kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

dokumen-dokumen yang mirip
distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

BAB III LANDASAN TEORI

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

BAB III METODOLOGI. konsultasi kepada dosen pembimbing merupakan rangkaian awal dalam pekerjaan

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 4. HASIL DAN ANALISIS PENYELIDIKAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )

KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN. (Studi Kasus: Desa Carangsari - Petang - Badung)

BAB V RESUME HASIL PENELITIAN

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

I. PENDAHULUAN. satunya pada konstruksi jalan raya. Stabilitas konstruksi perkerasan secara. baik yang mampu berfungsi sebagai daya dukung.

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

IV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan :

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

TINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN. Abstraksi

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

TUGAS AKHIR PENGUJIAN CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU VULKANIK

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

Laporan Laboraturium Uji Tanah CBR Laboraturium. No Test : 17 Topik : Percobaan CBR Laboraturium Tgl Uji : 1 Juni 2010 Hari : Rabu

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapisan Tanah Dasar Tanah dasar atau suhgrade adalah permukaan tanah semula, tanah galian atau tanah timbiman yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan jalan raya. Secara umum tanah dasar hams cukup kuat menahan beban konstruksi diatasnya, beban lalu lintas yang Icwat, mudah untuk proses pengaliran air (dramase) serta mudah dipadatkan. Sifat tanah dasar mempengaruhi ketahanan lapisan-lapisan diatasnya dan mutu jalan secara keseluruhan. Untuk mengevaluasi kualitas tanah sebagai bahan lapisan tanah dasar (suhgrade) dari suatu jalan raya digunakan Indeks Kelompok atau GI (Group Index). Harga GI ini dituliskan di dalam kurung setelah nama kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat dihitting dengan persamaan : GI =(F-35)[ 0,2 f 0,005 (LL-40) j +0,01 (F - 15) (PI -10) (3.1) dengan: GI - Indeks Kelompok (Group Index) F = Persentase butiran lolos saringan No. 200 LL = Batas Cair (Liquid Limit) PI = Indeks Plastisitas (Plasticity Index) 14

/ 15 0 Pada umumnya makin besar nilai indeks kelompoknya, makin kurang baik tanah tersebut untuk dipakai dalam pembangunan jalan raya. Daya dukung tanah dasar yang baik atau memenuhi syarat akan memberikan tingkat kekuatan dan keawetan yang tinggi terhadap konstruksi jalan. Untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar digunakan cara antara lain dengan pemadatan dan atau memberikan campuran dengan. bahan stabilisator. Salah satu ukuran untuk menyatakan daya dukung tanah dasar adalah CBR (California Bearing Ratio), baik secara langsung di lapangan maupun hasil uji di laboratorium. 3.2 Batas-batas Atterbere Test batas Atterberg memperlihatkan bagaimana tanah berubah dan benda padat sampai menjadi cairan kental sesuai dengan kadar airnya. Dan test batas Atterberg ini akan didapatkan parameter-parameter :Batas Cair (LL), Batas Plastis (PL), dan Batas Susut (SL). Dan ketiga parameter itu yang paling penting yaitu batas cair dan batas plastis yang disebut juga dengan batas-batas Atterberg. -UZ ~%_ Basah -> Makin Kerins.Kering Keadaan Cair ( liquid) Keadaan Plastis (plastic) Keadaan Semi Plastis (semiplastic) Keadaan Beku (solid) K t Batas Cair Batas -'lastis Batas Susut (liquid limit) (plastic limit) (shrinkage limit) Gambar 3.1 Batas-batas Atterberg Tanah Lempung (Wesley,1977)

16 Batas cair tanah adalah kadar air tanah pada keadaan batas antara cair dan plastis, sedangkan batas plastis yaitu kadar air minimum suatu sampel tanah dalam keadaan plastis. Batas cair dan batas plastis tidak secara langsung memberikan angkaangka yang dapat dipakai sebagai dasar perhitungan (design), hanya merupakan gambaran secara garis besar akan sifat-sifat tanah yang bersangkutan. Tanah yang batas cairnya tinggi biasanya mempunyai sifat teknik yang buruk, yaitu kekuatannya rendah, compressihi/i/y-nya tinggi dan sulit dalam proses pemadatannya (Wesley, 1977). Pada tiap jenis tanah, batas cair dan batas plastis tanah bervariasi dengan nilai batas cair lebih tinggi dari nilai batas plastis. Besaran plastisitas menunjukkan besarnya susut pada waktu proses menjadi kering. Besaran plastisitas dapat ditentukan apabila nilai batascair dan nilai batas plastis diketahui, dinyatakan dengan rurnus : W= LL-PL (3.2) dengan: PI : Indeks Plastisitas (Plasticity Index) LL : Batas Cair (LiquidLimit) PL Batas Plastis (Plastic Limit) Berdasarkan nilai indeks plastisitasnya, Atterberg (1911) membagi tingkatan plastisitas tanah dalam sclang 0% sampai lebih dari 17%, seperti dalam tabel 3.1.

