PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PERILAKU MEROKOK SISWA KELAS X

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi. tempat kerja, sekolah maupun ditempat-tempat umum.

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA LAMPUNG DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Kota Metro. Waktu penelitian

MENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR POSITIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN DISIPLIN SISWA MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIOR SISWA SMP KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

EFEKTIVITAS METODE SOSIODRAMA (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN JENIS-JENIS PEKERJAAN PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE THERAPY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Merokok merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang sudah

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK. Tika Febriyani 1 Syaifuddin Latief 2 Diah Utaminingsih 3

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF DENGAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Nurhalimah 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. karir. Penelitian ini membahas perilaku merokok siswa yang mencakup

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI DALAM BIMBINGANDAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

Citra Passa Hartadi 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK ABSTRACT

BAYU ADHY TAMA K

PENURUNAN TINGKAH LAKU MENYIMPANG DENGAN MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA.

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 3 KOTA BENGKULU

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

Yondariwati 1 Dibawah bimbingan Yusmansyah 2 dan Ratna Widiastuti 3

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

PENGGUNAAN TEHNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA

TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 MATESIH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

Pelatihan Konselor Sebaya Berhenti Merokok pada Remaja : Sebuah Inovasi untuk Program Berhenti Merokok

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

PENGGUNAAN TOKEN ECONOMY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK USIA DINI. Irma Daniati 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

GROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

III. METODE PENELITIAN

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KESEHATAN MENTAL SISWA KELAS X IIS SMA NEGERI 12 PEKANBARU

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Leo Ferdinandus Manalu*, Asmadi M. Noer**, dan Rasmiwetti*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011). Penggunaan metode

: ZAFIRAH FARIS NIM K

EFFORTS TO INCREASE STUDENT S CREATIVITY IN LEARNING BY USING GROUP COUNSELING SERVICES IN STUDENT CLASS XII SMK SPP LAMPUNG SCHOOL YEAR 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

ABSTRACT. Keywords: Positive self-concept in learning, Role playing techniques

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat dipertanggung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

III. METODOLOGI PENELITIAN. memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Oleh karena itu dalam bab tiga ini

HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuyun 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN COPING ADAPTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP PERILAKU MEMBOLOS SISWA KELAS X SMK BINA KARYA PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

IMPROVEMENT THROUGH EMOTIONAL INTELLIGENCE GROUP COUNSELING SERVICES WITH STUDENTS PSYCHOANALYTIC APPROACH SMP STATE 11 PADANGSIDIMPUAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

SYSTEMATISC DESENSITIZATION TECHNIQUE USE TO REDUCE ANXIETY AT THE PRESENTATION OF STUDENTS FOR STUDENTS IN CLASS X SMK 1 METRO YEAR 2012/2013

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

Transkripsi:

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PERILAKU MEROKOK SISWA KELAS X Hasnan Rahman (hasnanr92@gmail.com) 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The research objective was to reduce smoking behavior by using group counseling services in Class X. The method used in this study was the experimental with a one-group pretest-posttest design, and then analyzed statistically by using the non-parametric Wilcoxon test. The subject of this study were 10 students who have the smoking behavior. The results of the data analysis of the pretest and posttest on smoking behavior using different test Wilcoxon, obtained that z count = -2.913 <z table = 1.645 then Ha accepted and Ho rejected, which means that there is a significant reduction in smoking behavior between the scores of students before and after the treatment is given is given treated with counseling services to the group of research subjects. It can be concluded that smoking behavior can be reduced by using group counseling services in class X SMA Negeri 4 Metro City school year 2014/2015. Tujuan penelitian untuk mengurangi perilaku merokok dengan menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas X. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat metode eksperimen dengan desain one-group pretestposttest, kemudian dianalisis dengan statistik non parametrik menggunakan uji Wilcoxon. Subjek penelitian ini sebanyak 10 siswa yang memiliki perilaku merokok. Hasil analisis data dari pretest dan posttest tentang perilaku merokok menggunakan uji beda Wilcoxon, diperoleh z hitung=-2,913 < z tabel=1,645 maka Ha diterima dan Ho ditolak, yang artinya terdapat pengurangan yang signifikan antara skor perilaku merokok siswa sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakukan dengan layanan konseling kelompok kepada subjek penelitian. Dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok dapat dikurangi dengan menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Metro tahun ajaran 2014/2015. Kata kunci: bimbingan dan konseling, konseling kelompok, perilaku merokok 1 Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung 2 Dosen Pembimbing Utama Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung 3 Dosen Pembimbing Pembantu Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung

