BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan dituntut untuk mampu memberikan kontribusi nyata,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan SMK di Indonesia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR PERAWATAN KOPLING

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. dari luar siswa atau faktor dari lingkungan (Sudjana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk melanjutkan pendidikan tingkat yang lebih tinggi. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wenda Anggia Purnomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaksi yang dinamis

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya (Sanjaya,2005).

BAB I PENDAHULUAN. lulusannya kelak dapat memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan siswa secara optimal baik secara kognitif, afektif dan. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), secara mendasar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilaksanakan untuk kelulusannya. Siswa sekolah menengah. Sekolah, Ujian Nasional dan Uji Kompetensi siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. budaya kehidupan. Perkembangan pendidikan yang seharusnya terjadi tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang berkualitas pula.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Damayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu atau berkualitas tinggi. Demikian satu-satunya wadah kegiatan

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dituntut untuk mampu memberikan kontribusi nyata, berupa peningkatan kualitas pendidikan dan hasil belajar kepada masyarakat. Peningkatan mutu pendidikan dan hasil belajar mutlak dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Proses pembelajaran yang dilaksanakan di instansi pendidikan formal yang berupa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dilaksanakan tanpa membeda-bedakan siswa yang masuk ke SMK, sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika dan pandangan hidup Pancasila. SMK mempunyai kekhususan yang terletak pada mata pelajaran produktif. Seperti halnya mata pelajaran lain, standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran produktif juga perlu dikaji. Kegiatan kajian diusulkan agar dilakukan dengan melibatkan para praktisi pendidikan, praktisi ahli, dan praktisi industri, yang menuntut SMK melaksanakan proses pembelajaran dengan perbandingan materi dengan praktik yang berimbang, yaitu 40%:60% dengan pola link and match program. Tujuannya agar terjadi kesepadanan antara dunia pendidikan sebagai pemasok tenaga kerja (supply driven), dengan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI) sebagai pengguna tenaga kerja (demand driven). Dunia pendidikan harus mengadaptasi kompetensi keahlian dari dunia usaha dan dunia Dina Herdiana, 2011 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Learning Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

industri, sehingga terjadi penyesuaian kompetensi yang dibutuhkan pihak Industri dengan materi yang diaplikasikan di dunia pendidikan. Penerapan program ini di Dina Herdiana, 2011 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Learning Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

3 dunia SMK dikenal dengan sebutan Praktik kerja industri (Prakerin). Prakerin ditujukan untuk siswa, untuk mengaplikasikan ilmu pelajaran yang didapat di sekolah ke dunia usaha dan dunia industri. Lulusan SMK pada dasarnya dituntut untuk memiliki kompetensi dibidangnya. Kompetensi yang dimiliki lulusan SMK dapat diaplikasikan di dunia kerja dan dapat membekali untuk melajutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, selain itu juga diharapkan bisa membekali untuk membuka lapangan kerja (wirausaha). Mata pelajaran Kewirausahaan merupakan mata pelajaran adaptif yang diberikan kepada siswa SMK yang bertujuan agar siswa dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Isi mata pelajaran Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, siswa dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungannya. Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola usaha untuk membekali siswa agar dapat berusaha secara mandiri. Pembelajaran kognitif dilaksanakan pada mata pelajaran Kewirausahaan. Pembelajaran Kewirausahaan tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan proses pengolahan informasi. Pelaksanaan pembelajaran yang kurang bervariasi mengakibatkan suasana pembelajaran kurang kondusif, sehingga perhatian dan pemahaman siswa menjadi berkurang, yang menyebabkan

4 prestasi belajar kurang baik. Berikut adalah gambaran nilai mata pelajaran Kewirausahaan yang diperoleh siswa kelas XI di SMK Vijayakusuma tahun pelajaran 2010/2011. Tabel 1.1 Nilai Mata Pelajaran Kewirausahaan SMK Vijayakusuma tahun pelajaran 2010/2011 Kelas A Kelas B Nilai Kualifikasi Persentase Persentase Frekuensi Frekuensi (%) (%) 90 100 A 1 2,78 4 9,52 75 89 B 11 30,56 9 21,43 60 74 C 24 66,67 25 59,52 0 59 D 0 0 4 9,52 Jumlah 36 100 42 100 (Dokumen SMK Vijayakusuma Bandung, 2010) Berdasarkan tabel di atas, ternyata prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Kewirausahaan di kelas A dan kelas B masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat dari perolehan nilai A hanya 2,78%, atau satu orang untuk kelas A dari 36 siswa, dan 9,52% atau empat orang untuk kelas B dari 42 siswa. Perolehan nilai terbesar masih berada pada kualifikasi C, dengan perolehan nilai kelas A sebanyak 24 orang atau 66,67% dari 36 siswa, dan perolehan nilai kelas B sebanyak 25 orang atau 59,52% dari 42 siswa. Penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas yang terjadi adalah pembelajaran ceramah, hal ini menyebabkan tingkat aktivitas belajar siswa menjadi berkurang, karena siswa hanya menerima materi pelajaran dari guru. Penggunaan metode pembelajaran lain dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam proses penyampaian pelajaran, khususnya pada mata pelajaran

