BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi,

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup tempat : RSIA. Hermina Pandanaran Semarang. Indonesia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

BAB 1 PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai masa kehidupan pertama ekstrauterin sampai dengan usia 28

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. ditetapkan di Ruang Pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang variabel

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di tempat tinggal masing-masing subjek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Variabel bebas yang. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr Moewardi.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. awal Maret 2016 sampai dengan jumlah sampel terpenuhi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Semarang dalam kurun waktu Mei Juni pada tahun 2015.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik deskriptif dengan pendekatan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang. (PBRT), Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dan ruang rekam medik RSUP

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait pada penelitian ini adalah ilmu kedokteran

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medik RSUP dr. Kariadi Semarang,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan anak khususnya sub bagian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitis kategorik-numerik tidak

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Universitas Diponegoro Tembalang dan Lapangan Basket Pleburan, Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kedokteran Universitas Diponegoro Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

Efektiitas Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Ibu Bersalin Seksio Sesarea Di RSUD dr.pirngadi Medan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya sub bidang geriatri dan ilmu manajemen rumah sakit. Kariadi Semarang, Jawa Tengah. sampai jumlah sampel terpenuhi.

BAB 4 METODA PENELITIAN. Populasi terjangkau adalah murid SMP Domenico Savio dengan hipertensi dan obesitas.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Prijonegoro Sragen dan Puskesmas Sidoharjo Sragen. Penelitian ini berlangsung bulan Maret-Juni 2014.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif,

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan kohort prospektif.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya subbagian Perinatologi. Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP/ RS

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

Transkripsi:

27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan potong lintang (cross sectional). 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan penelitian direncanakan dilaksanakan mulai bulan November 2015, dan pelaksanaan penelitian direncanakan mulai bulan Maret 2016 sampai sampel terpenuhi, bertempat di ruang rawat perinatologi rindu B4 dan ruang rawat neonatologi rindu B1 RSUP Haji Adam Malik, Medan. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi target Neonatus yang lahir dan dirawat di RSUP Haji Adam Malik, Medan 3.3.2 Populasi terjangkau Neonatus yang lahir dan dirawat di RSUP Haji Adam Malik, Medan dimulai sejak bulan Maret 2016. 3.3.3 Sampel Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimulai sejak bulan Maret 2016 hingga jumlah sampel terpenuhi. 27

28 3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi: Neonatus preterm dan aterm yang lahir di RSUP Haji Adam Malik, Medan dan orang tua/wali pasien mengizinkan pasien ikut serta dalam penelitian. Kriteria eksklusi: Neonatus yang lahir disertai kelainan kulit generalisata (iktiosis,sindroma neterton, Staphylococcal scalded skin syndrome). 3.5 Besar Sampel n 1 n 2 2 2 Z (1 / 2) 1 Z 2 2 (1 ) 2 Dimana : Z = deviat baku alpha. utk = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96 ( 1 / 2) Z = deviat baku alpha. utk = 0,10 maka nilai baku normalnya 1.282 ( 1 ) S = Standar deviasi gabungan ph Neoatus pretem dan aterm sebesar =0,29 d 1 2 = beda rerata yang bermakna ditetapkan sebesar 0,5 Maka besar sampel minimal untuk masing-masing kelompok pada penelitian ini banyak 31 orang. 3.6 Cara Pengambilan Sampel Penelitian Sampel penelitian diambil dengan tehnik consecutive sampling 3.7 Identifikasi Variabel 3.7.1 Variabel bebas : Masa gestasi preterm atau aterm

