BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kelurahan Kapuk merupakan suatu wilayah dimana mengacu pada dokumen Direktori RW Kumuh 2011 dalam Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011 adalah salah satu wilayah dimana didalamnya terdapat RW- RW yang dinyatakan kumuh (slum area), dengan tipologi kumuh ringan, sedang bahkan berat. Maka dari itu perlu adanya suatu arahan guna meningkatkan kualitas lingkungan permukiman kumuh yang terdapat di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan, didapatkan karakteristik lingkungan permukiman kumuh yang terdapat di wilayah penelitian dilihat dari aspek sarana dan prasarana, fisik, sosial, ekonomi dan juga bahaya (hazard). a. Aspek sarana dan prasarana Umumnya lingkungan permukiman kumuh ringan memiliki kondisi pemenuhan sarana dan prasarana yang cukup baik dibandingkan dengan permukiman kumuh sedang dan berat, seperti penyediaan prasarana dan sarana jalan, air bersih dan persampahan. Sedangkan untuk penyediaan prasarana drainase dan juga sanitasi umumnya masih kurang baik untuk diketiga kategori permukiman tersebut. Untuk penyediaan prasarana saluran air, buruknya kondisi prasarana tersebut di lingkungan permukiman kumuh ringan lebih disebabkan karena saluran air tersebut tercemar oleh limbah yang berasal dari pabrik dan juga RPH yang ada disekitarnya, sedangkan di lingkungan permukiman kumuh sedang dan berat lebih diakibatkan karena banyaknya tumpukan sampah yang memenuhi saluran air yang ada. Sedangkan untuk kondisi sanitasi diketiga kategori permukiman yang ada, sebagian sudah terdapat MCK maupun kamar mandi didalamnya, namun masih ada pula masyarakat yang menggunakan MCK ataupun kamar mandi bersama 195
karena mengingat banyaknya masyarakat pendatang terutama di lingkungan permukiman kumuh ringan, dan umumnya kondisi dari penyediaan sanitasi baik di permukiman kumuh ringan, sedang, dan berat tersebut kurang layak dan kotor. b. Fisik Kondisi fisik bangunan permukiman masyarakat baik itu di permukiman kumuh ringan, sedang maupun berat mayoritas merupakan bangunan semi permanen c. Sosial Untuk kondisi sosial, mayoritas masyarakat dilingkungan permukiman kumuh ringan merupakan masyarakat pendatang dan belum memiliki KTP Jakarta. Sedangkan untuk masyarakat permukiman kumuh sedang cukup berimbang antara masyarakat pendatang dengan masyarakat asli, dan untuk masyarakat permukiman kumuh berat sama dengan permukiman kumuh ringan, umumnya juga merupakan masyarakat pendatang, hanya saja umumnya masyarakat di lingkungan tersebut sudah memiliki KTP Jakarta, ini dikarenakan sebagian besar dari pendatang tersebut telah cukup lama menetap di wilayah tersebut. Untuk alasan masyarakat bermukim di lingkungan permukiman kumuh ringan karena adanya kedekatan dengan lokasi bekerja,sedangkan untuk masyarakat di permukiman kumuh sedang dan juga berat lebih karena harganya yang murah dan terjangkau oleh mereka. Tingkat pendidikan masyarakat di lingkungan pemukiman kumuh ringan dan sedang sedikit cukup baik dibandingkan dengan permukiman kategori berat, yaitu hingga tamat SMP/sederajat, dimana pada permukiman kumuh berat umumnya mereka hanya sampai pada tingkat tamat SD/sederajat. Namun untuk tingkat kekerabatan umumnya kegiatan kemasyarakatan yang dimiliki masyararakat di lingkungan kumuh berat lebih beragam dibandingkan dengan kategori permukiman kumuh ringan dan juga sedang. 196
d. Ekonomi Jenis pekerjaan mayoritas masyarakat permukiman kumuh ringan adalah bekerja sebagai buruh, sedangkan untuk masyarakat permukiman kumuh sedang dan berat sebagian besar bekerja sebagai pedagang, namun di lingkungan permukiman kumuh berat, banyak pula masyarakatnya yang memiliki mata pencaharian serabutan. Untuk tingkat pendapatan, umumnya masyarakat di permukiman kumuh ringan dan sedang sedikit lebih baik kondisinya dibandingkan dengan kategori permukiman kumuh berat.. e. Bahaya (Hazard) Lingkungan permukiman di wilayah studi merupakan daerah rawan banjir, namun ketinggian genangan yang terjadi di permukiman kumuh ringan dan sedang tergolong cukup rendah dibandingkan dengan lingkungan permukiman kategori berat, yaitu berkisar antara 25 cm 50 cm, dimana pada lingkungan kumuh berat berkisar antara 50 cm 1 m. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya lingkungan permukiman kumuh di Kelurahan Kapuk, yaitu : a. Faktor Pertambahan Jumlah Penduduk Pendatang b. Faktor Kurangnya Penyediaan Perumahan Yang Layak Oleh Pemerintah Bagi Masyarakat Miskin c. Faktor Kurangnya Penyediaan Prasarana Persampahan d. Faktor Kurang Layaknya Penyediaan Prasarana Sanitasi e. Faktor Kurang Maksimalnya Kinerja Prasarana Drainase f. Faktor Jenis Pekerjaan Masyarakat g. Faktor Rendahnya Tingkat Pendapatan Masyarakat h. Faktor Rendahnya Keinginan Masyarakat Memelihara Lingkungannya i. Faktor Rendahnya Kemampuan Masyarakat Menjangkau Kebutuhan Sarana dan Prasarana j. Faktor Rendahnya Kapasitas Masyarakat Dalam Peningkatan Lingkungan k. Faktor Rendahnya Tingkat Pendidikan Masyarakat 197
