BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak As

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian Perusahaan Terbatas, hal ini diatur secara tegas dalam Pasal 7 ayat (1)

BAB V PENUTUP. Kesimpulan merupakan pernyataan yang diambil dari gejala-gejala atau

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengesahan Badan Hukum. Perubahan Anggaran Dasar. Data. Perseroan Terbatas. Pengajuan. Tata Cara.

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. PERSEROAN. Daftar. Badan Hukum. Data. Tata Cara.

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

2016, No Manusia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar sert

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

Peraturan pelaksanaan Pasal 159 Peraturan Menteri Keuangan. 11/PMK.07/ Januari 2010 Mulai berlaku : 25 Januari 2010

2017, No penerimaan negara bukan pajak dari hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana d

2011, No Mengingat : Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan Terbatas. 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 177, Tam

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG BENTUK HUKUM BANK PEMBANGUNAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.07/2010 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 22 TAHUN 2011 TENTANG

2016, No penyelesaian sengketa di luar pengadilan, perlu mengatur mengenai mekanisme pemblokiran dan pembukaan pemblokiran akses sistem admini

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (sub-national State Owned Enterprise) telah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Pembangunan. Pasca Bencana Alam.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lemb

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN BADAN HUKUM YAYASAN

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.06/2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG DIDIRIKAN OLEH WARGA NEGARA ASING

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Ne

PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG TENAGA KERJA ASING PERPRES 72 TAHUN 2014 DAN PERPRES NO 20 TAHUN 2018

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

peraturan (norma) dan kondisi pelaksanaannya, termasuk peraturan pelaksanaan dan limitasi pembentukannya. 2. Peninjauan, yaitu kegiatan pemeriksaan

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi Perseroan secara elektronik yang diselenggarakan oleh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

MANAJEMEN KOPERASI PENDIRIAN KOPERASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH TENTANG PENCABUTAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN PENGUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH

11/PMK.07/2010 TATA CARA PENGENAAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN KETENTUAN DI BIDANG PAJAK DAERAH DAN

2017, No Cara Pemblokiran dan Pembukaan Pemblokiran Akses Sistem Administrasi Badan Hukum Perseroan Terbatas; Mengingat : 1. Undang-Undang Nom

No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/27/PBI/2004 TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN BADAN KREDIT DESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

SYARAT-SYARAT SAHNYA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) DI INDONESIA 1 Oleh : Nicky Yitro Mario Rambing 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Organi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN BULUNGAN

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No tentang Biaya Jasa Hukum Notaris untuk Pendirian Perseroan Terbatas bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2008 PEMBENTUKAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) SYARI AH RENGGALI KABUPATEN ACEH TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH ( BUMD ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH. Bagian perencanaan Sekretariat Ditjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Jakarta, 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UU YAYASAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENYELENGGARAAN PTS DEDI MULYASANA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BERITA NEGARA. KEMENKUMHAM. Badan Hukum. Perkumpulan. Pengesahan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

PEMBENTUKAN DAN PENGAKUAN ATAS LEMBAGA AKREDITASI PERGURUAN TINGGI YANG BERSIFAT MANDIRI BERBADAN HUKUM

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, serta analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab terdahulu, berikut disajikan kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Tahapan perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas terdiri dari: a. Tahapan Pertama, mengajukan Permohonan Ijin Prinsip perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas. Proses permohonan ini dilaksanakan oleh Gubernur sebagai inisator perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas; b. Tahapan Kedua, Pembuatan Peraturan Daerah tingkat Provinsi mengenai Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah BPD DIY menjadi Perseroan Terbatas BPD DIY. Dalam proses ini rancangan Perda sudah ada karena Raperda tersebut sudah dibuat sebelum Permohonan Ijin Prinsip dilaksanakan dimana dalam proses permohonan tersebut Raperda merupakan salah satu dokumen persyaratan. Sehingga dalam tahapan kedua ini Raperda yang sudah ada tinggal dimatangkan dan disahkan sebagai Peraturan Daerah; 1

2 c. Tahapan Ketiga, pembuatan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, kemudian setelah Akta Pendirian dibuat dan ditanda tangani oleh para pendiri diikuti dengan proses Permohonan SK Menteri Hukum dan HAM mengenai Badan Hukum Perseroan Terbatas, permohonan dilaksanakan oleh Notaris yang membuatkan Akta Pendirian sebagai kuasa dari Pendiri; dan d. Tahap Keempat, permohonan Ijin Operasional kepada Bank Indonesia. BPD DIY yang sebelumnya berbentuk Perusahaan Daerah sebenarnya sudah memiliki Ijin Prinsip, namun Ijin Prinsip yang sudah ada tersebut tidak bisa serta merta digunakan untuk BPD DIY yang sudah berbentuk Perseroan Terbatas sehingga diperlukan pengurusan Ijin Prinsip yang baru. 2. Dalam proses perubahan bentuk Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas terdapat tahapan pendirian Perseroan Terbatas yang modalnya menggunakan aset berjalan Perusahaan Daerah yang sudah berdiri sebelumnya, hal ini tetap memerlukan persetujuan dari DPRD karena: a. Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) huruf (h) dan (i) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dana milik daerah yang sudah dimasukan sebagai aset dalam sebuah perusahaan berbadan hukum baik itu PD maupun PT masih merupakan kekayaan Daerah karena badan hukum tersebut dulu didirikan dengan Penyertaan Modal Daerah. Sehingga dalam proses Pendirian Perseroan Terbatas yang modalnya menggunakan aset berjalan Perusahaan Daerah milik pemerintah daerah tersebut Eksekutif tidak