1 PENDAHULUAN Pada zaman modern ini, rokok bukanlah ha lasing lagi. Bagi mereka yang hidup di kota maupun di desa umumnya mereka sudah mengenal benda yang bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa alasan yang jelas seseorang akan merokok baik di rumah, tempat kerja, sekolah maupun ditempat-tempat umum. Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan bahkan internasional. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Data Biro Pusat Statistik menunjukkan jumlah perokok pemula usia 5-9 tahun meningkat tajam 0,4% pada 2001 menjadi 2,8% pada 2004. Trend perokok pemula pada usia 10-14 tahun pun meningkat tajam, dari 9,5% menjadi 17,5%. Data The Global Youth Tobacco Survey tahun 2006 di Indonesia 64,2% anak-anak sekolah yang disurvei melaporkan, terpapar asap rokok selama mereka di rumah atau menjadi Second Hand Smoke (SHS). Menurut data hasil Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2011, persentase perokok aktif di Indonesia mencapai 67% (laki-laki) dan 2,7% (perempuan) dari jumlah penduduk, terjadi kenaikan enam tahun sebelumnya perokok laki-laki sebesar 53%. Wismanto dan Sarwo (2007: 2) menyatakan perilaku merokok menyebabkan beberapa gangguan. Dalam jangka pendek, merokok dapat menyebabkan warna kuning pada gigi, kuku dan jari tangan, mulut dan keringat berbau tidak sedap, sehingga secara psikologis mengurangi rasa percaya diri, mengurangi hubungan dengan orang lain dan tidak tenang. Akibat jangka panjang adalah timbulnya beberapa penyakit seperti jantung koroner, paru-paru, bronchitis, kanker mulut, kanker tenggorokan dan gangguan janin di dalam kandungan. Pengaruh nikotin dalam merokok dapat membuat seseorang menjadi pecandu atau ketergantungan pada rokok. Remaja yang sudah kecanduan merokok pada umumnya tidak dapat menahan keinginan untuk tidak merokok, mereka cenderung sensitif terhadap efek dari nikotin. Efek nikotin yang terkandung dalam rokok ternyata menimbulkan efek kecanduan dalam diri remaja, dan jika sudah

2 kecanduan maka ini juga menjadi salah satu faktor yang membuat remaja sulit untuk menahan perilaku merokoknya. Kurang tepat jika penanganan mengenai permasalahan remaja yang bernilai negatif hanya ditangani dengan hanya memberikan hukuman atau punishment saja. Tetapi remaja, mereka masih butuh bimbingan dan pengarahan yang tepat dari seorang yang memiliki wewenang untuk membimbingnya dalam menyelesaikan permasalahannya. Pembimbing di sini bisa jadi guru, orang tua dan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan argumen penulis di atas, maka muncullah inisiatif penulis untuk memberikan konseling kelompok terhadap perokok pada tingkat siswa pelajar SMA. Suatu konseling kelompok yang diprediksi dapat mengurangi bahkan menghilangkan perilaku merokok. Layanan Konseling kelompok merupakan salah satu layanan dalam bimbingan konseling yang memungkinkan siswa dalam memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok ialah suasana yang terbentuk di dalam layanan konseling kelompok, yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota kelompok. Menurut Prayitno (dalam Vitalis, 2008), konseling kelompok merupakan langkah efektif bagi guru bimbingan konseling disekolah agar mampu membantu setiap permasalahan yang dialami oleh siswa terlebih permasalahan pada tingkah lakunya. Sekolah tetap menekan para siswa yang merokok untuk tidak merokok tetapi juga tidak memiliki solusi alternatif bagi para siswa. Melihat masalah yang ada, maka peneliti melihat bahwa penelitian untuk mengurangi dan menghilangkan perilaku merokok layak untuk dilakukan di tingkat SMA. Diharapkan dengan memberikan layanan konseling kelompokini, dapat membantu para siswa yang memiliki perilaku merokok untuk mengurangi dan menghilangkan perilakunya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengangkat judul Penggunaan layanan konseling kelompok dalam mengurangi perilaku merokok siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota MetroTahun Pelajaran 2014/2015.

