garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB I PENDAHULUAN. beratkan pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. edu-katif tergambarkan dengan adanya interaksi yang terjadi antar guru dengan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membentuk kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. baik dengan adanya pendidikan siswa akan mengembangkan bakat juga mendukung. pikir tidak ter-lepas dari pengembangan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul. pentingnya proses pembelajaran dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Berdasarkan Kurikulum

A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN. hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan suatu cara membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

2 an. Meskipun pada kenyataanya setiap kurikulum memiliki kekurangan dan perlu di evaluasi serta diperbaiki agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik. Dalam hal ini kurikulum merupakan suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan (Kurniasih I. 2014: 5). Tarigan (1987:7) mengatakan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulisan. Berarti setiap siswa memiliki kemampuan membaca untuk dapat meningkatkan minat membaca sebagai suatu kegiatan yang menarik. Bahasa memiliki peran yang penting dalam perkembangan pengetahuan dan dalam hal berpikir kritis siswa-siswa dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Dalam buku Siswa kelas XI mengatakan bahwa Bahasa Indonesia Penghela dan Pembawa Ilmu Pengetahuan. Hal ini dimaksudkan bahwa Bahasa Indonesia adalah penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran. Dengan mengembangkan kemampuan berpikir dan kreatif maka peran bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan belajar bagi para siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, sekaligus mengembangkan

3 kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya. Dalam berbahasa terdapat empat keterampilan berbahasa Indonesia yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dari keempat aspek berbahasa itu, penulis tertarik untuk menggunakan aspek membaca dalam sebuah penelitian. Khusus mengenai aspek membaca, Tarigan (2008:7) menjelaskan, membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memeroleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Menurut DP. Tampubolon (2008:5) mengatakan, bahwa membaca merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan, yang lambang-lambang bunyi bahasa diubah menjadi lambang-lambang tulisan atau hurufhuruf. Membaca tidak hanya mengenali huruf atau lambang bahasa, tetapi mampu memahami, menganalisis bahkan menginterpretasikan makna yang terkandung di dalam bacaan. Maka dari itu, membaca membutuhkan konsentrasi penuh. Berdasarkan pengertian di atas, maka membaca adalah sebuah proses yang dilakukan pembaca untuk memeroleh serta memahami informasi yang ingin disampaikan oleh penulis melalui tulisan atau pun kata-kata. Akan tetapi, saat ini membaca adalah suatu hal yang jarang dilakukan oleh siswa-siswa bahkan sedikit sekali siswa yang mempunyai kesenangan dalam hal membaca. Hal ini, membuat banyak siswa kurang mampu untuk memahami isi teks yang dibacanya.

4 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, bahwa mengonversi adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memeroleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, guru harus menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Saat ini, banyak peserta didik yang merasa bosan belajar bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan karena guru masih kurang kreatif dalam memilih metode pembelajaran. Metode pembelajaran seharusnya bervariasi dan tetap mementingkan keefektifan serta ketertarikan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, agar pembelajaran berlangsung dengan baik dan terarah, sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Penulis mencoba menggunakan metode Round Robin. Berdasarkan uarain tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Mengonversi Teks Drama ke Dalam Teks Eksplanasi Kompleks dengan Menggunakan Metode Round Robin pada Siswa Kelas XI SMA PGRI 1 Subang Tahun Pelajaran 2015/2016. Melalui penelitian ini penulis mencoba menggali kemampuan dan kreativitas siswa dalam mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks. 1.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks berdasarkan fenomena lingkungan sebagai berikut.

5 a. Kurangnya minat peserta didik dalam membaca sangat berpengaruh terhadap pembelajaran. b. Kurangnya pemahaman peserta didik tentang mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks berdasarkan fenomena lingkungan. Peserta didik dituntut mampu mengonversi fenomena lingkungan teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks. c. Kurangnya metode pembelajaran yang bervariasi. Salah satu metode pembelajaran yang digunakan adalah metode Round Robin. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, masalah yang dikembangkan penulis dirumuskan dalam permasalahan-permasalahan sebagai berikut. a. Mampukah penulis melaksanakan pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks berdasarkan fenomena lingkungan pada siswa kelas XI MIPA 2 SMA PGRI 1 Subang dengan menggunakan metode Round Robin? b. Mampukah siswa kelas XI MIPA 2 SMA PGRI 1 Subang mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks berdasarkan fenomena lingkungan dengan menggunakan metode Round Robin? c. Efektifkah metode Round Robin digunakan dalam pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks berdasarkan fenomena lingkungan pada siswa kelas XI MIPA 2 SMA PGRI 1 Subang?

