BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
Ichsan Ahmadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

T U G A S A K H I R 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Aquatic Arena di Yogyakarta

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

SEBAGAI TESTOR TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD, SMP SE KABUPATEN SLEMAN DALAM RANGKA PENELITIAN SPORT DEVELOPMENT INDEX (SDI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan watak dan kepribadian yaitu sikap sportivitas dan disiplin. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEMARANG INLINE SPEED SKATE AREN

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sehari-hari, walaupun kini berbagai krisis melanda bangsa kita.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENIS DI KAWASAN KEMAYORAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. (

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. ii Denpasar Aquatic Centre

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Redesain. Stadion. Satria. Integrasi. Fasad. Tabel I.1.1 Pengertian Judul Proyek

KOMPLEK OLAH RAGA DI TANGGERANG

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SPORT CENTER DI PANTAI MARINA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

TUGAS AKHIR 135 STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arjuna Joi Bowl & Pool Arjuna Joi Bowl & Pool

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GELANGGANG OLAH RAGA DIKABUPATEN KENDAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. 1 Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

STADION RENANG DI KAWASAN GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2006/2007

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN PUSAT PELATIHAN NASIONAL ATLET PARALIMPIK I - 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

AQUATIC CENTER DI JAKARTA DENGAN PENEKANAN DESAIN HIGH TECH ARCHITECTURE

Revitalisasi GOR Trilomba Juang Semarang

TUJUAN JENIS KEGIATAN. Latar Belakang Pemilihan OBJEK

Konsep perencanaan dan perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

UNIVERSITAS DIPONEGORO STADION AKUATIK DI BANDUNG TUGAS AKHIR ICHSAN AHMADI FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEMARANG

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

BAB II PROFIL INSTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PROPOSAL PENGAJUAN DANA HIBAH TAHUN ANGGARAN 2019

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

KOMPLEKS OLAHRAGA SURABAYA DI JAWA TIMUR Penekanan Desain Arsitektur High - Tech

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sesudah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan ( sumber : sensus penduduk 2010 ). Semarang mempunyai Gelanggang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

BAB I PENDAHULUAN SOLO RACQUET SPORTS CENTER

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sepak Bola: Stadion: a. b.

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

RELOKASI GELANGGANG OLAHRAGA TRILOMBA JUANG SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Hi Tech

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. FIDE (Federation Internasional Des Echecs). Hingga sekarang FIDE. mencapai 156 federasi dari seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GEDUNG PERSATUAN BULUTANGKIS SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana sesuai dengan semboyan Yunani Kuno yang berbunyi : Orandum est ut sit,

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun Softball di

REDESAIN STADION SEPAKBOLA KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Olahraga Renang di Indonesia Prestasi Indonesia di bidang Olahraga akhir-akhir ini semakin menurun.selamaini Indonesia hanya mengandalkan cabang olahraga bulu tangkis untuk mengukir prestasi di pentas olahraga Internasional. Namun, menurut kabar berita yang kami baca dari situs olympicgames.org, olahraga bulutangkis mulai tahun 2012 dimana saat itu olimpiade dilaksanakan di kota London rencananya tidak akan dipertandingkan lagi. Isu ini jika benar terjadi tentunya akan membuat Indonesia semakin kehilangan prestasi di pentas olahraga Internasional. Seperti kita tahu pada 5 pergelaran Olympiade 1992-2008, Indonesia selalu bisa mendapatkan 1-2 emas yang semuanya didapatkan dari olahraga bulutangkis.lalu jika bulutangkis tidak lagi dipertandingkan, apakah Indonesia untuk ke depannya tidak mampu lagi mendapatkan emas olimpiade. Dari sini kami melihat adanya suatu alternatif lain untuk mengembangkan olahraga Indonesia. Kami merasa bahwa masalah minimnya prestasi itu bisa sedikit diperbaiki melalui olahraga renang.pada olimpiade tahun 1996 dan tahun 2000 kita mampu meraih medali perunggu di cabang renang melalui Richard Sam Bera.Namun setelah itu olahraga renang tak pernah lagi menyumbangkan medali.banyak yang mengatakan minimnya prestasi di bidang olahraga renang ini dikarenakan minimnya kegiatan perlombaan renang dalam negri.hal ini sebagai imbas minimnya fasilitas berupa aquatic center dalam negri dan kalaupun ada, fasilitas yang ada di dalamnya masih kurang mampu untuk mengakomodasi segala kegiatan kompetisi renang. Hal inilah yang memicu kami untuk menghadirkan sebuah Nasional Aquatic center yang memiliki fasilitas yang sama dengan yang dimiliki oleh kota-kota penyelenggara olimpiade seperti Water cube di Beijing, Aquatic olympic park di Sydney atau national aquatic center milik London yang masing-masing memilki fasilitas lengkap seperti adanya ruang kendali penyiaran, ruang konferensi pers dan tribun vip. Selain itu olahraga renang juga sangat baik bagi kesehatan dan bisa memperbaiki penampilan seperti menambah tinggi badan dan menurunkan berat 1