3 Perilaku merokok Wismanto dan Sarwo (2007: 13) mengungkapkan perilaku merokok adalah perilaku yang kompleks, yang diawali dan berlanjut yang disebabkan oleh beberapa variabel yang berbeda artinya bahwa perilaku merokok merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam individu maupun luar individu. Sigmund Freud (dalam Zulkifli, 2010) mengungkapkan merokok adalah kesenangan yang paling hebat dan paling murah dalam hidup. Dikatakan hebat karena dengan merokok, individu merasa gagah dan dewasa, sedangkan dikatakan murah karena hanya dengan seribu rupiah seseorang sudah mendapatkan sebatang rokok yang berisi banyak bahan kimia. Sedangkan merokok menurut Sitepoe (2000) adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa merokok adalah sesuatu yang berawal dari stimulus yang menimbulkan perilaku atau perbuatan. Perilaku tersebut kemudian dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisap asap rokok yang menjadikan orang tersebut merasa senang, merasa gagah, dan merasa dewasa.. Layanan Konseling Kelompok Konseling merupakan suatu proses intervensi yang bersifat membantu individu untuk meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri dan interaksinya dengan orang lain. Blocher (Wibowo, 2005) mendefinisikan konseling adalah intervensi yang direncanakan sistematis yang ditunjukkan untuk membantu menjadi lebih sadar atas dirinya sendiri, memaksimalkan kebebasan dan efektivitas manusia. Menurut Warner & Smith (Wibowo, 2005),konseling kelompok merupakan cara yang baik untuk menangani konflik-konflik antar pribadi dan membantu individu dalam pengembangan kemampuan pribadi mereka. Pandangan tersebut dipertegas oleh Natawidjaja (Wibowo, 2005) menyatakan bahwa: Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan pada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya.

4 Menurut Sukardi (2008), layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan penuntasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Berdasarkan uraian di atas dapa disimpulkan bahwa konseling kelompok merupakan suatu usaha pemberian bantuan yang diberikan kepada sekelompok individu yang membutuhkan agar individu mampu menyusun rencana, membuat keputusan yang tepat, serta untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya dalam menunjang terbentuknya perilaku yang lebih efektif. Pengunaan Layanan Konseling Kelompok dalam Mengurangi Perilaku merokok Banyak siswa siswa yang tidak menyadari bahwa nikotin termasuk zat adiktif yang menyebabkan ketergantungan layaknya heroin, kokain, dan lain sebagainya. Padahal bahaya konsumsi merokok telah banyak disampaikan dengan sangat jelas pada setiap bungkus rokok. Mereka sadar bila mereka telah merasa jenuh mereka akan berhenti merokok. Namun tetap dibutuhkan suatu layanan untuk mengurangi perilaku merokok. Meninjau dari beberapa layanan bimbingan dan konseling dalam permasalahan yang akan dipecahkan ini, maka peneliti memilih untuk menggunakan layanan konseling kelompok.menurut Warner & Smith (Wibowo, 2005), konseling kelompok merupakan cara yang baik untuk menangani konflik-konflik antar pribadi dan membantu individu dalam pengembangan kemampuan pribadi mereka. Pandangan tersebut dipertegas oleh Natawidjaja (Wibowo, 2005) menyatakan konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan pada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya.dalam hal ini perilaku merokok yang ingin di sembuhkan.

