BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. ada harus dapat mengoptimalkan fungsi mereka sebagai agen of change. sekaligus pembimbing bagi pendidikan moral peserta didiknya.

BAB I PENDAHULUAN. lawan jenis, menikmati hiburan di tempat-tempat spesial dan narkoba menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Alamiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

2015 PEMBINAAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM PENGGUNAAN MEDIA SEARCH ENGINE BAGI PENINGKATAN CIVIC INTELLIGENCE SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

Transkripsi:

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan karakter bangsa merupakan kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara. Secara eksplisit pendidikan karakter adalah amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan disadari dan dimaknai sebagai wahana berlangsungnya pembelajaran, dimana terjadi proses belajar dan mengajar yang bertujuan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan karakter dari setiap peserta didik. Pendidikan pada filosofinya memiliki 3 fungsi, yaitu : memberikan sosialisasi pada anak-anak muda atau peserta didik tentang esensi nilai-nilai budaya atau norma-norma; peserta didik tidak hanya mengenal baca, tulis dan hitung tetapi memiliki keterampilan yang diperlukan dalam dunia kerja; memberikan arahan kepada para anak-anak muda atau peserta didik bagaimana dapat menempatkan dirinya secara tepat dan sepadan didalam masyarakat. Berdasarkan ketiga fungsi filosofi pendidikan tersebut tergambar secara jelas bagaimana pentingnya peran karakter dalam pendidikan. Menurut Kementerian Pendidikan Nasional pendidikan karakter harus meliputi dan berlangsung pada : 1) Pendidikan Formal, dimana berlangsung pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMA/MAK dan perguruan tinggi melalui pembelajaran, kegiatan kokurikuler atau ekstra-kurikuler, penciptaan budaya satuan pendidikan dan pembiasaan. 2) Pendidikan Nonformal, pendidikan 1

2 karakter berlangsung pada lembaga kursus, pendidikan kesetaraan, pendidikan keaksaraan, dll melalui pembelajaran, kegiatan kokurikuler atau ekstra-kurikuler, penciptaan budaya lembaga pendidikan dan pembiasaan. 3) Pendidikan Informal, pendidikan karakter berlangsung di rumah atau dalam keluarga yang dilakukan oleh orangtua dan orang dewasa di dalam keluarga terhadap anak-anak yang menjadi tanggung jawabnya, hal ini sangat penting dilakukan karena pembangunan karakter yang pertama dan paling utama bersumber pada keluarga khususnya orangtua. Pendidikan karakter di sekolah, melibatkan semua komponen (pemangku pendidikan), termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan, sehingga pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam penyelenggaraan pendidikannya harus berkarakter. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan sarana investasi kualitas SDM di masa depan karena dianggap dapat memberikan return atau pengembalian hasil yang paling tinggi dan merupakan investasi paling murah dibandingkan kelompok umur lainnya. Hal ini terjadi karena masa pembentukan otak manusia terjadi paling cepat pada usia di bawah 7 tahun. Oleh karena itu alangkah tepatnya apabila pendidikan karakter di Indonesia dapat dintegrasikan dalam program PAUD tersebut. Membangun karakter anak sejak dini, sangat penting bagi orang tua dan tutor, harapannya agar anak sejak dini memiliki karakter yang baik, hal ini dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal, non formal maupun informal. Orang tua dan tutor dapat bersinergi atau berkolaborasi dalam menciptakan pembelajaran dengan suasana penuh kasih sayang, mau menerima anak sebagaimana adanya, menghargai potensi anak, memberi rangsang-rangsang yang kaya untuk segala

