KEEFEKTIFAN VARIASI DOSIS PAC (POLY ALUMINIUM CHLORIDE) DALAM MENURUNKAN KADAR AMONIA AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI MAGETAN NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

KEEFEKTIFAN FERRI CHLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK CV. BROTOSENO MASARAN SRAGEN

KEEFEKTIFAN PENAMBAHAN DOSIS TAWAS DALAM MENURUNKAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) PADA LIMBAH CAIR RUMAH MAKAN NASKAH PUBLIKASI.

KEEFEKTIFAN VARIASI DOSIS TAWAS DALAM MENNURUNKAN KANDUNGAN COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT MAGETAN

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen sungguhan) dengan desain pretest-posttes dengan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN FERI KLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLIDS (TSS) PADA AIR LIMBAH BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius,

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA AIR LIMBAH LAUNDRY

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PENANGANAN LIMBAH CAIR KILANG PENGOLAHAN KAYU DENGAN SISTEM RECYCLING

KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) AIR LIMBAH LAUNDRY NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

PENGARUH VARIASI DOSIS TAWAS TERHADAP PENURUNAN KADAR PHOSPHATE AIR LIMBAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

KEEFEKTIFAN METODE FITOREMIDIASI MENGGUNAKAN TANAMAN ECENG GONDOK UNTUK MENURUNKAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) LIMBAH RUMAH SAKIT

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT PADA UPT LINGKUNGAN INDUSTRI KULIT KABUPATEN MAGETAN

AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

KEEFEKTIFAN DOSIS KOAGULAN FERI KLORIDA (FeCl 3 ) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLIDS (TSS) PADA AIR LIMBAH BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB I PENDAHULUAN. serius. Penyebabnya tidak hanya berasal dari buangan industri pabrikpabrik

Pengaruh Metode Koagulasi, Sedimentasi dan Variasi Filtrasi terhadap Penurunan Kadar TSS, COD dan Warna pada Limbah Cair Batik

KEEFEKTIFAN LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR AMONIA LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHUDI DESA TEGUHAN SRAGEN WETAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

MENURUNKAN KADAR AMONIAK (NH3) PADA LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

KEEFEKTIFAN KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamaryndus indica) DALAM MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

KEEFEKTIFAN DOSIS POLY ALUMUNIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN KADAR PHOSPHATE PADA AIR LIMBAH LAUNDRY DI GATAK GEDE, BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan fasilitas pelayanan kesehatan yang membuang air limbahnya tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

PENGARUH TAWAS DAN WAKTU PENGADUKAN TERHADAP KADAR FOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY DI MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

PENGARUH EFFECTIVE MICROORGANISMS-4 (EM-4) TERHADAP PENURUNAN KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

EFEKTIVITAS POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM MENURUNKAN TOKSISITAS LEACHATE (AIR LINDI) DENGAN BIOINDIKATOR IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

PENURUNAN KADAR AMMONIA PADA LIMBAH CAIR PT CHEIL JEDANG INDONESIA DENGAN METODE ELEKTROLISA SECARA KONTINYU PENELITIAN. Oleh : NUR HALIMAH

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN

PERBEDAAN EFEKTIVITAS FILTER ZEOLIT DAN KARBON AKTIF DALAM PENURUNAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU INDUSTRI RUMAH TANGGA

KEEFEKTIFAN EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISM-4) DALAM MENURUNKAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK

Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

PENGARUH LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

PROSES PRODUKSI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT

KEEFEKTIFAN POLY ALUMUNIUM CHLORIDE

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

EFEKTIVITAS VARIASI DOSIS KAPORIT DALAM MENURUNKAN KADAR AMONIAK LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

SKRIPSI. KEEFEKTIFAN PENAMBAHAN KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) UNTUK MENURUNKAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA LIMBAH CAIR TAHU

