BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Sekilas Tabungan Wisata Sejarah Tabungan Wisata

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Sesuatu yang seseorang tinggalkan pada orang lain agar dijaga disebut

BAB III PEMBAHASAN. Akad wadi ah merupakan sesuatu akad yang bersifat tolong-menolong

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pemberian Bonus Pada Produk Simpanan Mitra Sahabat

BAB III PEMBAHASAN Pengertian Wadi ah Yad Dhamanah

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Porsi. Nasabah. Porsi. Bank. SUMBER DANA: Giro Wadiah Tab Wadiah Tab. Mudharabah Dep. Mudharabah Equity. Profit Distribution.

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

Mura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

MENELUSURI FATWA DSN-MUI TENTANG EKONOMI SYARI AH (Produk Penghimpunan Dana)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENETAPAN BONUS DALAM AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB II LANDASAN TEORI. yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi (strategy) adalah alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

Luthfia Maulia Rizqi

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB III. APLIKASI AKAD WADIAH PADA TABUNGAN ib TUNAS HASANAH DI BNI SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan secara luas dinegara lain untuk menyebutkan bank dengan prinsip

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Tabungan

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH. dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB III WADIAH DALAM PERSPEKTIF FIQH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB III PEMBAHASAN. Lancar) yang merupakan produk unggulan dari Koperasi Jasa Keuangan. Syariah tersebut. SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) merupakan

BAB III LANDASAN TEORI. berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama. 1

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB II LANDASAN TEORI. deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN. wawancara langsung, penulis mendapatkan data-data yang berhubungan dengan

BAB II PRODUK PENGHIMPUNAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah. 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya

monay, dalam perbankan dan pembolehan sepekulasi menyebabkan penciptaan uang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan yang meliputi Dasar Hukum, Fatwa DSN MUI, Rukun dan Syarat

BAB I PENDAHULUAN. syariah dapat menjawab segala permasalahan ekonomi yang memiliki unsur riba

BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB III PEMBAHASAN. Dalam UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan menjelaskan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB III PEMBAHASAN. A. Definisi ib TIM ( Tabungan Investasi Masyarakat) Tabungan Investasi Masyarakat (ib TIM) adalah Simpanan yang berlandaskan

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB II LANDASAN TEORITIS. memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan nasabahnya.

BAB I PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK SIMPANAN ARISAN BERKAH DI KSPPS BMT HARAPAN UMAT PATI CABANG GABUS

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB I PENDAHULUAN. modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan. Lembaga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI AKAD WADI AH

Materi 6 Produk Penghimpunan Dana. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. Ini pun dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bersedia untuk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari studi banding penulis membandingkan dan menganalisa dari

BAB II LANDASAN TEORI. Product (Produk), Place, (Tempat), Price, (Harga), dan Promotion,

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan masyarakat yang semakin berkembang merupakan efek dari era

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. usaha prospektif namun padanya tidak memiliki permodalan berupa keuangan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pembiayaan Akad Wadi ah Di BPRS Galamitra Abadi

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT DENGAN AKAD WADI AH DAN PENERAPANNYA PADA PERBANKAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Sekilas Tabungan Wisata Gambaran umum tabungan wisata meliputi sejarah tabungan wisata, perkembangan tabungan wisata dan karakteristik tabungan wisata. 3.1.1 Sejarah Tabungan Wisata Asal mula terbentuknya arisan wisata pada tahun 2005 ada seorang tamu dari luar kota ingin berwisata tetapi saat itu belum ada yang menyediakan fasilitas untuk pariwisata. Akhirnya Bapak Widi Mulyanta selaku manager utama BMT Bismillah tercetus ide untuk membentuk sarana bagi masyarakat untuk berpariwisata dengan meluncurkan produk arisan wisata. Arisan wisata merupakan simpanan yang menggunakan sistem undian/kocokan sama dengan arisan pada umumnya menyetor uang tiap bulan dan ada jangka waktunya, Tetapi Arisan wisata berbeda dengan arisan pada umumnya karena uang tetap dikembalikan utuh sesuai urutan undian dan mendapat hadiah wisata. Prosedur pada Arisan 45