badan. Inilah juga yang mendasari kami untuk mampu menghadirkan suatu tempat untuk mengembangkan olahraga renang baik untuk membangunkan kembali geliat 1.1.2 Kebutuhan olahraga bagi manusia Dewasa ini peran olahraga makin penting dan strategis dalam kehidupan era global yang penuh perubahan, persaingan, dan kompleksitas.hal tersebut menyangkut pembentukan watak dan kepribadian bangsa serta upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkesinambungan.olahraga telah terdapat dalam berbagai bentuk di dalam semua kebudayaan yang paling tua sekalipun. Olahraga dapat dilakukan sebagai latihan, pendidikan, hiburan, rekreasi, prestasi, profesi, politik, bisnis, industri, dan berbagai aspek lain dalam kebudayaan manusia. Bagi suatu negara, olahraga yang dilaksanakan dan diselenggarakan dengan baik akan dapat memberikan pengaruh yang besar bagi harkat dan martabatnya di dunia internasional. Olahraga juga merupakan sarana yang efektif dan efisien untuk meningkatkan disiplin dan tanggung jawab, kreativitas dan daya inovasi, serta mengembangkan kecerdasan.hal itu telah dibuktikan dalam berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli. Secara lebih terarah upaya-upaya pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional di bidang olahraga telah tertuang dalam Ketetapan MPR RI No II/MPR/1999 tentang GBHN yang meliputi 6 pokok kebijakan yaitu: 1. Pertama, pembinaan dan pengembangan olahraga yang merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia diarahkan pada peningkatan kesegaran jasmani, mental dan rohani masyarakat, serta ditujukan untuk membentuk watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional. 2. Kedua, gerakan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat terus ditingkatkan agar lebih meluas dan merata di seluruh pelosok tanah air untuk menciptakan budaya berolahraga dan iklim yang sehat yang mendorong peran serta aktif masyarakat dalam meningkatkan prestasi olahraga. Perlu ditumbuhkan sikap masyarakat yang sportif dan bertanggungjawab dalam semua kegiatan keolahragaan. 3. Ketiga, dalam upaya peningkatan prestasi olahraga perlu terus dilaksanakan pembinaan olahragawan sedini mungkin melalui pencarian dan pemantauan, 2

