Latar Belakang : Banyak bencana alam yang terjadi,menyebabkan banyak rumah penduduk rusak

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

Pengujian Tahan Gempa Sistem Struktur Beton Pracetak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Spesifikasi Benda Uji Benda Uji Tulangan Dimensi Kolom BU 1 D mm x 225 mm Balok BU 1 D mm x 200 mm

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III UJI LABORATORIUM. Pengujian bahan yang akan diuji merupakan bangunan yang terdiri dari 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelat dasar kolom mempunyai dua fungsi dasar : 1. Mentransfer beban dari kolom menuju ke fondasi.

Kinerja Hubungan Pelat-Kolom Struktur Flat Plate Bertulangan Geser Stud Rail dan Sengkang Dalam Menahan Beban Lateral Siklis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

BAB III. Dimensi bata yang biasa ditemui di lapangan dan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERILAKU BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH TINGGAL SEDERHANA TAHAN GEMPA CEPAT BANGUN DENGAN SISTEM OPEN FRAME ABSTRAK

BAB V. Resume kerusakan benda uji pengujian material dapat dilihat pada Tabel V-1 berikut. Tabel V-1 Resume pola kerusakan benda uji material

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai inovasi yang ditemukan oleh para ahli membawa proses pembangunan

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB I. - Ukuran kolom dan balok yang dipergunakan tidak memadai. - Penggunaan tulangan polos untuk tulangan utama dan sengkang balok maupun kolom.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicegah dengan memperkuat struktur bangunan terhadap gaya gempa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 5.1 Tegangan yang terjadi pada model 1.

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG KOLOM UNTUK RUMAH SEDERHANA TERHADAP BEBAN GEMPA DI PADANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERBANDINGAN BERBAGAI JENIS SAMBUNGAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN BALOK REDUCED BEAM SECTION DENGAN PROGRAM BANTU ABAQUS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus dan analisa, serta perbandingan

STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU GESER BALOK PADA SAMBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

COVER TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA DENGAN PELAT LANTAI ORTOTROPIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODIFIKASI PERENCANAAN UPPER STRUKTUR SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN JL. KERTAJAYA INDAH TIMUR SURABAYA

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP MEKANISME DAN POLA RETAK KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rangka kuda-kuda baja ringan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. struktur ini memiliki keunggulan dibanding dengan struktur dengan sistem

DAKTILITAS ELEMEN STRUKTUR JOINT KOLOM BETON BERTULANG DAN BALOK BAJA PADA GEDUNG BERTINGKAT TINGGI DI SURABAYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,1996).

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

PERILAKU SAMBUNGANBALOK-KOLOM PRACETAK TIPE PLAT AKIBAT BEBAN BOLAK BALIK

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENEMPATAN PENYAMBUNGAN PADA PERILAKU RANGKAIAN BALOK-KOLOM BETON PRACETAK BAGIAN SISI LUAR

TUGAS AKHIR RC OLEH : ADE SHOLEH H. ( )

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

STUDI EKSPERIMENTAL SAMBUNGAN KOLOM-KOLOM PADA SISTEM BETON PRACETAK DENGAN MENGGUNAKAN SLEEVES

KAJIAN EKSPERIMENTAL POLA RETAK PADA PORTAL BETON BERTULANG AKIBAT BEBAN QUASI CYCLIC ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI

PERENCANAAN BEAM-COLOUM JOINT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BETON PRATEGANG PARTIAL GEDUNG PERKANTORAN BPR JATIM TUGAS AKHIR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN STRUKTUR APARTEMEN MEGA BEKASI TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : ARIEF BUDIANTO No. Mahasiswa : / TSS NPM :

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

4.3.7 Model G (Balok Lintel) Pengujian dan Perilaku Histeresis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh: AGUNG PRABOWO NIM : D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. bangunan saat ini adalah : kayu, beton, dan baja. Pada mulanya, bangunan-bangunan

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

BAB I PENDAHULUAN. Konstruksi bangunan tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok dan