46 wisata di BMT Bismillah yaitu anggota menyetor setiap bulannya sesuai dengan kesepakatan selama 20 bulan. Pemberangkatan wisata disesuaikan dengan nomor urut undian yang diundi setiap 1 bulan sekali dan uang akan dikembalikan kepada anggota sesuai urutan undian. Pada tahun 2013 arisan wisata diganti nama menjadi tabungan wisata karena administrasi lebih mudah dan funding lebih lama mengendap dibandingkan arisan. Tabungan wisata sistemnya tidak jauh beda dengan arisan tapi lebih efisien karena pemberangkatannya bisa bersama-sama dan pengembalian uang tabungan dilakukan serentak di akhir periode. 17 3.1.2 Perkembangan Tabungan wisata Perkembangan tabungan wisata dari tahun 2005 sampai sekarang sudah memasuki periode ke 6, 18 yaitu bisa di lihat pada tabel 5. 2013. 17 Wawancara dengan Bpk.Agus Suhartadi, Manager Sukorejo pada tanggal 20 Februari 18 Ibid

47 PERIODE Tabel 5 Perkembangan Tabungan Wisata JUMLAH PESERTA SETORAN PER BULAN TEMPAT WISATA 1 55 orang Rp.100.000 Baron Kukup 2 110 orang Rp.100.000 Borobudur 3 220 orang Rp.100.000 Banjarnegara, Wabok 4 440 orang Rp.100.000 Krakal, Baron Kukup 5 605 orang Rp.100.000 Parang Tritis 6 Baru 400 org masih dalam proses Rp.150.000 Sekitar DIY Perkembangan tabungan wisata sejak awal pembukaan tahun 2005 yaitu periode ke-1 sampai periode ke- 5 mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari tahun ke tahun. Sedangkan tahun 2013 ini memasuki periode yang ke- 6, pendaftaran dibuka pada bulan Februari sampai waktu yang ditentukan. Anggota yang sudah mendaftar baru 400 orang dan kemungkinan masih bisa bertambah karena pendaftaran masih di buka.

48 3.1.3 Karakteristik tabungan wisata Tabungan wisata merupakan tabungan yang Menggunakan akad wadi ah yad dhamanah dimana nasabah menabung dan diakhir periode akan mendapatkan hadiah wisata. Tabungan wisata memililki karekteristik sebagai berikut: 1) Nama Produk : Tabungan Wisata 2) Jenis Produk : Simpanan 3) Akad : Wadi ah Yad Dhamanah 4) Target : Menengah ke bawah 5) Keuntungan : Hadiah Wisata dan kaos 6) Biaya Administrasi : Rp. 25.000 7) Setoran per Bulan : Rp. 150.000 8) Pemberangkatan wisata : Bulan ke-17 9) Pengembalian Dana : Bulan ke-20 3.1.4 Persyaratan Tabungan Wisata Persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon anggota bila ingin membuka tabungan wisata di BMT Bismillah adalah sebagai berikut: 1. Foto copy KTP /SIM 2. Mengisi formulir pendaftaran rekening tabungan wisata

49 3. Biaya pendaftaran Rp.25.000 dan mendapatkan kaos gratis. 4. Membayar setoran awal Rp 150.000 5. Setiap bulan membayar setoran Rp. 150.000 selama 20 bulan. 3.1.5 Tujuan dan Manfaat Tabungan Wisata Adapun yang menjadi tujuan dari tabungan wisata di BMT Bismillah adalah sebagai berikut: 1. Memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penyediaan sarana simpanan. 2. Sebagai sarana rekreasi bersama keluarga maupun tetangga dan kerabat. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari tabungan wisata di BMT Bismillah adalah sebagai berikut: 1. Aman dan Terjamin Anggota akan merasa aman karena pihak BMT Bismillah menjaga dan menjamin dana anggota serta mengembalikan dana anggota tepat waktu. 2. Hadiah Anggota mendapatkan manfaat yaitu hadiah wisata gratis tanpa dipungut biaya sepeserpun.

50 3.2 Definisi Wadi ah Secara linguistik, wadi'ah bisa diartikan dengan meninggalkan atau titipan. Secara istilah, wadi ah adalah sesuatu yang dititipkan oleh satu pihak (pemilik) kepada pihak lain dengan tujuan untuk dijaga. 19 Definisi wadi ah menurut para ahli: 1. Menurut Hanafiyyah, wadi ah adalah memberikan kekuasaan kepada orang lain atas suatu barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijaga, baik secara verbal atau dengan isyarat (dilalah ). 2. Menurut Syafiiyyah dan Malikiyyah, wadi ah adalah pemberian mandat untuk menjaga sebuah barang yang dimiliki atau barang secara khusus dimiliki seseorang, dengan cara-cara tertentu. Pada prinsipnya akad wadi ah dibagi menjadi dua yaitu salah satunya akad wadi ah yad dhamanah. Akad wadi ah yad dhamanah adalah penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang dan harus bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan barang/uang titipan. 20 19 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalah,Yogyakarta; Pustaka Pelajar, cet ke- 1,2008, hlm 173 20 A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga Lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002, hlm 65.

