BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang (Sunariyah, 2010:4).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang tumbuh dan berkembang secara cepat dan dinamis mengharuskan perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah, antara lain dengan melakukan hubungan kontraktual dengan para pemasok dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelititan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu aset riil (real asset) dan aset finansial (financial asset), yang sama-sama

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. periode waktu yang tertentu. Terdapat dua jenis investasi yaitu investasi langsung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Fahmi, 2012:52)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan.pasar Modal menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:1) Pasar modal

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ( BURSA EFEK INDONESIA )

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya mengandalkan kepada satu sumber pendanaan saja, yaitu hutang karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

BAB l PENDAHULUAN. Saat ini, semakin banyak masyarakat yang berminat pada investasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi dana baik dari dalam maupun dari luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan bisnisnya agar tetap berjalan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Inggrid Tan, Bisnis dan Investasi Sistem Syariah, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2009,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Sawidji, 2004)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Dalam upaya untuk menghasilkan laba, tentu perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti saham, misalnya pemegang surat berharga akan menerima dividen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, peran

BAB 1 PENDAHULUAN. yang pada akhir-akhir ini menarik minat para investor. Tujuan semua investasi

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perekonomian yang terus berkembang, perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan. menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX) memiliki peranan penting sebagai sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor), dapat menyalurkan dananya dengan berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. mencari tambahan dana (berupa fresh money) untuk disuntikan ke dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang yang menganut sistem ekonomi pasar. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dimana di dalamnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dikatakan memiliki

BAB I. Pendahuluan. Indonesia juga semakin meningkat, pada tahun 2013 lalu tercatat produksi mobil

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan membuat lesunya kegiatan perekonomian. Kondisi seperti ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan iklim investasi di indonesia saat ini, ditandai dengan semakin ramainya transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Hal itu menunjukan adanya dampak positif pada peningkatan perekonomian indonesia. Globalisasi sektor keuangan dan investasi sebagai salah satu tuntutan perkembangan ekonomi indonesia memiliki andil dalam mendorong perubahan iklim investasi dan perkembangan pasar modal. Sebagai salah satu mediator sarana investasi di pasar modal perusahaan efek dituntut untuk mengikuti suatu perubahan dan perkembangan guna memenuhi kebutuhan investor dan menjaga keselarasan dengan keinginan pasar. Perkembangan itu secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak kepada kegiatan investasi. Semakin luasnya cakupan kegiatan investasi dan semakin besarnya kapasitas investasi. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2010:4). Pada dasarnya investor akan melakukan investasi jika investasi tersebut memberikan imbalan yang sesuai dengan risiko yang ditanggungnya. Imbalan tersebut dapat berupa dividen atau capital gain. Oleh sebab itu perusahaan yang baik akan dapat menarik perhatian investor karena memberikan harapan kepada investor untuk memperoleh hasil dari investasi sesuai dengan risiko yang ditanggung. Keuntungan yang akan didapat investor dari saham tidak terlepas dari ketidakpastian. Selain memberikan keuntungan, investasi dalam saham dapat pula 1

2 memberikan kemungkinan kerugian. Kerugian tersebut antara lain, hilangnya semua modal yang diinvestasikan apabila perusahaan yang sahamnya dibeli mengalami kebangkrutan, tidak diterimanya pembayaran dividen dan menderita capital loss. Ketidakpastian investasi dalam saham mendorong investor untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan. Setiap keputusan investor akan didasarkan pada analisis yang baik. Analisis tersebut memerlukan informasi, salah satu informasi yang dapat diperoleh investor adalah laporan keuangan yang di publikasikan perusahaan. Laporan keuangan digunakan mereka untuk membantu pengambilan keputusan investasi seperti menjual, membeli, atau menanam saham. Tinggi rendahnya saham juga merupakan refleksi dari keputusan investasi, keputusan pandanaan dan pengelolaan aset tersebut. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan alat ukur kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Salah satu faktor bagian dalam laporan keuangan yang mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih. Tinggi rendahnya harga saham juga merupakan refleksi dari keputusan investasi, keputusan pendanan dan pengelolaan aset suatu perusahaan. Sehingga disimpulkan, laporan keuangan suatu perusahaan merupakan alat ukur kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan (Putra, 2014: 2). Dalam rangka melihat tingkat efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan, investor dapat menghitung return on investment (ROI) perusahaan. ROI adalah rasio yang mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dari keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan, dengan tujuan menghasilkan keuntungan. Sedangkan untuk melihat besar keuntungan yang bisa diperoleh dari pertumbuhan perusahaan, investor dapat mempertimbangkan hasil perhitungan earnings per share (EPS) perusahaan.

3 Besarnya Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan. bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan langsung atau dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan. Kekuatan pasar ditunjukan oleh terjadinya transaksi perdagangan saham pasar modal. Pada prinsipnya semakin baik prestasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, maka akan meningkatkan permintaan saham tersebut, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan pula harga saham perusahaan. Harga saham suatu perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan di mata investor. Perkembangan industri yang tumbuh dan berkembang secara cepat dan dinamis mengharuskan perusahaan untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaan. Tidak menutupi kemungkinan untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri otomotif. Industri otomotif ialah merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan menjual kendaraan bermotor dunia. Pengembangan industri kendaraan otomotif perlu untuk terus dilakukan karena industri otomotif memiliki keterkaitan yang luas dengan sektor ekonomi lainnya dan juga memiliki potensi pasar dalam negeri yang cukup besar. Selama tahun 2010 pasar mobil bergairah kembali karena ekonomi dunia mulai pulih. Penjualan mobil tahun 2010 meningkat hingga mencapai 764.710 unit, atau meningkat sebesar 51,14% dari tahun 2009. Penjualan mobil pada tahun 2010 tersebut merupakan rekor baru. Rekor tertinggi penjualan mobil sebelummnya dicapai tahun 2008 yaitu mencapai 603.774 unit. Akibat krisis financial global pada tahun 2009, kinerja sektor otomotif di Indonesia sangat terpuruk. Menurut laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tingkat produksi dan penjualan mobil pada tahun 2009 mengalami penurunan yang cukup signifikan dibanding tahun 2008 sebelumnya. Tingkat produksi merosot menjadi hanya 464.816 unit pada 2009 dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 600.628 unit atau mengalami penurunan

4 sebesar 22,6%. Sedangkan tingkat penjualan pada tahun 2009 melemah 19,9% menjadi hanya 483.548 unit pada 2009. Sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi global, maupun domestik, pada tahun 2010 produksi kendaraan bermotor meningkat pesat. Konsumen yang sebelumnya menunda pembelian mobil pada tahun 2009, melakukan pembelian pada tahun 2010, sehingga produksi meningkat sebesar 51,14% menjadi 702.508 unit. (http://www.datacon.co.id/otomotif- 2011Industri.html) Mengingat perenannya yang penting, Selayaknya industri otomotif ini mendapat perhatian yang proposional. Hal ini disebabkan oleh dunia usaha yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi agar terhindar dari kebangkrutan dan unggul dalam persaingan. Adapun cara yang biasa dilakukan adalah dengan menerepkan barbagai kebijakan strategis yang menghasilkan efisiensi dan efektifitas bagi perusahaan usaha tersebut tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit, perusahaan harus dapat memperoleh dana tersebut melalui pasar modal, khususnya jual beli saham perusahaan. Saham perusahaan merupakan salah satu instrument pasar modal banyak diperjualbelikan di Bursa Efek karena saham memiliki karekteristik high risk-high return yang berarti saham dapat memberikan tingkat keuntungan yang tinggi namun juga memiliki resiko yang tinggi pula. Pada dasarnya harga saham terbentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli yang terjadi di Bursa Efek yang akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham tersebut. Sehingga semakin banyak investor yang meminati saham industri otomotif maka semakin tinggi pula harga saham yang ditawarkan. Hal ini dapat dilihat dari harga saham sub sektor otomotif.

5 Grafik 1.1 Data Harga Saham Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014 Dari Grafik 1.1 diatas dapat kita lihat bahwa harga saham yang tertinggi terdapat pada perusahaan ASII pada tahun 2011 sebesar Rp.74.000 sedangkan perusahaan MASA dan PRAS memiliki harga saham yang sangat rendah dibandingkan perusahaan otomotif lainnya. Harga saham perusahaan MASA pada tahun 2011 mengalami kenaikan yang signifikan dimana tahun sebelumnya Rp.330 menjadi Rp.500 dan mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2013. Dan harga saham PRAS juga mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2013 dimana yang sebelumnya Rp.255 menjadi Rp.185. Penurunan harga saham ini jelas sangat merugikan perusahaan. Jika perusahaan ingin tetap terus bertahan maka perusahaan harus mampu menaikan nilai perusahaannya dengan meningkatkan harga saham.

6 Investor mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian kinerja perusahaan, karena laba merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada para penyandang dana. Jika suatu perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor akan menanamkan modalnya, karena bisa dipastikan akan memperoleh keuntungan dari penanaman modal tersebut. Untuk menilai apakah kinerja suatu perusahaan baik atau tidak, dapat menggunakan alat ukur kinerja perusahaan, salah satunya adalah laporan keuangan dari perusahaan tersebut. Menurut Harahap (2013:105) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Dalam menganalisis laporan keuangan biasanya dilihat berdasarkan rasio-rasio keuangan yang terdapat didalam laporan keuangan tersebut. Dalam penelitian ini digunakan rasio profitabilitas yang diukur menggunakan Return On Investment (ROI) dan Earning Per Share (EPS). Menurut Agus Sartono (2010: 123), ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Keadaan baik dalam perusahaan, maka akan menjadi hal yang menarik bagi investor untuk berinvestasi, karena perusahaan dengan ROI yang tinggi dirasa aman dan ada pengharapan untuk memperoleh keuntungan. Semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli saham, maka harga saham pun akan naik. Karena pada hakekatnya harga suatu saham ditentukan oleh keadaan pasar yaitu dari tingkat permintaan dan penawaran saham. ROI merupakan rasio terpenting diantara rasio profitabilitas lain jika digunakan untuk memprediksi return saham. Banyak pada penelitian sebelumnya, ROI selalu dihubungkan pengaruhnya terhadap harga saham dan sebagian besar dinyatakan bahwa ROI

7 berpengaruh secara signifikan. Dimana ROI yang tinggi akan menarik banyak investor sehingga meningkatkan harga saham. Rasio Earning Per Share digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan. Jika rasio yang didapat rendah berarti perusahaan tidak menghasilkan kinerja yang baik dengan memperhatikan pendapatan. Pendapatan yang rendah karena penjualan yang tidak lancar atau berbiaya tinggi. Jika rasio yang didapat tinggi berarti perusahaan dapat dikatakan sudah mapan (mature). (Harahap, 2013: 299). Nilai yang besar pada EPS akan menjadi pertimbangan bagi investor dalam melakukan investasi. Pada dasarnya seseorang melakukan investasi adalah untuk mendapatkan return besar dari investasinya. EPS menggambarkan tingkat return yang akan didapat investor ketika ia menanamkan investasinya. EPS yang semakin meningkat menggambarkan prospek perusahaan yang baik dan peluang bagi investor untuk memperoleh return, sehingga akan ada banyak investor yang tertarik untuk membeli saham dengan peningkatan EPS perusahaan penerbit saham tersebut. Permintaan akan saham tersebut pun akan semakin meningkat dan berdampak pada harga saham yang semakin meningkat pula. Penulis memilih perusahaan industri otomotif sebagai sampel yang diteliti karena industri otomotif di Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu sektor yang cukup diandalkan di Indonesia. penulis menyadari bahwa faktor-faktor fundamental sangat luas dan komplek cakupannya. Tidak hanya meliputi kondisi internal perusahaan, tetapi juga kondisi makro ekonomi yang berada dalam luar kendali perusahaan. Oleh karena itu, penelitian dibatasi pada rasio profitabilitas dan likuiditas. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Return On Investment (ROI) dan Earning Per Share

8 (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2014. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, dapat diidentifikasi beberapa pokok masalah, antara lain: 1. Bagaimana kondisi perkembangan Retrun On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan Harga saham pada sektor Industri Otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014? 2. Bagaimana pengaruh Return On Investment (ROI), dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada sektor Industri Otomoti yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014 secara simultan dan parsial? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Sarjana Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kondisi perkembangan Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan Harga Saham pada sektor Industri Otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014 2. Untuk mengetahui pengaruh Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham pada sektor Industri Otomotif yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2014. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi: 1. Bagi Investor

9 Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pelaku dunia usaha dan bisnis seperti investor dan perusahaan yang go public yang termasuk ke dalam sektor otomotif dan komponennya, sehingga dapat mengetahui pengaruh dari Return On Investment (ROI) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada sektor otomotif. 2. Bagi Civitas Akademik Bisa digunakan sebagai referensi ataupun dapat digunakan sebagai pembanding bagi peneliti berikutnya. 3. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, kemudian dapat meningkatkan pemahaman bagi peneliti untuk membandingkan antara teori yang ada dengan permasalahan yang terjadi. Hipotesis Penelitian Ho. Return On Investment (ROI) dan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap harga saham Ha. Return On Investment (ROI) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif menggambarkan atau melukiskan atas setiap data akrual secara fenomena yang ada. Menurut Nazir (2011), pengertian metode deskriptif sebagai berikut: Metode deskripsi adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode deskriosi ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-

10 fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan definisi metode verifikatif menurut Moleong (2010) sebagai berikut: Metode verifikasi adalah penelitian yang berupaya untuk menguji jawaban masalah tentang hasil pemikiran yang kebenarannya bersifat sementara (hipotesis). Bentuk atau jenis penelitian ini dalam pelaksanaannya adalah deskripsi-verifikatif dengan metode penelitian explanatory survey, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menafsirkan hubungan antara variabel dengan cara menginterprestasikan terlebih dahulu kesimpulan yang akan diperoleh melalui pengajuan hipotesis. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data-data diatas, penulis melakukan penelitian pada Bursa Efek Indonesia melalui homepage : www.idx.co.id. www.duniainvestasi.com. Jangka waktu yang digunakan oleh peneliti dimulai pada tahun 2009-2014.