BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia yang letak

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

Strategi Pengembangan Kawasan Pariwisata Gunung Galunggung (Studi Kasus : Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

I. PENDAHULUAN. keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey, daerah ini kaya akan pemandangan alam dan mempunyai udara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN WISATA ALAM CIMANGGU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan sebuah minat berkunjung yang terdiri dari pengenalan akan

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai isu strategis pembangunan. Ketimpangan pembangunan poros utaratengah-selatan,

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan internasional. Pergeseran pariwisata dari mass tourism ke

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Slamet Heri Winarno

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. ANALISIS KOMPONEN DAYA TARIK... i. THE ANALYSIS OF ATTRACTION COMPONENT... ii. ANALISIS KOMPONEN DAYA TARIK...iii. SKRIPSI...

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tarik sendiri bagi masing-masing kelompok wisatawan. Terlebih lagi, kegiatan wisata

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan komoditi yang dikembangkan dan diandalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan

2015 PENGARUH KAWASAN WISATA ALAM PANGJUGJUGAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pariwisata merupakan sektor mega bisnis. Banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Seperti halnya di Indonesia, sektor pariwisata diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pariwisata yang semakin pesat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan Sumber Daya Alam (SDA) yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. yang menyajikan keindahan alam serta didukung oleh berbagai landscape daya tarik

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

2015 HUBUNGAN DAYA TARIKWISATA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN KE ALAM WISATA CIMAHI

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

Curug Sewu Hotel and Resort Kabupaten Kendal BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber penghasilan suatu daerah. Dengan pengelolaan yang baik, suatu obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan yang besar.menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan terterap apda pasal 3 kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan Industri Pariwisata sangat pesat di Indonesia, Pariwisata sekarang telah menjadi sumber perolehan devisa. Pertumbuhan yang terjadi di sektor Pariwisata erat kaitannya dengan manusia atau wisatawan yang memiliki keinginan dan kebutuhkan untuk berpergian atau berrekreasi ke suatu tempat guna meningkatkan kualitas hidupnya. Karena Pariwisata adalah suatu system terbuka dari unsur-unsur yang saling berinteraksi dalam suatu lingkungan yang luas, mulai dari unsur manusia seperti wisatawan, tiga unsur geografis: Negara asal wisatawan, negara yang dijadikan tempat transit, dan daerah tujuan wisata serta unsur ekonomi, yaitu industri pariwisata (MacIntosh, Leiper dalam Yoeti, 2009 hlm. 9-10). Setiap daerah di Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan budaya yang beragam dan dapat dijadikan potensi daya tarik wisata untuk dikembangan menjadi sebuah daerah tujuan wisata, salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia adalah Jawa Barat. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia yang memiliki keanekaragaman daya tarik wisata yang cukup tinggi baik daya tarik wisata alam, budaya, dan buatan, hal tersebut yang memberikan motivasi dan dorongan kepada wisatawan untuk berkunjung ke objek Wisata di Jawa Barat. Berikut ini dapat dilihat pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Objek wisata di Provinsi Jawa Barat pada tabel 1.1, yaitu sebagai berikut :

2 Tabel 1.1 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Provinsi Jawa Barat, Pada Tahun 2008-2012 Tahun Wisatawan Nusantara Pertumbuhan (%) Wisatawan Asing Pertumbuhan % 2008 23.782.802-0,3 338.959 49,3 2009 24.075.027 1,2 254.551-24,9 2010 25.066.687 4,1 205.033-19,5 2011 25.781.420 2,8 215.347 5,0 2012 26.021.223 4,8 221.410 2,8 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat Berdasarkan tabel 1 menunjukan pertumbuhan kunjungan wisatawan ke objek wisata di Jawa Barat cenderung fluktuatif, terlihat pada tahun 2009 terjadi penurunan pertumbuhan wisatawan asing mencapai -24,9%, dan pada tahun 2010 kembali terjadi penurunan pertumbuhan kemabali sebesar -19,5 %. Sebaliknya, wisatawan nusantara sendiri dari tahun ketahun menunjukan pertumbuhan yang membaik. Meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata tentunya berdampak positif bagi perkembangan sektor pariwisata di daerah daerah yang ada di Provinsi Jawa Barat. Pertumbuhan jumlah kunjungan wisata yang terjadi di Jawa Barat erat kaitannya dengan daerah tujuan wisata dengan keunggulannya yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat. Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang memiliki pertumbuhan objek daya tarik wisata dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata, daya tarik wisata di Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari wisata alam, wisata budaya, wisata Argo dan wisata minat khusus. Terdapat beberapa objek wisata yang tercatat di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya Seperti:, Cipanas Galunggung, Pantai Karangtawulan, Lokasi Ziarah

