BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DIVISI PELAYANAN KLAIM PT. JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PALEMBANG MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

Pengertian Sistem Informasi Geografis

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

Bab III. Landasan Teori

BAB III LANDASAN TEORI. yang mendukung penyusunan laporan kerja praktek. Teori-teori tersebut

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (yang disebut

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi

Apa itu DATA? Apa bedanya DATA & INFORMASI?

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

BAB III. Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan perusahaan ini akan dibahas mengenai sejarah berdirinya

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB II LANDASAN TEORI. seorang pimpinan atau manajer didalam organisasi untuk mencapai tujuan

BAB III LANDASAN TEORI

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki.

BAB 2 LANDASAN TEORI. menjelaskan beberapa prinsip umum sistem antara lain: menghadapi keadaan-keadaan yang berbeda.

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

STIKOM SURABAYA BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Penjualan. Penjualan merupakan suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui

BAB 2 LANDASAN TEORI

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014

BAB III LANDASAN TEORI

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

BAB II DASAR TEORI. terbagi atas beberapa tahap yaitu: perancangan basis data secara konseptual, logis dan fisis.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

BAB III LANDASAN TEORI. Pihak-pihak yang terkait dengan transaksi transfer: a. Remitter/Applicant, yaitu pemilik dana (pengirim) yang akan

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB III. Landasan Teori

Nama : Rendi Setiawan Nim :

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB III 3 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

BAB III LANDASAN TEORI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembangnya juga kebutuhan manusia akan hal-hal tersebut.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis (analysis) dapat didefinisikan sebagai : Sedangkan Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai

Sistem Basis Data BAB 8 MODEL DATA DAN ENTITY RELATIONSHIP MODEL. Komponen model data dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian yang meliputi:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu.menurut Mulyadi (2006:4) Sistem pada dasarnya adalah

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. bertempat di jalan Raya Batujajar Cimareme Padalarang.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu, (Scott, 1996:89). Menurut Robert

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA

BAB II DASAR TEORI II.1 Pekerjaan II.2 Proses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah tujuan wisatawan domestik dan internasional yang

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III LANDASAN TEORI

PROSES PERANCANGAN DATABASE

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi,

Transkripsi:

7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem diartikan berbeda-beda oleh para ahli yang berbeda pula. Beberapa pengertian sistem yang ada antara lain: Menurut Jogiyanto H.M (2003, p34), sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut O Brien (2003, p8), sistem adalah sekumpulan komponen yang berhubungan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi yang terorganisasi. Pengertian sistem menurut McLeod (2001, p9) adalah sekumpulan elemen yang terintegrasi dalam maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Long (1989, p33), sistem adalah sekumpulan dari beberapa komponen (fungsi, manusia, aktivitas, kejadian) yang menjembatani dan melengkapi satu sama lain untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang lebih terdefinisi sebelumnya. Menurut Davis (1984, p47), sistem dapat berupa fisik atau abtrak. Sebuah sistem abstrak adalah suatu susunan yang teratur dari gagasan atau konsepsi yang saling bergantung.

8 Boundary Input Sistem Proses Kontrol Output Feedback Gambar 2.1 Sistem Menurut Davis (1992, p5) 2.1.1 Elemen-Elemen Sistem Menurut McLeod (1995, p13), elemen-elemen sistem terdiri dari: 1. Tujuan Merupakan tujuan dari sistem yang befungsi untuk mengurangi tugastugas yang dilakukan oleh manusia secara manual dalam melakukan pengolahan data. 2. Batasan Merupakan batasan-batasan yang ada dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh sistem. Batasan ini dapat berupa peraturan-peraturan, biayabiaya, personal, maupun peralatan 3. Kontrol

9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol input data, kontrol output data dan kontrol pengoperasian. 4. Input Merupakan bagian dari sistem yang bertugas untuk menerima input data, di mana input data ini dapat berupa sumber dari input data, frekuensi input data dan jenis input data. 5. Proses Merupakan bagian yang memproses input data menjadi informasi yang sesuai dengan keinginan, yang berupa: klasifikasi, peringkasan dan pencaharian. 6. Output Merupakan tujuan akhir dari sistem. Output ini sendiri dapat berupa: laporan, gambar dan lain sebagainya. 7. Umpan Balik Merupakan intisari sistem yang bertugas untuk melihat kembali apakah sistem telah berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini dapat berupa perbaikan terhadap sistem, pemeliharaan sistem dan lain-lain. 2.2 Pengertian Informasi Menurut Lucas (1993, p4), informasi adalah sesuatu yang nyata dan setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan dan kejadian.

10 Menurut O Brien (1997, p24), informasi adalah data yang telah dikonversi menjadi lebih berarti dan berarti bagi user khusus. Menurut Raymond McLeod (2001, p12), informasi adalah data yang sudah diproses atau data yang memiliki arti. Sedangkan pengertian informasi menurut Laudon (2004, p8) adalah data yang dibentuk menjadi bentuk yang berarti dan berguna bagi manusia. Dari definisi-definisi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang memiliki fungsi bagi pengguna yang memerlukannya. 2.2.1 Karakteristik Informasi Untuk dapat dikategorikan sebagai suatu informasi yang baik, maka informasi harus memiliki karakteristik seperti keakuratan dari informasi, informasi harus selalu update dan informasi harus mudah untuk dimengerti (O Brien, 2004, p261). Dengan memiliki karakteristik yang demikian, maka suatu informasi dapat dikatakan sebagai informasi yang berkualitas. 2.3 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah kumpulan dari prosedur-prosedur yang terorganisasi yang, saat dieksekusi, menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengaturan dalam sebuah organisasi. (Lucas, 1982, p8) Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apa pun dari orangorang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang

11 mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. (O Brien, 2006, p5) Sistem informasi secara teknik dapat diartikan juga sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan dalam mengumpulkan (atau menerima), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengaturan dalam sebuah organisasi. (Laudon, 2004, p8) User Decision Information Output Processing Data Data collection Gambar 2.2 Skema Representasi dari Sistem Informasi 2.3.1 Tipe Sistem Informasi Secara konseptual, aplikasi dari sistem informasi pada dunia nyata dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa cara yang berbeda. Sebagai contoh, beberapa

12 tipe dari sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai Sistem Pendukung Operasi ataupun Sistem Pendukung Manajemen. 1. Sistem Pendukung Operasi (Operations Support Systems) Sistem pendukung operasi menghasilkan variasi dari produk informasi untuk penggunaan internal dan eksternal (O Brien, 2002, p26). Pada perusahaan bisnis, peranan sistem pendukung operasi adalah untuk memproses secara efisien transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, mendukung komunikasi dan kolaborasi perusahaan, dan melakukan update terhadap database perusahaan. a. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transactions Processing Systems) Sistem pemrosesan transaksi adalah contoh penting dari sistem pendukung operasi yang mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis (O Brien, 2002, p26). Mereka memproses transaksi berdasarkan dua cara dasar. Dalam batch processing, transaksi data diakumulasi dalam suatu periode waktu dan diproses secara periodik. Dalam pemrosesan real-time (atau online), data diproses segera setelah sebuah transaksi terjadi. b. Sistem Pengaturan Proses (Process Control Systems) Sistem pengaturan proses melakukan pengawasan dan pengaturan terhadap proses fisik (O Brien, 2002, p26). Sebagai contoh, pengolahan minyak menggunakan sensor elektrik yang dihubungkan dengan komputer agar dapat mengawasi proses kimiawi dan melakukan penyesuaian instan (real-time) yang mengatur proses pengolahan tersebut.

13 c. Sistem Kolaborasi Perusahaan (Enterprise Collaboration Systems) Sistem kolaborasi perusahaan melakukan peningkatan terhadap komunikasi dan produktivitas tim, dan terkadang disebut sebagai sistem otomatisasi kantor (office automation systems). Contohnya, pekerja pada sebuah tim proyek boleh menggunakan e-mail untuk mengirim dan menerima pesan elektrik, dan melakukan videoconference untuk mengadakan electronics meeting dalam aktivitas mereka. 2. Sistem Pendukung Manajemen (Management Support Systems) Pada saat aplikasi sistem informasi fokus dalam menyediakan informasi dan dukungan sebagai pembuat keputusan yang efektif bagi manajer, maka hal tersebut disebut sebagai Sistem Pendukung Manajemen (O Brien, 2002, p26). a. Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems) Sistem Informasi Manajemen menyediakan informasi dalam bentuk laporan dan menampilkannya kepada manajer dan para profesional bisnis lainnya (O Brien, 2002, p26). Sebagai contoh, seorang manajer penjualan bisa menggunakan komputer yang telah terhubung jaringan dan web browsers untuk mendapatkan gambaran secara cepat mengenai hasil penjualan dari produk mereka dan mengakses intranet perusahaan mereka untuk laporan analisis penjualan harian yang mengevaluasi penjualan yang dilakukan tiap pegawai. b. Sistem Pengambilan Keputusan (Decision Support Systems)

14 Sistem pengambilan keputusan memberikan dukungan yang interaktif dan ad hoc untuk para manajer selama proses pengambilan keputusan (O Brien, 2002, p26). Contohnya, seorang manajer pemasaran dapat menggunakan program electronic spreadsheet untuk melakukan analisis what-if saat mereka mengetes pengaruh dari anggaran pemasaran alternatif pada perkiraan penjualan pada produk baru. c. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information Systems) Sistem informasi eksekutif menyediakan informasi penting dari sumber internal dan eksternal yang luas dalam bentuk yang mudah digunakan kepada para eksekutif dan manajer. Sebagai contoh, eksekutif kelas atas bisa menggunakan touchscreen terminal untuk melihat secara instan tampilan teks dan grafik yang menonjolkan area kunci kinerja yang kompetitif. 2.4 Pengertian Geografi Menurut Widiyatmoko (1995, p3), geografi adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji bumi dan segala sesuatu yang ada di atasnya, seperti penduduk, fauna, flora, iklim, udara, dan segala interaksinya. Yang dimaksud dengan letak astronomis adalah letak suatu tempat dihubungkan dengan posisi garis lintang dan garis bujur, yang akan membentuk suatu titik koordinat. Geografi juga diartikan sebagai ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997).

15 Garis lintang adalah garis-garis paralel pada bola bumi yang sejajar dengan ekuator. Jadi Lintang Utara (LU) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah utara ekuator. Lintang Selatan (LS) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah selatan ekuator. Sedangkan yang dimaksud dengan garis bujur (meridian) adalah semua garis yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan, tegak lurus pada garis lintang. Semua meridian adalah setengah lingkaran besar. Meridian dibuat tiap-tiap 10 o. Meridian pertama (prime meridium) adalah Meridian Greenwich sebagaimana disepakati bersama oleh bangsa-bangsa pada kongres Meridian Internasional. Kota Jakarta bila dilihat secara geografis terletak pada 106 o 22 42 Bujur Timur sampai dengan 106 o 58 18 Bujur Timur dan 5 o 19 12 Lintang Selatan sampai dengan 6 o 23 54 Lintang Selatan. 2.5 Pengertian Sistem Informasi Geografi Sistem Informasi Geografi adalah sebuah sistem komputer yang dapat menyimpan dan menggunakan data yang menjelaskan lokasi dan tempat di permukaan bumi, (Rhind, 1989, p28). Sistem Informasi Geografi adalah sekumpulan peralatan yang dipergunakan untuk pengumpulan, penyimpanan, pengambilan saat diperlukan, perubahan, dan menampilkan data spasial dari dunia nyata untuk tujuan-tujuan tertentu,. Sistem Informasi Geografi adalah sebuah sistem untuk penyimpanan, penyimpanan citra, pengecekan, penggabungan, penganalisaan, menampilkan dan memanipulasikan data yang ada secara spasial dideskripsikan wujud bumi.

16 Secara umum, definisi Sistem Informasi Geografi (SIG) meliputi tiga komponen utama. Komponen tersebut mengungkapkan bahwa SIG (Sistem Informasi Geografi) adalah sebuah sistem komputer yang menghasilkan informasi. SIG terdiri dari hardware, software, dan prosedur-prosedur yang sesuai dengan yang ditentukan. Komponen tersebut juga menjelaskan bahwa SIG menggunakan data yang dideskripsikan secara spasial atau yang secara geografis. Secara singkat, SIG dapat berguna untuk memberi nilai tambah data spasial. Dengan membiarkan data diorganisir dan ditampilkan secara efisien, dengan analisis dan dengan pembuatan data baru yang dapat dioperasikan secara bergantian, SIG membentuk informasi yang sangat berguna untuk membantu pengambilan keputusan. 2.5.1 Komponen Sistem Informasi Geografi Komponen dari Sistem Informasi Geografi adalah sistem komputer (perangkat keras dan sistem operasi), perangkat lunak, data spasial, prosedur pengelolaan dan analisis data, dan manusia yang menjalankan Sistem Informasi Geografi. Sistem Komputer Sistem Informasi Geografi dapat dijalankan dari bentuk sistem komputer apa pun, mulai dari personal computer (PC) sampai dengan multi-user supercomputers, dan diprogram ke dalam bahasa pemrograman yang sangat bervariasi. Ada beberapa elemen penting agar pengoperasian Sistem Informasi Geografi dapat berjalan dengan efektif, yaitu (Burrough, 1986):

17 1. kehadiran processor dengan kemampuan yang cukup untuk menjalankan perangkat lunak 2. memory yang cukup untu penyimpanan data dalam jumlah besar 3. layar dengan kualitas yang baik dan memiliki resolusi warna grafis yang tinggi 4. alat input dan output data (misalnya digitizer, scanner, keyboard, dan plotter) Perangkat Lunak Seperti halnya sistem komputer, maka perangkat lunak pun memiliki elemenelemen penting yang harus dimiliki yang memungkinkan pengguna untuk melakukan input, menyimpan, mengelola, mengubah, menganalisa, dan menampilkan data. Prosedur Pengelolaan dan Analisis Data Aronoff (1989) mengklasifikasikan prosedur analisis Sistem Informasi Geografi ke dalam tiga tipe: 1. Tipe yang digunakan untuk storage dan retrieval. 2. Constrained queries yang memungkinkan pengguna untuk melihat pola dalam data mereka. 3. Prosedur permodelan untuk melakukan prediksi apakah data terdapat pada waktu dan tempat yang berbeda.

18 Manusia dan Sistem Informasi Geografi Dalam penerapan Sistem Informasi Geografi harus ada manusia yang berperan merencanakan, mengimplementasikan dan mengoperasikan sistem sekaligus membuat keputusan berdasarkan output. 2.6 Data Data adalah penelitian yang kita buat dari mengawasi dunia nyata. Data dikumpulkan sebagai fakta atau bukti yang bisa diproses untuk memberikan data tersebut arti dan mengubah data tersebut menjadi informasi. Oleh karena itu, ada perbedaan yang jelas antara data dan informasi, walaupun kedua informasi ini sering tertukar dalam pemakaiannya. Sedangkan informasi adalah data yang telah ditambahkan arti dan konteks (Heywood, 2002). Jadi dengan memiliki rincian atau detail, sebuah data menjadi sebuah informasi. Ada banyak jenis sumber data, walaupun semuanya dapat dimasukkan ke dalam dua kategori, yaitu primary dan secondary. Primary data biasanya merupakan data yang didapat melalui observasi secara langsung, sedangkan secondary data biasanya dikumpulkan dari organisasi atau orang lain. Banyak secondary data yang disebarluaskan dan mengandung peta, rincian sensus penduduk dan data meteorologi (Griffith and Amrhein, 1991). Semua primary dan secondary data memiliki tiga model atau dimensi, yaitu temporal, thematic, dan spatial (spasial). Semua data harus memungkinkan untuk dapat diidentifikasi sebagai salah satu dari tiga model tersebut. Misalnya terjadi kecelakaan avalanche yang berlokasi di Bukit Three Pines pada 14 Februari 1995, dan ketiga model itu adalah:

