BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Penalaran Matematis. a. Pengertian Penalaran Matematis

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu memecahkan masalah (problem solving), penalaran dan bukti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panji Faisal Muhamad, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tepat. Hal tersebut diperjelas dalam Undang - Undang No 2 Tahun

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Penalaran Matematis. Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, dituntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. siswa, pengajar, sarana prasarana, dan juga karena faktor lingkungan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dapat menuju ke arah hidup yang lebih baik dengan menempuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tujuan pembelajaran matematika dinyatakan dalam National Council

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Masrini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Pasal 3.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Winda Purnamasari, 2013

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication), koneksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk bagian dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses

BAB I PENDAHULUAN pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa : Pendidikan Nasional befungsi

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kompetensi agar menjadi manusia yang berkarakter baik secara intelektual,

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu yang menunjang berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. manusia- manusia unggul dan berkualitas. Undang-undang No 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa yaitu Sekolah. Melalui pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat (Sabandar, 2010: 168) bahwa matematika adalah sebagai human

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003:5).

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran adalah melalui pendidikan nasional. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa fungsi pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan (Suriasumantri, 1984:190). Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah, maupun sampai tingkat perguruan tinggi. 1

2 Hal tersebut disebabkan karena dengan belajar matematika kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif. Beberapa kemampuan yang perlu dikuasai oleh siswa dalam belajar matematika diantaranya yaitu kemampuan komunikasi, kemampuan penalaran, kemampuan pemahaman, dan kemampuan pemecahan masalah. Hal tersebut seperti yang diungkapkan dalam National Council of Teacher of Mathematics (2000) disebutkan bahwa terdapat lima kemampuan dasar dalam belajar matematika yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan bukti (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connections), dan representasi (representation). Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BSNP,2006:140) tujuan diberikannya pendidikan matematika salah satunya agar siswa dapat menggunakan penalaran pada pola atau sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, dan menjelaskan gagasan atau pernyataan matematika. Oleh karena itu, kemampuan penalaran merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa dalam belajar matematika. Menurut Ihsan (2010:116) penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang benar di mana setiap kebenaran sesuai dengan kriterianya masing-masing. Menurut Suriasumantri (1984:43) penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir sehingga penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu.

3 Ciri yang pertama adalah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika atau suatu proses berpikir logis, sedangkan ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Jadi, penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir seorang siswa melakukan suatu analisis dan kerangka pikir yang dipergunakan oleh siswa untuk analisis tersebut adalah logika penalaran, misalnya penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah. Suriasumantri (1984:44) menyatakan bahwa penalaran matematis dibagi menjadi dua macam yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Menurut Keraf (2007:43) penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi), misalnya tebaklah bangun datar apa yang sesuai dengan penjelasan ini? Memiliki empat sisi yang sama panjang, memiliki empat sudut yang sama besar, besar masing-masing sudut adalah 90, kelilingnya adalah 4 x sisi, luasnya adalah sisi x sisi, memiliki dua diagonal sama panjang, memiliki empat simetri putar dan memiliki empat simetri lipat. Penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari suatu proposisi yang sudah ada menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan, misalnya suatu permainan bongkar pasang terdiri dari 3 buah segitiga sama sisi sedemikian rupa, sehingga siswa dapat menentukan panjang sisi dan keliling segitiga terbesar apabila diketahui panjang sisi dari segitiga terkecil adalah (Keraf,2007:57).

4 Menurut Shadiq (2004:3) pentingnya memiliki kemampuan penalaran matematis karena soal-soal penalaran matematis dapat mengaktifkan siswa untuk berpikir secara logis, kritis, sistematis dan kreatif. Hal tersebut disebabkan karena kemampuan penalaran tidak hanya dibutuhkan siswa ketika mereka belajar matematika maupun mata pelajaran lainnya namun sangat dibutuhkan setiap manusia di saat memecahkan masalah ataupun di saat menentukan keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Dilihat dari inti-inti soal-soal penalaran matematis yang tidak diberikan secara langsung kepada siswa dan harus ditemukan sendiri oleh siswa, menunjukkan bahwa siswa dituntut untuk memikirkan benar tidaknya suatu dugaan. Siswa juga belajar mengembangkan argumen dan bukti matematika serta belajar untuk memilih dan menggunakan berbagai tipe penalaran dengan berbagai macam metode pembuktian. Keraf (2007:4) menyatakan bahwa dasar sebuah argumen dalam penalaran matematis adalah berpikir kritis dan logis, sehingga kemampuan penalaran matematis dapat membantu siswa untuk lebih berfikir secara logis, kritis, dan analitis apabila menghadapi permasalahan yang membutuhkan kreativitas dan sikap kritis siswa dalam pengerjaannya. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (BSNP,2006:140) tujuan diberikannya pendidikan matematika agar siswa memiliki sikap rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu, dalam