pembibitan, pendidikan, dan pelatihan olahraga prestasi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi secara efektif dan efisien serta peningkatan kualitas organisasi keolahragaan baik di tingkat pusat maupun daerah. 4. Keempat, perbaikan gizi olahragawan, penyempurnaan metode pelatihan, dan penggunaan peralatan olahraga perlu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara tepat. Perlu pula ditingkatkan penanaman nilai budaya yang mampu menumbuhkan dan meningkatkan sportivitas, disiplin, motivasi meraih prestasi, dan sikap pantang menyerah serta bertanggungjawab dalam mengejar keunggulan olahraga yang menjunjung tinggi nama dan kehormatan bangsa dan negara. 5. Kelima, penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang memadai di lingkungan sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, serta dilingkungan pekerjaan dan pemukiman yang dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun peran serta masyarakat perlu dilanjutkan dan ditingkatkan agar pembibitan olahragawan dan pembinaan olahraga dapat lebih meningkat dan merata diseluruh pelosok tanah air serta mencakup segenap umur, baik pria maupun wanita meliputi anak, remaja, pemuda, penduduk usia lanjut dan penyandang cacat. Penyediaan sarana prasarana olahraga, termasuk kesehatan olahraga, penyediaan fasilitas pendidikan guru dan pelatih olahraga serta penyelenggaraan latihan dan sistem pembinaan olahraga lebih dikembangkan secara profesional. 6. Keenam, olahragawan, pelatih, dan pembina yang berprestasi perlu diberi perhatian khusus dan penghargaan yang wajar untuk meningkatkan semangat dan motivasi dalam memacu prestasi yang lebih tinggi. Khusus bagi olahragawan berprestasi perlu ada penanganan yang mendasar dan melembaga terutama untuk dapat memberikan jaminan bagi masa depannya. 1.1.3 Permasalahan dan Kondisi Umum Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi dengan kawasan air yang cukup luas.berenang bukan lagi merupakan suatu pilihan bagi masyarakat setempat untuk dapat dilakukan.olahraga ini menjadi olahraga yang penting untuk dapat dilakukan oleh penduduk karena pada jamannya, mereka harus menggunakan transportasi air untuk mencapai tempat-tempat lain dalam satu pulau. Beberapa tahun belakangan, olahraga renang menjadi salah satu potensi yang dimiliki kota Palangkaraya yang dapat menghasilkan atlet-atlet berbakat. Namun 3

sayangnya, fasilitas kolam renang yang ada tidak memenuhi standar.sehingga sulit untuk mendorong pemuda pemudi agar dapat memaksimalkan kemampuan yang mereka punya. Pada tahun 2005, Palangkaraya berhasil melahirkan perenangpenerang berbakat dari kota Palangkaraya untuk mengikuti perlombaan. Baik perenang pria maupun wanita dikirim mulai dari ke Surabaya sampai pada perlombaan tingkat nasional di Sumatera. Selain itu, bagi penduduk di kota Palangkaraya ini sendiri juga lebih banyak memilih melanjutkan hidup (mencari pekerjaan dan melanjutkan studi) ke kotakota besar. Karena pada prinsipnya bisa dikatakan kota ini tidak begitu pesat perkembangannya. Salah satu contohnya adalah adanya suatu kawasan di Jalan Tjilik Riwut yang pada dasarnya merupakan kawasan dimana fasilitas keolahragaan dibangun.terdapat lapangan golf yang cukup luas, terdapat stadion olah raga, dan satu-satunya kolam renang dengan ukuran standar nasional yang tidak maksimal dari segi maintenance. Sebagai contoh, air yang ada di kolam renang Isen Mulang hanya dicuci dengan filter selama beberapa tahun. Sedangkan di sisi lain, Palangkaraya merupakan salah satu kota di Kalimantan yang memiliki kondisi air yang tidak bagus. Air yang dikonsumsi masyarakat bersumber dari sungai Kahayan, sungai terbesar yang paling dekat dengan pusat kota. Air yang berada di sungai ini pun berwarna kecokelatan, keruh dan cukup berbau.sehingga dapat dipastikan air tersebut tidak sehat.terlebih lagi tenggat waktu untuk pembersihan kolam masuk pada kategori yang buruk untuk kondisi air pada saat ini.sehingga air yang yang berada di kolam renang Isen Mulang berwarna hijau dan kondisinya keruh.selain persoalan air dalam kolam, tempat bilas dan ruang ganti pengunjung pun tidak terawat dengan baik.di lantai maupun dindingnya terasa licin karena lumut yang menempel. Dan kualitas air untuk bilasnya pun kurang baik. Banyak pengunjung yang akhirnya membawa air dalam kemasan botol mineral untuk membilas tubuh mereka agar terhindar dari penyakit kulit yang sering diderita pengunjung, diantaranya gatal-gatal dan jamur di kulit. Contoh lainnya adalah konisi fisik bangunan yang seadanya, tidak ada tribun untuk menonton, lantai sekitar kolam licin dan ada yang berlumut, tidak ada spotspot tertentu bagi perenang untuk meletakkan pakaian ganti dan barang-barang mereka.fasilitas untuk parkir ada, hanya sebuah lapangan tidak begitu luas dan tidak tertata dengan baik. 4

