MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 94 TAHUN 2010

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Pera

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Ta

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Per

Negara Republik Indonesia Nomor 5086);

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 18 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKAT AUDITOR PERKERETAAPIAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM.22 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKAT INSPEKTUR PERKERETAAPIAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 20 TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 23 TAHUN 2011

RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 21 TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: PM. 36 TAHUN 2011 TENTANG PERPOTONGAN DAN/ATAU PERSINGGUNGAN ANTARA JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 8 TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kemenhub. Perkeretaapian. Sertifikasi. Kecakapn Awak. Pencabutan.

Pasal 29. (1) Pemohon rating yang dinyatakan tidak lulus, dapat melaksanakan performance check perbaikan.

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 55 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA DAN STANDAR PEMBUATAN GRAFIK PERJALANAN KERETA API

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 45 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Operator Radio. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONSEP. Dikerjakan oleh Bagian Hukum dan Kerjasama Diperiksa oleh Kasubang Peraturan Perundang-undangan : Endy Irawan, SH, MH

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 78 TAHUN 2011 PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENOALIAN INTERN PEMERINTAH 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI APBN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2013

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 43 TAHUN 2010

2013, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir deng

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 27 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK ANGKUTAN ORANG DENGAN KERETAAPI PELAYANAN KELAS EKONOMI TAHUN ANGGARAN 2011

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 3/BC/2011 TENTANG

MENnaUPERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA

KONSEP. Dikerjakan oleh Bagian Hukum dan Kerjasama

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 31 TAHUN 2001 TENTANG TATA CARA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SEARCH AND RESCUE (SAR) MENTERI PERHUBUNGAN,

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 9 TAHUN 2014

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri tentang Tata Car

BERITA NEGARA. No.10, 2007 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. KEPEGAWAIAN. PPNS. Pengangkatan. Mutasi. Pemberhentian. Pencabutan.

RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

(2) Isi pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Hak Asasi Manusia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Syarat dan Tata Cara Pengangkatan, Perpindahan, Pemberhentian, dan Perpanjangan Masa Ja

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI PENDIDIK UNTUK DOSEN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 62 TAHUN 2011 PENGATURAN WAKTU OPERASI KENOARAAN ANGKUTAN BARANG 01 JALAN TOL OALAM KOTA 01 OKI JAKARTA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 4135/KP.108/DRJD/2013 T E N T A N G KOMPETENSI INSPEKTUR SUNGAI DAN DANAU

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No.322 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722) 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publi

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 136 / VII / 2010 TENTANG TANDA PENGENAL INSPEKTUR PENERBANGAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 997 TAHUN 2017 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

KONSEP. Dikerjakan oleh Bagian Hukum dan Kerjasama Diperiksa oleh Kasubang Peraturan Perundang-undangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 62 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/PMK. 01/2012 TENTANG

, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

Dengan ini mengajukan permohonan Izin Praktik untuk dapat melakukan pekerjaan sebagai Konsultan Pajak.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian telah mengatur mengenai Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian. 1. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 52 Tahun 2007 tentang Pendidikan dan Pelatihan Transportasi;

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG TENAGA PEMERIKSA SARANA PERKERET AAPIAN. 1. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api. 2. Kereta Api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rei yang terkait dengan perjalanan kereta api. 3. Sarana Perkeretaapian adalah kendaraan yg dapat bergerak di jalan rei. 4. Pemeriksaan Sarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi dan fungsi sarana perkeretaapian. 5. Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian adalah tenaga yang memenuhi kualifikasi kompetensi dan diberi kewenangan untuk melaksanakan pemeriksaan sarana perkeretaapian. 6. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang, berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dihayati dan dikuasai untuk melaksanakan tugas keprofesionalannya. 7. Pendidikan dan Pelatihan adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pembentukan sikap perilaku sumber daya manusia yang diperlukan dalam penyelenggaraan transportasi.

8. Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian adalah tanda bukti telah memenuhi persyaratan kompetensi sebagai tenaga pemeriksa sarana perkeretaapian. 9. Menteri adalah Menter; yang membidangi urusan perkeretaapian. 10. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tug as dan tanggung jawabnya di bidang perkeretaapian. JENIS DAN KLASIFIKASI KEAHLIAN TENAGA PEMERIKSA SARANA PERKERET AAPIAN (1) Setiap penyelenggara sarana perkeretaapian wajib melaksanakan pemeriksaan sarana yang dioperasikan untuk mengetahui kondisi dan fungsi sarana perkeretaapian. (2) Pemeriksaan sarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan oleh tenaga yang memiliki kompetensi untuk melakukan pemeriksaan sarana perkeretaapian. (3) Tenaga yang memiliki kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi standar kompetensi yang terdiri atas: a. mengetahui dan memahami tata cara dan prosedur pemeriksaan sarana perkeretaapian; b. mengetahui dan memahami spesifikasi teknis sarana perkeretaapian; c. mampu melakukan pemeriksaan terhadap sistem dan komponen sarana perkeretaapian; d. mampu melakukan perbaikan sesuai persyaratan dan standar pemeriksaan sarana perkeretaapian; e. mampu menyusun perencanaan kegiatan pelaksanaan pemeriksaan sarana perkeretaapian; mampu menganalisa dan mengevaluasi hasil pemeriksaan sesuai persyaratan dan standar pemeriksaan sarana perkeretaapian; g. mampu menilai hasil pemeriksaan sarana perkeretaapian dan h. mampu memberikan rekomendasi untuk dilakukan perbaikan terhadap sarana perkeretaapian.

(1) Tenaga pemeriksa sarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, harus memiliki Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian. (2) Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh setelah lulus pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan yang telah terakreditasi; (3) Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama yang bersangkutan masih melaksanakan pemeriksaan sarana perkeretaapian. Ketentuan lebih lanjut mengenai akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud Pasal 3, diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri. Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, terdiri dari : a. Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Listrik; b. Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Non Listrik; c. Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian Tanpa Penggerak. Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Perkeretaapian sebagaimana d imaksud dalam berdasarkan tingkat kewenangan terdiri dari: a. Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Pelaksana; b. Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Pelaksana Lanjutan. Sarana Pasal 5, (2) Kewenangan pemegang Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa tingkat Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi: a. melaksanakan pemeriksaan sarana perkeretaapian; dan b. mengevaluasi hasil pemeriksaan sarana perkeretaapian.

(3) Kewenangan pemegang Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa tingkat Pelaksana Lanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi : a. merencanakan pelaksanaan pemeriksaan sarana perkeretaapian; b. melaksanakan pemeriksaan sarana perkeretaapian; c. melakukan evaluasi hasil pemeriksaan sarana perkeretaapian; d. menetapkan hasil pemeriksaan sarana perkeretaapian; e. melakukan tindakan perbaikan terhadap sarana perkeretaapian; dan f. memberikan rekomendasi untuk dilakukan perbaikan terhadap sarana perkeretaapian. Apabila dalam melaksanakan tugas menemukan kondisi Prasarana Perkeretaapian yang perlu dilakukan tindakan perbaikan yang bersifat darurat, Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dapat melakukan perbaikan. PERSYARATAN TENAGA PEMERIKSA SARANA PERKERETAAPIAN Persyaratan untuk mendapat Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a meliputi : a. Untuk Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Listrik tingkat Pelaksana yaitu: 1) pria atau wanita; 2) sehat jasmani dan rohani; 3) tidak buta warna; 4) telah bekerja minimal 2 (dua) tahun di bidang sarana perkeretaapian; 5) lulus pendidikan menengah; dan 6) lulus Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Listrik tingkat Pelaksana.

b. Untuk Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Listrik tingkat Pelaksana Lanjutan yaitu : 1) telah bekerja selama minimal 4 (empat) tahun sebagai Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Listrik tingkat Pelaksana; 2) lulus Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Listrik tingkat Pelaksana Lanjutan. Persyaratan untuk mendapat Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Non Listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, meliputi : a. Untuk Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Non Listrik tingkat Pelaksana yaitu : 1) pria atau wanita; 2) sehat jasmani dan rohani; 3) tidak buta warna; 4) telah bekerja minimal 2 (dua) tahun dibidang sarana perkeretaapian; 5) lulus pendidikan menengah; dan 6) lulus Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Non Listrik tingkat Pelaksana. b. Untuk Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Perkeretaapian dengan Penggerak Non Listrik Pelaksana Lanjutan yaitu : Sarana tingkat 1) telah bekerja selama minimal 4 (empat) tahun sebagai Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Non Listrik tingkat Pelaksana; 2) lulus Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dengan Penggerak Non Listrik tingkat Pelaksana Lanjutan. Persyaratan untuk mendapat Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian Tanpa Penggerak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf C, meliputi : a. Untuk Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian Tanpa Penggerak tingkat Pelaksana yaitu : 1) pria atau wanita; 2) sehat jasmani dan rohani;

