2015 KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. olahraga melalui slogan Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakaria Nur Firdaus, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kedisiplinan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. Setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi, olahraga rekreasi dan olahraga pendidikan. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rukita Ramdan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Moch.Vichi Fadhli Rachman, 2015 PENGARUH LATIHAN UMPAN KOMBINASI TERHADAP DOMINASI BALL POSSESSION DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Permainan sepak bola sangat membutuhkan kemampuan fisik dan taktik yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING BOLA FUTSAL PADA ATLET O2SN KECAMATAN SUMEDANG UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. terbesar bersumber dari atlet, meskipun faktor-faktor yang lain sebagai pendukung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan skor-skor mentah yang

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dede Syamsul Ma Arif, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maanfaat yang diperoleh langsung dari aktivitas olahraga tersebut baik untuk

2015 PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN SISTEM SUPERSET DENGAN SISTEM SET TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

WAHYU ILAHI, 2015 ANALISIS PERBANDINGAN PENGUASAAN TEKNIK DASAR PERMAINAN FUTSAL ANTARA ANGGOTA BARU DAN ANGGOTA LAMA UKM FUTSAL PUTRA UPI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga sekarang ini semakin berkembang pesat sesuai

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoansyah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menguraikan definisi dan teori-teori yang dijadikan landasan berpikir

2015 ANALISIS KEBUTUHAN LATIHAN TEKNIK PEMAIN SEPAKBOLA DALAM LIGA SUPER INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

2016 HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN, KECERDASAN INTELEKTUAL, DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KINERJA WASIT FUTSAL LEVEL 1 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

n Rata-rata Simpangan baku Kepercayaan diri ,25 11,89 Penalti 20 13,45 4,25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga futsal merupakan olahraga permainan yang sudah berkembang pesat. Futsal sangat diminati oleh seluruh kalangan masyarakat baik anak-anak, remaja sampai orang dewasa baik pria maupun wanita. Hal ini terlihat dari kehidupan sehari-hari dimana pada waktu libur atau waktu luang, orang sering mengisi waktu dengan bermain futsal. Futsal yang telah populer ini hanya memerlukan peralatan sederhana dan dapat mengundang kesenangan dalam memainkannya. Futsal dapat dimainkan di dalam ruangan maupun di luar ruangan dengan tempat yang lebih besar. Artinya lebih kecil dari ukuran lapangan sepakbola. Olahraga futsal merupakan salah satu modifikasi olahraga sepak bola yang dimainkan di dalam ruangan. Peraturan permainannya hampir sama dengan sepak bola, tetapi ada beberapa peraturan yang berbeda. Seperti bola yang ke luar lapangan (out), maka permainan dimulai dengan tendangan ke dalam bukan lemparan ke dalam (throw in), tidak ada off-side. Adanya jumlah pemain yang lebih sedikit dan lapangan yang relatif kecil, pemain dituntut bekerja sama untuk melakukan operan dan pergerakan tanpa bola dengan tempo kecepatan tinggi. Mengenai hal ini, Mulyono (2014, hlm. 2) menjelaskan sebagai berikut: Futsal diartika sebagai suatu permainan olahraga yang dimainkan oleh dua tim yang berbeda. Masing-masing tim beranggotakan lima orang pemain yang memainkan pertandingan dalam dua babak. Olahraga futsal ditunjukan untuk membentuk perpaduan individu-individu pemain yang tergabung dalam sebuah tim demi mencapai kemenangan. Kebersamaan dan kerjasama tim sangat diperlukan dalam mencapai tujuan tersebut. Ukuran lapangan futsal yang relatif lebih kecil daripada ukuran lapangan sepakbola, oleh karena itu para pemain futsal akan lebih dominan bergerak dengan lebih cepat agar mengantisipasi kemasukan gol. Karakteristik fusal seperti itu menuntut para pemain memiliki kemampuan teknik dan fisik yang sangat baik. 1