6 1.4 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah berkenaan dengan pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks berdasarkan fenomena lingkungan sebagai berikut. a. Kemampuan penulis yang diukur adalah kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks berdasarkan fenomena lingkungan. b. Kemampuan siswa kelas XI MIPA 2 SMA PGRI 1 Subang yang diukur adalah kemampuan mengonversi teks drama satu babak ke dalam teks eksplanasi kompleks berdasarkan fenomena lingkungan. c. Keefektifan pembelajaran metode Round Robin dengan cara pembelajaran dan berdasarkan pretes dan postes 1.5 Tujuan Penelitian Setiap kegiatan mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan penelitian merupakan rumusan dari tujuan yang akan dicapai dalam penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini akan diuraikan dalam penjelasan sebagai berikut. a. Untuk mengetahui kemampuan penulis melaksanakan pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks berdasarkan fenomena lingkungan dengan menggunakan metode Round Robin pada siswa kelas XI MIPA 2 SMA PGRI 1 Subang. b. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI MIPA 2 SMA PGRI 1 Subang dalam pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kom-

7 pleks berdasarkan fenomena lingkungan dengan menggunakan metode Round Robin. c. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode pembelajaran Round Robin dalam pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks berdasarkan fenomena lingkungan pada siswa kelas XI MIPA 2 SMA PGRI 1 Subang. 1.6 Manfaat Penelitian Penulis berharap penelitian yang telah dilakukan bisa memberikan manfaat. Manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks berdasarkan fenomena lingkungan. b. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dan menarik bagi siswa. Selain itu, hasil penelitian ini dapat juga dimanfaatkan untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia kearah yang lebih baik, umumnya dalam bidang ilmu kebahasaan dan khususnya dalam mengonversi teks daram ke dalam teks eksplanasi kompleks berdasarkan fenomena lingkungan. c. Bagi Peneliti Lanjutan

8 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan atau mengembangkan penelitian tentang pembelajaran mengonversi teks daram ke dalam teks eksplanasi kompleks berdasarkan fenomena lingkungan. 1.7 Kerangka Pemikiran Banyak faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran, salah satunya adalah kreativitas guru dalam menciptakan proses pembelajaran. Interaksi dalam proses pembelajaran bukan hanya guru dengan siswa, tetapi antara materi dan siswa juga harus saling memberikan timbal balik. Pemahamannya terhadap materi pelajaran dapat dibuktikan dengan produk yang dihasilkan siswa. Penggunaan metode atau teknik pembelajaran yang inovatif dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan antusias dan apresiasi siswa terhadap proses pembelajaran. Penulis mencoba untuk menerapkan Metode Round Robin untuk dijadikan teknik pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks. Metode Round Robin digunakan untuk menarik siswa agar dapat berinteraksi dan aktif dalam pembelajaran dan mengetahui keefektifan teknik tersebut dalam membangun ide siswa terhadap suatu teks. Kerangka Pemikiran Kondisi Awal Pembelajaran Mengonversi Teks Drama ke Dalam Teks Eksplanasi Kompleks dengan Menggunakan Metode Round Robin Pada Siswa Kelas XI SMA PGRI 1 Subang Tahun Pelajaran 2015/2016

9 Kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks. Kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang menarik. Tindakan Pretes: Pretes dilakukan untuk me-ngetahui kemampuan awal siswa dalam pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kom-pleks sebelum diterapkannya Metode Round Robin. Perlakuan: Penerapan Metode Round Robin dalam pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks. Hasil Postes: Postes dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks dan Metode Round Robin. Pengembangan ide dan kemampuan siswa dalam mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks. Metode Round Robin efektif digunakan untuk pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks. Guru memaksimalkan metode pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran dan menumbuhkan ide serta kreativitas siswa. Dengan diadakannya penelitian tersebut, karena masih banyak siswa yang beranggapan pembelajaran bahasa Indonesia itu sulit dan membosankan. Pentingnya peranan guru sebagai motivator untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan me-