19 Temporal: 14 Februari 1995; Thematic: kecelakaan avalanche; dan Spatial: Bukit Three Pines Dimensi temporal menyediakan catatan mengenai kapan data terkumpul dan dimensi thematic menjelaskan mengenai karakter dari fitur dunia nyata yang dideskripsikan data. Pada SIG, data thematic biasa disebut sebagai data non-spasial atau data atribut. Dimensi spasial dari data dapat dianggap sebagai nilai, kumpulan karakter atau simbol yang menunjukkan kepada pengguna mengenai lokasi dari fitur yang sedang diobservasi. Pada contoh di atas, referensi spasial digunakan sebagai deskripsi tekstual yang hanya akan berguna bagi mereka yang familiar dengan area tersebut. Bagaimanapun juga, karena SIG tidak memiliki pengetahuan lokal maka semua data yang digunakan dalam SIG harus diberikan referensi spasial yang matematis. Salah satu contoh yang paling umum adalah map dengan koordinat. Di sini, pasangan koordinat (x,y) digunakan untuk menempatkan posisi dari fitur dalam kotak yang seragam dalam sebuah peta. 2.6.1 Data Spasial Setiap perangkat lunak SIG telah didesain untuk dapat mengatasi data spasial (disebut juga sebagai data geografis). Spasial data ditandai dengan informasi tentang posisi, hubungan dengan fitur lain, dan rincian dari karakter non-spasial (Burrough, 1986). Contoh data spasial dari suatu stasiun cuaca bisa mencakup:

20 Lintang dan bujur sebagai referensi geografis. Jika garis lintang dan garis bujur dari sebuah stasiun cuaca telah diketahui, posisi relatif dari stasiun cuaca yang lain juga dapat diasumsikan, beserta dengan kedekatannya ke bukit dan daerah berbahaya; Rincian hubungan seperti letak jalan, lift, dan jalur ski akan memungkinkan ahli meteorologi untuk mengakses ke stasiun cuaca; Data non-spasial, sebagai contoh rincian jumlah salju, temperatur, kecepatan angin, dan arah. Apabila sistem referensi yang salah digunakan, hal ini dapat membatasi masa depan penggunaan SIG (Openshaw, 1990). Metode tradisional dalam merepresentasikan ruang yang ditempati oleh data spasial adalah dengan suatu serial dari thematic layer. Data spasial, yang direpresentasikan baik sebagai layer maupun objek, harus disederhanakan sebelum mereka dapat disimpan ke dalam komputer. Cara umum untuk melakukannya adalah dengan memisahkan semua foitur geografi ke dalam tiga tipe dasar entiti (entiti adalah sebuah komponen atau blok bangunan yang digunakan untuk membantu organisasi data). Ada titik, garis, dan area. 1. Titik digunakan untuk merepresentasikan fitur yang terlalu kecil untuk direpresentasikan oleh area, contohnya kotak pos. Data yang tersimpan untuk kotak pos akan mencakup lokasi geografi dan rincian dari fiturnya. Garis lintang dan garis bujur, atau referensi koordinat, dapat diberikan bersamaan dengan rincian yang menerangkan bahwa itu adalah kotak pos. Tentunya, fitur yang direpresentasikan oleh titik tidak sepenuhnya

21 dijelaskan dengan referensi geografis dua dimensi. Akan selalu ada komponen ketinggian karena sebuah kotak pos diletakkan pada ketinggian tertentu di atas permukaan laut. 2. Garis Garis digunakan untuk merepresentasikan fitur yang berbentuk garis pada alam, misalnya jalan atau sungai. Garis juga dapat merepresentasikan fitur garis yang tidak nyata, seperti perbatasan administratif atau perbatasan internasional. Akan sulit bagi pengguna SIG untuk menentukan saat kapan sebuah fitur harus direpresentasikan dengan garis. Haruskah jalan direpresentasikan dengan garis tunggal sepanjang pusatnya, atau apakah dibutuhkan, satu untuk setiap sisi jalan? Sebuah garis adalah kumpulan dari titik-titik yang teratur. Garis adalah kumpulan dari koordinat (x,y) yang digabungkan bersama secara berurutan dan biasanya dihubungkan dengan garis lurus. Seperti halnya titik, garis-garis juga dalam kenyataan berbentuk tiga dimensi. Sebagai contoh, seorang hidrogeologis lebih banyak memiliki aktivitas di dalam tanah sama halnya di atas permukaan tanah. Penambahan sebuah koordinat z (menggambarkan kedalaman atau ketinggian) ke titik membentuk garis yang merepresentasikan sungai memungkinkan gambaran tiga dimensi yang akurat dari fitur tersebut. 3. Area Area digambarkan oleh kumpulan garis yang tertutup dan digunakan untuk mendefinisikan fitur seperti lapangan, bangunan, atau daerah administratif. Entiti dari area sering dideskripsikan sebagai poligon.

22 Seperti halnya fitur pada garis, beberapa dari poligon ini berada pada permukaan, sementara yang lainnya hanya imaginasi. Ada dua tipe poligon yang dapat diidentifikasi, yaitu island polygons dan adjacent polygons. Island polygons terjadi pada situasi yang bervariasi, tidak hanya pada pulau yang sebenarnya. Sebagai contoh, area perhutanan dapat kelihatan seperti sebuah pulau dalam lapangan, atau sebuah pemukiman industri sebagai pulau dalam batasan area perkotaan. Poligon tipe khusus, yang sering digambarkan sebagai nested polygon, dihasilkan oleh garis terluar pantai. Adjacent polygons lebih dikenal secara umum. Di sini, perbatasan dibagi antara adjacent areas. Misalnya lapangan, area kode pos, dan perbatasan properti. Area tiga dimensi adalah permukaan. Permukaan dapat digunakan untuk merepresentasikan variabel topografi atau non-topografi seperti tingkat polusi atau kepadatan penduduk. Beberapa pengarang (seperti Martin, 1996; Laurini and Thompson, 1992) menganggap permukaan sebagai empat tipe entiti yang terpisah. Struktur data yang dibutuhkan komputer untuk merekonstruksi model data spasial dalam bentuk digital. Struktur data tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Struktur Data Raster Raster adalah metode untuk penyimpanan, pemrosesan, dan penampilan spasial data. Setiap area dibagi menjadi baris dan kolom, yang membentuk struktur grid. Dengan struktur data raster, dunia nyata ditampilkan sebagai elemen matriks atau sel-sel grid yang homogen. Maka dapat dikatakan bahwa struktur data raster adalah model data spasial yang paling sederhana.

