BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum sebagaimana diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang melekat dan menyatu pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Perkembangan globalisasi sangat berpengaruh terhadap pola dan

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan di dalam masyarakat berkembang seiring dengan. tidak akan dapat hilang dengan sendirinya, sebaliknya kasus pidana semakin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan atas hukum ( rechtstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini. Kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kejahatan merupakan suatu fenomena kompleks yang dapat dipahami dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Primary needs, Pengalaman-pengalaman tersebut menghasilkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. positif dari pembangunan tersebut antara lain semakin majunya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang, dengan tujuan pokok untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kenyamanan dalam rangka menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil,

JURNAL PENEGAKAN HUKUM OLEH POLRI TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KEKERASAN DI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sering terjadi tindak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi, perbaikan sistem publik, melakukan usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan-peraturan hukum yang telah ada di masyarakat wajib

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencurian kendaraan bermotor semakin marak terjadi di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia

SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, dan merata secara materil dan spiritual berdasarkan pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Dasar 1945 menjelaskan dengan tegas, bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat banyak yang memperbincangkan tentang pornografi yang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini berpengaruh terhadap pergeseran kebutuhan manusia 1.

1. PENDAHULUAN. hukum yang berasal dari Negara Belanda yaitu Eropa Continental atau

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. hanya menimbulkan dampak positif, tetapi ada beberapa kebiasaan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. mahluk sosial dan sebagai mahluk individu. Dalam kehidupan sehari-harinya

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita Negara Indonesia yang telah dirumuskan para pendiri negara yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Jalan, Bagian Jalan, & Pengelompokan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatnya kasus kejahatan pencurian kendaraan bermotor memang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik pembangunan ekonomi, politik, maupun pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya kualitas sumber daya manusia staf Lembaga Pemasyarakatan, minimnya fasilitas dalam Lembaga Pemasyarakatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diungkap karena bantuan dari disiplin ilmu lain. bantu dalam penyelesaian proses beracara pidana sangat diperlukan.

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

BAB I PENDAHULUAN. ini, yakni: pertama, memberikan layanan civil (Civil Service); kedua,

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dilarang atau diharuskan dan diancam dengan pidana oleh undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. pencurian tersebut tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan atau. aksinya dinilai semakin brutal dan tidak berperikemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dominan. Hal ini ditandai dengan jumlah alat transportasi darat lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belakangan ini banyak sekali ditemukan kasus-kasus tentang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari realitas kehidupan. masyarakat. Pengaturan tentang Fakir mskin dan anak-anak terlantar

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengatasi atau mewaspadai segala bentuk perubahan sosial atau kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. orang/manusia bukan kejahatan biasa (extra ordinary), terorganisir

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

BAB I PENDAHULUAN. adanya kehendak untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengemis merupakan salah satu golongan masyarakat yang harus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemakmuran dan kesejahteraan rakyat akan tercipta dari pembangunan yang baik dan merata bagi seluruh rakyat. Di Indonesia pembangunan yang dilakukan pemerintah untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan belum bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi sosial. Adanya pembangunan ekonomi sosial yang tidak merata itu akan menimbulkan kesenjangan dan kemiskinan yang terjadi di daerah-daerah terpencil atau pedesaan. Terjadinya kesenjangan dan kemiskinan di daerah pedesaan tersebut, sekarang ini banyak masyarakat di desa yang melakukan urbanisasi ke kota untuk mengadu nasib supaya hidup lebih layak lagi. Di kota yang sudah padat akan penduduk itu sudah tidak akan mampu menampung arus urbanisasi yang ada, maka akan terjadi kesenjangan pangan, sandang, dan papan. Terjadinya kesenjangan pangan, sandang, dan papan itu juga akan mengakibatkan ketegangan sosial dan bahkan ledakan sosial yang akan menimbulkan masalah pengangguran. Pengangguran akan mengakibatkan masalah sosial yang berdampak negatif. Banyak gelandangan serta banyak jenis kejahatan seperti pencurian, perampokan, penjambretan, dan sebagainya, yang pada gilirannya akan menyengsarakan masyarakat. 1