5 Kerangka pemikiran penelitian ini dapat di gambarkan seperti berikut: Perilaku merokok Tinggi Perilaku merokok Rendah Konseling Kelompok Gambar.1 Kerangka Pikir Penelitian Gambar 1 tersebut memperlihatkan bahwa pada awalnya siswa memiliki perilaku merokok yang tinggi, kemudian peneliti mencoba untuk mengurangi perilaku merokok siswa yang tinggi tersebut dengan memberikan layanan konseling kelompok yang memiliki tujuan mengurangi perilaku merokok siswa. Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah mengetahui bahwa layanan konseling kelompok dapat mengurangi perilaku merokok pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Metro. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen, dengan desain One-Group Pretest-Posttest Design. Penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol dan pada desain ini terdapat pretest sebelum diberikan layanan konseling kelompok, dan posttest setelah diberikan layanan konseling kelompok. Pretest dan posttest menggunakan pedoman observasi. Prosedur Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menjaring subjek penelitian dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru bimbingan dan konseling dan di peroleh 10 orang subjek, sebelum diberikan perlakuan peneliti melakukan observasi awal kepada 10 orang subjek yang mana hasilnya digunakan sebagai pretest. Kemudian peneliti memberikan layanan konseling kelompok dan melakukan observasi setelah diberikan layanan konseling kelompok sebanyak empat kali untuk melihat penguranganperilaku merokok yang terjadi terhadap masing masing subjek.

6 Subyek Penelitian Subyek penelitian didapatdari hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling yang berjumlah 10 orang siswa yang memiliki perilaku merokok tinggi pada siswa kelas X SMA Negeri 4Kota Metro. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasidengan dua orang observer, yaitu peneliti serta guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 Kota Metro. Sedangkan teknik penunjang pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara yang dilakukan dengan guru bimbingan dan konseling untuk menjaringsubjek penelitian. Instrumen penelitian telah memiliki validitasnya dengan pertimbangan para ahli dan telah memiliki reliabilitasnya menggunakan kesepakatan dua pengamat dengan hasil yang tinggi yaitu 0,733. Teknik Analisis Data Dalam pelaksanaan uji Wilcoxon untuk menganalisis kedua data yang berpasangan tersebut, dilakukan dengan menggunakan analisis uji melalui program SPSS (Statistical Package for Social Science) 17. Hasil pengujian ini kemudian disimpulkan untuk membuktikan adanya penurunan perilaku merokok pada siswa kelas X. Dari hasil yang didapat adalah z hitung = -2,913 dan z tabel = 1,645 maka dari hasil pengambilan keputusan di atas apabila z hitung < z tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.artinya terdapat pengurangan yang signifikan antara skor perilaku merokok siswsa sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakukan dengan layanan konseling kelompok kepada subjek penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan perilaku merokok siswa sebelum dan setelah dilakukannya layanan konseling kelompok adalah uji

7 Wilcoxon. Hasil analisis data pretest menunjukkan Z hitung =-2,913 sedangkan Z tabel =1,645. Berdasarkan kaidah pengambilan keputusan terhadap hipotesis, Karena Z hitung <Z tabel, makaha diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat pengurangan yang signifikan antara skor perilaku merokok siswsa sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakukan dengan layanan konseling kelompok kepada subjek penelitian. Tabel.1 Data hasil observasi perilaku merokok siswa sebelum dan setelah NO kegiatan layanan konseling kelompok SUBJEK PENELITIAN Pretest Posttest 1 Posttest 2 Posttest 3 Posttest 4 (d) Gain Persent ase 1. AMP 13 9 7 5 3 10 66,67 2. DHS 12 10 8 6 4 8 53,53 3. FE 15 9 7 6 3 12 80 4. IM 13 9 6 5 4 9 60 5. LBP 14 9 7 6 4 10 66,67 6. MDS 15 11 8 6 3 12 80 7. RAG 13 9 7 5 3 10 66,67 8. YI 14 9 8 6 4 10 66,67 9. YSJ 14 10 6 5 3 11 73,33 10. ZM 13 9 6 5 3 10 66,67 N 10 136 34 102 680,21 13,6 3,4 10,2 68,02 Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat hasil pretest terhadap 10 subyek sebelum pemberian layanan konseling kelompok diperoleh nilai rata-rata skor perilaku merokok siswa sebesar 13,6. Setelah dilakukan layanan konseling kelompok, hasil posttest diperoleh nilai rata-rata 3,4. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengurangan perilaku merokok setelah diberikan layanan konseling kelompok sebesar 68,02%. Selain itu, berdasarkan kriteria skor perilaku merokok dapat diketahui juga kategori dari skor posttest dari sepuluh siswa yang menjadi subyek penelitianberkategori rendah. Sebelum dilakukan layanan konseling kelompok, kesepuluh siswa tersebut memiliki kategori skor checklistkebiaasan merokok (pretest) tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sepuluh siswa dapat mengurangi kebiaasan merokoknya setelah mengikuti layanan konseling kelompok.