23 2. Struktur Data Vektor Vektor adalah suatu struktur data yang digunakan untuk menyimpan data spasial. Data vektor terdiri dari garis biasa atau garis lengkung, yang didefinisikan dengan titik awal dan akhir, yang bertemu pada sebuah titik yang didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y). Lokasi dari node tersebut dan struktur topologi biasa disimpan secara jelas. Ada beberapa cara dalam mengorganisasikan dua database (spasial dan tematik). Biasanya sistem vektor terdiri dari dua komponen, yaitu untuk mengelola data spasial dan yang lain untuk mengelola data tematik.

Gambar 2.3 Model Data Spasial Raster dan Vektor 24

25 2.6.2 Peta Metode tradisional untuk menyimpan, menganalisis dan menyajikan data spasial adalah peta. Peta adalah dasar yang penting dalam SIG sebagai sebuah sumber data, struktur dalam penyimpanan data dan alat untuk menganalisis dan menunjukkan. Pada umumnya, peta dibedakan atas peta tematik (thematic map) dan peta topografi (tophographic map). Peta tematik menunjukkan data yang berhubungan dengan tema atau topik tertentu, seperti tanah, geologi, geomorfologi, penggunaan lahan, populasi atau transportasi. Peta topografi mengandung kumpulan data yang bervariasi dalam topik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penggunaan lahan, relief dan fitur kultural dapat ditampilkan semuanya dalam peta topografi yang sama. Menurut Unwin (1981), peta topografi adalah gabungan dari peta yang berbedabeda. Walaupun ada begitu banyak jenis peta, proses pemetaan adalah sifat umumnya. Selama proses itu, seorang kartografer harus (Robinson et al., 1995): menentukan tujuan dari pembuatan peta tersebut Semua peta, dan sumber-sumber data spasial lainnya, diolah dengan tujuan agar data dapat diubah menjadi informasi yang akan dapat dikomunikasikan dengan pihak ketiga. Misalnya setiap tahun para manajer Happy Valley membuat peta area ski untuk digunakan para pengunjungnya. Peta tersebut menunjukkan lokasi ski trails, tempat parkir, hotel, penginapan darurat, dan ski lifts. Tujuannya adalah membantu pengunjung mengorientasikan dan memutuskan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka. Secara alami, peta tersebut akan berpengaruh besar terhadap para penggunanya. Misalnya, pengunjung tidak akan

26 makan di restoran yang tidak tertera pada peta tersebut. Bagaimanapun juga, ada restoran-restoran yang ridak diperlihatkan pada peta resmi Happy Valley. Perusahaan ski tersebut ingin agar yang dipakai oleh pengunjung hanyalah fasilitas yang mereka sediakan. Gambar 2.4 Happy Valley

27 mendefinisikan pada skala berapa peta tersebut diproduksi Secara virtual, semua sumber data spasial, termasuk peta, adalah lebih kecil dari ukuran kenyataan yang mereka representasikan (Monmonier, 1991; Keates, 1982). Skala memberikan indikasi seberapa kecil peta tersebut dari kenyataannya. Menurut Laurini dan Thompson (1992) skala adalah urutan dari peluasan atau tingkat generalisasi di mana fenomena berada atau dikenali atau diteliti. Skala dapat digambarkan dalam salah satu dari tiga cara, yaitu sebagai skala rasio, skala verbal, atau skala grafis. Rasio 1:5000 1:1000000 Verbal 1 cm merepresentasikan 50 m 1 cm merepresentasikan 10 km (nominal) Grafis 0 100 200 Km 0 10 20 30 40 Km Tabel 2.1 Tabel Penggambaran Skala Contoh dari skala rasio adalah 1:5000 dan 1:5000000. Pada skala 1:5000, 1 mm garis pada peta merepresentasikan 5000 mm pada bumi. Sedangkan skala verbal akan menggambarkan skala dalam kata-kata, misalnya 1 cm merepresentasikan 50 m. Kemudian terakhir, skala grafis (atau skala batang) yang biasanya digambar pada peta untuk mengilustrasikan jarak yang direpresentasikan secara visual. Skala grafis sering digunakan pada peta komputer.

28 Peta topografi yang standar mengandung contoh dari skala verbal, rasio dan grafis. Harus diingat bahwa peta skala kecil (contohnya 1:2500000 atau 1:1000000) adalah peta yang mencakup area luas. Sedangkan peta skala besar (contohnya 1:10000 atau 1:25000) mencakup area kecil dan banyak rincian. Skala juga penting saat entiti spasial digunakan (titik, garis, dan area) untuk merepresentasikan versi umum dua dimensi dari fitur dunia nyata. Memilih fitur (spasial entiti) dari dunia nyata yang harus tergambarkan pada peta Secara tradisional, peta telah menggunakan simbol untuk menggambarkan fitur dunia nyata. Pembelajaran mengenai peta akan mengungkapkan tiga tipe simbol dasar, yaitu titik, garis, dan area (Monmonier, 1991). Gambaran sederhana ini telah dikembangkan oleh para kartografer untuk memungkinkan gambaran tersebut menampilkan fitur tiga dimensi dalam bentuk dua dimensi pada secarik kertas (Laurini dan Thompson, 1992; Martin, 1996). Representasi fitur dunia nyata menggunakan tipe entiti titik, garis, dan area biasanya ditampilkan secara apa adanya. Bagaimanapun juga, metode yang dipilih untuk menggambarkan fitur spasial akan tergantung pada skala yang digunakan. Bayangkan cara sebuah kota digambarkan dalam peta yang memiliki skala yang berbeda-beda. Dalam peta dunia, sebuah titik akan menjadi metode penggambaran yang paling sesuai, mempertimbangkan jumlah kota yang harus dimasukkan. Dalam skala nasional dan regional, sebuah titik tidak akan memberikan gambaran apapun mengenai ukuran relatif dari kota tersebut, jadi akan lebih sesuai apabila penggambarannya menggunakan area. Bahkan pada skala lokal, sebuah area masih kurang sesuai untuk menggambarkan kota tersebut, melainkan harus dilakukan penggabungan antara titik, garis, dan area.

29 Memilih entiti yang tepat dalam merepresentasikan dunia nyata sering kali memang sulit. melakukan generalisasi terhadap fitur dalam representasi dua dimensi Semua data spasial adalah generalisasi dari fitur dunia nyata. Dalam beberapa kasus, generalisasi dibutuhkan karena data dibutuhkan dalam skala tertentu. Dan dalam kasus lainnya. Generalisasi diperkenalkan oleh batasan teknis dari prosedur untuk menghasilkan data. Generalisasi juga bisa ditunjukkan oleh campur tangan manusia secara langsung untuk meningkatkan kejelasan dari gambar atau untuk memperjelas tema utamanya. 2.7 Pengertian Database Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2003), database adalah file dan rekaman yang terkumpul, tersusun dan saling berhubungan yang membentuk data dan hal-hal lainnya yang tersimpan disuatu wadah atau tempat. Menurut Eaglestone dan Ridley (2001), komputer biasanya mengartikan informasi dengan suatu susunan tertentu sebagai data. Data tersimpan di dalam perangkat penyimpanan seperti disk dan CD-ROM. Database Management System (DBMS) adalah program tertentu dari komputer yang dipakai oleh program aplikasi untuk mengatur dan menyediakan akses ke data tersimpan. Koleksi data yang diatur oleh DBMS disebut database. Menurut Connoly dan Begg (2005), database dapat diartikan sebagai kumpulan data yang saling berhubungan secara logika dan saling berbagi serta menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Database merupakan sebuah

30 penyimpanan data yang besar yang dapat digunakan oleh pemakai dan departemen secara simultan. Database atau basisdata adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili denga menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hirarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.

31 2.7.1 Database Management System (DBMS) Sebuah sistem software yang memungkinkan user untuk membuat, menciptakan dan merawat database serta menyediakan akses yang dapat dikendalikan ke database tersebut. Sebuah sistem software yang berinteraksi dengan program aplikasi user dan database. DBMS menyediakan fasilitas seperti: DBMS memungkinkan user untuk menciptakan database, biasanya dengan Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan user membuat tipe data spesifik dan struktur data, dan batasan (constraint) di dalam data yang disimpan didalam database DBMS memungkinkan user untuk insert, update, delete dan retrieve data dari database, biasanya dengan Data Manipulation Language (DML). Dengan memiliki data terpusat di dalam database sehingga memungkinkan DML untuk menyediakan fasilitas umum kepada data tersebut yang dikenal dengan bahasa kueri (query language). DBMS menyediakan akses yang dapat diatur ke database. 2.7.2 Pengertian Primary Key Menurut Connoly dan Begg (2005,p79), Primary Key merupakan sebuah atribut atau himpunan atribut yang dipilih untuk mengidentifikasi tuple-tuple atau record dalam tabel yang bersifat unik. Unik memiliki arti tidak boleh ada dupikat atau key yang sama untuk dua atau lebih tuple atau record dalam sebuah tabel.

32 2.7.3 Pengertian Foreign Key Foreign Key berdasarkan Connoly dan Begg (2005,p79) adalah sebuah atribut atau himpunan atribut dalam suatu tabel yang menunjuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Foreign Key berfungsi untuk menunjuk hubungan antar satu tabel dengan tabel yang lainnya. 2.7.4 Data Flow Diagram Diagram Arus Data (DFD) adalah gambaran suatu sistem yang menggunakan sejumlah simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan. (McLeod, 2001, p316). Gambar 2.5 Data Flow Diagram Tingkatan dalam DFD ada tiga yaitu: 1. Diagram Konteks a. Merupakan level tertinggi yang menggambarkan input dan output sistem. b. Terdiri dari satu proses yang tidak memiliki data store. 2. Diagram Nol a. Memiliki data store.

33 b. Diagram tidak rinci, diberikan tanda bintang pada akhir nomor. 3. Diagram Rinci a. Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level diatasnya b. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari tujuh. 2.7.5 Entity Relationship Diagram Entity Relationship merupakan hubungan antar data berdasarkan persepsi nyata yang terdiri dari sekumpulan objek dasar yang disebut entiti dan hubungan antar objek tersebut. Jenis mapping cardinalities (Eaglestone, 2001) antara lain: 1. One to one Hubungan antara entity semisalnya X dan Y dimana setiap satu X berhubungan ke satu atau hanya satu Y, dan setiap satu Y berhubungan ke satu atau hanya satu X. 2. One to Many Hubugan entity X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih Y, tetapi setiap satu Y berhubungan ke satu atau hanya satu X. 3. Many to Many

34 Hubungan entity X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih Y, dan setiap satu Y mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih X. 4. Zero or one to Many Hubungan entity X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke satu atau dua atau lebih Y, tetapi setiap satu Y berhubunagan ke satu atau tidak sama sekali. Gambar 2.6 Entity Relationship Diagram

35 2.7.6 State Transition Diagram State Transition Diagram (STD) digunakan untuk menggambarkan diagram dari kebiasaan sistem dengan beberapa jenis pesan dengan yang kompleks dan sinkronisasi kebutuhan, (Yourdan, 1989, p260-p261). STD memiliki komponen-komponen yang utama yaitu state dan arrow yang mewakili sebuah perubahan state. Setiap kotak persegi panjang mewakili sebuah state dimana sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut-atribut atau keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu. Gambar 2.7 State Transition Diagram 2.8 Pengertian Asuransi Asuransi adalah sebuah sistem untuk merendahkan kehilangan finansial dengan menyalurkan risiko kehilangan dari seseorang atau badan ke lainnya. Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

36 Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima resiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tetanggung" kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan. Contohnya, seorang pasangan membeli rumah seharga Rp. 100 juta. Mengetahui bahwa kehilangan rumah mereka akan membawa mereka kepada kehancuran finansial, mereka mengambil perlindungan asuransi dalam bentuk kebijakan kepemilikan rumah. Kebijakan tersebut akan membayar penggantian atau perbaikan rumah mereka bila terjadi bencana. Perusahaan asuransi mengenai mereka premi sebesar Rp 1.000,000.00 per tahun. Risiko kehilangan rumah telah disalurkan dari pemilik rumah ke perusahaan asuransi. Penanggung menggunakan ilmu aktuaria untuk menghitung risiko yang mereka perkirakan. Ilmu aktuaria menggunakan matematika, terutama statistika dan probabilitas, yang dapat digunakan untuk melindungi risiko untuk memperkirakan klaim di kemudian hari dengan ketepatan yang dapat diandalkan. Contohnya, banyak orang membeli kebijakan asuransi kepemilikan rumah dan kemudian mereka membayar premi kepada perusahaan asuransi. Bila kehilangan yang dilindungi terjadi, penanggung harus membayar klaim. Bagi beberapa tertanggung, keuntungan asuransi yang mereka terima jauh lebih besar dari uang yang mereka telah bayarkan kepada penanggung. Lainnya mungkin

37 tidak membuat klaim. Kalau dirata-ratakan dari seluruh kebijakan yang dijual, total klaim yang dibayar keluar lebih rendah dibanding total premi yang dibayar kepada tertanggung, dengan perbedaannya adalah biaya dan keuntungan. Perusahaan asuransi juga mendapatkan keuntungan investasi. Ini diperoleh dari investasi premi yang diterima sampai mereka harus membayar klaim. Uang ini disebut "float". Penanggung bisa mendapatkan keuntungan atau kerugian dari harga perubahan float dan juga suku bunga atau deviden di float. Di Amerika Serikat, kehilangan properti dan kematian yang tercatat oleh perusahaan asuransi adalah US$ 142.3 milyar dalam waktu lima tahun yang berakhir pada 2003. Sedangkan, keuntungan total di periode yang sama adalah US$ 68.4 milyar, sebagai hasil dari float. Beberapa orang menganggap asuransi sebagai suatu bentuk taruhan yang berlaku selama periode kebijakan. Perusahaan asuransi bertaruh bahwa properti pembeli tidak akan hilang ketika pembeli membayarkan uangnya. Perbedaan di biaya yang dibayar kepada perusahaan asuransi melawan dengan jumlah yang dapat mereka terima bila kecelakaan terjadi hampir sama dengan bila seseorang bertaruh di balap kuda (misalnya, 10 banding 1). Karena alasan ini, beberapa kelompok agama termasuk menghindari asuransi dan bergantung kepada dukungan yang diterima oleh komunitas mereka ketika bencana terjadi. Di komunitas yang hubungan erat dan mendukung di mana orang-orangnya dapat saling membantu untuk membangun kembali properti yang hilang, rencana ini dapat bekerja. Kebanyakan masyarakat tidak dapat secara efektif mendukung sistem seperti di atas dan sistem ini tidak akan bekerja untuk resiko besar (wiki).

38 2.9 Pengertian Kecelakaan Kecelakaan adalah Peristiwa benturan atau sentuhan dengan benda keras, benda cair, gas serta api yang datangnya dari luar terhadap Tertanggung/Peserta yang tidak disengaja dan tidak diduga sebelumnya yang menyebabkan Tertanggung/Peserta menderita cedera jasmani atau cedera dalam tubuh yang sifat dan tempatnya dapat ditentukan secara ilmu pengetahuan. Dalam pengertian kecelakaan termasuk pula masuknya kuman-kuman penyakit secara langsung atau kemudian kedalam luka yang diakibatkan oleh kecelakaan yang sifat dan luka tersebut dapat ditentukan secara ilmu kedokteran (www.bni-life.co.id). 2.10 Pengertian Sarana Penanggulangan Kecelakaan (Keputusan Direksi Jasa Raharja No. Kep/180/2004 Tanggal 31 Desember 2004): SPK (Sarana Penanggulangan Kecelakaan) sifatnya berupa bantuan dana dan juga berupa rambu, papan peringatan, billboard, spanduk, traffic cone, ambulans yang secara langsung atau tidak langsung digunakan / berfungsi untuk menekan kecelakaan, dimana bantuan tersebut mempunyai manfaat bagi kepentingan perusahaan, instansi mitra kerja dan masyarakat. Bantuan sarana penanggulangan kecelakaan berupa rambu-rambu jalan (bersifat pra kecelakaan) akan di prioritaskan. Pemberian bantuan sarana penanggulangan kecelakaan dilaksanakan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan serta disesuaikan dengan kemampuan keuangan perusahaan sehingga tidak semua permohonan bantuan dapat disetujui:

39 1. Tanggung Jawab dan wewenang: Kepala Divisi Pelayanan berwenang menyetujui pemberian bantuan sarana penanggulangan kecelakaan yang diusulkan oleh cabang apabila teralokasikan dalam mata anggaran yang ditetapkan. Kepala urusan pelayanan santunan bertanggung jawab dalam hal penyelesaian usulan bantuan sarana penanggulangan kecelakaan. 2. Usulan/permohonan bantuan sarana penanggulangan kecelakaan dari cabang atau instansi mitra kerja disampaikan ke Kantor Pusar / Divisi Pelayanan. 3. Jika dokumen telah memenuhi persyaratan kelengkapannya meminta persetujuan dari Direksi. Kelengkapan dokumen minimal terdiri dari: surat pengajuan dari cabang, daftar lokasi penempatan sarana penanggulangan kecelakaan, harga perhitungan sendiri, surat penawaran harga dari rekanan dan surat permohonan dari mitra kerja (apabila ada). 4. Apabila usulan telah disetujui direksi, ditindak lanjuti: Ditegaskan kepada cabang yang mengusulkan / memohon dengan surat untuk pelaksanaan pengadaannya dan kepada

40 instansi mitra kerja dijelaskan bahwa permohonannya dapat disetujui atau ditolak. Dalam hal usulan/permohonan ditujukan dan ditangani langsung oleh kantor pusat, diteruskan kepada divisi umum untuk pelaksanaan pengadaannya. Usulan/permohonan bantuan sarana penanggulangan kecelakaan yang telah disetujui, dibuat dalam laporan jumlah sarana penanggulangan kecelakaan yang disumbangkan kepada mitra kerja. 2.11 Undang-Undang UU No 33/1964 Jo PP No 17/1965 1. Korban yang berhak atas santunan yaitu setiap penumpang sah dari alat angkutan penumpang umum yang mengalami kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selama penumpang yang bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari tempat pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan 2. Jaminan Ganda Kendaraan bermotor umum (bis) berada dalam kapal ferry, apabila kapal ferry di maksud mengalami kecelakaan, kepada penumpang bis yang menjadi korban diberikan jaminan ganda 3. Penumpang mobil plat hitam bagi penumpang mobil plat hitam yang mendapat izin resmi sebagai alat angkutan penumpang umum, seperti antara

41 lain mobil pariwisata, mobil sewa dan lain-lain, terjamin oleh UU No 33 jo PP no 17/1965 4. Korban Yang mayatnya tidak diketemukan penyelesaian santunan bagi korban yang mayatnya tidak diketemukan dan atau hilang didasarkan kepada Putusan Pengadilan Negeri UU No 34/1964 Jo PP No 18/1965 1. Korban Yang Berhak Atas Santunan, adalah pihak ketiga yaitu : Setiap orang yang berada di luar angkutan lalu lintas jalan yang menimbulkan kecelakaan yang menjadi korban akibat kecelakaan dari penggunaan alat angkutan lalu lintas jalan tersebut, contoh : Pejalan kaki ditabrak kendaraan bermotor Setiap orang atau mereka yang berada di dalam suatu kendaraan bermotor dan ditabrak, dimana pengemudi kendaran bermotor yang ditumpangi dinyatakan bukan sebagai penyebab kecelakaan, termasuk dalam hal ini para penumpang kendaraan bermotor dan sepeda motor pribadi 2. Tabrakan Dua atau Lebih Kendaraan Bermotor Apabila dalam laporan hasil pemeriksaan Kepolisian dinyatakan bahwa pengemudi yang mengalami kecelakaan merupakan penyebab terjadinya kecelakaan, maka baik pengemudi maupun penumpang kendaraan tersebut tidak terjamin dalam UU No 34/1964 jo PP no 18/1965 Apabila dalam kesimpulan hasil pemeriksaan pihak Kepolisian belum diketahui pihak-pihak pengemudi yang menjadi penyebab kecelakaan dan atau dapat disamakan kedua pengemudinya sama-sama sebagai penyebab

42 terjadinya kecelakaan, pada prinsipnya sesuai dengan ketentuan UU No 34/1964 jo PP No 18/1965 santunan belum daat diserahkan atau ditangguhkan sambil menunggu Putusan Hakim/Putusan Pengadilan 3. Kasus Tabrak Lari terlebih dahulu dilakukan penelitian atas kebenaran kasus kejadiannya 4. Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Kereta Api Berjalan kaki di atas rel atau jalanan kereta api dan atau menyebrang sehingga tertabrak kereta api serta pengemudi/penumpang kendaraan bermotor yang mengalami kecelakaan akibat lalu lintas perjalanan kerata api, maka korban terjamin UU No 34/1964 Pejalan kaki atau pengemudi/penumpang kendaraan bermotor yang dengan sengaja menerobos palang pintu kereta api yang sedang difungsikan sebagaimana lazimnya kerata api akan lewat, apabila tertabrak kereta api maka korban tidak terjamin oleh UU No 34/1964.