17 label 3.1 Tingkat Plastisitas Tanah menurut Atterberg Jenis Tanah Jasir anau Lempung kelanauan/ Lanau kelempungan Sangat Plastis i Lempung/Tanah Liat Sumber : Sifat-sifat Fisis clan Geoleknis Tanah, 1986 3.3 Pemadatan Tanah Pemadatan merupakan usaha untuk mempertinggi kerapatan tanah dengan pemakaian energi mekanis untuk menghasilkan pemampatan partikei. Tanah clapat dipadatkan setelah dilakukan pengeringan, penambahan air, agregat atau bahan-bahan stabilisasi sepcrti PC, kapur abu batubara, atau bahan-bahan lainnya. Tujuan pemadatan yaitu untuk memperbaiki sifat-sifat teknis massa tanah, dengan jalan mengeluarkan udara dan pori-pori tanah memakai cara mekanis. Beberapa keuntungan yang didapatkan dengan adanya pemadatan adalah : 1. Pengurangan penurunan tanah (subsidence) akibat gerakan-gerakan vertikal di dalam massa tanah sendiri, karena berkurangnya angka pori 2. Bertambahnva kekuatan tanah 3. Pengurangan penyusutan Apabila kadar air sesuatu tanah rendah maka tanah itu akan keras dan sulit untuk dipadatkan, jika kadar air ditambah maka air akan berlaku sebagai pelumas sehingga tanah tersebut akan lebih mudah dipadatkan dan ruantian

kosong antar butir menjadi kecil. Pada kadar air yang lebih tinggi lagi kepadatannya akan turun karena pori-pori tanah menjadi penuh terisi air yang tidak dapat dikeluarkan dengan cara pemadatan. Untuk mencapai keadaan paling padat maka pemadatan tanah harus dilakukan pada keadaaan kadar air optimumnya. Energi pemadatan di lapangan diperoleh dari mesin gilas, alat-alat pemadat gctaran, dan dan benda-benda berat yang dijatuhkan, sedangkan di laboratorium yang biasa dilakukan adalah dengan tumbukan (impact). Ada dua macam cara pengujian pemadatan di laboratorium, yaitu Standard Compaction 'Lest dan Modified Compaction Test. Pengujian pemadatan di laboratorium bertujuan untuk menentukan kadar air optimum atau OMC (optimum moisture content) dan berat volume kering maksimum atau MDD (maximum dry density) dan suatu contoh tanah. Kadar air optimum adalah nilai kadar air pada berat volume kering maksimum, sedang hubungan antara kadar air dan berat volume kering sebagai berikut: dengan : V., Berat volume kering (kg/cm2) 7 -' Berat volume tanah (kg/cm2) w = Kadar air (%)

19 3.3.3 Standard Compaction lest Pada pengujian pemadatan standar (Standard Compaction Test) ini, tanah dipadatkan dalam suatu cetakan silinder bervolume 943,3 cm3 dengan diameter cetakan 101,6 mm. Dengan alat penumbuk seberat 2,5 kg dan tinggi jatuh penumbuk 304,8 mm, contoh tanah dipadatkan dalam tiga lapis, dengan jumlah tumbukan tiap lapis sebanyak 25 kali. 3.3.2 Modified Compaction Test Cara meiakukan pengujian pemadatan modifikasi (Modified Compaction lest) tidak banyak berbeda dengan pengujian pemadatan standar. Cetakan yang dipakai sama dan banyaknya tumbukan tiap lapis juga sama, tetapi berat alat penumbuknya lebih besar yaitu 4,5 kg, tinggi jatuhnya 457,2 mm serta jumlah lapisnya lima. 3.4 CBR (California Bearing Ratio) CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan (dapat berupa tanah ataupim material perkerasan jalan) dengan bahan standar pada kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Biasanya pengujian CBR dilakukan untuk mengetahui tingkat kekerasan material perk erasan jaian raya. CBR ini dikembangkan oleh California State Highway Department sebagai cara untuk menilai kekuatan tanah dasar (suhgrade) dari suatu perkerasan jalan. Tanah dasar semakin lunak maka nilai penetrasi CBR semakin rendah, demikian juga sebaliknya jika tanah dasar semakin keras maka nilai penetrasi

20 CBR makin tinggi. Syarat nilai CBR untuk subgrade adalah CBR 4%,, sedang untuk mendapatkan nilai CBR dilakukan pengujian CBR, baik secara langsung di lapangan maupun di laboratorium. 3.5 Kuat Tekan Bebas Kuat Tekan Bebas tanah adalah besarnya tekanan aksial yang diperlukan untuk menekan suatu silinder sampel tanah sampai pecah atau besarnya tekanti yang memberikan pemendekan tanah hingga 20%, apabila tanah sampa, pemendekan 20% tersebut tanah tidak pecah. Dan pengujian kuat tekan bebas akan diperoleh secara langsung nilai kuat tekan bebas (qu) dan sudut pecah (a), sedangkan sudut gesek dalam «,) dan kohesi (c) didapat dari rumus berikut ini: in (p 2 (a - 45 ) (3.4) _ q U 2tga (3-5) dengan : qu = kuat tekan bebas (kir/rmh V--C7 J a = sudut pecah ( ) <!> = sudut gesek dalam ( ) c = kohesi (kg/cm2)