3) tidak buta warna; 4) telah bekerja minimal 2 (dua) tahun di bidang sarana perkeretaapian; 5) lulus pendidikan menengah; dan 6) lulus Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian Tanpa Penggerak tingkat Pelaksana. b. Untuk Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian Tanpa Penggerak tingkat Pelaksana Lanjutan yaitu: 1) telah bekerja selama minimal 4 (empat) tahun sebagai Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian Tanpa Penggerak tingkat Pelaksana; 2) lulus Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian Tanpa Penggerak Tingkat Pelaksana Lanjutan. PROSEDUR SERTIFIKASI KOMPETENSI DAN TANDA PENGENAL (SMART CARD) TENAGA PEMERIKSA SARANA PERKERET AAPIAN Pasal11 (1) Permohonan untuk memperoleh Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dapat diajukan oleh unit kerja tempat pemohon bekerja; (2) Permohonan Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian sebagaimana dirnaksud pad a ayat (1), diajukan kepada Lernbaga Pendidikan dan Pelatihan yang telah mempunyai akreditasi dengan rnelarnpirkan : a. surat keterangan sehat dari dokter umum; b. foto kopi Surat Tanda Tarnat Belajar (STTB)/Ijazah yang dilegalisir; e. toto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; d. pas foto berwarna terbaru dengan latar belakang rnerah serta berukuran 2 em x 3 em sebanyak 1 (satu) lernbar dan 3 em x 4 em sebanyak 2 (dua) lembar; e. tanda bukti lulus mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang yang dimohon; dan f. toto kopi Sertifikat yang dimiliki (untuk pemohon perpanjangan dan peningkatan Kompetensi); atau g. Surat Keterangan Kehilangan dari Kepolisian (untuk penggantian yang hilang); atau h. Sertifikat yang rusak (untuk penggantian yang rusak).

Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, untuk bekerja diberikan tanda pengenal (smart card) oleh Direktur Jenderal. KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT KOMPETENSI TENAGA PEMERIKSA SARANA PERKERETAAPIAN (1) Pemegang Sertifikat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dalam melaksanakan tugas wajib: a. membawa tanda pengenal (smart card) sebagai Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian; b. melakukan pemeriksaan sarana perkeretaapian sesuai ketentuan yang berlaku. (2) Untuk menjaga kompetensi, Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian harus : a. minimal dalam kurun waktu 2 (dua) tahun harus melakukan pemeriksaan sarana perkeretaapian; dan b. meningkatkan kemampuan sebagai Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian (dalam bentuk mengikuti pelatihan penyegaran, seminar atau lokakarya di bidang tugasnya minimal sekali dalam 2 (dua) tahun). Untuk menunjang pelaksanaan tugas Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian, penyelenggara sarana perkeretaapian wajib : a. menyediakan peralatan pemeriksaan sarana perkeretaapian; b. menetapkan prosedur pemeriksaan sarana perkeretaapian; dan c. meningkatkan kemampuan Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian.

(1) Tand a pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dapat dicabut apabila pemegang tanda pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian melanggar Pasal 13; (2) Pencabutan tanda pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu 7 (tujuh) hari kerja; (3) Apabila peringatan sebagaimana dimaksud pad a ayat (2) tidak diindahkan, dilanjutkan dengan pembekuan tanda pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja; dan (4) Apabila selama pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak ada upaya perbaikan, maka tanda pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dicabut. Tanda pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dibekukan tanpa melalui peringatan dalam hal pemegang tanda pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian tersebut : a. tidak memenuhi standar kesehatan dan mengalami cacat fisik atau terganggu kesehatan jiwanya sehingga tidak dapat menjalankan tugas; atau b. pindah tugas melaksanakan fungsi lain selain pemeriksaan; atau c. terkena pengaruh alkohol, narkotika atau obat-obatan yang dapat mempengaruhi fisik dan mental. Tanda pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dicabut tanpa melalui proses peringatan dalam hal : a. Tanda pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian digunakan oleh orang lain yang tidak berhak;