2 Dalam Encylopedie dikatakan bahwa kesengsaraan itu merupakan ibu dari kejahatan. 1 Menurut Beccaria kesengsaraan dan putus asa akan menimbulkan pencurian sebagai suatu kejahatan 2. Orang miskin terdesak hingga putus asa, dan kejahatan adalah jalan untuk mendapatkan nafkah. 3 Pandangan mengenai kesenjangan ekonomi sosial banyak mempengaruhi kejahatan di masyarakat. Di dalam buku kriminologi yang disusun oleh Ny. L. Moeljatno dikatakan bahwa sistem ekonomilah yang terutama bertanggung jawab untuk adanya kriminalitas. 4 Dalam kenyataannya kejahatan itu akan selalu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Manusia dalam kehidupannya pasti akan selalu mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Jika kebutuhan akan hal itu tidak terpenuhi, maka dalam diri manusia pikiran yang akan timbul ialah ingin memenuhi kebutuhannya itu walaupun dengan mengandalkan segala cara dan bahkan cara-cara yang tidak benar. Cara-cara yang tidak benar itu dinamakan kejahatan. Kejahatan dalam kehidupan manusia tidak dapat dihilangkan tetapi hanya akan bisa dikurangi, karena jika masalah-masalah ekonomi sosial itu masih ada dan pemerintah tidak dapat untuk mengatasinya, maka dalam kehidupan manusia niat jahat itu akan selalu muncul. Kejahatan yang sering terjadi belakangan ini adalah kejahatan mengenai harta kekayaan, yaitu kejahatan pencurian. Khususnya di wilayah Kabupaten 1 Bonger,WA, Pengantar Tentang Kriminologi, Pembangunan Ghalia Indonesia, 1977, hlm.51. 2 Ibid., hlm.53. 3 Ibid., hlm.55. 4 NY. L. Moeljatno SH, Kriminologi, PT Bina Aksara, 1992, hlm.93.

3 Kulon Progo kejahatan yang marak terjadi sekarang ini adalah pencurian kendaraan bermotor. Kejahatan tersebut sekarang ini banyak terjadi, sebab motor dimiliki oleh sebagian besar masyarakat kita karena terjangkau harganya, dan mudah untuk dijual kembali. Pencurian kendaraan bermotor sering terjadi. Berbagai faktor penyebab timbulnya pencurian kendaraaan bermotor di antaranya adalah: 1. Dari faktor korban adalah karena kelalaian si pemilik kendaraan bermotor berupa, kelalaian mengunci atau kurangnya pengamanan pada motornya. 2. Dari faktor pelaku adalah sifat malas untuk memenuhi kebutuhannya dan berpikir untuk mendapatkan uang dalam waktu cepat. 3. Dari faktor pasar gelap, polisi harus menindak tegas terhadap para penadah. 5 Pencurian kendaraan bermotor di wilayah Kabupaten Kulon Progo sekarang ini marak terjadi, bahkan sampai di wilayah pelosok desa di Kabupaten Kulon Progo kasus pencurian kendaraan bermotor sering terjadi. Polisi sebagai pelindung masyarakat harus berperan aktif untuk mengatasi masalah kejahatan pencurian kendaraan bermotor tersebut. Berbagai kasus pencurian kendaraan bermotor harus bisa diselesaikan oleh Polisi agar masyarakat bisa merasa tenteram dalam kehidupannya. 5 Andi Wahyu Damayanto, Skripsi Penyelesaian Sengketa Hukum Pidana, UAJY, 2008, hlm.45.

4 Dari uraian di atas maka dalam penulisan hukum / skripsi ini penulis mengambil judul Peran Polisi dalam Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor di Wilayah Kabupaten Kulon Progo. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di dalam latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana peran Polisi dalam usaha penanggulangan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di wilayah Kabupaten Kulon Progo? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui peran Polisi dalam penanggulangan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di wilayah Kabupaten Kulon Progo. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian mengenai peran Polisi dalam penanggulangan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di wilayah Kabupaten Kulon Progo dapat dibagi menjadi 4 macam: 1. Bagi penulis, yaitu untuk mengetahui secara mendalam tentang peran polisi khususnya di Polres Kulon Progo dalam penanggulangan kasus tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. 2. Sebagai tambahan ilmu bagi mahasiswa pengambil mata kuliah hukum khususnya mengenai penyelesaian masalah hukum. 3. Bagi Aparat Penegak hukum, secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan kepada aparak penegak hukum terkait dalam