8 Pembahasan Dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat dapat dianalisis bahwa anggota kelompok sudah dapat memperoleh pengertian dan pemahaman terhadap permasalahan yang dibahas pada setiap pertemuannya. Dengan kata lain sudah terlihat perubahan perilaku pada saat proses kegiatan konseling kelompok. Secara keseluruhan dari pertemuan pertama hingga pertemuan keempat menunjukkan bahwa siswa menunjukkan perubahan yang berarti. Meskipun pencapaian aspek siswa berbeda, namun secara keseluruhan pengurangan perilaku merokok siswa di sekolah ini dapat tercapai karena sudah mulai muncul ketertiban dari siswa untuk menghindari diri dari rokok. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, subyek penelitian mengalami pengurangan perilaku merokok. Subyek dalam penelitian ini mengalami pengurangan perilaku merokok setelah diberikan layanan konseling kelompok sebanyak empat pertemuan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya rata-rata pengurangan skor perilaku merokok pada kelompok sebesar 68,02 %. Untuk lebih terfokus dan lebih terlihat jelas perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa dalam berkurangnya perilaku merokok menggunakan layanan konseling kelompok ini, maka ada empat indikator perilaku merokok yang diukur oleh peneliti. Dalam diri siswa, indikator perilaku merokok inipun diperoleh hasil yang beragam, hal ini dikarenakan setiap subyek berasal dari latar belakang kehidupan, sosial, ekonomi dan lingkungan yang berbeda-beda, serta tingkat perilaku merokok atau dorongan dari dalam maupun luar dirinya yang berbedabeda pula. Berdasarkan penjelasan itu, subjek dalam penelitian ini mengalami pengurangan perilaku merokok. Selain dilihat melalui pengurangan skor perilaku merokok. Pengurangan perilaku merokok juga dapat dilihat melalui pengamatan peneliti selama proses layanan konseling kelompok berlangsung. Selama konseling kelompok berlangsung, perlahan anggota kelompok menunjukkan semangat dan gairah untuk mengurangi perilaku merokoknya dimana subjek penelitan mengalami perubahan konstruktif mengenai persepsi, kesadaran dan sikap

9 anggota kelompok dalam melihat dampat negatif yang ditimbulkan dari perilaku merokok bagi diri sendiri dan lingkungan. Hal tersebut terlihat dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok. Kelompok ini cukup memiliki dinamika kelompok yang konstruktif. Karena setiap anggota kelompok perlahan sudah mampu memberi saran kepada anggota kelompok lain terkait permasalahan dan solusi dari permasalahan yang dialami anggota kelompok lain tersebut. Selain itu, setiap anggota kelompok juga mampu terbuka dan menerima dan menyaring saran dari anggota kelompok lain untuk selanjutnya secara bersama-sama dengan anggota kelompok lain menyusun rencana dan mengambil keputusan yang harus dilakukan setiap anggota kelompok dalam rangka mengurangi perilaku merokoknya. Perilaku merokok siswa di sekolah merupakan salah satu masalah yang cukup sulit untuk dihilangkan, karena faktor penyebab yang berasal dari internal dan eksternal siswa. Mengurangi kebiasaan merokok pada siswa merupaka fungsi pengentasan, karena layanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi sebagai pengentasan atau perbaikan artinya fungsi bimbingan dan konseling akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan siswa (Sukardi, 2008: 43). Prayitno (2004:113) mengemukakan bahwa pengembangan yang mengacu pada perubahan positif pada diri sendiri individu merupakan tujuan dari semua upaya bimbingan dan konseling. Maka dari itu, perubahan siswa yang memiliki perilaku merokok yang tinggi agar berkurang atau hilang merupakan perubahan positif yang menjadi bagian dari tujuan bimbingan dan konseling. Hasil temuan di lapangan terlihat bahwa penyebab permasalahan perilaku merokok pada siswa berbeda-beda dan yang paling dominan karena pengaruh teman. Menurut Triswanto (2007: 50) tidak dapat dipungkuri lagi banyak fakta membuktikan bahwa semakin banyak remaja yang merokok maka kemungkinan besar teman-temannya adalah perokok. Sedangkan menurut Widharto (2007: 15) rasa keinginan agar diterima dalam kelompok adalah salah satu pemicu remaja memiliki kebiasaan merokok karena pada umumnya para remaja suka membentuk