29 3.7.2 Variabel terikat : ph kulit 3.8 Definisi Operasional 3.8.1 Masa gestasi Masa gestasi adalah lama kehamilan yang didapat melalui dokumentasi rekam medik RSUP H. Adam Malik. Hasil usia gestasi yang didapat berupa aterm ( 37 minggu - 42 minggu) dan preterm (<37 minggu). Alat ukur Pengukur : rekam medis : peniliti dan pembimbing Hasil ukur : aterm ( 37 minggu- 42 minggu) dan preterm (<37 minggu) Skala ukur : nominal 3.8.2 ph kulit ph kulit adalah kadar keasaman kulit yang didapat melalui pemeriksaan menggunakan ph meter Alat ukur : ph meter (Skincheck, Hanna Instruments, HI 99181N, USA) Pengukur Hasil ukur Skala ukur : peniliti dan pembimbing : nilai ph : rasio 3.9 Alat, Bahan dan Cara Kerja 3.9.1 Alat dan bahan

30 a. Satu unit alat ph meter (Skincheck, Hanna Instruments, HI 99181N, USA) b. Kassa 3.9.2 Cara kerja Pasien yang telah mendapat izin dari orang tuanya dan menandatangani inform consent selanjutnya dilakukan : 1. Pencatatan data dasar : a. Pencatatan data dasar dilakukan oleh peneliti di ruang rawat inap rindu B4 RSUP Haji Adam Malik Medan. b. Pencatatan data dasar meliputi idenditas pasien (nama,alamat, jenis kelamin, usia gestasi, berat badan, panjang badan), pemeriksaan fisik dan dermatologis. 2. Pemeriksaan nilai ph kulit neonatus a. Syarat sebelum dilakukan pengukuran ph : - Pengukuran dilakukan pada hari ke 3 setelah kelahiran. - Pengukuran dilakukan minimal 4 jam setelah subjek dimandikan atau dibersihkan. Orang tua pasien atau etugas kesehatan diminta untuk tidak menggunakan kosmetik atau preparat topikal apapun pada volar lengan bawah subyek, minimal 4 jam setelah subjek dimandikan.

31 - Pengukuran dilakukan pada suhu kamar air conditionered stabil dan konstan (20 o C) dengan kelembaban 40% dan subyek dikondisikan minimal 20 menit. - Bila daerah volar tidak memungkinkan untuk diperiksa, Pemeriksaan dapat dilakukan pada daerah lengan, tungkai atas atau perut subyek. b. Pengukuran nilai ph kulit diperiksa dengan menggunakan ph meter (skincheck, Hanna Instrument, HI 99181N, USA). Elektroda ph dikalibrasi sebelum pengukuran masing-masing subyek dengan dua larutan buffer standard pada nilai ph 7.0 dan 4.0. Kemudian elektroda dibilas dengan air sebelum pengukuran. c. Subyek dipersiapkan. Bagian volar lengan bawah dibersihkan dengan kassa. Buka tutup pelindung elektroda. Sambungkan elektroda ke ph meter. Tekan tombol ON untuk menghidupkan. Letakkan ujung elektroda pada permukaan kulit yang datar. Tunggu sampai pembacaan stabil dan hasil didapat. Kemudian elektroda dibersihkan dengan air, dan tutup kembali dengan menggunakan pelindung elektroda.

32 3.10 Kerangka Operasional Neonatus preterm dan aterm yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi Pencatatan data dasar dan Pemeriksaan fisik Pengukuran ph Tabulasi dan analisis data Gambar 3.1 Diagram kerangka operasional 3.11. Pengolahan Data Data-data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Karakteristik subjek dianalsis secara deskriftif. Analisis statistik dilakukan untuk mengetahui hubungan nilai ph kulit neonatus preterm dan aterm. Jika sebaran data terdistribusi normal maka digunakan uji T independent. Namun

33 jika sebaran data terdistribusi tidak normal maka digunakan uji Mann Whitney. 3.12. Etika Penelitian Penelitian ini sudah memperoleh persetujuan dari Komite Etik Kesehatan Fakultas Kedokteran Sumatera Utara dengan nomor surat: 223/KOMET/FK USU/2016 dan Direktorat SDM dan Pendidikan Instalasi Penelitian dan Pengembangan RSUP Haji Adam Malik Medan dengan no surat: 612/UN5.2.1.1.1.14/KRK/2016.

34 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini melibatkan 64 orang subjek penelitian yaitu neonatus yang telah memenuhi kriteria penelitian. Seluruh subjek penelitian telah menjalani pemeriksaan untuk mengetahui kadar ph kulit. Data-data yang terkumpul kemudian dimasukkan sebagai variabel dan diolah secara statistik. 4.1 Karakteristik subjek Penelitian Karakteristik subjek dalam penelitian ini ditampilkan berdasarkan distribusi, masa gestasi, jenis kelamin, berat badan dan panjang badan. 4.1.1 Karakteristik berdasarkan masa gestasi Tabel 4.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan masa gestasi Masa gestasi n % Preterm 32 50 Aterm 32 50 Total 64 100 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa berdasarkan masa gestasi pasien neonatus didapatkan 32 sampel dengan masa gestasi preterm (50%) dan 32 sampel dengan masa gestasi aterm (50%).

35 Setiap tahun dilaporkan terdapat sekitar 15 juta bayi lahir prematur di dunia, lebih dari satu dalam 10 kelahiran. Kelahiran prematur meningkat setiap tahun hampir di semua negara. 41 Di Indonesia, dari 48.336 kelahiran selama periode Januari 2010 Juni 2013 34 terdapat 17.576 kelahiran prematur (36,4%). 42 Data di RSUP H. Adam Malik Medan menunjukkan jumlah bayi yang dilahirkan pada tahun 2007 sebanyak 527 bayi dan 63 bayi (11,95%) dilahirkan dengan kondisi prematur. 43 4.1.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.2 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Masa gestasi Laki-laki Perempuan n % n % Total Preterm 11 17,2 21 32,8 50 Aterm 12 18,7 20 31,3 50 Total 23 35,9 41 64,1 100 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa berdasarkan jenis kelamin pasien neonatus didapatkan 23 sampel laki-laki (35,9%) dan 41 sampel perempuan (64,1%). Pada preterm dan aterm jenis kelamin terbanyak adalah perempuan masing-masing sebanyak 21 sampel (32,8%) dan 20 sampel (31,3%). Kelahiran prematur di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2007 sebanyak 63 bayi jenis kelamin laki-laki berjumlah 34 bayi (54,0%) dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 29 bayi (46,0%). 4

36 4.1.3 Karakteristik berdasarkan berat badan Tabel 4.3 Distribusi subjek penelitian berdasarkan berat badan Masa gestasi Berat badan (gram) <2500 2500-4000 Total n % n % Preterm 27 42,2 5 7,8 50 Aterm 1 1,6 31 48,4 50 Total 28 43,8 36 56.2 100 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa berdasarkan berat badan pasien neonatus didapatkan 28 sampel dengan berat badan <2500 gram (43,8%) dan 36 sampel dengan berat badan 2500-4000 gram (56,2%). Pada preterm berat badan terbanyak <2500 gram sebanyak 27 sampel (42,2) dan pada aterm yang terbanyak adalah 2500-4000 gram sebanyak 31 sampel (48,4). Hal ini sesuai dengan penelitian Utami di RSUD Dr. R Koesma mendapatkan dari 169 bayi aterm, sebagian besar mempunyai berat badan 2500-4000 gram yaitu sebanyak 99,24 %. 44 Beberapa penelitian menyatakan bahwa berat badan akan bertambah seiring dengan masa gestasi. 45-47

37 4.1.4 Karakteristik berdasarkan panjang badan Tabel 4.4 Distribusi subjek penelitian berdasarkan panjang badan Panjang badan (cm) Masa gestasi 30-39 40-49 50 Total n % n % n % Preterm 9 14,1 23 35,9 - - 50 Aterm - - 19 29,7 13 20,3 50 Total 9 14,1 42 65,6 13 20,3 100 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa berdasarkan panjang badan pasien neonatus didapatkan 9 sampel dengan panjang badan 30-39 cm (14,1%), 42 sampel dengan panjang badan 40-49 cm (65,6%), dan 13 sampel dengan panjang badan 50 cm (20,3%). Pada preterm dan aterm panjang badan terbanyak adalah 40-49 cm, masing-masing sebanyak 23 sampel (35,9) dan 19 sampel (29,7). Miletic et al dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan antara masa gestasi dengan panjang badan. 48 Hasil tersebut didukung oleh penelitian Maeyama et al dimana pada penelitiannya ditemukan bahwa panjang badan akan bertambah seiring dengan masa gestasi. 45

38 4.2 Gambaran ph kulit neonatus preterm dan aterm Tabel 4.5 Distribusi ph neonatus preterm dan aterm Masa gestasi Rerata ± SD Nilai minimum Nilai maksimum Preterm 7,75±0,41 6,8 8,8 Aterm 7,46±0,37 6,7 8,46 ph Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa berdasarkan masa gestasi, ratarata ph kulit pada pasien preterm adalah 7,75±0,41, dan rata-rata ph kulit pada pasien aterm adalah 7,46±0,37. Tidak seperti neonatus aterm, neonatus preterm belum mempunyai fungsi sawar epidermal yang baik, hanya memiliki sedikit lapisan Sk dan memiliki permeabilitas lebih terhadap bahan-bahan eksogen dan kerusakan kulit tambahan. Tingkat keasaman kulit pada neonatus aterm secara relatif lebih netral pada saat baru lahir, seiring waktu akan berkurang selama periode 1-4 hari pertama kehidupan, dan terus menurun selama 3 bulan pertama, seiring dengan aktivasi enzim-enzim yang diperlukan untuk membentuk komponen keasaman pada kulit. 49

39 4.3 Gambaran ph kulit berdasarkan karakteristik subjek penelitian (berat badan, panjang badan dan jenis kelamin) 4.3.1 Gambaran ph kulit berdasarkan berat badan Tabel 4.6 Distribusi ph kulit berdasarkan berat badan Masa gestasi Preterm Aterm Berat badan ph (gram) Rerata ± SD Nilai minimum Nilai maksimum <2500 7,71±0,42 6,80 8,80 2500-4000 7,95±0,27 7,69 8,35 <2500 7,28±0 7,28 7,28 2500-4000 7,46±0,38 6,70 8,46 Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pada neonatus preterm, rata-rata ph kulit dengan berat badan lahir <2500 gram adalah 7,71±0,42 dan rata-rata ph kulit dengan berat badan lahir 2500-4000 gram adalah 7,95±0,27. Pada neonatus aterm, rata-rata ph kulit dengan berat badan lahir <2500 gram adalah 7,28±0 dan rata-rata ph kulit dengan berat badan lahir 2500-4000 gram adalah 7,46±0,38. Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa ph kulit yang lebih tinggi pada berat badan lahir badan lahir 2500-4000 gram baik pada preterm dan aterm. Penelitian yang dilakukan oleh Green et al, berat badan lahir tidak mempengaruhi tingkat keasaman kulit secara signifikan pada neonatus. 35

40 4.3.2 Gambaran ph kulit berdasarkan panjang badan Tabel 4.7 Distribusi ph kulit berdasarkan panjang badan Masa gestasi Panjang badan ph (cm) Rerata ± SD Nilai minimum Nilai maksimum Preterm 30-39 7,84±0,48 7,23 8,80 40-49 7,71±0,38 6,80 8,35 50 - - - Aterm 30-39 - - - 40-49 7,49±0,32 7 8,28 50 7,41±0,45 6,7 8,46 Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat, pada neonatus preterm rata-rata ph kulit dengan panjang badan lahir 30-39 cm adalah 7,84±0,48, rata-rata ph kulit pada dengan panjang badan lahir 40-49 cm adalah 7,71±0,38. Pada neonatus aterm, ratarata ph kulit dengan panjang badan lahir 40-49 cm adalah 7,49±0,32 dan rata-rata ph kulit dengan panjang badan lahir 50 cm adalah 7,41±0,45. Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa semakin panjang badan lahir, maka semakin rendah ph kulit. Hasil penelitian Maeyama et al didapatkan secara umum bahwa panjang badan berhubungan dengan masa gestasi, dimana peningkatan masa gestasi akan berbanding lurus dengan peningkatan panjang badan lahir. Green et al menyatakan bahwa panjang badan tidak mempengaruhi ph kulit neonatus. 35,45