3 aspek perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif, sosioemosional, moral, agama, dan psikomotorik, merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi yang berkarakter dimasa yang akan datang. Howard Gardner (1993:17-27) dalam Nurani (2009:185) mengusulkan delapan tipe kecerdasan atau Multiple Intelligences, dikatakan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi beberapa unsur, yaitu : Kecerdasan matematika-logika (number/reasoning smart), Kecerdasan bahasa/linguistik (word smart), Kecerdasan musikal (musical smart), Kecerdasan visual spasial (picture smart), Kecerdasan kinestetik (body smart), Kecerdasan inter-personal (people smart), Kecerdasan intra-personal (self smart) dan Kecerdasan naturalis (natural smart). Dalam penerapan di Indonesia ditambahkan menjadi sembilan kecerdasan yaitu kecerdasan spiritual. Setiap orang memiliki semua tipe kecerdasan tersebut, tetapi dalam tingkatan yang bervariasi. Terkait dengan multiple intelligences, bahwa kecerdasan meliputi empat pilar yang saling terkait satu sama lain, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial sering disebut sebagai kecerdasan yang berdiri sendiri yang lebih sering disebut dengan pengertian cerdas pada umumnya, dengan ukuran baku internasional yang dikenal dengan istilah IQ. Sementara kecerdasan yang lainnya belum atau tidak memiliki ukuran matematis sebagaimana kecerdasan intelektual. Kecerdasan di luar kecerdasan intelektual inilah yang lebih dekat dengan pengertian karakter pada umumnya. Pendidikan karakter menuntut keterlibatan semua pihak (stakeholders) termasuk komponen-komponen yang ada dalam sistem pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajaran, mekanisme penilaian, kualitas hubungan, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan sekolah,

4 pelaksanaan pengembangan diri peserta didik, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan serta etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kelompok Bermain Azkiya yang terletak di Komplek Kotabaru Jalan Wijayakusumah 71B Desa Cangkuang Kulon Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung merupakan lembaga pendidikan non formal yang berada dalam binaan Yayasan Widya Aksara Pratama. Kober Azkiya merasa terpanggil untuk mengembangkan program pendidikan Anak Usia Dini, demi membantu masyarakat yang membutuhkan pendidikan untuk menyekolahkan anak-anaknya dalam kegiatan prasekolah. Kober Azkiya memiliki visi dan misi dalam menjalankan proses pembelajarannya, yaitu dalam rangka memberikan layanan pendidikannya senantiasa memperhatikan pada kebutuhan anak dan memberikan stimulasi untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan suasana asah-asih-asuh agar menjadi anak yang sehat, cerdas, tangguh, mandiri dan berakhlak mulia serta siap memasuki pendidikan lebih lanjut. Selain itu Kober Azkiya memiliki tujuan dalam pembelajarannya, diantaranya : mengembangkan budi pekerti dalam kehidupan, mengembangkan sosialisasi dan kepekaan emosional, meningkatkan hidup disiplin melalui hidup teratur, dan lain-lain. Berdasarkan visi dan misi serta tujuan tersebut diharapkan anak-anak dapat berkembang sesuai dengan potensi dan usianya serta menjadi anak yang berkarakter. Kober Azkiya menerapkan pola kemitraan orang tua dan tutor dalam strategi pembelajarannya, dimana orang tua terlibat langsung dalam beberapa kegiatan bermain, berdiskusi dalam penyamaan pola asuh dan berdiskusi dalam perkembangan anak. Hal ini dilakukan dengan harapan agar orang tua dapat melihat berbagai potensi yang dimiliki anak, menstimulasi ulang pembiasaan dan beberapa kegiatan bermain selama di kober terutama kegiatan yang mampu meningkatkan pendidikan karakter bagi anak usia dini. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis, diperoleh data dari hasil portofolio dan wawancara dengan tutor Kober Azkiya bahwa anak-

5 anak dengan rentang usia antara 3 tahun sampai dengan 5 tahun mulai mengenal dan melaksanakan pendidikan karakter melalui nilai-nilai sosial dan emosional, nilai-nilai moral dan Ketuhanan, serta nilai-nilai intelektual dalam kegiatan bermain, berkreativitas dan pembiasaan yang diterapkan di Kober Azkiya, akan tetapi pola kemitraan orang tua dan tutor yang diterapkan di Kober tersebut belum dapat dikatakan terlaksana dengan baik, sehingga perlu adanya pengelolaan pola kemitraan orang tua dan tutor dalam rangka membimbing, memfasilitasi dan mendampingi anak agar tumbuh dan berkembang, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotornya agar tumbuh menjadi anak yang berkarakter. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada lembaga PAUD Kober Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung, mengenai pengelolaan program pendidikan karakter bagi anak usia dini dengan pola kemitraan, yang tidak hanya melibatkan tutor namun juga melibatkan orang tua dan menuliskannya dalam skripsi dengan fokus penelitian tentang Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini. B. Identifikasi Masalah Pendidikan karakter bagi anak usia dini adalah solusi yang diharapkan mampu mengubah perilaku negatif ke perilaku positif, akan tetapi tidak sedikit para orang tua menghadapi kesulitan dalam mengelola penanaman nilai-nilai moral, cita-cita dan motivasi yang akan menolong mereka bukan hanya mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, tetapi juga membuat keputusan-keputusan yang benar dan bertanggung jawab baik sekarang ataupun di masa yang akan datang. Oleh karena itu dari uraian diatas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi di lapangan, diantaranya : 1. Anak-anak mulai mengenal dan melaksanakan pendidikan karakter melalui nilai-nilai sosial dan emosional, nilai-nilai moral dan Ketuhanan, serta nilai-

6 nilai intelektual dalam kegiatan bermain, kreativitas dan pembiasaan, namun belum dapat terencana dan tersevaluasi dengan baik 2. Di Kober azkiya belum adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan tutor dalam rangka bersama-sama merancang berbagai kegiatan bermain yang berorientasi pada perkembangan pendidikan karakter anak usia dini. 3. Di Kober Azkiya belum adanya pengelolaan yang baik dalam program pendidikan karakter yang berbasis kemitraan Orang tua dan pendidik. C. Rumusan masalah Dari berbagai identifikasi masalah yang diuraikan di atas maka dapat diambil rumusan masalah, yaitu Bagaimanakah pengelolaan program pendidikan karakter dengan pola kemitraan dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini? Untuk memperjelas rumusan tersebut maka di susun beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengelolaan program pendidikan karakter bagi anak usia dini dengan pola kemitraan di Kober Azkiya? 2. Bagaimanakah pola kemitraan dapat terlaksana di Kober Azkiya? 3. Bagaimanakah perkembangan kemandirian anak usia dini dengan pola kemitraan di Kober Azkiya? D. Tujuan penelitian Pendidikan karakter yang pertama dan paling utama sesungguhnya bersumber pada keluarga, karena keluarga atau orang tualah yang paling mengenal karakteristik perilaku anak, sehingga mampu membimbing dan menyekolahkan mereka menjadi anak-anak yang cerdas baik secara sosial, emosional maupun spiritual serta berkarakter. Oleh karena itu sesuai dengan rumusan masalah tersebut maka tujuan penulisan makalah ini diantaranya adalah :

7 1. Untuk mendeskripsikan pengelolaan program pendidikan karakter bagi anak usia dini dengan pola kemitraan di Kober Azkiya 2. Untuk mendeskripsikan pola kemitraan yang dilaksanakan di Kober Azkiya 3. Untuk mengetahui perkembangan kemandirian anak usia dini dengan pola kemitraan di Kober Azkiya E. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang penting dan memperluas wawasan bahan kajian ilmu pendidikan luar sekolah, terutama pendidikan anak usia dini dalam pengelolaan program pendidikan karakter bagi anak usia dini dengan pola kemitraan, sehingga dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan penelitian pendidikan karakter lebih lanjut pada masa yang akan datang. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran kepada para tutor di lembaga PAUD Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung untuk memperkaya metode pengajaran atau pola pembelajaran serta pengelolaan program guna meningkatkan potensi, perkembangan dan kecerdasan anak melalui program pendidikan karakter bagi anak usia dini.

8 F. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dimana peneliti menggambarkan secara detil hasil temuan yang terjadi di lembaga PAUD Kober Azkiya dengan teknik pengumpulan data melalui observasi terhadap anak, wawancara terhadap orangtua dan tutor juga dilakukan dokumentasi selama kegiatan yang terjadi di Kober Azkiya untuk mendukung hasil penelitian. G. Struktur Organisasi Dalam penulisan karya ilmiah ini struktur organisasi penulisan yang akan digunakan adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, memuat uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, definisi operasional serta sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka, memuat teori-teori yang akan digunakan guna membahas masalah yang ditemukan di lapangan. Bab III Metode Penelitian, menguraikan tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian serta cara menganalisis data. Bab IV Pembahasan menguraikan tentang temuan data yang ditemukan di lapangan serta deskripsi dari rumusan permasalahan yang di ambil. Bab V yang merupakan Bab Penutup menguraikan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan serta rekomendasi.