10 kelompok. Pembentukan kelompok didasari kesamaan-kesamaan tertentu, misalnya hobi, status sosial dan kebiasaan, dan setiap orang ingin diakui dan diterima dalam kelompoknya, berdasarkan alasan inilah remaja mengikuti apa yang dilakukan remaja lain dalam kelompoknya yang menunjukkan bukti solidaritasnya. Berdasarkan temuan di lapangan dan teori di atas, maka perilaku merokok siswa Kelas X SMA Negeri 4 Kota Metro lebih dominan dikaitkan dengan konteks relasi antar siswa. Kemampuan menciptakan hubungan atau relasi yang dimiliki oleh seorang siswa kepada siswa lainnya dapat dijadikan pondasi awal dalam mengurangi perilaku merokok siswa. Pendekatan yang lebih bijak kepada murid sangat diperlukan dalam upaya menciptakan keterbukaan dalam diri murid yang memiliki perilaku merokok, misalnya dengan memberikan alasan merokok secara individual kepada siswa lainnya, sehingga akan dapat dicarikan solusi yang tepat untuk mengatasi perilaku merokok siswa tersebut. Dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah terdapat berbagai layanan yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuannya, memberikan informasi yang bermanfaat bagi siswa untuk menyusun rencana dan keputusan yang tepat, mencegah dari pengaruh buruk yang akan merugikan siswa maupun mengatasi masalah yang sedang terjadi pada siswa. Dari berbagai layanan yang ada, peneliti menggunakan layanan konseling kelompok untuk mengurangi perilaku merokok siswa guna mencapai perilaku yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena layanan konseling kelompok bertujuan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi siswa. Selain itu, dalam layanan konseling kelompok ini siswa juga diajak untuk bertukar pikiran dalam memecahkan masalah yang sedang hangat atau aktual bagi setiap anggota kelompok, memperluas pengetahuan siswa, mengungkapkan perasaan yang sedang ia rasakan dan memperoleh banyak informasi yang dapat membantunya dalam menentukan arah dan tujuannya. Dengan demikian layanan konseling kelompok berperan penting dalam upaya mengurangi perilaku merokok siswa.

11 Kegiatan konseling kelompok yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah konseling kelompok yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengurangi perilaku merokok siswa, karena kegiatan ini melibatkan pada semua aspek kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengenali emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi diri, pembinaan hubungan dengan orang lain, proses pemberian dan penerimaan pesan antara anggota kelompok, bisa memunculkan potensi, ketrampilan, pola atau lebih melalui saluran tertentu dengan melibatkan beberapa pengaruh dan umpan balik. Melalui layanan konseling kelompok yang di laksanakan akan dapat memberikan pengenalan, pemahaman, dan pengembangan kepada siswa dalam menilai dirinya sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. Seperti yang dikatakan oleh Fatimah (2006) pada masa remaja perkembangan kemandirian lebih bersifat psikologis, seperti berlatih belajar membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukannya. Sehingga kegiatan konseling kelompok sangat berperan penting untuk mengurangi perilaku merokok siswa tersebut, karena perilaku seorang remaja dapat diperkuat dan diperlemah melalui proses sosialisasi yang terjadi antara remaja dan teman sebaya. Hurlock (Fatimah, 2006) mengatakan bahwa melalui hubungan dengan teman sebaya, remaja belajar berfikir secara mandiri, mengambil keputusan sendiri, menerima bahkan dapat juga menolak pandangan dan nilai yang berasal dari keluarga, dan mempelajari pola prilaku yang diterima didalam kelompoknya. Cartwright dan Zander (dalam Wibowo, 2005: 62) mendeskripsikan dinamika kelompok sebagai suatu bidang terapan yang dimaksudkan untuk peningkatan pengetahuan tentang sifat/ciri kelompok, hukum perkembangan, interelasi dengan anggota, dengan kelompok lain, dan dengan anggota yang lebih besar. Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dalam layanan konseling kelompok ini, terjadi dinamika kelompok yang konstruktif, dimana setiap anggota kelompok saling terbuka, terciptanya rasa aman dan nyaman serta saling mempercayai satu