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WILAYAH I JAWA TIMUR MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkantoran, sekolah, atau rumah sakit. Dalam hal ini saya akan mencoba. beberapa hal yang harus diperhatikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PERBANDINGAN PERILAKU RANGKA BERPENGAKU SENTRIS DAN RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIS DENGAN KONFIGURASI V-TERBALIK AKIBAT BEBAN LATERAL GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Bab I Pendahuluan

Latar Belakang : Kebutuhan perumahan di Indonesia meningkat seiring pertumbuhan penduduk yang pesat. Banyak bencana alam yang terjadi,menyebabkan banyak rumah penduduk rusak

Latar Belakang : Oleh karena itu, pada penelitian ini akan difokuskan pada sambungan, terutama sambungan balok dan sambungan kolom.

Perumusan Masalah Bagaimana perilaku respon nonlinier sambungan pracetak Bagaimana bentuk dan sebaran kerusakan Bagaimana Kinerja sambungan pracetak

Tujuan Penelitian Mendapatkan perilaku respon nonlinier sambungan pracetak Mendapatkan bentuk dan sebaran kerusakan Mengetahui Kinerja sambungan pracetak

Batasan Masalah Tipe sambungan adalah dry joint Hanya meneliti sambungan balok dan sambungan kolom Sambungan menggunakan kombinasi pelat baja dan baut mur

Manfaat Memberikan suatu model sambungan balok dan sambungan kolom pada struktur beton pracetak rumah 1 lantai dan 2 lantai yang tahan gempa

Detail sambungan balok :

Penelitian ini diorganisasikan dalam tiga tahapan Tahap Persiapan Penelitian Tahap Pelaksanaan Penelitian Tahap Penulisan Laporan

MULAI A PERSIAPAN PENELITIAN : - Studi Literatur dan Dasar Teori Pembuatan Benda Uji PELAKSANAAN PENELITIAN STUDI ANALISIS AWAL : - Penentuan Variabel Penelitian - Penentuan Spesifikasi Benda Uji dan Instrumentasi Hasil Eksperimen Desain Benda Uji ANALISIS : - Perilaku Sambungan Balok - Perilaku Sambungan Kolom Persiapan Material dan Peralatan Kesimpulan A Diagram Alir Penelitian SELESAI

Tahap Persiapan Penelitian Persiapan Penelitian 1. Penentuan material beton pracetak yang akan digunakan 2.Komposisi beton 3.Menentukan dimensi balok dan kolom 4.Mempersiapkan persyaratan persyaratan peraturan yang berlaku 5.Penentuan lokasi sambungan balok dan sambungan kolom

Balok Pracetak untuk rumah 1 lantai Pelat baja Pelat baja Angker M13 4Ø10 ; Ø8-50 Angker M13 Baut M13 Ring Nut Detail Balok Tipe 1 Detail Sambungan Balok Tipe 1

Baut M13 E-70 Las sudut 5 31,4 Pelat baja t = 10 mm 25 Angker M13 150 E-70 Las sudut 5 150 50 60 50 250 170 250 Potongan Memanjang Sambungan balok pracetak Tipe 1

Balok Pracetak untuk rumah 2 lantai Pelat baja Pelat baja Angker M13 6D13 ; Ø8-50 Baut M13 Ring Angker M13 Nut Detail Balok Tipe 2 Detail Sambungan Balok Tipe 2

160 E-70 Las sudut 5 40,8 50 60 50 Pelat baja t = 10 mm 25 Angker M13 95 200 E-70 Las sudut 5 150 170 250 Potongan Memanjang Sambungan balok pracetak Tipe 2

Kolom Pracetak untuk rumah 1 lantai Baut M13 4Ø10 ; Ø8-50 Baut M13 Ring Nut Hole D13 Detail Kolom Tipe 1 Detail Sambungan Kolom Tipe 1

Profil L 40 x 40 x 4 Baut M13 5 E-70 Las sudut 25 150 230 Potongan Memanjang Sambungan kolom pracetak Tipe 1