b. Tanda pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian diperoleh dengan cara tidak sah; c. Pemegang tanda pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dijatuhi hukuman disiplin pegawai I karyawan dengan hukuman disiplin berat; d. Pemegang tanda pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian diberhentikan dengan tidak hormat dari pegawai I karyawan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku; e. Pemegang tanda pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya akibat gangguan jasmani dan rohani yang bersifat permanen; dan f. Pemegang tanda pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian melakukan perbuatan dan tindakan yang membahayakan keselamatan dan keamanan operasional kereta api. Peringatan, pembekuan atau pencabutan sebagaimana dimaksud pada Pasal15, 16 dan Pasal17 dilakukan oleh Direktur Jenderal. BENTUK DAN FORMAT TANDA PENGENAL (SMART CARD) TENAGA PEMERIKSA SARANA PERKERETAAPIAN (1) Tanda pengenal (smart card) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisikan: a. Logo Perhubungan; b. Tulisan Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tanda Pen genal Kompetensi; c. Kode Kategori Kompetensi; d. Nama; e. Tempat/ Tanggal Lahir; f. Kategori Kompetensi; g. Tingkat Kompetensi; h. Unit Kerja; i. Tanggal Berlaku; j. Kodifikasi Sertifikat; k. Pas foto ukuran 2 x 3 cm; dan I. Tanda tangan pejabat berwenang

(2) Bentuk, format, isi dan warna tanda pengenal (smart card) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana contoh dalam lampiran Peraturan ini. BIAYA TANDA PENGENAL KOMPETENSI TENAGA PEMERIKSA SARANA PERKERETAAPIAN Untuk memperoleh Tanda Pengenal Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dikenakan biaya sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. (1) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian yang ada pad a saat berlakunya Peraturan Menteri In! tetap dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (2) Dalam waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan ini berlaku penyelenggara sarana perkeretaapian wajib menyesuaikan persyaratan dan kualifikasi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini. Dalam hal lembaga pendidikan dan pelatihan terakreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 belum ada, penerbitan sertifikat serta pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Serita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Desember 2010 MENTERI PERHUBUNGAN, ttd FREDDY NUMBERI Salinan Peraturan ini disampaikan kepada: 1. Menteri Keuangan; 2. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas; 3. Menteri BUMN; 4. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 5. Wakil Menteri Perhubungan; 6. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal Perkeretaapian, para Kepala Badan, dan para Stat Ahli di Iingkungan Kementerian Perhubungan. SALINAN sesuai den KEPALA UMA RIS SH. MM. MH Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19630220 198903 1 001

Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 92 TAHUN 2010 Tanggal : 31 DESEMBER 2010 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN JENDERAL PERKERETAAPIAN DIREKTORAT TANDA PENGENAL KOMPETENSI ~ L.:::J Nama TempatfTgl. Lahir Kategori Kompetensl : Tingkat Kompetensl Unit Kerja Tanggal Beriaku Kodifikasi Serifikat : 1. Berdasar1<an UU No. 23 Tahun 2007 tentang Per1<eretaaplan Pasal 21 dan PP No. 56 Tahun 2009 pasal273 : a. Kartu ini sebagai penetapan kualifikasi kecakapan I keahlian SOM Perkeretaapian oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian; dan b. Kartu ini wajib dibawa selama bertugas; 2. Jika te~adi kehilangan I kerusakan, segera melaporkan ke Dlrektorat Jenderal Per1<eretaapian; dan 3. Masa ber1aku selama 5 (lima) tahun termung sejak tanggal dikeluark.an, dan wajib div'alidasi kembali. Keterangan : Tampak Depan : 1. Ukuran 8,8 X5,5 em 2. Warna Dasar Tampak Depan Putih 3. Warna garis di bawah logo Kementerian Perhubungan tampak depan eoklat, dengan ketentuan : a. Satu garis untuk Pelaksana b. Dua garis untuk Pelaksana Lanjutan 4. Warna Dasar Tampak Belakang Putih UMAR IS, SH. MM. MH Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19630220 198903 1 001