12 sama lainnya. Hal ini merupakan manifestasi konseling kelompok yang dapat menciptakan dinamika kelompok yang konstruktif. Dinamika kelompok berperan penting dalam hidupnya proses layanan konseling kelompok yang dilakukan. Dengan dinamika kelompok yang ada pada kelompok ini, setiap anggota kelompok saling bertukar pikiran baik itu hal pribadi, sosial, belajar ataupun karirnya, karena setiap anggota kelompok sudah saling mempercayai satu sama lain, sehingga apa yang mereka pikirkan atau rasakan akan mereka ungkapkan, sehingga akhirnya setiap anggota kelompok menemukan solusi dari masalahnya melalui kegiatan tersebut. Melalui dinamika kelompok yang ada dan dengan dibantu materi yang telah dipersiapkan oleh peneliti untuk mengurangi perilaku merokok siswa, anggota kelompok diajak untuk menumbuhkan kemauan, minat, dorongan atau lebih tepatnya mengurangi perilaku merokok yang ada pada dirinya, yang kemudian diperbaiki perilakunya untuk mengembangkan potensi dirinya. Dinamika kelompok dalam layanan ini mampu mengarahkan peserta didik dalam mencapai tujuan pribadinya. Hal ini dapat diperkuat dengan banyaknya informasi yang berguna untuk menambah wawasan anggota kelompok, berbagi pengalaman, melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dan mampu memecahkan masalahnya sendiri, serta membantu orang lain memecahkan masalahnya. Anggota kelompok dalam kelompok ini juga saling memberi dukungan, dan saling membantu mengurangi perilaku merokok satu sama lain, bertukar banyak informasi yang bermanfaat dan berbagi pengalaman, hal ini tentunya akan sangat memberikan kekuatan setiap anggotanya untuk dapat mengurangi perilaku merokok di sekolah. Diharapkan berkurangnya perilaku merokok siswa tersebut tidak hanya sebatas skor dalam checklist perilaku merokok saja, namun juga dapat selalu diterapkan dalam prilaku sehari-hari sehingga perilaku merokok siswa diharapkan dapat dihilangkan.

13 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis statistik, hasil perhitungan uji Wilcoxon diperoleh z hitung = -2,913, z tabel = 1,645. Ketentuan pengujian bila z hitung =-2,913 < z tabel = 1,645 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinyaterdapat pengurangan yang signifikan antara skor perilaku merokok siswa sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakukan dengan layanan konseling kelompok kepada subjek penelitian. Saran Saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 4 Kota Metro adalah: 1. Kepada siswa Siswa yang memiliki masalah khususnya perilaku merokok, hendaknya mau mengikuti kegiatan konseling kelompok dan menghilangkan perilaku merokok. 2. Kepada guru bimbingan dan konseling Guru bimbingan dan konseliing dapat menggunakan layanan konseling kelompok untuk membantu mengurangi perilaku merokok siswa. 3. Para peneliti lain Kepada para peneliti hendaknya dapat melakukan penelitian mengenai masalah yang sama tetapi dengan jumlah subyek yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Fatimah, E. 2006. Psikologi Perkembangan(Perkembangan Peserta Didik). Bandung: CV Pustaka Setia. Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Padang: Universitas Negeri Padang. Sitepoe, M. 2000. Kekhususan Rokok di Indonesia. Jakarta : Gramedia. Sukardi, K.D. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Triswanto, S.D. 2007. Stop Smoking. Yogyakarta: Progresif Books.

14 Vitalis, DS. 2008. Layanan Konseling Kelompok. Madiun: IKIP PGRI Madiun. Wibowo, M. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UPT Unnes Press. Widharto. 2007. Stop Mirasantika. Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka. Wismanto, B., Sarwo, B. 2007. Strategi Penghentian Perilaku Marokok. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata. Zulkifli. 2010. Kontroversi Rokok. Yogyakarta: Graha Pustaka.