3 bisa bertindak sendirian, melainkan harus bersama-sama dengan DPRD sebagai wujud dari pemerintahan yang baik; b. Dalam proses Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas terdapat tahapan pembentukan Peraturan Daerah, sebelum Perda tersebut disahkan mutlak memerlukan persetujuan DPRD karena Perusahaan Daerah tersebut pada dasarnya milik Pemerintah Daerah, dan dalam pemerintahan daerah tidak hanya mengenal organ Eksekutif (Kepala Daerah) saja, namun ada organ Legislatif (DPRD) sebagai representasi dari rakyat sebagai pemilik kedaulatan; c. Perusahaan Daerah adalah BUMD yang pembentukannya diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 dimana Perusda didirikan dengan Peraturan Daerah. Dalam proses perubahan bentuk badan hukum ini mengakibatkan bubarnya badan hukum Perusda yang kemudian seluruh asetnya dijadikan modal untuk pendirian PT. Untuk membubarkan Perusda yang sudah ada diperlukan Perda yang baru yang dalam proses pembentukannya mutlak memerlukan persetujuan DPRD. Dimana dalam Perda tersebut mengamanatkan saat berlakunya Perda mengenai Perubahan Bentuk Badan Hukum maka saat itu juga Perda mengenai Perusda dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; dan d. Persetujuan DPRD dalam proses perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas merupakan wujud dari system check and balances antara Kepala Daerah dan DPRD

4 dalam proses pengambilan keputusan bersama. Sehingga pada akhirnya akan terbentuk suatu pola yang seimbang, dimana Kepala Daerah sebagai pemimpin suatu daerah yang memiliki kewenangan untuk mengembayatn daerahnya dalam hal ini pembentukan suatu Perseroan Terbatas, dan hadir DPRD sebagai representatif dari rakyat yang juga bertanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Maka Kepala Daerah dan DPRD bersama-sama dalam mengambil keputusan untuk membentuk suatu Perseroan Terbatas yang modalnya (dulu pada saat mendirikan Perusahaan Daerah) bersumber dari APBD. 3. Peranan Notaris dalam proses perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas antara lain: a. Berkenaan dengan kewenangan Notaris yang diamanatkan melalui 15 ayat (2) huruf (e) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, yakni memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta: 1) Memberikan saran dan masukan dalam proses penyusunan Peraturan Daerah mengenai perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Daerah dan Perseroan Terbatas, baik itu dalam rapat yang diselenggarakan di DPRD DIY; 2) Memberikan saran dan masukan dalam proses pembahasan rancangan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas BPD DIY yang

5 diselenggarakan oleh PD. BPD DIY sebelum pembuatan Akta Pendirian dilakukan; dan 3) Memberikan saran dan masukan dalam proses pengurusan Izin Operasional Perbankan yang dilaksanakan oleh BPD DIY. b. Berkenaan dengan kewenangan Notaris yang diamanatkan melalui Pasal 15 ayat (3) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris tentang kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, kemudian mengacu pada Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yakni kewenangan Notaris untuk membuatkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas; c. Berkenaan dengan kewenangan Notaris yang diamanatkan dalam Pasal 9 ayat (3) dan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor; M-01-HT-01-10 Tahun 2007 tentang Tata Cara Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar, Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan, yakni melaksanakan proses permohonan SK Badan Hukum Perseroan Terbatas yang diajukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum; dan

6 d. Berkenaan Asas Proporsionalitas dalam menjalankan jabatan yang merupakan penerapan dari Pasal 16 ayat (1) huruf (a) Undangundang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undangundang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dimana dalam menjalankan jabatannya Notaris wajib bertindak amanah, jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak terkait dalam perbuatan hukum, yakni mempertemukan pihakpihak dari Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Dalam Negeri, dan Direktorat Jenderal Pajak untuk membahas pajak yang timbul dari proses perubahan bentuk badan hukum Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas. B. SARAN 1. Peraturan Daerah yang dibentuk untuk melaksanakan proses perubahan bentuk badan hukum ini diberi judul Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah Menjadi Perseroan Terbatas. Hal ini bertentangan jika melihat Akta Notarisnya yang berjudul Pendirian Perseroan Terbatas mengingat di dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tidak mengenal perubahan bentuk, namun hanya mengenal pendirian, merger, akusisi, dan konsolidasi. Akan lebih baik jika dilakukan perubahan terhadap Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tersebut, dimana ditambahkan bagian/bab yang mengakomodir perubahan bentuk Badan Hukum menjadi Perseroan Terbatas, sehingga ke depannya tidak terjadi

7 pertentangan antara Perda yang dibentuk dengan Undang-undang Perseroan Terbatas; 2. Perbedaan Persepsi antara Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM mengenai jenis BUMN dan BUMD dalam proses perubahan bentuk badan hukum ini tidak lepas dari pandangan Kementerian Hukum dan HAM yang mengacu bahwa BUMN dan BUMD diatur dalam undang-undang yang berbeda, dimana BUMN diatur dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 sedangkan BUMD (saat itu) diatur dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah. Perbedaan persepsi ini menimbulkan kendala di sektor perpajakan. Akan lebih baik jika kedepannya BUMN dan BUMD diatur dalam satu payung hukum agar perbedaan persepsi ini dapat dihindari, sehingga proses perubahan bentuk badan hukum ini dapat berjalan dengan lancar.