5 mempelajari matematika perlu adanya minat belajar pada diri siswa. Pentingnya memiliki minat belajar matematika karena apabila siswa memiliki minat belajar yang baik terhadap matematika maka akan membuat dirinya senantiasa belajar dan mengikuti pembelajaran matematika dengan baik. SMP N 9 Purwokerto merupakan salah satu sekolah yang berwawasan lingkungan. Selain mengedepankan lingkungan hijau, sekolah tersebut juga mengedepankan SDM dari siswa-siswinya. Oleh karena itu, SMP N 9 Purwokerto mendapatkan predikat sebagai sekolah Adi Wiyata Nasional, yaitu sekolah yang mengedepankan lingkungan hijau yang sehat sebagai penunjang prestasi belajar siswa. Pada umunya di SMP N 9 Purwokerto khususnya siswa kelas VIII pada saat pembelajaran matematika siswanya cenderung memperhatian guru yang sedang menyampaikan pelajaran. Siswa juga cenderung ikut berpartisipasi aktif selama pembelajaran matematika seperti siswa aktif dalam berdiskusi kelompok ketika guru memberikan beberapa soal matematika atau siswa aktif menyampaikan pendapat ketika guru meminta siswa untuk menjelaskan suatu penyelesaian soal didepan kelas. Oleh karena itu, kemampuan penalaran matematis dan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam mempelajari matematika. Ahmadi dan Supriyono (2013:83) menyatakan bahwa tidak adanya minat seseorang anak terhadap matematika maka akan timbul kesulitan

6 dalam belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, atau tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak. Menurut Slameto (2010:57) minat belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya sehingga tidak ada daya tarik baginya. Dengan kata lain, apabila siswa memiliki minat belajar terhadap pembelajaran matematika maka akan memudahkan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis begitu juga sebaliknya, jika siswa tidak memiliki minat belajar terhadap pembelajaran matematika maka akan menyulitkan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis. Setelah diketahui gambaran dari masalah-masalah kemampuan penalaran matematis di atas, maka dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi guru untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. Selain itu menjadi langkah awal untuk guru dalam rangka memberikan perlakuan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan belajar siswa. Adapun salah satu materi yang sesuai dengan permasalahan diatas adalah materi lingkaran karena materi lingkaran terlihat mudah namun siswa sebenarnya memerlukan kemampuan penalaran matematis yang tinggi. Hal ini disebabkan karena pada saat siswa menyelesaikan suatu soal, siswa tidak

7 hanya dituntut untuk mencari penyelesaian soal saja namun siswa juga dituntut untuk dapat menarik kesimpulan dari suatu pernyataan. Oleh karena itu, dari latar belakang tersebut peneliti ingin mendeskripsikan kemampuan penalaran matematis dan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas VIII di SMP Negeri 9 Purwokerto. Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan penalaran matematis dan minat belajar pada pembelajaran matematika yang dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian yang berjudul Deskripsi kemampuan penalaran matematis dan minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Purwokerto. B. Fokus penelitian 1. Rumusan Masalah Masalah yang diteliti yaitu: bagaimana kemampuan penalaran matematis dan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika untuk siswa kelas VIII di SMP Negeri 9 Purwokerto? 2. Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas agar penelitian ini dapat terarah dan mendalam serta tidak terlalu luas jangkauannya, penelitian ini dibatasi pada deskripsi kemampuan penalaran matematis dan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika untuk siswa kelas VIII di SMP Negeri 9 Purwokerto materi lingkaran tahun ajaran 2015/2016.

8 C. Tujuan penelitian Berdasarkan fokus masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran matematis dan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika untuk siswa kelas VIII di SMP Negeri 9 Purwokerto materi lingkaran. D. Manfaat penelitian 1. Bagi Sekolah Sebagai bahan referensi pihak sekolah untuk melakukan bimbingan terhadap siswa dalam pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. 2. Bagi Guru Sebagai alat untuk evaluasi guru dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya sehingga pembelajaran yang akan datang menjadi lebih baik. 3. Bagi Siswa Siswa dapat mengetahui seberapa besar kemampuan penalaran matematis dan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika. 4. Bagi Peneliti Peneliti menambah pengalaman dan pengetahuan tentang gambaran kemampuan penalaran matematis dan minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika.