BAB I PENDAHULUAN. maknanya, merupakan tujuan pengajaran. Adapun literasi mencakup berpikir,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan ibadah shalat yang dilakukan dengan benar-benar akan membentuk. manusia yang beriman dan bertaqwa serta berbudi luhur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yg tertulis (dengan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya di pesantren-pesantren dan

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE TERJEMAH BAHASA ARAB DI MAN 1 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah mengenai peran dan tanggung jawab guru. Guru sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

أ ط ل ب ال ع ل م م ن ال م ھ د إ ل ى ال لح د

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, maupun dengan bangsa tertentu. Adapun bahasa Arab merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diciptakan Allah SWT dengan segala potensi yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya dengan jalan membina potensi yang bersifat rohani (pikir, rasa,

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dengan mulai diterapkannya kurikulum KTSP Tahun 2006, dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan kegiatan belajar mengajar, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. komponen, seperti guru, murid, bahan ajar dan sarana lain yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan non formal atau masyarakat. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. awalnya tidak berkompeten akan menjadi manusia yang lebih berkompeten dan

Keluhan Pemuda Karena Tidak Dibangunkan Orang Tuanya Untuk Shalat Fajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar dapat. mengerti dan untuk dapat memecahkan suatu masalah.

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagaimana hadist Rasulullah S.AW yang berbunyi: Artinya : Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shalat adalah salah satu rukun Islam yang kedua. Shalat merupakan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB I PENDAHULUAN. formal dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana,

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya inpit secara

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. sekolah minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dalam

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan baik bagi anak maupun bagi masyarakat. 2. berupaya untuk mencetak individu-individu yang berkualitas, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. haliniberdasarkanpendapat yang telahdikemukakanolehsahabat Umar bin Khattab. Dan padakesempatanlainseorangpenyairpernahberkata:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I, Pasal 1, Ayat 1. 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. 5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 21.

BAB I PENDAHULUAN. mengajarkan sesuatu maka pembelajaran berarti menunjuki seseorang tentang

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan siswa (siswa) untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Agama, kerena semakin tinggi kualitas suatu bangsa, semakin tinggi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. jalan bagi pertumbuhannya dalam segala aspek spritual, imajinatif (kreativitas),

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akhir hayat. Pada waktu bayi, seorang bayi menguasai keterampilan-keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. globalisasi yang melanda dunia termasuk bangsa Indonesia. Lewat perubahan itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah sedang mengadakan berbagai usaha untuk membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan formal tempat pengabdian guru dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

ال تع ار ف. الا د و ات الم د ر س ية Disediakan teks sederhana tentang ا ل م ه ن ة

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB I PENDAHULUAN. sampai habis dengan demikian, belajar tuntas semestinya terarah pada upaya

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami bahasa secara menyeluruh dan dengan memperhatikan maknanya, merupakan tujuan pengajaran. Adapun literasi mencakup berpikir, membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan. Hal ini semua tidak dapat dipisahkan menjadi keterampilan-keterampilan tersendiri dimana siswa-siswi dilatih untuk menguasai. Sementara ini dalam pengamatan peneliti pada saat Proses Belajar Mengajar (PBM) mata pelajaran Bahasa Arab yang berlangsung, pada saat guru menjelaskan materinya, guru memakai metode ceramah (menjelaskan) dan siswa mendengarkan secara seksama, yang kedua memakai metode demonstrasi, kemudian jika siswa-siswi kembali ditanya atau supaya menterjemahkan kosa kata-kosa kata yang sudah diterjemahkan sebelumnya, siswa-siswi tersebut sudah lupa dan tidak mampu lagi untuk menterjemahkan. Inilah merupakan suatu kelemahan. Jadi bahwa dalam hal ini yang menjadi kendala dari tujuan pengajaran di tempat peneliti mengamati yaitu pada MTs. Al Kautsar Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu Kelas VIII adalah kurangnya siswa dalam memberikan makna/menterjemahkan suatu kalimat per kalimat, dikarenakan kurangnya menguasai kosa kata. Berdasarkan pengalaman peneliti dalam mengajar bahasa Arab di MTs. Al Kautsar Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu utamanya di kelas VIII dalam 1