5 Kewirausahaan, karena metode pembelajaran pada dasarnya mampu meningkatkan aktifitas pembelajaran di dalam kelas. Metode pembelajaran yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan aktifitas siswa dapat dilakukan dengan cara kerja sama dan pertukaran pendapat, melalui latihan dan tugas dengan bekerja sama dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada siswa lain. Pembelajaran diprogram secara cermat serta dilakukan bimbingan kepada masing-masing kelompok, sampai siswa dapat berinteraksi dan menguasai materi yang didiskusikan. Metode tersebut adalah metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil untuk menetapkan tujuan bersama. Metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, selain itu dengan memperhatikan permasalahan tersebut, maka kiranya perlu dibuktikan melalui penelitian seberapa besar Pengaruh Pembelajaran Kooperatif model Jigsaw Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Kewirausahaan (Siswa Kelas XI SMK Vijayakusuma Kota Bandung). B. Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Adakah pengaruh yang signifikan dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw terhadap peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran kewirausahaan (siswa kelas XI SMK Vijayakusuma Kota Bandung)?

6 Lebih rinci masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana prestasi belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan dengan menggunakan pembelajaran ceramah? 2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar dan kreativitas siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan dengan menggunakan pembelajaran ceramah? 3. Seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan dengan menggunakan pembelajaran ceramah? 4. Bagaimana efektivitas pembelajaran kooperatif model Jigsaw yang diterapkan pada mata pelajaran Kewirausahaan? C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran Kewirausahaan, pada kompetensi dasar menganalisis peluang usaha adalah metode pembelajaran Kooperatif model Jigsaw dan metode pembelajaran ceramah. 2. Bagaimana tingkat keefektifan penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw pada mata pelajaran Kewirausahaan, pada kompetensi dasar menganalisis peluang usaha dilihat dari prestasi belajar dan kreativitas siswa.

7 3. Bagaimana perbedaan prestasi belajar siswa antara kelas dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dengan kelas yang menggunakan metode ceramah pada mata pelajaran Kewirausahaan, pada kompetensi dasar menganalisis peluang usaha. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw terhadap prestasi belajar siswa. Secara lebih khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya: 1. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Kewirausahaan, pada kompetensi dasar menganalisis peluang usaha dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah. 2. Perbedaan peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Kewirausahaan, pada kompetensi dasar menganalisis peluang usaha, antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dengan kelas yang menggunakan pembelajaran ceramah. 3. Perbedaan kreativitas siswa antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dengan kelas yang menggunakan pembelajaran ceramah. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut:

8 1. Manfaat bagi guru Menciptakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar dan menambah wawasan serta ilmu pengetahuan untuk meningkatkan pemahaman tetang penggunaan metode pembelajaran yang efektif digunakan di dalam kelas. 2. Manfaat bagi siswa Memberikan pengalaman baru dalam porses pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi interaksi dan kerjasama yang positif antara siswa. 3. Manfaat bagi peneliti Memberikan informasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw. F. Definisi Operasional Untuk memperjelas perumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya maka berikut ini dijelaskan definisi operasional, yaitu sebagai berkut: 1. Pengaruh dalam penelitian ini dapat diartikan data yang ada akibat adanya suatu perlakuan berupa penerapan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw. 2. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw adalah suatu metode pembelajaran kelompok yang beranggotakan 4 6 orang dengan kemampuan yang heterogen. Masing-masing anggota kelompok membaca bagiannya, kemudian siswa dari kelomok mendiskusikan bagian mereka. Setelah selesai meereka kembali ke kelompok semula dan secara bergantian menjelaskan bagian mereka kepada anggota kelompok asal. (Slavin, 2010: 236).

9 3. Prestasi belajar adalah salah satu bukti yang menunjukan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot/nilai yang berhasil diraihnya. Menurut Winkel (1996). Suatu keberhasilan belajar dilihat dari perubahan kualitas siswa terhadap kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, pendapat Bloom (Sagala, 2010: 34). 4. Mata pelajaran Kewirausahaan adalah suatu mata pelajaran yang didalamnya membahas dan menyampaikan materi keterampilan siswa dalam berwirausaha. G. Sistematika Penulisan Sistematika berperan sebagai panduan agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka dilakukan pembagian penulisan ke dalam beberapa bab sebagai berikut: BAB I Pendahuluan berisikan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teoritis menjelaskan teori-teori yang mendukung kepada proses pembelajaran, konsep pembelajaran kooperatif model Jigsaw, tinjauan mata pelajaran, hipotesis dan anggapan dasar. BAB III Metodologi Penelitian menjelaskan metodologi penelitian, di mana mencakup metode penelitian, desain penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, pengujian instrumen penelitian,

10 hasil analisis instrumen, teknik analisis data, pengujian hipotesis, dan perhitungan N-Gain. BAB IV Hasil dan Pembahasan Penelitian berisikan tentang hasil penelitian yang mencakup penelitian, deskripsi hasil penelitian, analisis hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian. BAB V Simpulan dan Saran berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.