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

SKRIPSI. KEEFEKTIFAN DOSIS KAPORIT [Ca(OCl) 2 ] DALAM MENURUNKAN KADAR AMONIAK (NH 3 ) PADA LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH KIMIA ANALITIK

EFEKTIVITAS LARUTAN KAPUR DALAM MENURUNKAN KADAR FOSFAT PADA LIMBAH CAIR RSUD KOTA SEMARANG

MODUL TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KULIT. Oleh : Dr. Muhammad Irfan Said, S.Pt, M.P

SKRIPSI PENGARUH VARIASI DOSIS TAWAS TERHADAP PENURUNAN KADAR PHOSPHATE AIR LIMBAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

KEEFEKTIFAN VARIASI DOSIS PAC (POLY ALUMINIUM CHLORIDE) DALAM MENURUNKAN KADAR AMONIA AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI MAGETAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Herdina Lanawati Rahayu J410110045 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT A. Yani Tromol Pos l- Pabelan. Kartasura Telp. (0271) 71741'7. Fax : 7151448 Surakaria 57102 Surat Persetuiuan Artikel Publikasi llmiah Yang bertanda tangan ini pembimbing/skripsiltugas akhir : Pembimbing I Nama : Dwi Astuti, SKM., M.Kes. NIP :756 Pembimbing II Nama : Sri Damoto, SKM.. MPH. NIK : 1015 Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah. yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa: Nama NIM : Herdina Lanawati Rahavu :J410110045 Program Studi : Kesehatan Masyarakat Jtrdul Skripsi : KEEFEKTIFAN VARIASI DosIS pac (poly ALUMINIUM CHLORIDq DALAM MENURUNKAN KADAR AMONIA AIR LIMBAH INDTJSTRI PENYAMAKAN KULIT DI MAGETAN Naskah arlikel tersebut. layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat. semoga dapat dipergunakan seperrunya. Pembimbing I Pembimbing II Surakarta, 3 November 201 5 NiK.7s6 Sri Damoto. SKM.. MPH. NIP. 101s

KEEFEKTIFAN VARIASI DOSIS PAC (POLY ALUMINIUM CHLORIDE) DALAM MENURUNKAN KADAR AMONIA AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI MAGETAN Herdina Lanawati Rahayu J410 110 045 Prodi Kesehatan Masyarakat Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta 57162 ABSTRAK Salah satu industri kulit yang memerlukan perhatian khusus yaitu industri penyamakan kulit di Magetan.Amonia dalam bentuk cair atau gas dapat mengganggu kesehatan dan sangat beracun untuk organisme dalam air. Dari hasil uji pendahuluan diketahui bahwa kadar amonia IPAL LIK (Lingkungan Industri Kulit) Magetan sebesar 37,93 mg/l yang melebihi baku mutu air limbah. Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu metode kimia koagulasi dengan menggunakan koagulan PAC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan variasi dosis PAC dalam menurunkan kadar amonia air limbah Industri Penyamakan Kulit. Variasi dosis PAC yang digunakan adalah 3,5 gr/l, 4 gr/l, dan 4,5 gr/l. Hasil penurunan kadar amonia rata-rata tiap dosis PAC yaitu 98,82%, 97,73%, dan 97,99%. Uji statistik yang digunakan adalah Shapiro-Wilk dan One Way Anova. Dosis yang efektif untuk menurunkan kadar amonia yaitu 3,5 gr/l dengan persentase penurunan 98,82%. Disarankan bagi penelitian sejenis agar mengaplikasikan metode penelitian ini dengan metode fisika untuk menurunkan amonia hingga di bawah baku mutu. Kata kunci : Amonia, PAC, Limbah Cair ABSTRACT One of the leather industry that needs special attention is the tanning industry in Magetan. Ammonia in the form of a liquid or gas can damage the health and very toxic to organisms in water. From the results of the preliminary test is known that ammonia levels WWTP LIK Magetan of 37.93 mg/l which exceeds the quality of waste water. The method used in this research is the method of chemical coagulation using coagulant PAC. This study aims to determine the effectiveness of the PAC dose variation in lowering levels of ammonia wastewater Tannery Industry in Magetan. Variations PAC dose used was 3.5 g/l, 4 g/l and 4.5 g/l. The resulting decline in average ammonia levels for each dose of PAC is 98,82%, 97.73% and 97.99%. The statistics used is Shapiro-Wilk and One Way Anova. Dose effective to lower ammonia levels is 3.5 g/l with a percentage of 98.82% decrease. Suggested for similar research in order to apply the methods of physics to reduce ammonia to below the standard quality. Keyword : Ammonia, PAC, Waste Water 1

PENDAHULUAN Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri rumah tangga yang sering dipermasalahkan karena limbahnya yang berpotensi mencemari lingkungan yang ada di sekitarnya baik melalui air, tanah, maupun udara. Karena merupakan industri rumah tangga, maka dalam proses pengolahan limbahnya belum mengutamakan faktor kelestarian lingkungan dan kurang memperhatikan kesehatan kerja para karyawannya (Ulfin dkk, 2014). Industri penyamakan kulit merupakan industri yang menggunakan bahan kimia dan air dalam jumlah besar. Proses penyamakan kulit dimulai dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing, fatliquoring dan finishing. Dalam proses operasionalnya, industri kulit menghasilkan limbah cair, limbah padat dan gas. Dari ketiga limbah tersebut, limbah cair merupakan limbah yang paling banyak dihasilkan. Berkembangnya industri ini bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi, di satu sisi membawa dampak negatif yaitu menurunnya kualitas lingkungan akibat pembuangan limbah yang dihasilkan (Murti dkk, 2013). Industri kulit menghasilkan limbah bahan kimia yang sangat merugikan terhadap lingkungan dan makhluk hidup. Limbah yang dihasilkan dari industri penyamakan kulit ini juga menimbulkan bau yang sangat menyengat oleh adanya pembusukan sisa kulit dan daging terutama lemak dan protein, serta limbah cair yang mengandung sisa bahan penyamak kimia seperti sodium sulfida, khrom, kapur dan amoniak (Pawiroharsono, 2008). Salah satu industri kulit yang memerlukan perhatian khusus yaitu industri penyamakan kulit dimagetan.kegiatan produksi kulit terutama didominasi oleh kegiatan penyamakan, yang mana dalam prosesnya banyak menggunakan air dan bahan kimia. Dengan demikian maka industri ini akan membutuhkan air bersih dalam jumlah besar dan menghasilkan limbah cair yang banyak mengandung polutan kimia dan bahan organik dari kulit itu sendiri. Uji sampel limbah Lingkungan Industri Kulit (LIK) Magetan yang dibuang ke Kali Gandong mendapatkan hasil dari delapan kandungan yang diteliti ternyata ada tiga yang jauh di luar standar baku mutu aman yaitu amonia (NH₃-N), TSS, dan COD. Uji laboratorium kualitas air Perum Jasa Tirta I Mojokerto menyebutkan bahwa limbah LIK masih jauh dari 2