2 Proses Belajar Mengajar (PBM) keseharian guru dalam menyampaikan materimateri bahasa Arab masih memakai cara tradisional yaitu dengan cara konseptual dan metode yang digunakan yang mana gurulah yang sangat aktif dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) sehingga keterlibatan siswa di dalam proses belajar mengajar masih didominasi oleh guru, dengan demikian siswa tidak bisa termotivasi dengan baik terutama dalam segi penguasaan kosa kata yang mana menurut target dalam buku pegangan bahasa Arab MTs. Negeri, bahwa siswa diwajibkan menghafal kosa kata lebih kurang tujuh puluh lima (75) kosa kata dalam satu semesternya. Berdasarkan pada buku pedoman pelajaran bahasa Arab di MTs. Negeri Kelas VIII kurikulum 2006 sesuai dengan KTSP, masalah mufrodat/kosa kata tidak ada target berapa kosa kata dalam setiap semester, akan tetapi dalam satu semester tersebut dalam setiap bab dianjurkan/tertulis kosa kata rata-rata ada 15 kosa kata. Adapun dalam satu semester itu terdapat 5 (lima) bab. Jadi dalam satu semester bisa dikata, bahwa anak minimal harus menghafal kosa kata sebanyak 15 x 5 = 75 kosa kata dari target tersebut. Setelah diamati peneliti, keadaan siswa masih jauh sekali dengan ketuntasan menghafal yang diharapkan. Di sini terlihat dari segi menghafal dalam setiap bab pada setiap waktu latihan anak/siswa masih belum begitu jelas dengan maksud atau terjemahan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran atau alat peraga, pemberian tugas, dan

3 menggunakan berbagai macam metode telah dilaksanakan akan tetapi belum memperoleh hasil yang optimal sehingga timbullah satu pertanyaan bagi peneliti mungkinkan ini kekeliruan dalam sistem pembelajaran, maka akan berpengaruh juga pada tujuan pembelajaran. Wina Sanjaya, mengatakan dalam buku karangannya Strategi Pembelajaran bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan sistem pembelajaran, di antaranya faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan. 1. Faktor guru Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Keberhasilan guru merupakan keberhasilan masyarakat, bangsa dan negara secara keseluruhan, begitu juga sebaliknya, kegagalan guru adalah kegagalan semua. Hal ini membuktikan bahwa kunci keberhasilan pendidikan agama Islam di sekolah berada di tangan guru pendidikan agama Islam itu sendiri. 1 Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Peran guru, apalagi untuk siswa pada usia pendidikan dasar, tak mungkin dapat digantikan oleh perangkat lain, seperti televisi, radio, komputer dan lain sebagainya. Sebab, siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa. 1 Hadirja Paraba, Wawasan Tugas Tenaga Guru dan Pembina Pendidikan Agama Islam, (Friska Agung Insani, 1998), h. 35.

4 2. Faktor Siswa Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik lain yang melekat pada setiap anak. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda: م ر و ا أ و لا د آ م ب ال صلا ة و ه م أ ب ن ا ء س ب ع س ن ي ن و اض ر ب و ه م ع ل ي ه ا و ه م أ ب ن ا ء ع ش ر س ن ي ن و ف ر ق و ا ب ي ن ه م ف ى ا لم ض اج ع.(روه ابوا داود) Dalam hadits di atas dianjurkan kepada orang tua agar mengajarkan anakanak shalat pada usia tujuh tahun, dan memukul mereka jika tidak shalat ketika berusia sepuluh tahun, serta pisahkan tempat tidur mereka. 2 3. Faktor Sarana dan Prasarana Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan lain sebagainya, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan h. 71 2 Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi, Mengenal Etika & Akhlak Islam, (Jakarta: Lentera, 2003),

5 proses pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. 3 4. Faktor Lingkungan Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan sekolah yang di dalamnya dihiasi dengan tanaman.pepohonan yang dipelihara dengan baik. Apotik hidup mengelompokkan dengan baik dan rapi sebagai laboratorium alam bagi anak didik. 4 Dilihat dari dimensi lingkungan, ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan iklim sosial-psikologis. Faktor organisasi kelas yang didalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting ynag bisa mempengaruhi proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok belajar yang besar dalam satu kelas berkecenderungan: a. Sumber daya kelompok akan bertambah luas sesuai dengan jumlah siswa, sehingga waktu yang tersedia akan semakin sempit. b. Kelompok belajar akan kurang mampu memanfaatkan dan menggunakan semua sumber daya yang ada. Misalnya, dalam 3 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 15. 4 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Rineka Cipta, 2008), h. 178.

6 penggunaan waktu diskusi, jumlah siswa yang terlalu banyak akan memakan waktu yang banyak pula, sehingga sumbangan pikiran akan sulit didapatkan dari setiap siswa. c. Kepuasan belajar setiap siswa akan cenderung menurun. Hal ini disebabkan kelompok belajar yang terlalu banyak akan mendapatkan pelayanan yang terbatas dari setiap guru, dengan kata lain perhatian guru akan semakin terpecah. d. Perbedaan individu antara anggota akan semakin tampak, sehingga akan semakin sukar mencapai kesempatan. Kelompok yang terlalu besar cenderung akan terpecah ke dalam sub-sub kelompok yang saling bertentangan. e. Anggota kelompok yang terlalu banyak berkecenderungan akan semakin banyak siswa yang terpaksa menunggu untuk sama-sama maju mempelajari materi pelajaran baru. f. Anggota kelompok yang terlalu banyak akan cenderung semakin banyaknya siswa yang enggan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan kelompok. Memperhatikan beberapa kecenderungan di atas, maka jumlah anggota kelompok besar akan kurang menguntungkan dalam menciptakan iklim belajar mengajar yang baik. Faktor lain dari dimensi lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran adalah faktor iklim sosial psikologis. Maksudnya keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. 5 5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Prenada Media Group, 2008), h. 52

7 Dengan berbagai macam metode yang diupayakan dan belum juga memperoleh hasil yang optimal yang dipaparkan di atas, maka peneliti mengambil/menarik suatu kesimpulan bahwa siswa sangat kurang dalam mengusai kosa kata dalam pelajaran bahasa Arab demi berhasilnya suatu tujuan pengajaran, akan tetapi tujuan pengajaran bukanlah menghapuskan kesalahan, melainkan mengurangi kesalahan. Sesuai dengan konsep atau data di atas, maka untuk meningkatkan penguasaan kosa kata pelajaran bahasa Arab, peneliti akan mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas VIII MTs. Al-Kautsar Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu. B. Identifikasi Masalah Memperhatikan situasi pada latar belakang masalah, kondisi yang ada pada saat ini adalah: 1. Pembelajaran bahasa Arab di kelas masih berjalan monoton. 2. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat. 3. Rendahnya kualitas pembelajaran bahasa Arab. 4. Kurangnya minat siswa dalam menghafal kosa kata. 5. Kurangnya motivasi guru terhadap siswa dalam menghafal kosa kata. C. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dirumuskan sebagai berikut:

8 1. Bagaimana upaya meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab melalui pendekatan kooperatif tipe STAD siswa kelas VIII MTs. Al- Kautsar Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu. 2. Apakah kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan siswa-siswi dalam penguasaan kosa kata? D. Cara Pemecahan Masalah Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, yaitu dengan cara pendekatan kooperatif tipe STAD siswi kelas VIII MTs. Al-Kautsar Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu. Dengan metode pembelajaran ini diharapkan hasil belajar siswi pada penguasaan kosa kata bisa meningkat. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut maka hipotesis tindakan dalam PTK ini adalah sebagai berikut: Dengan diterapkan strategi tipe STAD ini dapat meningkatkan prestasi belajar dalam penguasaan kosa kata terhadap siswa kelas VIII MTs. Al-Kautsar Satui Kabupaten Tanah Bumbu F. Tujuan PTK Sesuai dengan permasalahan yang dkemukakan, maka penelitian tentang upaya peningkatan penguasaan kosa kata bahasa Arab melalui pendekatan kooperatif tipe STAD siswa kelas VIII MTs. Al-Kautsar Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, bertujuan:

9 1. Siswi merasa termotivasi/merasa mendapatkan bimbingan dan perhatian di setiap Proses Belajar Mengajar (PBM) bahasa Arab. 2. Siswi dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mampu mempertanggungjawabkan dan mampu menguasai kosa kata pada setiap materi bahasa Arab. 3. Guru dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran bahasa Arab. 4. Seluruh siswi menguasai materi pelajaran bahasa Arab secara tuntas. G. Manfaat PTK Manfaat yang diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini antara lain: 1. Siswa a. Hasil belajar siswi termotivasi dalam penguasaan kosa kata secara mandiri maupun kelompok. b. Keaktifan siswi untuk mengerjakan tugas dan latihan meningkat 2. Guru a. Proses Belajar Mengajar (PBM) tidak lagi hanya menggunakan metode ceramah dan demonstrasi, tetapi ditambah dengan metode kelompok. b. Ditemukannya strategi yang andal dan tepat dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya bidang studi bahasa Arab. 3. Sekolah Kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam meningkat, khususnya di bidang studi bahasa Arab.