51 Definisi wadi ah yad dhamanah menurut para ahli, yaitu: 1. Menurut Simorangkir (2000) Wadiah yad dhamanah ialah perjanjian/ kerjasama antara dua pihak, yaitu pemilik uang/barang memberikan hak kepada penyimpan untuk memanfaatkan uang/ barangnya sehingga penyimpan bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan uang/barang tersebut. Uang atau barang yang memberikan keuntungan menjadi hak penyimpan (Bank). Penyimpan (Bank) dapat memberikan bonus kepada pemilik uang/barang. 21 2. Menurut Nur Rianto (2011) wadiah yad dhamanah yaitu pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. Dan pihak bank boleh memberikan sedikit keuntungan yang didapat kepada nasabahnya dengan besaran berdasarkan kebijaksanaan Bank. 22 3. Slamet Wiyono (2005) wadi ah yad dhamanah merupakan akad penitipan barang atau uang di mana pihak penerima titipan dengan atau tanpa pemilik barang atau uang dapat memanfaatkan barang atau uang titipan dan harus bertanggung jawab atas kerusakan/ kehilangan barang titipan. 23 21 O.P Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank, Bogor; Ghalia Indonesia, 2000, hal 40 22 M. Nur Rianto, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Solo: PT Era Adicitra Intermedia, 2011, hlm 330 23 Slamet Wiyono, Cara mudah Memahami Akutansi Perbankan Syari ah, Jakarta; PT Grasindo, Cet ke-1, 2005, hlm 33

52 3.2.1 Landasan Syari ah a. Al-Qur an Surat Al-Baqarah ayat 283 Artinya : Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikan, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 24 Dari ayat diatas yang berhubungan dengan pembahasan yaitu amanat, yang maksudnya adalah : Dilarang mengkhianati kepercayaan orang lain (anggota). Dilarang merugikan orang lain (anggota). 24 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an dan Terjemahannya, jakarta;yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur an, 1971, hlm 71

53 Surat An-Nisa ayat 58 Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. 25 Dari ayat diatas yang berhubungan dengan pembahasan yaitu: Harus bisa menjaga amanah dari orang lain (anggota) yaitu titipan dari anggota. b. Al-Hadits أ ھ ة ل ل ا ا م و م أ! $ ن " إ ' & $ ا) * / - و., - $ + ن * 25 Ibid, hlm 128

54 Artinya : Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasululloh SAW bersabda, sampaikanlah (tunaikanlah) amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan membalas khianat kepada orang yang telah mengkhianatimu. (HR Abu Dawud dan menurut Tirmidzi hadis ini hasan, sedang Imam Hakim mengkategorikannya sahih). 26 Dari hadis di atas, berhubungan dengan pembahasan, yaitu: Menyampaikan amanat kepada yang berhak menerima yaitu anggota. Tidak boleh berkhianat. 3.2.2 Fatwa DSN Tentang Ketentuan Wadi ah Dewan Syariah Nasional mengeluarkan ketentuan mengenai tabungan diatur dalam Fatwa DSN No. 02/DSN- MUI/ IV/2000. 27 Pada fatwa ini, disebutkan ketentuan mengenai tabungan yang berdasarkan wadi ah, yaitu: 1. Dana yang disimpan pada bank adalah bersifat simpanan. 2. Simpanan ini bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan. 3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian ( athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank. 26 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta; Gema Insani, 2001, hlm 86 27 Fatwa DSN 2000

55 3.2.3 Syarat Wadi ah Syarat- syarat yang harus ada pada akad wadi ah, yaitu: 1. Baligh, sudah cukup umur. 2. Berakal, tidak mengalami gangguan kejiwaan 3. Barang titipan disyaratkan harus benda tetap dan bisa dipegang. 3.2.4 Rukun Wadi ah Rukun wadi`ah adalah hal-hal yang terkait atau yang harus ada didalamnya yang menyebabkan terjadinya Akad Wadi`ah, 28 yaitu : 1. Barang/Uang yang di Wadi`ahkan dalam keadaan jelas dan baik. 2. Ada Muwaddi` yang bertindak sebagai pemilik barang/uang sekaligus yang menitipkannya/menyerahkan. 3. Ada Mustawda` yang bertindak sebagai penerima simpanan atau yang memberikan pelayanan jasa. 4. Kemudian diakhiri dengan Ijab Qabul (Sighat), dalam perbankan biasanya ditandai dengan penanda tanganan surat/buku tanda bukti penyimpanan. 28 Dimyauddin Djuwaini, Op.Cit, hlm 175