standar baku mutu yang ditetapkan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Penyamakan Kulit. Salah satu parameter pencemar yang berbahaya yaitu amonia. Menurut Cahyono (2012), dampak yang terjadi di pabrik penyamakan kulit magetan yaitu bau yang tidak sedap karena terdapat kandungan amonia yang tinggi sehingga mengganggu masyarakat sekitar. Ammonia dalam bentuk NH₃ bersifat lebih beracun terhadap ikan daripada dalam bentuk ion NH₄+.Ammonia juga berpengaruh terhadap BOD dalam air.oleh karena itu, jelas bahwa keberadaan NH₃ dalam air limbah, bukan hanya meracuni biota air, tetapi juga menurunkan BOD (Riwayati dan Ratnawati, 2010). Amonia dalam bentuk cair atau gas dapat menyebabkan iritasi parah dan/atau luka bakar pada mata, hidung, tenggorokan dan kulit.amonia dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan cedera permanen pada mata, kerusakan yang luas pada tenggorokan dan saluran pernapasan bagian atas, dan dapat memperngaruhi kerja jantung.amonia sangat beracun untuk organisme yang hidup di dalam air.gas amonia anhidrat mudah meledak pada konsentrasi 16-25% volume di udara.selain itu amonia juga bersifat korosif (Ekasari, 2011). Amonia sudah dikenal luas sebagai bahan baku yang merupakan komoditas yang penting dalam perindustrian. Namun, di lain pihak ammonia juga merupakan salah satu polutan yang berbahaya. Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mengolah limbah ammonia antara lain dengan pengolahan secara biologi, air stripping, breakpoint chlorination dan pertukaran ion. Namun, cara-cara tersebut memiliki keterbatasan dan kekurangan misalnya pada metode air stripping dihasilkan gas ammonia yang langsung dibuang ke udara sehingga dapat mencemari udara, pada Breakpoint Chlorination gas NH₃ hanya diubah sebagai nitrogen, tetapi tidak dapat menghasilkan H₂, pada ion exchange ammonia hanya dipisahkan dari limbah sebagai gas ammonia yang dapat mencemari udara, pada Biotreatment membutuhkan tempat instalasi yang luas dan waktu treatment lama, sehingga dibutuhkan cara lain yang dapat memberi hasil yang lebih efektif dan dengan biaya yang lebih murah (Halimah, 2013). Pada proses pengolahan air limbah di IPAL LIK Magetan menggunakan proses pengolahan lengkap yang meliputi proses secara fisika, kimia, dan biologi. Air limbah dari proses produksi penyamakan kulit dialirkan menuju IPAL dengan saringan kasar dan 3

saringan halus yang ada sebelum bak pengumpul. Pengolahan air limbah secara koagulasi yang telah diterapkan yaitu dengan menggunakan koagulan tawas. Proses biologi pengolahan air limbah di IPAL Magetan diolah secara aerobik dengan bantuan lumpur aktif di bak aerasi. Salah satu teknologi pengolahan air limbah yang digunakan yaitu pengolahan secara kimia dengan koagulasi. Koagulasi yaitu proses pencampuran koagulan (bahan kimia) atau pengendap ke dalam air baku dengan kecepatan perputaran yang tinggi dalam waktu yang singkat. PAC (Poly Aluminium Chloride) merupakan koagulan yang digunakan dalam penelitian ini karena dapat bekerja di rentang ph yang luas yaitu 6-9,3 (Asmadi dan Suharno, 2012). Menurut Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Penyamakan Kulit ditetapkan bahwa ambang batas kadar amonia yang diperbolehkan sebesar 0,5 mg/l. Berdasarkan hasil uji pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 16 Juni 2015 diketahui bahwa kadar amonia yang diambil di outlet IPAL LIK melebihi baku mutu yang telah ditetapkan yaitu sebesar 37,93 mg/l dengan ph 6,74. Uji pendahuluan yang dilakukan untuk menurunkan kadar amonia yaitu menggunakan koagulan PAC. Metode yang digunakan yaitu menggunakan pengadukan manual cepat dan lambat dengan variasi dosis PAC 1 gr/l, 3 gr/l, dan 5 gr/l. Pada pengadukan lambat dengan kecepatan 40 rpm selama 5 menit dan diendapkan selama 20 menit didapatkan hasil berturut-turut sebesar: 38,33 mg/l; 1,110 mg/l; dan 0,249 mg/l; sedangkan pada pengadukan cepat dengan kecepatan 80 rpm selama 2 menit dan diendapkan selama 15 menit didapatkan hasil 37,70 mg/l; 1,681 mg/l; dan 0,016 mg/l. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan didapatkan dosis yang efektif untuk menurunkan kadar amonia adalah dengan menggunakan metode pengadukan cepat dengan dosis PAC 5 gr/l. Berdasarkan hasil penelitian Said (2009), koagulan PAC lebih efektif daripada zat koagulan Alum Sulfat dalam menurunkan amoniak limbah cair laboratorium dengan persentase penurunan untuk Alum Sulfat antara 0,3-25%, sedangkan persentase penurunan untuk PAC antara 0-62% pada konsentrasi 1 gr/l. Hal ini dikarenakan karakteristik amoniak di dalam air berbentuk Amonium (NH₄OH). Bila ammonium bereaksi dengan PAC maka ion-ion dari polimer PAC akan mengikat senyawa positif dari H+ dan akan berubah menjadi 4