2 Dari penjelasan tersebut di atas dapat digambarkan bahwa permainan futsal adalah permainan bola dengan kecepatan, kunci pokoknya adalah ball feeling. Jadi ball feeling adalah menggunakan perasaan untuk melakukan operan-operan dengan tepat ke teman. Karena olahraga futsal sangat diminati kalangan masyarakat, hal ini menjadi salah satu faktor yang mendukung adanya ekstrakulikuler futsal di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung. Secara psikologis, olahraga futsal dijadikan wahana menyalurkan hobi dan memperoleh keinginan-keinginan dalam hati seperti rasa senang, minta dan pembuktian kemampuan diri. Secara fisiologis olahraga futsal dapat meningkatkan kesehatan, kebugaran dan meningkatkan kualitas komponen kondisi fisik, seperti kerja jantung dan paru-paru, kelincahan, kecepatan dan kekuatan. Penetapan tujuan (goal setting) merupakan salah satu bagian dari aspek yang penting diberikan kepada atlet. Goal setting akan memberikan gambaran bagi atlet tentang apa yang harus dicapainya. Pengertian goal setting menurut Komarudin (2013, hlm. 54) Goal setting merupakan salah satu fondasi yang baik untuk mencapai sukses dalam program latihan keterampilan mental. Hal ini dikarenakan bahwa pelatih dan atlet dapat mencapai keberhasilannya baik teknik, taktik, dan mental, melalui penerapan prinsip goal setting. Dengan demikian, goal setting merupakan suatu kemampuan merancang atau menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Ibrahim dan Komarudin (2007, hlm. 116) beranggapan bahwa: Istilah goal setting ini terdiri atas dua kata, yaitu goal berarti tujuan, dan setting berarti penetapan atau merancang. Jadi dengan demikian, istilah goal setting dapat diartikan sebagai suatu kemampuan merancang atau menetapkan sesuatu tujuan yang hendak dicapai oleh seseorang atau kelompok. Penetapan goal setting tidak hanya berpengaruh terhadap penampilan, performa, motivasi dan kinerja seseorang dalam berbagai tingkat usia dan kemampuan, tetapi berkaitan erat dengan perubahan positif yang terjadi dalam aspek psikologis lainnya.

3 Menurut Mellalieu (2009) dalam Komarudin (2013, hlm. 54) menjelaskan bahwa goals secara sederhana adalah Goals merupakan apa yang ingin seseorang untuk mencoba menyelesaikan, goals merupakan sasaran atau tujuan dalam suatu tindakan. Pendapat tersebut menekankan bahwa goal atau tujuan merupakan pencapaian suatu standar kemampuan tertentu dalam bentuk tugas yang dibatasi dengan waktu tertentu. Sering kali seorang atlet tidak berlatih secara sungguh-sungguh atau kurang motivasi ketika berlatih. Hal ini disebabkan karena tidak adanya tujuan yang jelas yang harus dicapai dari proses latihan. Harsono (1988, hlm. 79) menjelaskan Menetapkan sasaran atau prognosis, dan mengajarkan kepada atlet bagaimana menetapkan sasaran-sasaran latihan adalah penting. Aspek lain yang juga penting dalam peningkatan olahraga prestasi yaitu motivasi. Motivasi diperlukan agar atlet mau berlatih secara keras. Menurut Alderman (1974) dalam Husdarta (2010, hlm. 32) menyebutkan Bahwa tidak ada prestasi tanpa motivasi. Tanpa motivasi yang kuat, atlet tidak akan memiliki kemauan dan tidak akan memiliki prestasi yang tinggi karena untuk mecapai suatu prestasi yang tinggi dibutuhkan motivasi yang besar. Motivasi juga merupakan kecenderungan individu mengarahkan dan memilih tingkah laku yang selektif sesuai dengan kondisi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan tinggi rendahnya motivasi menentukan pilihan untuk melakukan bagaimana intensitas dalam melakukan dan bagaimana kuatnya usaha serta tingkat kinerja setiap individu. Menurut Sage (1984) dalam https://www.academia.edu [di akses pada tanggal 2 juli 2015] Tujuan untuk memberikan motivasi terhadap tingkah laku adalah menemukan berbagai kebutuhan individu, pendekatan individu berdasarkan perorangan, tujuan atau situasi mereka untuk mencapai suatu dan pertemuan yang dibutuhkan. Dengan demikian motivasi berlatih mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan keterampilan seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan yang hendak dicapainya, karena tanpa motivasi berlatih yang dimiliki seseorang tidak akan mencapai keterampilan yang diinginkan.

4 Menurut Husdarta (2010, hlm 32) menjelaskan Bahwa motivasi diartikan sebagai proses yang menggerakan seseorang hingga berbuat sesuatu. Motivasi adalah energi psikologis yang bersifat abstrak. Wujudnya hanya dapat diamati dalam bentuk manifestasi tingkah laku yang ditampilkan. Locke, Latham (1990) dalam Komarudin (2013, hlm. 55) mengemukakan bahwa Goal setting adalah sebuah teori motivasi yang secara efektif memberi energi kepada atlet untuk menjadi lebih produktif dan efektif. Dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi antara goal setting dengan motivasi berlatih dari para atlet. Penelitian mengenai goal setting dimulai dari laboraturium, dalam rangkaian percobaan yang dilakukan oleh Locke (1968) dalam Latham dan Wexley (1982, hlm. 120) Orang yang diberikan target berbeda dalam bermacam-macam tugas yang mudah seperti penjumlahan, berdiskusi dan merakit mainan. Dari percobaan itu berhasil ditemukan bahwa orang yang diberikan target yang susah menyelesaikannya lebih baik daripada orang yang hanya diberi target sedang bahkan mudah. Akhirnya ditemukan bahwa pendorong seperti pujian, umpan balik, pengikut sertaan dan yang membawa peningkatan dalam pekerjan jika mereka diberikan target yang susah dan spesifik. Aspek utama dari proses motivasi ada tiga dimensi, yaitu arah (pilihan), usaha, dan ketekunan. Menurut sudut pandang olahraga, jika atlet diberikan target yang jelas dan sulit, maka penampilan atlet tersebut akan mengalami peningkatan. Kemudian atlet yang mempunyai motivasi belatih akan mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya demi meraih kesuksesan. Pelatih seharusnya berusaha keras untuk mengembangkan motivasi dalam diri setiap atletnya yang akan bertahan lama dan akan memacu dirinya untuk berlatih dalam cabang olahraga yang ditekuninya. Meskipun sudah berusaha keras belum tentu semua atletnya dapat mengarahkan dirinya sendiri, sehingga bagaimanapun pelatih harus berusaha sedemikian rupa agar tujuan itu tercapai. Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Korelasi Antara Goal Setting dengan Motivasi Berlatih Atlet Ekstrakulikuler Futsal Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan permasalahan tersebut dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara goal setting dengan motivasi berlatih atlet ekstrakulikuler futsal Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan antara goal setting dengan motivasi berlatih atlet ekstrakulikuler futsal Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandung. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan diatas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dalam menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini. 1. Manfaat Teoritis a. Dapat memberikan informasi dan masukan kepada pelatih mengenai pemberian goal setting kepada atletnya. b. Sebagai masukan bagi para pelatih olahraga mengenai konsep goal setting dan korelasinya dengan motivasi berlatih atlet. c. Sebagai referensi bagi yang akan melakukan penelitian mengenai materi yang berhubungan dengan goal setting di kemudian hari. 2. Manfaat praktis a. Dapat dijadikan sebagai rekomendasi untuk pelatih mengenai pemberian goal setting kepada atletnya. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi pelatih mengenai korelasi antara goal setting dengan motivasi berlatih pada atlet futsal diharapkan mempunyai respon yang baik kepada setiap pemain.

6 c. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi lembaga-lembaga tekait untuk dapat lebih memperhatikan masalah perkembangan psikologi atlet-atlet dalam proses pelatihan. E. Struktur Organisasi Skripsi Agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan yang penulis ambil maka penuli menyusun rincian urutan penulis dari bab dan bab dalam skripsi mulai dari bab pertama hingga bab terakhir, yaitu: BAB I pendahuluan berisikan latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Pada BAB 2 mengenai tinjauan teoritis, kerangka pemikiran dan hipotesis yang berisikan goal setting, motivasi dan olahraga futsal, kerangka pemikiran dan hipotesis. Pada BAB 3 metode penelitian yang berisikan desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data. Pada BAB 4 pengolahan dan analisis data yang berisikan penyajian hasil analisis data penulis menghitung pengukuran mulai dari jumlah hasil pengukuran, rata-rata dan simpangan baku. Hasil pengolahan dan analisis data menghitung hasil temuan penelitian mulai dari hasil penghitungan normalitas variabel penelitian, hasil penghitungan korelasi tunggal, hasil penghitungan uji signifikansi korelasi tunggal, hasil koefisien determinasi, hasil persamaan regresi dan diskusi penemuan. Pada BAB 5 penulis membuat kesimpulan dan saran.