Sedangkan untuk arahan yang digunakan terkait dengan peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh di wilayah studi adalah : 1. Arahan penanganan masalah terkait pertambahan jumlah penduduk pendatang meliputi : Penetapan kebijakan mengenai persyaratan minimal bagi penduduk pendatang, pengurusan administrasi penduduk pendatang terutama masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh ringan, dan penertiban bagi masyarakat yang tidak memenuhi administrasi untuk kemudian dapat dikembalikan ke daerah asalnya 2. Arahan penanganan terkait masalah kurangnya penyediaan perumahan yang layak oleh pemerintah bagi masyarakat, diantaranya adalah dengan cara membangun rumah susun, membangun Landed House dengan konsep Kampung Branding, dan membangun mess atau cluster bagi masyarakat yang bekerja sebagai pekerja pabrik atau buruh 3. Upaya terkait kurangnya penyediaan prasarana persampahan adalah dengan penyediaan lahan yang resmi dari Sudin Kebersihan Jakarta Barat sebagai tempat pembuangan sampah sementara, penyediaan sarana persampahan, penerapan konsep bank sampah berbasis masyarakat, dan membuat produk kreatif daur ulang sampah oleh masyarakat. 4. Upaya terkait kurang layaknya penyediaan prasarana sanitasi dilakukan dengan cara pembenahan kondisi MCK dan kamar mandi masyarakat, dan pembangunan sanitasi komunal bagi masyarakat. 5. Upaya terkait kurang maksimalnya kinerja prasarana drainase adalah dengan cara pengoptimalan fungsi saluran air secara komprehensif, pengadaan rumah pompa air, pembangunan dan pengoperasian RPH Modern dan juga IPAL perusahaan 198
6. Arahan terkait jenis pekerjaan masyarakat yang dapat dilakukan adalah dengan cara pengembangan dan penerapan Konsep Tridaya, dengan melakukan kegiatan bina ekonomi dan usaha melalui pemberian pelatihan-pelatihan atau keterampilan teknik dan manajerial kepada masyarakat, pemberian pelatihan kewirausahaan, penerapan konsep bank sampah, dan melakukan pengembangan bisnis berbasis lokal 7. Arahan terkait masalah rendahnya tingkat pendapatan masyarakat adalah melalui upaya diversifikasi dan intensifikasi terkait pekerjaan masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat, penerapan dan pengorganisasian konsep bank sampah, dan juga peminjaman modal usaha berbunga rendah. 8. Upaya terkait rendahnya keinginan masyarakat memelihara lingkungannya adalah melalui sosialisasi melalui pendekatan masyarakat, ketegasan pemerintah dalam menjalankan kebijakan terkait sampah, dan mengubah mindset masyarakat terkait sampah melalui kegiatan pemanfaatan sampah. 9. Upaya terkait rendahnya kemampuan masyarakat menjangkau kebutuhan sarana dan prasarana dengan cara penguatan kemampuan ekonomi masyarakat melalui kegiatan pemberian keterampilan kepada masyarakat, dan pemberian pinjaman modal usaha kepada masyarakat. Ini dilakukan karena terdapat korelasi antara kemampuan masyarakat tersebut dengan kondisi ekonomi yang dimilikinya. 10. Upaya terkait rendahnya kapasitas masyarakat dalam peningkatan lingkungan yaitu dengan pemberian kegiatan dengan sistem dana stimulan, dan pelibatan masyarakat disetiap tahapan kegiatan/program 11. Upaya terkait rendahnya tingkat pendidikan masyarakat dengan memberikan pendidikan informal kepada masyarakat. 199
5.2 Rekomendasi Rekomendasi yang dapat diberikan terkait hasil studi dalam penelitian ini adalah 1. Perlu adanya kajian yang lebih mendalam mengenai aspek social capital yang digunakan dalam penelitian agar hasil penelitian yang didapatkan dapat berbasis kekuatan lokal. 2. Perlu adanya kajian mengenai keefektifan dan juga optimalisasi program-program yang diberikan oleh pemerintah di wilayah studi. Selain itu, dalam pengambilan dan pemutusan suatu program hendaknya dilakukan secara sistematis dan juga konsisten, dengan melibatkan berbagai pihak termasuk masyarakat didalamnya hal ini guna menghasilkan kesepahaman dan juga keberlanjutan suatu program. Selain itu, berbagai program yang diberikan tersebut hendaknya juga dapat melatih kemandirian masyarakat, khususnya dalam bidang sosial dan ekonomi agar dapat memperbaiki pola kehidupan masyarakat. Rekomendasi yang dapat diberikan terkait dengan studi selanjutnya dalam penelitian ini adalah : 1. Dalam penelitian selanjutnya sebaiknya memperhatikan pula keikutsertaan ataupun partisipasi masyarakat yang ada di wilayah studi agar hasil penelitian yang dilakukan dapat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat. 200