41 4.3.3 Gambaran ph kulit berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.8 Distribusi ph kulit berdasarkan jenis kelamin Masa gestasi Jenis kelamin ph Rerata ± SD Nilai minimum Nilai maksimum Preterm Laki-laki 7,5±0,36 6,8 8 Perempuan 7,8±0,38 7,3 8,8 Aterm Laki-laki 7,32±0,32 6,9 8,14 Perempuan 7,54±0,38 6,7 8,46 Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat, pada neonatus preterm rata-rata ph kulit neonatus dengan jenis kelamin laki-laki adalah 7,5±0,36 dan rata-rata ph kulit pada neonatus dengan jenis kelamin perempuan adalah 7,8±0,38. Pada neonatus aterm rata-rata ph kulit dengan jenis kelamin laki-laki adalah 7,32±0,32 dan rata-rata ph neonatus dengan jenis kelamin perempuan adalah 7,54±0,38. Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa ph kulit neonatus dengan jenis kelamin perempuan lebih tinggi dibandingkan ph kulit neonatus laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian Green et al dan Man et al yang menyatakan bahwa neonatus perempuan memiliki nilai ph lebih tinggi dibandingkan laki-laki. 35,50

42 4.4 Hubungan antara ph kulit dengan masa gestasi neonatus preterm dan aterm Tabel 4.9 Hubungan ph kulit dengan masa gestasi neonatus preterm dan aterm Masa gestasi Rerata±SD Preterm 7,75±0,41 Aterm 7,50±0,37 ph p 0,05 Tabel 4.9 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji T independen pada ph kulit berdasarkan masa gestasi, terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,05). Dapat disimpulkan bahwa neonatus preterm memiliki nilai ph yang lebih tinggi dibandingkan dengan pada neonatus aterm. Green et al dalam penelitiannya melaporkan bahwa neonatus aterm dan preterm sama-sama memiliki fungsi asidifikasi yang aktif pada saat lahir, namun fungsi ini tidak sepenuhnya efektif pada neonatus preterm karena aspek terluar kulit masih diselubungi oleh verniks kaseosa. 35 Pendapat lain disampaikan oleh Visscher et al dalam penelitiannya yaitu bahwa keberadaan verniks kaseosa akan mempercepat asidifikasi pada kulit neonatus, dan menyarankan praktisi untuk mempertimbangkan pengangkatan verniks kaseosa segera setelah lahir pada neonatus. 49

43 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Terdapat hubungan yang signifikan (p=00,5) ph kulit neonatus dengan masa gestasi (preterm dan aterm) dimana, rata-rata ph kulit pasien preterm adalah 7,75±0,41, dan rata-rata ph kulit pada pasien aterm adalah 7,46±0,37. 2. Gambaran ph kulit berdasarkan berat badan lahir menunjukkan ph kulit yang lebih tinggi pada berat badan lahir 2500-4000 gram baik pada preterm dan aterm. 3. Gambaran ph kulit berdasarkan panjang badan lahir, dijumpai semakin panjang berat badan lahir semakin rendah ph kulit. 4. Gambaran ph kulit berdasarkan jenis kelamin, ph Kulit pada perempuan lebih tinggi dibandingkan ph kulit laki-laki. 5. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan yaitu 41 orang (64,1%), berat badan yang terbanyak adalah 2500-4000 gram yaitu 36 orang (56,2%) dan panjang badan yang terbanyak adalah 40-49 cm yaitu 42 orang (65,6%) 5.2 Saran

44 1. Nilai ph yang lebih tinggi pada neonatus preterm menjadi pertimbangan perlunya perawatan kulit khusus yang lebih dibanding neonatus aterm. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan secara longitudinal dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama. 43