Adalah keseluruhan jumlah industri yang ada di Tasikmalaya baik industri besar maupun sedang. Data operasional

dokumen-dokumen yang mirip
Davidson (MWD) yang bertujuan untuk menentukan apakah model yang

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

Weria ekonomi merupakan sekumpuku, rasionalisasi ekonomi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

BAB III METODE PENELITIAN. menguji hipotesa penelitian. Bab ini mengungkap desain metode penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya menghasilkan hasil analisis dengan numeric (angka) yang akan diolah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BABV METODE PENELITIAN. oleh Bank Indonesia dalam kurun waktu Bank Indonesia dalam kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder tahunan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI ANALISIS DATA Deskriptif Industri Gerabah di Desa Bangunjiwo. dilakukan berdasarkan hasil jawaban yang diperoleh dari responden yang

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series)

BAB III METODE PENELITIAN. dan tujuan penelitian seperti yang telah disampaikan sebelumnya, maka metode

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 sampai dengan 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Unit. tercatat di BEI pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

Analisis pengaruh biaya promotional mix terhadap volume penjualan pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta. Indah Wulansari F BAB I

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. dan yang tidak dipublikasikan. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, EKSPOR DAN INFLASI TERHADAP PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) KALIMANTAN TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah indeks pembangunan manusia di Indonesia

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Lampung, Disperindag Provinsi Lampung, jurnal-jurnal ekonomi serta dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia ( Bank

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penentuan Variabel dan Devinisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... ii. Halaman Pengesahan Skripsi... iii

Transkripsi:

46 BABV METODE PENELITIAN 5.1. Metode Penelitian 5.1.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan tiga variabel bebas yaitu Jumlah Industri, Jumlah Penduduk dan PDRB serta dummy variabel kebijakan otonomi daerah. Data sekunder ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). 5.1.2. Definisi Variabel a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber pendapatan yang diandalkan oleh pemerintah di tingkat II, sebab dana ini benar-benar digali dari daerah itu sendiri dan dapat dimanfaatkan sepenuhnya guna menunjang kelancaran pembangunan di daerah. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalya berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk ribuan rupiah. b. Jumlah Industri Adalah keseluruhan jumlah industri yang ada di Kabupaten Tasikmalaya baik industri besar maupun sedang. Data operasional

47 yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalya berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk buah c. Jumlah Penduduk Adalah keseluruhan jumlah penduduk yang ada di Kabupaten tasikmalaya. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk jiwa. d. PDRB per Kapita Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator ekonomi makro yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan perekonomian suatu wilayah. Dengan mengamati angka-angka Produk Domestik Regional (PDRB) akan dapat diketahui besamya peranan dari masing-masing sektor perekonomian yang nantinya dapat di ketahui apakah suatu wilayah itu pertanian, industri, jasa dan sebagainya. Secara umum Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah (produk) yang ditimbulkan oleh berbagai sektor usaha yang melakukan usaha suatu daerah (regional) tanpa memperhatikan pemilikan atas faktor produksi. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalya berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan dalam bentuk juta rupiah.

48 5.2. Metode Analisis Data 5.2.1. Metode Regresi Kuadrat Terkecil Analisis data yang dilakukan dengan Metode Regresi Kuadrat Terkecil/OLS (ordinary least square), dengan fungsi Pendapatan Asli Daerah = f ( Jumlah Industri, Jumlah Penduduk dan PDRB serta variabel dummy), maka persamaan regresi liniernya adalah : Y = p0 + PiXi + (32X2 + p3x3+ Dm + e Keterangan: Y = Pendapatan Asli Daerah (ribuan rupiah) Xi = Jumlah Industri ( buah ) X2 = Jumlah Penduduk (Jiwa ) X3 Dm = PDRB Gutaan rupiah) = Dummy variabel untuk melihat adanya pengaruh otonomi daerah terhadap penerimaan daerah. Dm = 0 (sebeium adanya otonomi daerah) Dm = 1 (setelah adanya otonomi daerah ) (3o = Konstanta regresi Pi, p2, P3 e = Koefisien regresi = Kesalahan pengganggu 5.2.2. Pemilihan Model Regresi Pemilihan model regresi ini menggunakan uji Mackinnon, white and Davidson (MWD) yang bertujuan untuk menentukan apakah model yang akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Persamaan

49 matematis untuk model regresi linier dan regresi log linier adalah sebagai berikut: Linier * Y =Po+ p, X +p2x2 +p3 X3 +B4Dm +e Log Linier -» ]ny =Po +p, X],nXl +fc,nx2 +fc InX3 + p4 Dm + e Untuk melakukan uji MWD ini kita asumsikan bahwa Ho :Yadalah fungsi linier dari variabel independen X(model linier) HI :Yadalah fungsi log linier dari varibel independen X(model log linier) Adapun prosedur metode MWD adalah sebagai berikut: 1. Estimasi model linier dan dapatkan nilai prediksinya {fitted value) dan selanjutnya dinamai F,. 2. Estimasi model log linier dan dapatkan nilai prediksinya, dan selanjutnya dinamai F2. 3. Dapatkan nilai Z, =In F,-F2 dan Z2 =antilog F2-F, 4. Estimasi persamaan berikut ini: Y=a0 +aix1+a2x2+ a3x3+a4dm + a5z1 +e Jika Z, signifikan secara statistik melalui uji t maka kita menolak hipotesis nul dan model yang tepat untuk digunakan adalah model log linier dan sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima hipotesis nul dan model yang tepat digunakan adalah model linier.