56 3.2.5 Skema Wadi ah Yad Dhamanah bawah ini. 29 Skema wadi ah yad dhamanah bisa dilihat dari gambar di NASABAH (Penitip) 1 Titip Dana 4 Beri Bonus BANK Mustawda (Penyimpan) 3 Bagi hasil 2.Pemanfaatan Dana USER OF FUND (Nasabah pengguna dana) Keterangan : Dengan konsep wadi ah yad dhamanah, pihak yang menerima titipan boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Tentu, pihak BMT dalam hal ini mendapatkan hasil dari penggunaan dana. BMT dapat memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bagi hasil. 30 hlm 11 29 Dwi suwiknyo, Jasa-Jasa Perbankan Syariah, Yogyakarta; Pustaka Belajar, 2010, 30 Muhammad Syafi I Antonio, Op. cit. Hlm. 150

57 3.3 Mekanisme Tabungan Wisata di BMT Bismillah Mekanisme tabungan wisata di BMT Bismillah, yaitu: 1. Anggota mengisi formulir dan menyertakan foto copy KTP. 2. Anggota membayar biaya pendaftaran sebesar Rp.25.000. 3. Setiap anggota yang sudah membayar biaya pendaftaran mendapatkan hadiah kaos dari BMT Bismillah. 4. Anggota menyetorkan uang ke BMT Bismillah tiap bulan sebesar Rp 150.000. Selama kurun waktu 20 bulan. 5. Dana yang disetorkan anggota kemudian dikelola oleh BMT Bismillah. 6. BMT mendapatkan keuntungan dari dana anggota yang digunakan. 7. BMT memberikan bonus atau hadiah kepada anggota yaitu wisata gratis bulan ke-17 dan uang akan dikembalikan kepada anggota setelah akhir periode yaitu bulan ke-20.

58 3.4 Penerapan Akad Wadi ah Yad Dhamanah Pada Tabungan Wisata di BMT Bismillah Sukorejo Sebelum membahas penerapan akad wadi ah Yad dhamanah pada tabungan wisata, Akad wadi ah yad dhamanah memiliki karakteristik, antara lain: a. Harta atau barang yang dititipkan boleh dan dapat dimanfaatkan oleh yang menerima titipan. b. Karena dimanfaatkan, barang dan harta yang dititipkan tersebut tentu dapat menghasilkan manfaat. Sekalipun demikian, tidak ada keharusan bagi penerima titipan untuk memberikan hasil pemanfaatan kepada si penitip. c. Produk perbankan yang sesuai dengan akad ini yaitu giro dan tabungan. d. Bank konvensional memberikan jasa giro sebagai imbalan yang dihitung berdasarkan persentase yang telah ditetapkan. Adapun pada bank Syari ah, pemberian bonus tidak boleh disebutkan dalam kontrak ataupun perjanjian dalam akad, tetapi benar-benar pemberian sepihak sebagai dasar tanda terima kasih dari pihak bank. e. Jumlah pemberian bonus sepenuhnya merupakan kewenangan manajemen Bank/BMT karena pada prinsipnya dalam akad ini penekanannya titipan. 31 f. Produk tabungan juga dapat menggunakan akad wadi ah karena pada prinsipnya tabungan mirip dengan giro, yaitu simpanan yang bisa 31 Muhammad Syafi i Antonio, Op.Cit, hlm 147

59 diambil setiap saat. Perbedaanya tabungan tidak dapat ditarik atau alat lain yang dipersamakan. Dari pembahasan di atas, pada dasarnya konsep penerapan akad wadi ah yad dhamanah, yaitu pihak yang menerima titipan boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Sebagai konsekuensi dari akad wadi ah yad dhamanah, semua keuntungan yang dihasilkan dari dana titipan tersebut menjadi milik bank. Bank tidak dilarang untuk memberikan semacam insentif berupa bonus dengan catatan tidak disyaratkan sebelumnya dan tidak ditetapkan dalam nominal, tetapi betul-betul merupakan kewenangan manajemen Bank/BMT. 32 Akad wadi ah yad dhamanah diaplikasikan oleh Bank melalui produk current account (giro) dan saving account (tabungan berjangka). Sedangkan dalam BMT tidak diperkenankan adanya giro, oleh karena itu aplikasi akad wadi ah yad dhamanah pada BMT yaitu melalui Produk tabungan. Dalam prakteknya di BMT Bismillah penerapan akad wadi ah yad dhamanah diaplikasikan pada produk tabungan wisata yang menggunakan prinsip saving account (tabungan berjangka) karena simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai kesepakatan pihak BMT dan anggotanya. 33 32 Ibid,hlm 87 33 Wawancara dengan Bapak Widi Mulyanta, Manager Utama pada tanggal 29 April 2013