Lokasi kolam renang cukup jauh dari jalan utama dan tidak ada faslitas tambahan apapun sepanjang jalan masuk dari jalan utama ke lokasi. 1.1.4 Olahraga Renang di Palangkaraya Palangkaraya merupakan kota serta ibukota dari provinsi Kalimantan Tengah yang yang mempunyai populasi Kota ini memiliki luas wilayah 2.400 km² dan berpenduduk sebanyak 220.962 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 92.067 jiwa tiap km² (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Di Kota Palangkaraya terdapat sungai besar yang membentang ditengahnya, yaitu Sungai Kahayan. Dengan adanya sungai ini, masyarakat kota palangkaraya identik dengan prestasi olahraga yang identik dengan air. Diantaranya adalah Dayung dan Renang.Di Kedua olahraga ini, Kota Palangkaraya adalah langganan penyumbang atlet jika ada event olahraga yang bersifat Regional maupun Nasional bagi kontingen Kalteng.Tapi sayangnya ini tidak di ikuti dengan pembangunan fasilitas yang kurang mumpuni.padahal Kalimantan Tengah merupakan daerah yang di aliri sungai yang dimana banyak melahirkan manusia bibit bibit bakat alam olahraga air yang belum terasah. Dengan dibangunnya fasilitas olahraga air, bisa diharapkan bibit bibit alam olahraga air tersebut dapat dilatih dan dipoles dengan teknik yang benar serta di biasakan dengan arena tanding yang sebenarnya akan menjadi atlet yang bisa dihandalkan. Khususnya olahraga Renang.Kenapa?Karena olahraga ini mempunyai arena tanding yang kurang memenuhi ketentuan standart, yaitu Kolam renang. Atlet Atlet renang kota Palangkaraya berlatih di kolam renang yang keadaanya kurang standart. Standart yang dimaksudkan disini adalah mempunyai panjang, lebar, serta kedalaman yang sudah ditentukan oleh Badan Standarisasi Nasional yang sudah tertuang dalam ketentuan standar pembangunan kolam renang buat Perlombaan, Pemasalan, serta pemandian. Meskipun dalam arena yang kurang memenuhi standar yang telah ditentukan, Atlet Atlet Renang kota Palangkaraya mampu menunjukan kualitasnya dalam event event olahraga yang bersifat nasional. Cantohnya saja Arda Putera yang berhasil menembus 12 besar waktu terbaik gaya dada dalam Pekan Olahraga dan seni pada tahun 2005 di Surabaya. Dengan dibangunnya Kolam renang yang sudah memenuhi standart serta fasilitasnya diharapkan dapat menjadi tempat memoles Atlet dan memaksimalkan latihan yang didapat para Atlet renang kota Palangkaraya(mohon di koreksi bahasanya). Serta dapat mendukung terselenggaranya event-event olahraga renang 5

kelompok umur tingkat provinsi dan nasional atau event Olahraga yang menampilkan salah satu cabangnya adalah Cabang renang di Kalimantan Tengah khususnya di Kota Palangkaraya. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.2.1 Rumusan Masalah Non Arsitektur 1. Bagaimana menarik pengunjung agar mau melakukan kegiatan renang di stadion renang? 2. Apa Fasilitas yang diperlukan untuk menarik pengunjung? 3. Bagaimana stadion renang ini dapat terwujud dengan baik? 1.2.2 Rumusan Masalah Arsitektur 1. Tidak adanya venue yang dapat mewadahi kegiatan renang olimpiade setaraf internasional di Kota Palangkaraya 2. Bagaimana program dan organisasi ruang yang diperlukan untuk Stadion Renang berskala Internasional (termasuk jumlah dan ukuran kolam renang berdasar fungsinya)? 3. Bagaimana sistem Utilitas pada Stadion Renang dapat memenuhi unsur bangunan hijau? 1.3 TUJUAN PENULISAN 1. Mendesain atau merancang sebuah venue olahraga khususnya cabang renang, loncat indah 2. Meningkatkan animo masyarakat untuk lebih menyukai olahraga terutama bidang olahraga air 3. Merumuskan landasan konseptual dan perancangan dengan pendekatan analogi arsitektur pada stadion renang untuk menyelesaikan elemen fisik yang bersifat dinamis. 1.4 SASARAN Ada beberapa hal yang nantinya menjadi lingkup pelayanan obyek studi, diantaranya : 6