5 hal peran aparat kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. 4. Sebagai tambahan bahan pustaka bagi civitas akademika Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang berjudul Peran Polisi dalam Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor di Kabupaten Kulon Progo, berbeda dengan skripsi yang pernah ada dan bukan plagiat. Jika usulan penulisan hukum ini terbukti merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis lain, maka penulis bersedia menerima sanksi akademik dan/atau sanksi hukum yang berlaku. F. Batasan Konsep 1. Peran adalah bagian dari salah satu kegiatan, perencanaan, atau pelaksanaan agar tujuan yang diinginkan tercapai. 2. Polisi adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. 3. Tindak pidana adalah suatu tindakan yang dapat merugikan orang lain atau tindakan yang melawan hukum. 6 6 Bambang Purnomo, Asas-Asas Hukum Pidana, Dahlia Indonesia, Jakarta, 1997, hlm. 89.

6 4. Pencurian adalah merupakan salah satu kejahatan yang diatur dalam Pasal 362 KUHP yang berbunyi Barang siapa yang mengambil suatu barang yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah. 7 5. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang ada pada kendaraan itu dan biasanya digunakan untuk pengangkutan orang atau barang di jalan selain daripada kendaraan yang berjalan di atas rel. 8 G. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang berfokus pada norma dan penelitian ini memerlukan data sekunder (bahan hukum) sebagai data utama, sedangkan data primer sebagai penunjang. 2. Sumber data Penelitian hukum normatif menggunakan data sekunder sebagai data utama yang terdiri dari: a. Bahan hukum primer meliputi data yang berupa peraturan perundang-undangan yang terdiri dari: 1) Undang-undang dasar 1945. 7 KUHP, Pasal 362 8 UU no.22 tahun 2009 tentang Lalu lintas.

7 2) KUHP khususnya Pasal 362 mengenai pencurian. 3) Undang undang No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. 4) Undang undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas. b. Bahan hukum sekunder meliputi data yang telah ada baik yang berupa teks ilmiah, maupun pendapat hukum. c. Bahan hukum tersier berupa ensiklopedia dan kamus besar Bahasa Indonesia. 3. Metode pengumpulan data Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara: a. Studi kepustakaan Merupakan usaha pengumpulan data sekunder atau data-data yang telah ada di perpustakaan, baik yang berupa peraturan perundangundangan maupun buku teks ilmiah, hasil-hasil penelitian dan sejenisnya, yang berkaitan dengan teori-teori dari para ahli yang berhubungan dengan kejahatan pencurian kendaraan bermotor. b. Wawancara Wawancara digunakan untuk pengumpulan data primer atau data yang diperoleh secara langsung di lokasi penelitian dalam hal ini Polres Kulon Progo, dengan sebagai nara sumber adalah Kanit Satu Satreskrim Polres Kulon Progo yaitu Bapak Iptu Fahrurodin.

8 4. Metode analisis Data yang diambil dan dikumpulkan dari hasil penelitian dianalisis secara kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan memahami dan merangkai data yang telah dikumpulkan secara sistematis sehingga diperoleh gambaran mengenai masalah yang diteliti. Metode berfikir yang digunakan dalam penyimpulan adalah metode induktif yaitu metode penyimpulan yang bersifat khusus mengenai peran kepolisian dalam penanggulangan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di wilayah Kabupaten Kulon Progo, dari sifat yang khusus ini peneliti akan melihat apakah ada hal yang umum, sehingga menghasilkan kesimpulan yang bersifat umum yaitu berkenaan dengan penerapan peraturan-peraturan dan perundang-undangan mengenai tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. H. Sistematika Usulan Penulisan Hukum Penulisan hukum atau skripsi ini akan disusun dalam tiga bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab I mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II mengenai tinjauan umum tentang polisi, tindak pidana pencurian yang terdiri dari pengertian tindak pidana, pengertian tindak pidana pencurian, macam-macam tindak pidana pencurian, pencurian kendaraan bermotor dalam KUHP, pencurian

9 kendaraan bermotor di wilayah Kabupaten Kulon Progo, faktorfaktor dan latar belakang timbulnya pencurian kendaraan bermotor, tindakan pihak berwajid dalam usaha menanggulangi pencurian kendaraan bermotor. Bab III dalam bab ini merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.