60 Dengan menggunakan akad wadi ah yad dhamanah BMT Bismillah boleh menggunakan dan memanfaatkan aset tersebut selama mengendap di BMT dan tidak ada keharusan bagi penerima titipan (BMT) untuk memberikan hasil bonus kepada si penitip (Anggota) tetapi BMT Bismillah memberikan bonus kepada pemilik harta (anggota). Dengan kata lain, pemberian bonus merupakan kebijakan BMT Bismillah semata yang bersifat sukarela yaitu dengan memberikan hadiah wisata kepada anggota. Sebagai konsekuensinya menggunakan akad wadi ah yad dhamanah, BMT Bismillah bertanggung jawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut serta mengembalikannya sesuai dengan kesepakatan antara anggota dan pihak BMT Bismillah. Di sisi lain, BMT Bismillah juga berhak sepenuhnya atas keuntungan dari hasil penggunaan atau pemanfaatan dana tersebut.

61 3.5 Ketentuan Bonus Wadiah Yad Dhamanah Pada Tabungan Wisata di BMT Bismillah Sukorejo Sebelum membahas ketentuan bonus wadi ah yad dhamanah. Akad wadi ah yad dhamanah mempunyai ketentuanketentuan, 34 antara lain: 1. Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau ditanggung bank, sedangkan pemilik dana tidak dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian. 2. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik sebagai suatu insentif untuk menarik dana masyarakat namun tidak boleh dijanjikan dimuka. 3. Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang lainnya mencakup izin penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan lain selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Khususnya pemilik rekening giro, bank dapat memberikan buku cek, bilyet giro dan debit card. 4. Terhadap pembukaan rekening ini, bank dapat mengunakan pengganti biaya administrasi untuk sekedar menutupi biaya yang telah terjadi. Dari ketentuan ketentuan akad wadi ah yad dhamanah di atas, Bank memang tidak diharuskan memberikan bonus, tetapi Bank/BMT dimungkinkan memberikan bonus sebagai insentif untuk menarik dana dari masyarakat. 34 Adiwarman A. Karim, Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, Cet ke- 4, 2011, hlm 108

62 Ketentuan bonus pada tabungan wisata di BMT Bismillah bersifat mengikat karena bonus sudah ditentukan sejak awal yaitu wisata, tetapi objek wisatanya belum bisa ditentukan secara pasti karena disesuaikan dengan keuntungan yang didapatkan BMT Bismillah. Bonus dalam wadi ah yad dhamanah sebenarnya tidak boleh dijanjikan di muka, tetapi pemberian bonus sepenuhnya merupakan kewenangan pihak BMT Bismillah karena pada prinsipnya dalam akad ini penekanannya titipan tetapi jika bonus ditentukan sejak awal akan timbul permasalahan-permasalahan yaitu apabila BMT mengalami kerugian, BMT Bismillah harus tetap memberikan hadiah wisata kepada anggotanya karena itu sudah menjadi konsekuensi yang harus di tanggung oleh pihak BMT Bismillah. Bonus yang diberikan BMT Bismillah bisa dipandang sebagai insentif yang merupakan Banking Policy dalam upaya merangsang semangat masyarakat dalam menabung dan mempererat tali silahturahmi antara anggota dan BMT Bismillah. Adanya insentif juga sebagai indikator kesehatan BMT karena semakin besar nilai keuntungan yang diberikan kepada penabung dalam bentuk bonus, semakin efisien pula pemanfaatan dana tersebut dalam investasi yang produktif dan menguntungkan. Hadiah wisata yang diberikan oleh BMT Bismillah kepada anggotanya didapat dari endapan bagi hasil anggota selama 20 bulan. Bagi hasil yang diberikan BMT Bismillah kepada anggotanya setiap

63 bulannya sekitar 0,5%-0,6% dari keuntungan BMT Bismillah. 35 kemudian endapan bagi hasil tiap bulan diakumulasikan selama 20 bulan. Jumlah dari bagi hasil selama 20 bulan digunakan untuk membayar biro wisata, transport, bahan bakar, tiket dan makan. 36 35 Wawancara dengan Bpk. Agus Suhartadi, Manager Sukorejo, tgl 20 Februari 2013. 36 Ibid, Tgl 21 Februari 2013.