50 5. Estimasi persamaan berikut: Y = a0 + ai Inxi + a2 lnx2 + a3 lnx3 + a4 Dm + a5 z2 + e Jika Z2 signifikan secara statistik malalui uji t maka kita menolak hipotesis alternatif dan model yang tepat untuk digunakan adalah model log linier dan sebaliknya jika tidak signifikan maka kita menerima hipotesis alternatif dan model yang tepat untuk digunakan adalah model linier. (Agus Widarjono ; 2005) Selanjutnya untuk mengetahui keakuratan data maka perlu dilakukan beberapa pengujian : a. Uji T Statistik Uji T statistik melihat hubungan atau pengaruh antara variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. (Gujarati; 1999). 1. Hipotesis yang digunakan : a. Jika Hipotesis positif Ho : pi < 0 Ha : pi > 0 b. JikaHipotesis negatif Ho : pi > 0 Ha : pi < 0

51 2. Pengujian satu sisi Jika T tabel > t hitung, Ho diterima berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika T tabel < t hitung, Ho ditolak berarti variabel independen secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. (Gujarati; 1999) b. Uji F statistik Pengujian ini kan memperlihatkan hubungan atau pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen, yaitu dengan cara sebagai berikut : (Gujarati; 1999). Ho : pi = 0, maka variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel independen. Ha : pi = 0, maka variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Hasil pengujian adalah : Ho diterma (tidak signifikan ) jika F hitung < F tabel (df= n - k) Ho ditolak ( signifikan ) jika F hitung > F tabel (df= n - k) Dimana: K : Jumlah variabel N : Jumlah pengamatan

52 c. Koefisien Determinasi (R~) R2 menjelaskan seberapa besar persentasi total variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh model, semakin besar R semakin besar pengaruh model dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, suatu R2 sebesar 1 berarti ada kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel yang menjelaskan (Gujarati ; 1999). d. Pengujian asumsi klasik Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah model yang diteliti akan mengalami penyimpangan asumsi klasik atau tidak, maka pengadaan pemeriksaan terhadap penyimpangan asumsi klasik tersebut harus dilakukan : (Gujarati; 1999). 1. Autokorelasi Adalah keadaan dimana faktor-faktor pengganggu yang satu dengan yang lain saling berhubungan, pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW), yaitu dengan cara membandingkan antara DW statistik ( d ) dengan dl dan du, jika DW statistik berada diantara du dan 4-dU maka tidak ada autokorelasi.

53 Autokorelas Positif ragu-ragu tidak ada autokorelasi ragu-ragu autokorelasi negatif 0 d, du 2 4-du 4-d, 4 Gambar 5.1. Statistik Durbin-Watson d Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan jelas dalam gambar 5.1 berikut ini : Tabel 5.1. Uji Statistik Durbin-Watson Nilai Statistik Hasil 0<d«ll dl<d<du du<d<4-du 4-du<d<4-dl 4-dl<d<4 Menolak hipotesis nul; ada autokorelasi positif Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan Menerima hipotesis nul; tidak ada autokorelasi positif/negatif Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan Menolak hipotesis nul; ada autokorelasi negatif (Agus Widarjono; 2005) Atau dengan cara lain untuk mendeteksi adanya auto korelasi dalam model bisa dilakukan menggunakan uji LM atau lagrange Multiplier. Salah satu cara untuk menghilangkan pengaruh autokorelasi tersebut adalah dengan memasukkan lag variabel dependen kedalam model regresi. Misalnya pada model regresi:

54 Y = a + bixi + b2x2 +b3x3 + b4dm + e yang diyakini terdapat autokorelasi, untuk menghilangkan pengaruh autokorelasi dalam model regresi tersebut dapat dilakukan dengan memasukkan lag variabel dependen (Y) ke dalam model sehingga model regresi tersebut menjadi: Y = a + b X, + b2x2 + b3x3 + b4dm + b5y (t_,). (Gujarati; 1999) 2. Multikolinearitas Adalah hubungan yang terjadi diantara variabel-variabel independen, pengujian terhadap gejalamultikolinearitas dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien determinasi parsial, (r2) dengan koefisien determinasi majemuk (R) regreasi awal atau yang disebut dengan metode Klein rule of Thumbs. Jika r2 < R2 maka tidak ada multikolineraitas. (Gujarati; 1999) 3. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat ( Ui2) dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Dapatkan nilai R untuk

55 menghitung %2, di mana y2 = Obs*R square ( Gujarati, 1995, hal.379). Uji White Test Uji Hipotesis untuk menentukan ada tidaknya heterokedastisitas. Ho : pi = p2 =...= pq= 0, Tidak ada heterokedastisitas Ha : pi i- p2 ±...4- Pq 4-0, Ada heterokedastisitas Perbandingan antara Obs*R square ( %2 -hitung )dengan X2 -tabei, yang menunjukkan bahwa Obs*R square ( y2.hitung )< X2 tabei, berarti Ho tidak dapat ditolak. Dari hasil uji White Test tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada heterokedastisitas. Sedangkan jika nilai Obs*R square ( %2 - hitung) > X^ -tabei, berarti Ho dapat ditolak. Dari hasil uji White Test tersebut dapat disimpulkan bahwa ada heterokedastisitas