monomer-monomer rantai pendek. Sedangkan bila ammonium bereaksi dengan Alum Sulfat maka kedua senyawa akan mengalami kesulitan untuk bereaksi. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang keefektifan variasi dosis PAC (Poly Aluminium Chloride) dalam menurunkan kadar amonia air limbah Industri Penyamakan Kulit dengan dosis 3,5 gr/l, 4 gr/l, dan 4,5 gr/l. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian true experiment dengan pretest-posttest with control group.dalam rancangan ini dilakukan pengelompokkan anggota kelompok kontrol dan eksperimen secara acak. Perlakuan ditambahkan koagulan PAC 0 gr/l (kontrol); 3,5 gr/l; 4 gr/l dan 4,5 gr/l dan dilakukan replikasi atau pengulangan masing- masing sebanyak 3 kali. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium IPAL LIK Magetan dan pemeriksaan amonia dilakukan di laboratorium Kualitas Air Perum Jasa Tirta I Mojokerto.Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2015.Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.analisis deskriptif terhadap pengukuran kadar amonia limbah cair IPAL Lingkungan Industri Kulit (LIK) Magetan sebelum dan sesudah perlakuan disajikan dalam bentuk table,sedangkan analisis bivariat digunakan untuk mengetahui dosis koagulan PAC yang paling efektif dalam menurunkan kadar amonia air limbah industri penyamakan kulit dilakukan uji normalitas didapatkan data berdistribusi normal dilanjutkan dengan uji Anova. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ph Air Limbah Hasil pemeriksaan ph sebelum dan sesudah pada kelompok perlakuan dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 3. 5

Perlakuan Pengulanga Kontrol 3,5 gr/l 4 gr/l 4,5 gr/l n Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post 1 8,12 7,28 6,87 5,73 7,19 5,87 7,26 5,64 2 7,89 7,23 7,25 6,17 7,52 6,13 7,82 6,23 3 8,34 6,94 6,81 6,05 8,11 6,28 7,31 5,76 Jumlah 24,35 21,45 20,93 17,95 22,82 18,28 22,39 17,63 Rata-rata 8,12 7,15 6,98 5,98 7,61 6,09 7,46 5,88 Berdasarkan Tabel 3, diketahui terjadi perbedaan dan penurunan ph sebelum dan sesudah pengolahan menggunakan PAC pada setiap kelompok. Penurunan paling tinggi terjadi pada kelompok perlakuan 4,5 gr/l, yaitu dari 7,46 menjadi 5,88. Pengamatan ph air limbah dilakukan untuk mengetahui apakah ph sebelum dan sesudah perlakuan terjadi perubahan.diketahui bahwa ph air limbah industri penyamakan kulit sebesar 8,12 kemudian setelah mengalami perlakuan dengan penambahan dosis PAC 0 gr/l, 3,5 gr/l, 4 gr/l, dan 4,5 gr/l dengan proses pengadukan cepat secara manual kecepatan 80 rpm selama 2 menit mengalami penurunan paling tinggi pada penambahan dosis 4,5 gr/l dengan ph 5,88. Menurut Asmadi dan Suharno (2012), kadar ph yang baik adalah kadar ph dimana masih memungkinkan kehidupan biologis di dalam air berjalan baik. ph yang baik untuk air limbah adalah netral (ph 7). Berdasarkan hasil penelitian ph air limbah industri penyamakan kulit setelah penambahan dosis koagulan PAC rata-rata sebesar 5,88 6,09 maka ph tersebut termasuk asam karena ph air limbah tersebut dibawah 7. ph perlakuan turun diakibatkan dari endapan sesaat setelah didiamkan, sehingga lapisan atas air limbah setelah perlakuan bersifat asam dan lapisan bawah bersifat basa. B. Suhu Air Limbah Hasil pemeriksaan laboratorium suhu sebelum dan sesudah pada kelompok perlakuan dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4. 6

Pengulanga n Suhu pada Kontrol ( C) Suhu Perlakuan ( C) 3,5 gr/l 4 gr/l 4,5 gr/l Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post 1 27 27 27 27 27 27 27 27 2 27 27 27 27 27 27 27 27 3 27 27 27 27 27 27 27 27 Jumlah 81 81 81 81 81 81 81 81 Rata-rata 27 27 27 27 27 27 27 27 Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan suhu sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Suhu sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol dan perlakuan yaitu sebesar 27 o C. Pada parameter temperatur limbah menunjukkan bahwa penambahan dosis PAC sebesar 0 gr/l, 3,5 gr/l, 4 gr/l, dan 4,5 gr/l tidak menunjukkan perbedaan suhu air limbah. Temperatur sebelum dan sesudah perlakuan tetap stabil tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 27 C. C. Pengukuran Kadar Amonia Pengukuran kadar amonia dilakukan pada sampel air limbah dengan pemberian dosis PAC sebesar 0 gr/l, 3,5 gr/l, 4 gr//l, dan 4,5 gr/l. Amonia (NH₃) adalah gas tidak berwarna dengan bau khas yang menyengat. Amonia larut dalam air dengan membentuk larutan yang bersifat basa.di dalam air, nitrogen amonia berada dalam 2 bentuk, yaitu ammonia (NH₃) dan ammonium (NH₄+). Keseimbangan antara NH₃ dan NH₄+ dipengaruhi oleh temperatur, akan tetapi perbandingan nilai NH₃ dan NH₄+ sangat dipengaruhi oleh ph (Riwayati dan Ratnawati, 2010). Pengolahan pada penelitian ini yaitu menggunakan koagulan PAC dengan variasi dosis untuk membandingkan dosis yang efektif untuk menurunkan kadar amonia air limbah. Metode yang digunakan peneliti yaitu menggunakan pengadukan manual cepat dengan kecepatan 80 rpm selama 2 menit kemudian didiamkan selama 15 menit. Berdasarkan uji pendahuluan diketahui bahwa pengadukan manual cepat lebih efektif dalam menurunkan kadar amonia. Kesimpulan dari hasil pemeriksaan kadar amonia sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol dan Kelompok Perlakuan disajikan pada Tabel 9. 7