1. Sebagai tempat penyelenggaraan olahraga air seperti renang, renang indah dan loncat indah untuk kegiatan multieven olahraga seperti PON, olimpiade dan SEA Games yang berlangsung di kota Palangkaraya 2. Sebagai pusat untuk mewadahi pembinaan dan pelatihan atlet-atlet olahraga air di dalam negri di antaranya dengan mewadahi segala kegiatan seperti : a) mendirikan sebuah klub olahraga air b) Mendidik dan melatih para atlet olahraga air c) Mengadakan kompetisi olahraga air dalam negri untuk meningkatkan daya saing para atlet d) Melakukan penelususran minat dan bakat sejak dini terhadap siswa setingkat SMP untuk nantinya diproyeksikan menjadi seorang atlet nasional 3. Terdapat fasilitas berupa tempat duduk penonton dan kantor-kantor yang nantinya akan ditempati oleh pengurus organisasi olahraga air cabang Kalimantan Tengah. 4. Terdapat pula tempat-tempat komersil seperti kafe, counter loket, dan semacam counter shop and gift yang di dalamnya dijual barang-barang yang berkaitan dengan olahraga air dan atletnya misalnya kostum atlet renang. 1.5 METODE PENULISAN 1.5.1 Pengamatan Tidak Langsung Pengumpulan materi dan data secara tidak langsung diperoleh melalui : Literatur-literatur seperti buku dan internet Studi kasus mengenai bangunan yang memiliki fasilitas umum dan standar serupa Studi literatur mencakup tinjauan umum kolam renang dan tinjauan pendekatan 1.5.2 Pengamatan Langsung Pengamatan tidak langsung dilakukan dengan melakukan survei ke tempat objek kolam renang yang sudah ada dan melakukan studi banding mengenai objek dengan teori standar yang ada mengenai kolam renang standar nasional. 7

1.5.3 Analisis Analisis dilakukan dengan menguraikan dan mengkaji data sert informasi yang di dapat yang akan digunakan sebagai bahan acuan dalam menyusun konsep. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I Pendahuluan Memaparkan latar belakang masalah yang terjadi di kota Palangkaraya, tujuan dan metode penulisan, serta sasaran pembahasan dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Teori Memaparkan teori-teori yang mendasari sebuah venue atau bangunan. Dalam hal ini adalah kolam renang yang berbentuk stadion. Selain itu memaparkan teori arsitektur hijau termasuk prinsip-prinsip bangunan hijau. BAB III Rona Wilayah Memaparkan kondisi wilayah Palangkaraya secara umum (makro) maupun secara khusus (mikro), kemudian kondisi eksisting lokasi yang dipilih. Termasuk rotasi matahari dan akses atau sirkulasi dalam site. BAB IV Analisis Pada tahap ini, kondisi kawasan maupun site diolah dan di analisis, termasuk korelasi hubungannya dengan teori yang ada. Analisis mengenai prinsip arsitektur hijau yang paling tepat dan banyak digunakan pada perancangan venue stadion renang di Kota Palangkaraya. BAB V Konsep Perencanaan dan Perancangan Ini merupakan tahap akhir dari semua tahapan. Berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari korelasi hubungan antara teori yang ada dan tahap analisis. Sehingga didapatkan konsep perencanaan dan perancangan gedung stadion renang di Kota Palangkaraya. 8