3 Pamijahan, Kampung Naga, Pantai Cipatujah, Pantai Sindangkerta, Pantai Pamayangsari, Taman Bubujung Indah, Lokasi Ziarah Makam Syech Tubagus Anggariji dan Wanawisata Cipanas Galunggung. Berikut ini dapat data arus kunjungan wisatawan ke objek wisata di Kabupaten Tasikmalaya dapat di lihat pada tabel 1.2 sebagai berikut: NO Tabel 1.2 Data Arus Kunjungan Wisatawan ke objek wisata di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2006-2011 Dearah Tujuan Wisata 1 Cipanas Galunggung 2 Pantai Karangtawulan 3 Pamijahan 4 Kampung Naga 5 Pantai Cipatujah 6 Pantai Sindangkerta 7 Pantai Pamayangsari 8 Taman Bubujung Indah 9 10 Jumlah Makam Syech Tubagus Anggariji Wanawisata Cipanas Galunggung Jumlah Wisatawan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 114,052 123,936 144,686 148,160 103,853 132,339 9,513 9,223 10,518 13,302 10,444 7,977 359,042 408,163 316,315 302,704 258,816 258,479 12,320 17,046 13,053 8,349 45,373 58,811 6,543 10,841 19,801 17,475 19,865 11,927 11,754 13,909 31,253 34,219 30,336 26,594 13,288 12,812 26,799 11,753 11,710 12,461 6,595 7,215 11,045 28,649 25,698 17,830 7,047 7,970 6,478 7,955 9,600 6,360 110,616 84,821 144,685 4,665 3,575 3,860 650,770 695,936 724,633 577,231 519,270 536,638 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya Dari data diatas terjadi penurunan arus wisatawan yang berkunjung ke objek objek wisata di Kabupaten Tasikmalaya terutama pada tahun 2008 2009 yaitu mengalami penurunan sebanyak 147,402 orang. Oleh karena itu Disbudpar Kabupaten Tasikmalaya perlu untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif, dimana strategi pemasaran tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan, sehingga intensitas kunjungan wisatawan yang masuk ke Kabupaten

4 Tasikmalaya meningkat, selain strategi pemasaran yang menjadi tolak ukur meningkatnya kunjungan wisatawan, kepuasan pengunjung terhadap produk produk wisatapun menjadi salah satu acuan agar menghasilkan repeater guest dan menghindari terjadi resiko kehilangan pengunjung. Menurut Solahuddin Nasution, M. Arif Nasution dan Janianton Damanik (2005, hlm. 83) gambaran kualitas ODTW di lapangan dari perspektif konsumen dan menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan atau peningkatan secara nyata, kajian ilmiah juga akan dapat mengidentifikasi pandangan, harapan, dan kebutuhan kebutuhan wisatawan terhadap ODTW. Gambaran kualitas ODTW ini mempunyai implikasi yang strategis dalam pengembangan produk yang disukai sesuai dengan kebutuhan wisatawan terutama wisatawan yang mayoritas mampu memberikan prioritas keamanan, kenyamanan, ketenangan dan pengalaman baru. Ditambahkan oleh Weiller dan Hall dalam Jurnal Studi Pembangunan (2005, hlm. 88) saat ini terjadi pergeseran preferensi perjalanan wisata dari bentuk organized mass tourism menuju bentuk organized individual tourism. mereka cenderung meninggalkan produk produk wisata massal dan beralih menuju produk produk wisata unik (un-mainstream) yang beragam dan berkualitas tinggi (high quality). Maka dari itu, inovasi inovasi dan pengembangan produk baru juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan keberagaman produk wisata agar tingkat kepuasan semakin tinggi. Kotler dan Keller (2003, hlm. 78) mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai perasaan konsumen, baik itu berupa kesenangan atau kekecewaan yang timbul dari membandingkan penampilan sebuah produk dihubungkan dengan harapan konsumen atas produk tersebut. Apabila penampilan produk yang diharapkan oleh konsumen tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, maka dapat dipastikan konsumen akan merasa tidak puas dan apabila penampilan produk sesuai atau lebih baik dari yang diharapkan konsumen, maka kepuasan atau kesenangan akan dirasakan konsumen. Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengembangkan industri pariwisata di Indonesia diantaranya mengadakan

5 sarana akomodasi yang memadai, promosi, kemudahan perjalanan, penambahan dan pengembangan kawasan pariwisata, dan meningkatkan kualitas produk atau terus mengupayakan produk wisata baru. Pariwisata dapat dijadikan pemicu pembangunan pada berbagai sektor dan andalan dalam mengumpulkan sumber dana pembangunan daerah. Demikian juga dengan Kabupaten Tasikmalaya yang menyimpan potensi pariwisata yang cukup menjanjikan dengan keragaman daya tarik wisata baik wisata pantai maupun wisata pegunungan. Salah satunya yaitu objek wisata Gunung Galunggung. Gunung Galunggung adalah salah satu gunung berapi di Indonesia yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kota Tasikmalaya. Terdapat beberapa daya tarik wisata yang ditawarkan antara lain obyek wisata pemandian air panas dan daya tarik wana wisata dengan areal seluas kurang lebih 120 hektare di bawah pengelolaan Perum Perhutani. Obyek wisata pemandian air panas dibawah pengelolaan Pemda seluas kurang lebih 3 hektar berupa pemandian air panas (Cipanas) dengan fasilitas kolam renang, kamar mandi dan bak rendam air panas. Disamping itu, panorama kawah yang indah menjadi menjadi daya tarik untuk pada pendaki dan penggemar fotografi atau wisata keluarga yang hanya sekedar menikmati pemandangan alam Gunung Galunggung. 620 tangga yang menjadi salah satu tempat favorit untuk berfoto. Di kawasan ini terdapat berbagai fasilitas (Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya) seperti areal parkir, mesjid, kafe, sarana bermain anak anak, kolam renang, bak rendam air panas, arena pertunjukan, camping ground, shelter shelter dan sentra oleh oleh dan jajanan. Dari keterangan daya tarik, atraksi dan aksesibilitas berikut tabel pertumbuhan kunjungan wisatawan Gunung Galunggung Tahun 2006 2013: Tabel 1.3 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Gunung Galunggung Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2006-2013

6 Tahun Wisatawan Cipanas Galunggung Pertumbuhan (%) Wana wisata Galunggung Pertumbuhan (%) Jumlah Pertumb uhan (%) 2006 114.052-110.616-224,668-2007 123.936 8,7 84.821-25,8 208,757-7,1 2008 144.686 16,7 144.685 70,5 289,371 38,6 2009 14.816 2,4 4.665-96,8 152,825-47,2 2010 103.853-29 3.575-23,3 107,428-29,7 2011 132.339 27,4 3.860 7,97 136,199 26,8 2012 105.503-11,2 45.305 84,2 150.808 9,6 2013 165.894 22,2 95.503 35,6 261.397 7,8 Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan data pertumbuhan kunjungan wisatawan diatas pada tahun 2009 terjadi penurunan jumlah wisatawan yang signifikan yaitu -47,2 % dengan jumlah wisatawan sebanyak 152,825 orang dan pada tahun 2010 mengalami penurunan kembali sebesar -29,7 %. Hal ini disebabkan karena pada Februari 2009 status Gunung Galunggung aktif kembali, sehingga membuat wisatawan khawatir dan takut untuk mengunjungi KWGG. Kemudian terjadi kenaikan arus kunjungan wisatawan pada tahun 2011 2013 hal ini dikarenakan pada tahun 2010 Pemerintah setempat telah memperbaiki kualitas jalan menuju KWGG dan juga status Gunung Galunggung dinyatakan aman kembali sehingga wisatawan dapat mengunjungi KWGG. Maka dari itu pertumbuhan kunjungan wisatawan di KWGG cenderung fluktuatif. Kawasan sebagai salah satu aset pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya perlu di perhatikan mengingat kawasan wisata ini memiliki daya tarik alami yang tidak dimiliki oleh obyek wisata sejenis. Kawasan ini dihadapkan pada tantangan untuk menarik hati para wisatawan agar mau berkunjung baik dari keindahan alam, keindahan puncak gunung, atraksi wisata yang disuguhkan, kebudayaan masyarakat lokal dan curug juga pemandian air panas alami yang hanya satu satunya (unsur tengible) dan juga pelayanannya (unsur intengible). Kawasan sendiri mempunyai produk wisata yang sudah dibentuk, mulai dari jenis daya tarik wisata, aktivitas

7 wisata, fasilitas wisata dan aksesibilitas. Gamal Suwantoro (2004: 48) Produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial/ psikologis) dan jasa alam. Produk wisata juga merupakan gabungan dari berbagai komponen, antara lain: atraksi suatu daerah tujuan wisata, fasilitas/ aminities yang tersedia, dan aksesibilitas ke dan dari daerah tujuan wisata. Produk wisata di Kawasan sendiri belum ditinjau lebih lanjut, apakah produk wisata tersebut sudah menimbulkan kepuasan pengunjung atau belum, timbulnya kepuasan pengunjung sendiri bereaksi positif terhadap peningkatan pengunjung, disamping akan terjadi strategi pemasaran word of mouth yang baik juga akan menimbulkan repeater guests. Karena itulah diperlukan suatu studi mengenai kajian terhadap kepuasan pengunjung terhadap kualitas produk wisata guna meningkatkan kunjungan wisata dan repeater guest yang telah disuguhkan oleh Kawasan yang nantinya diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang terkait guna meningkatkan kualitas produk wisata yang menjadi tolak ukur kepuasan pengunjung dan menimbulkan repeater guests untuk Kawasan.. Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan wisatawan, kualitas memberikan dorongan kepada wisatawan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan objek wisata. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian yaitu: Pengaruh Kualitas Produk Wisata terhadap Kepuasan Wisatawan yang Berkunjung di Kawasan. 1.2 Rumusan Masalah Kawasan merupakan salah satu kawasan wisata di Kabupaten Tasikmalaya. Kawasan memiliki daya tarik alami yang berbeda dengan kawasan lain yang sejenis. Potensi yang dapat ditemukan di Kawasan diantaranya pemandangan alam yang masih asri keanekaragaman jenis flora dan

8 fauna dapat ditemukan di sana, keindahan panorama kawah mati dan adanya pemandian air panas alami satu satunya di Tasikmalaya. Jika potensi yang ada didukung dengan fasilitas dan aksesibilitas yang baik tentunya akan menimbulkan kepuasan berwisata di kawasan tersebut. Untuk itu perlu diketahui kualitas produk wisata yang saat ini berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung, dengan hasil yang nantinya diperoleh dapat menjadi masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam mengambil kebijakan untuk perencanaan dan pengelolaan yang tepat sehingga berdampak bagi kemajuan kawasan ini ke depannya. Dari uraian tersebut dapat dirumuskan: 1. Bagaimana kualitas produk wisata di Kawasan Wisata Gunung Galunggung? 2. Bagaimana kepuasan pengunjung Kawasan? 3. Bagaimana pengaruh kualitas produk wisata terhadap kepuasan pengunjung di Kawasan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi produk pariwisata di Kawasan Wisata Gunung Galunggung 2. Menganalisis kualitas produk wisata terhadap kepuasan pengunjung di Kawasan 3. Menganalisis pengaruh produk wisata Kawasan Gunung Galunggung terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan pemahaman tentang kepariwisataan. 2. Bagi masyarakat, sebagai sarana dalam menumbuhkan kesadaran dan

9 kepedulian akan lingkungan dan pariwisata serta sarana informasi dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. 3. Bagi pemerintah, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah masukan untuk dapat memperhatikan kepuasan pengunjung Kawasan yang ditinjau dari kualitas produk wisata yang ditawarkan sehingga mampu menghindari resiko kehilangan pengunjung dan menimbulkan repeater guest serta dapat bersaing dengan objek wisata lain yang telah dikemas secara profesional. 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Dalam penyusunan skripsi mahasiswa Manajemen Resort dan Leisure dengan menginduk kepada sistematika penulisan yang tercantum dalam buku Pedoman Akademik terbitan Universitas Pendidikan Indonesia. Berikut sistematika yang digunakan penulis. 1. Bab I : Pendahuluan Berisi mengenai penjabaran latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. 2. Bab II : Kajian Pustaka Berisi teori teori para ahli yang mendukung penelitian dan kerangka pemikiran. 3. Bab III : Metode Penelitian Penjabaran mengenai metode yang digunakan untuk penjelasan seperti: Lokasi, Populasi, Variabel, Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan data. 4. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Penjelasan mengenai hasil penelitian berdasarkan data data yang sudah terkumpul dan pembahasannya. 5. Bab V : Kesimpulan dan Rekomendasi

10 Berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan rekomendasi untuk pengelola objek penelitian. 6. Daftar Pustaka Daftar sumber sumber yang mendukung dalam pengumpulan data, pengumpulan teori, dan studi literatur dalam penulisan skripsi.