Dosis Rata-rata penurunan (mg/l) Keefektifan (%) 0 gr/l 202,7 8,9 3,5 gr/l 2,489 98,82 4 gr/l 4,723 97,62 4,5 gr/l 3,553 97,99 Kadar amonia hasil penelitian menunjukkan bahwa amonia mengalami penurunan pada kontrol (0 gr/l) setelah perlakuan menjadi 202,7 mg/l dengan persentase 8,9%. Pada dosis 3,5 gr/l kadar amonia mengalami penurunan menjadi 2,489 mg/l dengan persentase 98,82%. Pada dosis 4 gr/l terjadi penurunan kadar amonia menjadi 4,723 mg/l dengan persentase 97,62%. Pada dosis 4,5 gr/l juga mengalami penurunan kadar amonia menjadi 3,552 mg/l dengan persentase 97,99%. Parameter air limbah industri penyamakan kulit sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Penyamakan Kulit dengan kadar amonia (sebagai NH₃-N) yang diperbolehkan adalah 0,5 mg/l. Pada penelitian ini diketahui bahwa kadar amonia sangat tinggi berbeda dengan saat melakukan uji pendahuluan. Hal ini diakibatkan karena jumlah produksi pada industri penyamakan kulit yang meningkat dan adanya proses penguapan akibat suhu lingkungan yang panas serta kurangnya faktor pengencer. Kadar amonia dalam pengolahan air limbah industri kulit dengan mengggunakan PAC tersebut masih belum memenuhi baku mutu Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Penyamakan Kulit. Berdasarkan hasil yang diperoleh kadar amonia dengan variasi dosis 3,5 gr/l, 4 gr/l, dan 4,5 gr/l masih diatas baku mutu yang diperbolehkan sehingga perlu adanya metode lain yang mendukung seperti air stripping untuk menurunkan kadar amonia hingga turun di bawah baku mutu yang diperbolehkan. Penelitian yang sama telah dilakukan oleh Soedarmanto (2012), pada limbah cair kilang pengolahan kayu, dengan menggunakan PAC dengan beberapa dosis yaitu 7,5 ppm, 8

12,5 ppm, 17,5 ppm, 22,5 ppm, dan 27,5 ppm dalam satu liter air limbah. Sebelumnya kadar amonia air limbah diperiksa di laboratorium dan diperoleh hasil sebelum penambahan PAC sebesar 1.920 mg/l, sedangkan kadar amonia setelah diberi perlakuan dengan penambahan dosis PAC berturut-turut yaitu 719,145 mg/l (62,52%); 672,5 mg/l (64,97%); 926 mg/l (51,77%); 900,385 mg/l (46,89%) dan 925,9 mg/l (51,77%). Untuk menjawab hipotesis penelitian maka perlu dilakukan uji statistik. Pengujian statistik digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dari tiap-tiap perlakuan dengan penambahan dosis PAC pada air limbah industri penyamakan kulit dalam menurunkan kadar amonia, dilakukan dengan menggunakan uji anova. Berdasarkan hasil uji One Way Anova menunjukkan bahwa variasi dosis 3,5 gr/l, 4 gr/l, dan 4,5 gr/l didapatkan nilai signifikan (p-value) > 0,01 yaitu 0,011, maka Ho diterima yang berarti tidak ada keefektifan variasi dosis PAC dalam menurunkan kadar amonia air limbah Industri Penyamakan Kulit. Berdasarkan uji statistik tersebut diketahui bahwa tidak ada keefektifan variasi dosis PAC dalam menurunkan kadar amonia air limbah industri penyamakan kulit. Persentase terbesar penurunan amonia berada pada dosis 3,5 gr/l dengan keefektifan 98,82%. Sistem pengolahan untuk menurunkan kadar amonia pada IPAL LIK Magetan sudah dilakukan menggunakan aerasi biologis dengan bantuan lumpur aktif. Diharapkan pengelola IPAL LIK Magetan mampu mengoptimalkan pada bagian bak aerasi biologis agar kadar amonia turun hingga di bawah baku mutu Peraturan Gubernur Jawa Timur No.72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Penyamakan Kulit. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa tidak ada perbedaan keefektifan variasi dosis PAC dalam menurunkan kadar amonia air limbah Industri Penyamakan Kulit (p-value> 0,01 yaitu 0,011). 2. Persentase penurunan kadar amonia dengan variasi dosis PAC 3,5 gr/l sebesar 98,82%; 4 gr/l sebesar 97,62%; dan 4,5 gr/l sebesar 97,99%. 3. Rata-rata kadar amonia sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan dengan variasi dosis PAC 3,5 gr/l, 4 gr/l, dan 4,5 gr/l adalah sebagai berikut: 9

a. Rata-rata kadar amonia sebelum penambahan dosis 3,5 gr/l adalah 250,8 mg/l dan setelah penambahan dosis turun menjadi 2,489 mg/l. b. Rata-rata kadar amonia sebelum penambahan dosis 4 gr/l adalah 199,3 mg/l dan setelah penambahan dosis turun menjadi 4,723 mg/l. c. Rata-rata kadar amonia sebelum penambahan dosis 4,5 gr/l adalah 179,7 mg/l dan setelah penambahan dosis turun menjadi 3,553 mg/l. d. Dosis koagulan PAC yang efektif menurunkan kadar amonia industri penyamakan kulit yaitu 3,5 gr/l dengan keefektifan 98,82%. Saran 1. Bagi pengelola IPAL LIK Magetan Perlu mengoptimalkan metode yang sudah ada yaitu pada bagian bak aerasi biologis agar kadar amonia dalam air limbah turun hingga di bawah baku mutu. 2. Bagi Peneliti Lain Peneliti lain bisa mengaplikasikan metode kimia pada penelitian ini dengan metode fisika seperti air stripping untuk menurunkan kadar amonia hingga di bawah baku mutu. DAFTAR PUSTAKA Alaerts G. dan Santika S.S. 1984.Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional. Asmadi dan Suharno. 2012. Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Cahyono AD. 2012. Bangunan Pengolahan Air Industri Penyamakan Kulit. Surabaya: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UPN Veteran. Ekasari, Silvia. 2011. Penyisihan Amonia dari Air Limbah Menggunakan Gabungan Proses Membran dan Oksidasi Lanjut dalam Reaktor Hibrida Ozon-Plasma Menggunakan Larutan Penyerap Asam Sulfat. [Tesis Ilmiah]. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Halimah, Nur. 2013. Penurunan Kadar Ammonia pada Limbah Cair PT Cheil Jedang Indonesia dengan Metode Elektrolisa Secara Kontinyu. [Skripsi Ilmiah]. Jawa Timur: Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Kristijarti A.P., Ign Suharto., Marieanna., 2013. Penentuan Jenis Koagulan dan Dosis Optimum untuk Meningkatkan Efisiensi Sedimentasi dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah Pabrik Jamu X. Parahyangan: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan. 10

Manurung, Jeplin. 2009. Studi Efek Jenis dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD dan BOD pada Pengolahan Air Limbah dengan Cara Koagulasi. [Skripsi Ilmiah]. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara. Murti R.D., Christiana Herry Purwanti dan Suyatini. 2013. Adsorbsi Amonia dari Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit Menggunakan Abu Terbang Bagas. Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik. Notoatmodjo Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pawiroharsono, Suyanto. 2008. Penerapan Enzim untuk Penyamakan Kulit Ramah Lingkungan.Teknik Lingkungan. Vol. 9.No. 1. Januari 2008:51-58. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah untuk Industri Penyamakan Kulit. Riwayati, Indah dan Ratnawati.2010. Penurunan Kandungan Ammonia dalam Air dengan Teknik Elektrolisis.SeminarRekayasa Kimia dan Proses. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik. Said, Muhammad 2009.Pengolahan Air Limbah Laboratorium dengan Menggunakan Koagulan Alum Sulfat dan Poli Aluminium Klorida (PAC). Sumatera Selatan: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sriwijaya. Siregar, Sakti A. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Kanisius. Soedarmanto, Heri. 2012. Penanganan Limbah Cair Kilang Pengolahan Kayu dengan Sistem Recycling. Banjarmasin: Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Banjarmasin. Susanto, Ricky. 2008. Optimasi Koagulasi-Flokulasi dan Analisis Kualitas Air pada Industri Semen. Jakarta: Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Ulfin I., Harmami dan Elissa R. 2014. Pemisahan Kromium dari Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit dengan Koagulan FeSO₄.Prosiding Seminar Nasional Kimia. Surabaya 20 September 2014. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Yusuf, Yusnidar. 2011. Industri Penyamakan Kulit dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Lingkungan.Sigma.Vol. III. No. 01.Juni 2011:58-63. 11