Kolom Pracetak untuk rumah 2 lantai Baut M16 8D13 ; Ø8-50 Baut M16 Ring Nut Hole D16 Detail Kolom Tipe 2 Detail Sambungan Kolom Tipe 2

Profil L 50 x 50 x 5 Baut M16 5 E-70 Las sudut 25 200 230 Potongan Memanjang Sambungan kolom pracetak Tipe 2

Test Setup Push Actuator Beam 15/15 Column 15/15 Push Pull + - Test Setup Model Balok 15/15 Kolom 15/15

Actuator Push Column 15/15 Push Pull + - Column Connection Specimen Lateral Actuator Footing Test Setup Model Kolom 15/15 - Pondasi

Push Actuator Beam 15/20 Column 20/20 Push Pull + - Test Setup Model Balok 15/20 Kolom 20/20

Actuator Push Column 20/20 Push Pull + - Column Connection Specimen Lateral Actuator Footing Test Setup Model Kolom 20/20 - Pondasi

Tahap Penulisan Laporan Analisis Data Berbagai data penting yang terkait dengan tahap ini merupakan bahan masukan di dalam analisis formulasi, yaitu : Besarnya Pembebanan horizontal Perpindahan (displacement) Retak Awal Specimen Lelehnya tulangan longitudinal

Tahap Penulisan Laporan Beban Puncak Pola Retak specimen Kemampuan memikul beban Daktilitas Specimen Bentuk dan Pola Grafik Histeristik

Kekuatan memikul beban Daktilitasnya PENGAMBILAN KESIMPULAN Degradasi kekakuannya Deteriorasi kekuatannya Drift Ultimate Aspek kemudahan dan kesulitan pelaksanaan

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Hasil uji lentur untuk benda uji balok 15/15 (B1) didapatkan hasil yang memuaskan untuk nilai daktilitasnya. Hasil uji lentur untuk benda uji balok 15/20 (B2) didapatkan hasil yang kurang memuaskan untuk nilai daktilitas lendutannya., dikarenakan terjadi kegagalan pada sambungan las. Pada uji beban siklik pada sambungan balok 15/15 (BK1) serta balok 15/20 (BK2), retak awal terjadi pada balok beton bertulang di sekitar sambungan antara balok dengan kolom. Setelah terjadi beberapa retakan pada balok, kemudian disusul dengan retakan pada daerah kolom. Sambungan pracetak pada balok berperilaku sangat daktail. Daktilitas pada benda uji BK1 dan BK2 adalah daktilitas penuh, sedangkan pada benda uji BK2 termasuk daktilitas parsial. Beban puncak pada kedua benda uji terjadi setelah drift ratio 3,5 %.

Kesimpulan Pada uji beban siklik pada sambungan kolom 15/15 (KP1) serta kolom 15/20 (KP2), retak awal terjadi pada beton bertulang di sekitar sambungan antara kolom atas dengan kolom bawah. Nilai daktilitas yang dihasilkan oleh sambungan pracetak kolom juga sangat baik. Daktilitas lendutan pada benda uji KP1 adalah daktilitas parsial, sedangkan pada benda uji KP2 termasuk daktilitas penuh. Beban puncak pada kedua benda uji terjadi setelah drift ratio 3,5 %. Pelaksanaan dalam pemasangan sambungan pada benda uji balok sangat mudah dan relative tidak bermasalah, namun pelaksanaan pemasangan sambungan pada benda uji kolom relatif agak sulit dikarenakan lokasi lubang untuk pengencangan mur terlalu sempit.

Saran Pada tahap pelaksanaan, perlu diperhatikan saat proses pengelasan karena sambungan las tersebut dapat menentukan kegagalan sambungan secara keseluruhan. Untuk tahap selanjutnya perlu dilakukan perbandingan hasil uji eksperimental dengan perhitungan analitis untuk mendapatkan suatu perumusan yang sesuai serta modul yang efektif dan efisien.