10 ngembangkan pengetahuan siswa dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya pengetahuan merupakan pembekalan untuk meningkatkan hasil belajar. 1.7.1 Asumsi Asumsi atau anggapan dasar merupakan teori yang dijadikan sebagai kerangka berpikir oleh peneliti yang telah diyakini kebenarannya. Asumsi penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Penulis dianggap mampu melaksanakan pembelajaran karena telah mengikuti perkuliahan sebanyak 144 SKS dan dinyatakan lulus. Terdiri dari Mata Kuliah Keahlian (MKK) di antaranya: Teori Sastra Indonesia, Teori dan Praktik Menyimak, Teori dan Praktik Komunikasi Lisan; Mata Kuliah Berkarya (MKB) di antaranya: Analisis Kesulitan Membaca, SBM Bahasa dan Sastra Indonesia, Penelitian Pendidikan; Mata kuliah Perilaku Berkarya (MPB) di antaranya: Pengantar Pendidikan, Psikologi Pendidikan, Profesi Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran; Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) di antaranya: PPL I (Microteaching), KPB. b. Pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks termasuk ke dalam Kurikulum 2013 Bahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI. c. Metode Round Robin merupakan metode pembelajaran Round Robin adalah adalah suatu tipe pembelajaran dimana para siswa begiliran memberikan konstribusi menjawab pertanyaan dalam sebuah kelompok dalam bentuk tulisan. Dalam pembelajaran ini guru mengajukan pertanyaan atau tugas yang dimiliki beberapa alternatif jawaban. Suatu siswa mulai mengemukakan sumbangan pikiran, dan giliran mengemukakan pendapat diteruskan kepada

11 siswa berikutnya, melakukan hal yang sama. Masing-masing siswa memberikan konstribusi jawaban berlanjut sampai semua orang di dalam kelompok memiliki kesempatan untuk berbicara. Sesuai pula dengan yang dikemukakan oleh wahyuni ( 2008: 5). 1.7.2 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah yang diteliti, yang perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang bersangkutan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut. a. Penulis mampu melaksanakan pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks sesuai dengan karakteristik teks dengan menggunakan Metode Round Robin pada siswa kelas XI MIPA 2 SMA PGRI 1 Subang. b. Siswa kelas XI MIPA 2 SMA PGRI 1 Subang mampu mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks sesuai dengan karakteristik teks dengan me-nggunakan metode Round Robin secara tepat. c. Metode Round Robin tepat digunakan dalam pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks. 1.8 Definisi Operasional Dalam penelitian ini, istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut. a. Pembelajaran merupakan proses penyampaian ilmu pengetahuan yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa dan meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran.

12 b. Mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks merupakan suatu proses dimana siswa dituntut untuk dapat mengubah suatu fenomena lingkungan yang berbeda di dalam mencari perbedaan dan persamaan dua jenis teks yang berbeda tersebut, dari hasil pengamatan berdasarkan objek tertentu kedua jenis teks tersebut. c. Metode Round Robin adalah implementasi dari strategi pembelajaran kontrukstivitas yang menempatkan siswa sebagai subyek dalam pembelajaran. Artinya, siswa mampu merekontruksi pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja. Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran mengonversi teks drama ke dalam teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan Metode Round Robin adalah pembelajaran yang mengajak siswa untuk membaca, memahami, menelaah, dan mengonversi. Dalam pelaksanaan metode Round Robin ini siswa dituntut untuk berpikir secara kritis dan kreatif. 1.9 Struktur Organisasi Skripsi Gambaran mengenai keseluruhan skripsi dan pembahasannya dapat dijelaskan dalam sistematika penulisan sebagai berikut. a. Bab 1 Pendahuluan Bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang melakukan penelitian, dan struktur organisasi skripsi. b. Bab II Kajian Teoritis Bagian ini membahas mengenai pustaka, kerangka dan hipotesis penelitian. c. Bab III Metode Penelitian

13 Bagian ini membahas mengenai komponen dari metode yaitu lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, dan subjek populasi/sampel. d. Bab VI Hasil Penelitian dan Pembahasan Bagian ini membahas mengenai pencapaian hasil penelitian dan pembahasannya. e. Bab V Simpulan dan Saran Bagian ini membahas mengenai penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian.