2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit),

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN.

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa asing terutama bahasa Jerman, salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memahami bahasa masing-masing pun semakin tinggi. Oleh karena itu, wajar jika

BAB I PENDAHULUAN. reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu pilihan bahasa asing yang dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Pada pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN

BAB I PENDAHULUAN. beberapa Sekolah Mengengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mempelajari bahasa terutama bahasa asing memerlukan keterampilan khusus dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman pada

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Jerman, yaitu terampil dalam menyimak, membaca, menulis, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi antaranggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri, alat untuk berintegrasi dan beradaptasi sosial,

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Membaca dalam pembelajaran bahasa termasuk ke dalam keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia,

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang harus dikuasai yaitu: keterampilan menyimak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Jerman terdapat empat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

BAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. menguasai empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak (hören), berbicara

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam pembelajaran bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat disampaikan melalui dua cara, yaitu secara lisan dan tulisan. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak (Hörverstehen), keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinda A Ramadhania, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara dan mengeluarkan pendapat dengan bahasa asing, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga dalam berkomunikasi. Tarigan (1993:2) menyebutkan. membuat kalimat dan berkomunikasi. Begitu pula sebaliknya, semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

PENGGUNAAN TEKNIK SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA PRANCIS

SKENARIO PEMBELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang yang mempelajari suatu bahasa secara tidak langsung dia juga

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin.

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya para pelajar untuk mampu menguasai bahasa asing sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan. sehari-hari. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa, artinya

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan bahasa asing kedua yang diajarkan di SMA setelah

BAB I PENDAHULUAN. pula pembelajaran bahasa-bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan

94. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Perancis kini semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

2015 HUBUNGAN ANTARA DAYA KONSENTRASI DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa asing. Penguasaan bahasa asing sangat diperlukan guna. suatu situs lembaga kursus Goethe-zentrumsby.org/home.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bahkan perasaan dari seseorang kepada orang lain. Dengan bahasa pula dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut berkaitan satu sama lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru. menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang.

93. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan upaya yang dilakukan. aspek yang lain yang digunakan untuk mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pengajaran bahasa pada umumnya bertujuan agar mahasiswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajar yang mempelajari bahasa Jerman diduga tidak asing lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Hayanah, 2015

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas Penggunaan Teknik Clustering Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Bahasa Jerman

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari di berbagai sekolah di Indonesia. Adanya ketertarikan terhadap negara dan kebudayaan Jerman menjadi alasan bahasa Jerman dipelajari. Negara Jerman juga adalah salah satu negara maju di dunia. Kemajuannya di bidang teknologi, pengetahuan, kesehatan dan pendidikan membuat orang-orang tertarik untuk menuntut ilmu di negara Jerman. Banyak Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia yang menjadikan bahasa Jerman sebagai salah satu mata pelajaran bahasa asing pilihan. Dalam mempelajari bahasa Jerman, siswa diharapkan mampu menguasai empat keterampilan berbahasa Jerman yang menjadi jembatan untuk bisa berkomunikasi secara langsung dengan warga Jerman. Keterampilan berbahasa Jerman mencakup menyimak (Hörfertigkeit), berbicara (Sprechfertigkeit), membaca (Lesefertigkeit) dan menulis (Schreibfertigket). Seluruh keterampilan tersebut saling berkaitan. Salah satu faktor pendukung untuk menguasai keterampilan berbahasa adalah penguasaan kosakata. Semakin banyak kosakata yang dikuasai maka akan semakin membantu siswa untuk terampil dalam berbahasa. Berdasarkan pengalaman penulis saat mengajar di SMA PASUNDAN 1 Bandung, salah satu kendala yang dihadapi siswa adalah menghafal kosakata secara mudah dan cepat. Rasa malas siswa untuk menghafal dan menggunakan kosakata yang telah dipelajari menjadi salah satu penyebab siswa kurang menguasai kosakata. Kesulitan siswa dalam menghafal kosakata berpengaruh terhadap kemampuan siswa untuk membuat kalimat sederhana. Siswa akan mengalami kesulitan pula dalam memahami dan menulis sebuah teks.

