tampak kurang mampu menerapkan hasil yang diperoleh tersebut, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap ke dalam situasi yang lain. Menurut Ketua Komite Reformasi Pendidikan Balitbang Depdiknas Suyanto dalam Setyawan (2010:5), pengembangan aspek akademis di Indonesia masih pada tingkat yang rendah dan belum sampai pada pengembangan keterampilan proses berpikir siswa. Pentingnya pembelajaran fisika pada tingkat SMA/MA menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah ialah memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, menumbuhkan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Namun pada kenyataannya, pembelajaran fisika hanya menekankan pada ketuntasan materi menurut kurikulum atau buku yang dipakai sebagai buku wajib di sekolah, bukan pada pemahaman materi yang dipelajari atau kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa, salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis (KBK). Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu menuju ke satu titik. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mencari solusi kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya karena kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan satu

4 dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Pada proses pembelajaran, siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan selalu bertanya pada diri sendiri dalam setiap menghadapi segala persoalan untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan terpatri dalam watak dan kepribadiannya dan terimplementasi dalam segala aspek kehidupannya dan dibutuhkan dalam pembelajaran khususnya fisika. Oleh sebab itu, siswa perlu dilatih dalam proses belajar mengajar untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa. Selain itu juga siswa perlu dinilai dalam kemampuan berpikir kritis. Guru perlu memberikan penilaian untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Tetapi pada umumnya guru-guru di sekolah jarang mendalami tentang penilaian termasuk penilaian untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa, disamping karena kesibukan, alasan lain adalah referensi yang tersedia di sekolah relatif kurang mendukung. Kurangnya referensi menyebabkan guru-guru kesulitan mengembangkan instrumen penilaian yang mendukung pelaksanaan penilaian berbasis KBK. Tidak semua tujuan pembelajaran dan pengalaman belajar efektif dinilai melalui tes kognitif. Hal inilah yang menyebabkan penilaian pembelajaran yang terjadi di lapangan masih belum sesuai dengan harapan. Oleh sebab itu, sebaiknya guru memiliki pengetahuan dan kemahiran dalam memilih dan menetapkan instrumen yang paling tepat dan sesuai dengan proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu dikembangkan instrumen penilaian yang sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran dengan melatihkan KBK pada materi listrik

5 dinamis. Inilah yang menjadi latar belakang penulis, telah melakukan penelitian tentang Pengembangan Lembar Penilaian (Assessment) Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis pada Materi Pokok Listrik Dinamis. Jenis penilaian yang dikembangkan yaitu ranah kognitif dalam bentuk tes tertulis dengan soal uraian. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah karakteristik instrumen penilaian (assessment) berbasis KBK pada materi pokok Listrik Dinamis? 2. Bagaimana tanggapan guru terhadap instrumen penilaian (assessment) berbasis KBK pada materi pokok Listrik Dinamis? 3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap instrumen penilaian (assessment) berbasis KBK pada materi pokok Listrik Dinamis? 4. Bagaimana kendala-kendala yang ditemui dalam menerapkan hasil instrumen penilaian (assessment) berbasis KBK pada materi pokok Listrik Dinamis. C. Tujuan Pengembangan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk menghasilkan produk instrumen penilaian (assessment) berbasis KBK pada materi pokok Listrik Dinamis, serta untuk mendeskripsikan: 1. Karakteristik instrumen penilaian (assessment) berbasis KBK pada materi pokok Listrik Dinamis.

2. Tanggapan guru terhadap instrumen penilaian (assessment) berbasis KBK 6 pada materi pokok Listrik Dinamis. 3. Tanggapan siswa terhadap instrumen penilaian (assessment) berbasis KBK pada materi pokok Listrik Dinamis. 4. Kendala-kendala yang ditemui dalam penerapan hasil instrumen penilaian (assessment) berbasis KBK pada materi pokok Listrik Dinamis. D. Manfaat Pengembangan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu : 1. Guru Sebagai sumber referensi mengenai lembar penilaian berbasis KBK dalam pembelajaran fisika, khususnya pada materi listrik dinamis. 2. Siswa Lebih termotivasi dalam proses pembelajaran fisika di kelas, khususnya pada materi listrik dinamis. 3. Sekolah Menjadi alternatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran fisika di sekolah. 4. Peneliti Lain Memperoleh gambaran mengenai pengembangan asessmen berbasis KBK dalam pembelajaran fisika di SMA, dan sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan lembar penilaian berbasis KBK dalam pembelajaran fisika di SMA maupun tingkat satuan pendidikan lainnya.

E. Ruang Lingkup Pengembangan 7 Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap istilah yang digunakan, maka perlu dikembangkan beberapa istilah sebagai berikut: 1. Lokasi penelitian yaitu SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung. 2. Pengembangan diartikan sebagai proses atau cara perbuatan mengembangkan. Jika dibuat suatu pengertian, maka pengembangan adalah suatu proses (perbuatan) yang bertujuan untuk mengembangkan sesuatu. Pengembangan didasarkan kepada pengalaman, prinsip yang telah teruji, pengamatan yang seksama dan percobaan yang terkendali. 3. Langkah-langkah penelitian ini berdasarkan model penelitian dan pengembangan menurut Borg, Gall, dan Gall dalam Sukmadinata (2010), namun pada penelitian ini hanya dilakukan sampai langkah revisi setelah uji coba produk secara terbatas. 4. Subyek penelitian dan pengembangan adalah instrumen penilaian (assessment) pada materi listrik dinamis. 5. Instrumen merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data atau informasi (Arikunto, 2002), sementara itu penilaian merupakan proses penentuan informasi yang diperlukan, pengumpulan serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan pertimbangan sebelum keputusan (Firman, 2000). 6. Penilaian berbasis keterampilan berpikir kritis sebagai alat menghimpun informasi tingkat kinerja belajar siswa. Penilaian Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis dilakukan untuk memberikan keseimbangan pada ketiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor dengan menggunakan berbagai bentuk dan model penilaian secara resmi maupun tidak resmi dengan berkesinambungan.

8 7. Kemampuan berpikir kritis merupakan suatu aktifitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar pada proses-proses mental, seperti memperhatikan, mengkategorikan, menyeleksi, dan menilai/memutuskan. Dalam penelitian ini kemampuan berpikir kritis yang akan digunakan adalah: (1) memberikan penjelasan sederhana; (2) membangun keterampilan dasar; dan (3) menyimpulkan: (4) memberikan penjelasan lebih lanjut; (5) menerapkan strategi dan taktik. 8. Jenis penilaian yang digunakan adalah tes tertulis dan bentuk penilaian tes uraian (essay). 9. Materi pada pengembangan ini adalah listrik dinamis.