2 Kesulitan siswa dipengaruhi oleh ruang lingkup kosakata yang luas. Ruang lingkup kosakata bahasa Jerman diantaranya nomina, verba dan adjektiva. Nomina dalam bahasa Jerman memiliki keistimewaan yaitu setiap kata benda memiliki Genus. Genus dalam bahasa Jerman terbagi menjadi tiga bagian yaitu maskulin, feminin, dan netral. Kata benda maskulin ditandai dengan artikel der seperti der Vater, der Lehrer, der Fisch. Kata benda feminin ditandai dengan artikel die seperti die Mutter, die Lehrerin, die Blume. Kata benda netral ditandai dengan artikel das seperti das Mädchen, das Essen, das Auto. Penulisan nomina dimulai dengan adanya artikel di depan kata benda. Oleh karena itu, siswa perlu menghafal nomina secara bersamaan dengan artikelnya. Adapun kesulitan lain yang dialami siswa adalah penulisan kosakata. Kesalahan dalam penulisan dapat berakibat pada perubahan makna yang signifikan, seperti schön dan schon. Kedua kata tersebut sangat berbeda maknanya. Schön bermakna elok, cantik, indah, bagus. Sedangkan schon bermakna sudah, telah. Perbedaan tersebut terlihat pada pemberian umlaut di atas huruf o. Selain ӧ, dalam bahasa Jerman ada pula ä, ü, β yang mempengaruhi penulisan kosakata bahasa Jerman. Banyak faktor yang menyebabkan siswa kurang menguasai kosakata baru, di antaranya lupa, kurang tertarik pada bahasa yang sedang dipelajari, tidak rajin belajar, dan metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang menarik. Dalam proses pembelajaran bahasa asing dibutuhkan sebuah metode pembelajaran agar materi yang diajarkan mudah dipahami oleh siswa. Seorang pengajar diharapkan dapat membuat suasana pembelajaran yang berbeda dengan media ataupun metode pembelajaran yang menarik agar siswa mampu mengingat kosakata. Metode pembelajaran digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah metode permainan. Melalui permainan siswa dapat berperan aktif dan membantu siswa untuk dapat mengingat kosakata yang telah dipelajari. Adanya permainan pula dapat membuat

3 suasana kelas menjadi lebih menyenangkan. Sehingga rasa bosan siswa dapat berkurang saat belajar. Permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Jerman adalah Kreislauf. Permainan Kreislauf merupakan sebuah permainan yang melibatkan gerak tubuh. Siswa tidak hanya duduk di kursi tetapi melakukan perpindahan posisi saat menghafal kosakata. Permainan Kreislauf dipilih oleh penulis untuk dijadikan sebagai solusi dalam mengatasi persoalan seputar pembelajaran kosakata bahasa Jerman di SMA. Dari latar belakang inilah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Efektivitas Penggunaan Permainan Kreislauf Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah rendahnya minat siswa mempelajari bahasa Jerman menyebabkan kesulitan menguasai kosakata? 2. Apakah metode seperti menghafal menjadi kendala bagi siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Jerman? 3. Apakah penyampaian materi yang kurang baik dapat mengakibatkan kurangnya penguasaan kosakata siswa? 4. Apakah kemalasan menjadi faktor utama yang menyebabkan kurangnya penguasaan kosakata siswa? 5. Apakah kurangnya penguasaan kosakata dapat dipengaruhi oleh rendahnya daya ingat siswa? 6. Apakah kurangnya penguasaan kosakata dikarenakan siswa tidak pernah menggunakan permainan saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung? 7. Apakah penggunaan permainan dalam pembelajaran dapat mengatasi kurangnya penguasaan kosakata?

4 8. Apakah siswa tertarik dengan penggunaan permainan yang melibatkan pergerakan dalam pembelajaran? 9. Apakah permainan Kreislauf sebagai metode pembelajaran mempermudah siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Jerman? C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat faktor-faktor yang menghambat dalam penguasaan kosakata bahasa Jerman. Agar penelitian ini lebih terfokus dan dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan, waktu dan sumber dana yang dimiliki penulis, maka masalah penelitian ini dibatasi pada penggunaan permainan Kreislauf untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman khususnya nomina. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa sebelum penggunaan permainan Kreislauf? 2. Bagaimana penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa setelah penggunaan permainan Kreislauf? 3. Apakah permainan Kreislauf efektif digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui penguasaan kosakata siswa kelas XI sebelum penggunaan permainan Kreislauf.

5 2. Mengetahui penguasaan kosakata siswa kelas XI sesudah penggunaan permainan Kreislauf. 3. Mengetahui efektivitas permainan Kreislauf dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang dipaparkan di atas serta dapat memberikan manfaat bagi: 1. Penulis Penelitian ini dapat memberikan pengalaman baru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan permainan Kreislauf, penerapan ilmu yang telah diperoleh dari perkuliahan ke dunia nyata, dan keterampilan mengajar. 2. Pembelajar Bahasa Jerman Penelitian ini membangun atmosfir pembelajaran yang baik sehingga pembelajar bahasa Jerman menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat. 3. Pengajar Bahasa Jerman Penelitian ini dapat dijadikan alternatif untuk pengajaran kosakata bahasa Jerman.