ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

EFEK PENINGKATAN UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN

STUDI FAKTOR PENENTU JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian kebijakan-kebijakan. yang diambil pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI SULAWESI (TAHUN )

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK), DAN PDRB TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN SE-KARESIDENAN MADIUN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (TAHUN )

ANALISIS DETERMINAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA: ANALISA EMPIRIS PENDEKATAN DATA PANEL TERHADAP

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: HANDY NUGRAHA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA. Febriana Nur Rahmawati

ANALISIS DETERMINAN TINGKAT PENGANGGURAN SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA DI JAWA TENGAH TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Subosukawonosraten Provinsi Jawa Tengah periode , maka. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

Oleh: FITRI KHOIRULANA B

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI MENENGAH DAN BESAR SE-KARESIDENAN PEKALONGAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH AGLOMERASI, INVESTASI, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan. daerah mengalami pertumbuhan ataupun kemunduran.

KONTRIBUSI SEKTOR KETENAGAKERJAAN TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS DETERMINAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

ANALISIS DETERMINAN TINGKAT PENGANGGURAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERKOTAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI. Oleh: Ari Trisnawati JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

Disusun oleh : ANTON HERMAWAN B

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh gelar. Sarjana Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan

Oleh: MELIANASARI B

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang

ANALISIS DETERMINAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI WILAYAH SUBOSUKAWONOSRATEN TAHUN

Rizka Febiana Putri / Economics Development Analysis Journal 4 (2) (2015)

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi

ANALISIS PENGARUH INFLASI, INVESTASI, UPAH MINIMUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN DI EKS- KARISIDENAN SURAKARTA PERIODE TAHUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Rafli Rinaldi

: FREDILA PUTRI ARUMSARI B

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran (Studi kasus provinsi-provinsi se-sumatera)

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh keterbatasan dari daya saing produksi (supply side), serta

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS DETERMINAN SEKTOR BASIS 15 KOTA/KABUPATEN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH TAHUN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KONSUMSI MASYARAKAT DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MRMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : LUPI RIYANI B

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY) PERIODE

KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI INFORMAL TERHADAP PEMBENTUKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MADIUN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang pengaruh Upah. Minimum Kabupaten/Kota (UMK) riil dan Produk Domestik Regional Bruto

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH

PENGARUH PDRB, INFLASI DAN UMR TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, TINGKAT PENGANGGURAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

PEMODELAN LAJU INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PULAU JAWA TAHUN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA JAWA TENGAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI SE-KARESIDENAN MADIUN TAHUN

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DI PULAU JAWA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT DAN KEBIJAKAN PENANGGULANNYA. Oleh: Bakri, Syafrizal, Hasdi Aimon.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN KOTA BOGOR TAHUN

DisusunOleh : ROSSY AGUSTIN WICAKSANI B

APLIKASI REGRESI DATA PANEL UNTUK PEMODELAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi. Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI YOGYAKARTA TAHUN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ekonomi, variabel pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan asli daerah, investasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Economics Development Analysis Journal

BAB III METODE PENELITIAN. Kab/Kota di 6 Provinsi Pulau Jawa Periode tahun , peneliti mengambil

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan

ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh : RENI WIDIYATI B300 120 060 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TENGAH Reni Widiyati Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Surakarta E-mail: reni.widiya44@gmail.com ABSTRACT Unemployment is one of the problems of the economy are complex and multidimensional. Therefore necessary to find solutions to solve the unemployment problem. This study aims to determine how the effect of economic growth or the GDP, load / dependents of residents, the city minimum wage and inflation to the level of unemployment in the cities of Central Java province. This research is a quantitative research using panel data, the data used in the form of time series (2008-2013) and cross section (6 cities in Central Java province). The data used in this research is secondary data obtained from the Central Statistics Agency (BPS) and the journal as a supporter. The results of this study indicate that the Random Effect Model (REM) is the most appropriate model. Based on the GDP variable F test, load/dependents of residents, the city minimum wage and inflation simultaneously or jointly affect the rate of open unemployment. Based on test validity or the effect of the t test, a significant positive effect on the GDP, the city minimum wage and inflation significant negative effect significant negative effect on the level of unemployment in the cities of Central Java province. Keywords: GRDP, load / dependents of residents, the city minimum wage, inflation and open unemployment

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TENGAH Reni Widiyati Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta E-mail: reni.widiya44@gmail.com ABSTRAK Pengangguran merupakan salah satu permasalahan perekonomian yang kompleks dan multidimensional. Olah karenanya perlu dicari solusi untuk mengatasi masalah pengangguran tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi atau PDRB, beban/tanggungan penduduk, upah minimum kota dan inflasi terhadap tingkat pengangguran terbuka di kota-kota Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel, data yang digunakan berupa time series (tahun 2008-2013) dan cross section (6 kota di Provinsi Jawa Tengah). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan jurnal sebagai pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Random Effect Model (REM) adalah model yang paling tepat. Berdasarkan uji F variabel PDRB, beban/tanggungan penduduk, upah minimum kota dan inflasi secara silmutan atau bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat pengangguran terbuka. Berdasarkan uji validitas pengaruh atau uji t, PDRB berpengaruh positif tidak signifikan, beban/tanggungan penduduk berpengaruh positif signifikan, upah minimum kota berpengaruh negatif signifikan dan inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di kota-kota Provinsi Jawa Tengah. Kata kunci: PDRB, beban/tanggungan penduduk, upah minimum kota, inflasi dan tingkat pengangguran terbuka

PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi merupakan proses multidimensional yang melibatkan bermacam-macam perubahan mendasar dalam struktur sosial, sikap masyarakat dan lembaga nasional seperti halnya percepatan pertumbuhan, pengurangan ketimpangan, dan penanggulangan kemiskinan (Todaro,2011). Keberhasilan suatu negara dapat diukur dengan seberapa besarnya kesejahteraan masyarakat dan rendahnya kemiskinan yang terjadi di negara tersebut. Indonesia merupakan negara berkembang di mana terdapat berbagai permasalah yang sulit diatasi terutama masalah sosial ekonomi. Di antara permasalahan yang timbul ke permukaan berkaitan dengan pesatnya pertumbuhan penduduk, yaitu ketidakseimbangan antara pertumbuhan lapangan pekerjaan dengan semakin bertambahnya tenaga kerja setiap tahunnya. Hal itu akan menimbulkan kelebihan penawaran tenaga kerja dari pada permintaannya, sehingga memunculkan fenomena pengangguran. Di satu sisi, pengangguran menunjukkan adanya selisih antara permintaan (demand for labor) dan penawaran tenaga kerja (supply of labor) dalam suatu perekonomian (Yustika, 2005). Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah untuk dipahami. Berdasarkan tingkat pengangguran dapat dilihat kondisi suatu negara, apakah perekonomiannya berkembang atau lambat bahkan mengalami kemunduran. Kota merupakan perkembangan dari desa, di kota terdapat permukiman yang memusat dan memiliki karakter yang multifungsi, termasuk central business

district (CBD). Dari sisi demografi, jumlah penduduk di suatu kota biasanya memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan dengan penduduk di desa. Hal ini terjadi karena di kota terdapat akses dan fasilitas yang lebih banyak dibandingkan yang ada di desa sehingga banyak terjadi perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi). Perpindahan penduduk dari desa ke kota ini menyebabkan semakin tingginya pertumbuhan penduduk di perkotaan. Provinsi Jawa Tengah mempunyai 6 kota dan 29 kabupaten. Kota-kota tersebut antara lain: Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Magelang, Kota Pekalongan, Kota Salatiga dan Kota Tegal. Salah satu alasan mengapa masyarakat pedesaan melakukan migrasi tidak lain karena kesempatan untuk memperoleh pekerjaan di kota lebih banyak daripada di desa, tetapi hal ini justru menjadi persoalan bagi pemerintah dan sektor swasta dalam penciptaan lapangan pekerjaan. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung pengaruh pengaruh PDRB, beban/tanggungan penduduk, upah dan inflasi terhadap tingkat pengangguran terbuka di kota-kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013. LANDASAN TEORI Ketenagakerjaan Di Indonesia, tenaga kerja atau manpower mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Tenaga kerja

dibedakan oleh batas umur. Jadi tenaga kerja adalah penduduk yang berumur antara 14 sampai 60 tahun sedangkan orang yang berumur di bawah 14 tahun atau di atas 60 tahun digolongkan sebagai bukan angkatan kerja (Simanjuntak, 1985). Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja Fungsi permintaan tenaga kerja adalah fungsi yang menjelaskan hubungan antara perubahan tingkat upah tenaga kerja yang dibayarkan perusahaan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam proses produksi. Sedangkan penawaran tenaga kerja adalah hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang siap disediakan pada alternatif tingkat upah untuk periode tertentu (Feriyanto, 2014). Pasar Tenaga Kerja Pasar kerja adalah seluruh aktivitas dari pelaku-pelaku yang mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja. Pelaku-pelaku ini terdiri dari pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja, pencari kerja, dan perantara atau pihak ketiga yang memberikan kemudahan bagi pengusaha dan pencari kerja untuk saling berhubungan (Simanjuntak, 1985). Pengangguran Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum dapat memperoleh pekerjaan tersebut (Sukirno, 1994). Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu

apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perkembangan tersebut dinyatakan dalam bentuk persentase perubahan pendapatan nasional pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Sukirno,2006). Beban/Tanggungan Penduduk Menurut Feriyanto (2014), angka beban tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (umur 15-64 tahun). Upah Minimum Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap, berlaku bagi pekerja yang mempunyai masa kerja kurang 1 tahun (Feriyanto, 2014). Inflasi Menurut Boediono (1990), inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain.. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder meliputi data deret waktu (time series) periode tahun 2008-2013 dan data silang tempat (cross section) mencakup 6 kota di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan alat analisis data panel untuk melihat arah dan variabel Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), beban/tanggungan Penduduk (BTP), upah minimum kota (UMK) dan inflasi (INF) terhadap tingkat pengangguran terbuka (TPT) adalah analisis regresi data panel. Adapun model analisis regresi data panel yang digunakan adalah sebagai berikut: TPT it = α + β 1 PDRB it + β 2 BTP it +β 3 UMK it +β 1 INF it + u it Keterangan : TPT it (Tingkat Pengangguran Terbuka untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t);pdrb it (Produk Domestik Regional Bruto untuk wilayah ke-i dan waktu ke t); BTP it (Beban/Tanggungan Penduduk untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t); UMK it (Upah Minimum Kota untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t); INF it (Inflasi untuk wilayah ke-i dan waktu ke-t); i (Menunjukkan Kota); α (Koefisien konstanta); u(faktor pengganggu atau tidak dapat diamaati). Menurut Juanda (2012), ada tiga metode data panel yang dapat digunakan, yaitu Metode Pooled Ordinary Least Square/PLS, Fixed Effect Model/FEM dan Random Effect Model/REM. Pemilihan model data panel yang tepat dapat digunakan dengan uji chow dan uji hausman. Uji chow digunakan untuk memilih antara model PLS dan FEM. Uji hausman memilih antara model FEM dan REM.Setelah penentuan model yang tepat, langkah selanjutnya perlu dilakukan uji uji eksistensi model, uji determinan dan uji validitas pengaruh. ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Regresi data panel ada tiga metode yang harus lakukan dan dari ketiga metode harus dipilih salah salah satu model yang paling tepat. Hasil regresi data panel ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

Hasil Regresi Data Panel Variabel Koefisien Model PLS FEM REM C 8.566457 13.63182 11.50911 PDRB 4.84E-08 1.83E-08 3.88E-08 BTP 0.297355 0.174458 0.224596 UMK -1.48E-05-1.42E-05-1.45E-05 INF -0.069578-0.072382-0.073503 Error term 83.08662 50.23881 59.29789 R 2 0.664718 0.797270 0.675968 Prob.F-Statistik 0.000000 0.000001 0.000000 Sumber: Output data panel menggunakan E-views7 Uji Chow/Likelihood Ratio digunakan untuk memilih model antara Pooled Ordinary Least Square dan Fixed Effect Model. H0: Model PLS tepat dengan HA: ModelFEM tepat. Output E-views menunjukkan Prob. F atau Prob. Chi-Square signifkan (0,0028<0,10). Kesimpulannya, H0 ditolak yang berarti model FEM tepat. Hasil pengolahan ditunjukan pada tabel berikut: Hasil Regresi Uji Chow/Likelihood Ratio Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 3.399.934-5,26 0.0170 Cross-section Chi-square 18.111.452 5 0.0028 Sumber: Output data panel menggunakan E-views7 Uji Hausman digunakan untuk memilih model regresi data panel yang paling baik antara Fixed Effect Model dan Random Effect Model. H0: Model REM tepat dengan HA: Model FEM tepat. Output E-views menunjukkan Chi-square atau p-value (0,4498>0,10). Kesimpulannya, H0 diterima yang berarti model REM tepat. Hasil pengolahan ditunjukan pada tabel berikut: Hasil Regresi Uji Hausman Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 3.688.330 4 0.4498 Sumber: Output data panel menggunakan E-views7

Berdasarkan uji chow dan uji hausman menunjukkan bahwa model Random Effect Model (REM) adalah model yang paling tepat. Hasil regresi ditunjukkan pada tabel berikut: Hasil Regresi Hasil Regresi Random Effect Variabel C PDRB BTP UMK INF Prob F Stat Koefisien 11.50911 3.88E-06 0.224596-1.54E-03-0.073505 0.00000 0.675968 Prob.t-stat 1900627 1.261836 1.843296-6.199772-0.809208 Magelang 0.748823 Surakarta -0.343086 Salatiga 0.083062 Semarang 0.152077 Pekalongan -1.375734 Tegal 0.735734 Sumber: Output data panel menggunakan E-views7 Konstanta Magelang sebesar 11,50911+ 0,748823, Surakarta sebesar 11,50911+ (-0,343086), Salatiga sebesar 11,50911 + 0,083062, Semarang sebesar 11,50911 + 0,152077, Pekalongan sebesar 11,50911 + (-1,376611), dan Tegal sebesar 11,50911 + 0,735734. Sedangkan tingkat pengangguran dipengaruhi oleh variabel PDRB sebesar 3,88E-08 (0,0000000388), beban/tanggungan penduduk (BTP) sebesar 0,224596,upah minimum (UMK) sebesar -1,45E-05 (-0,0000145) dan inflasi (INF) sebesar -0,073503. Berdasarkan tabel regresi Random Effect, secara serempak variabel PDRB, beban/tanggungan penduduk, upah minimum kota dan inflasi mempengaruhi tingkat pengangguran di kota-kota Provinsi Jawa Tengah. R-square sebesar 0,675968 atau 67,60 persen, artinya variasi tingkat pengangguran terbuka dapat dijelaskan secara statistik oleh variabel PDRB, beban/tanggungan penduduk, upah R2

minimum kota dan inflasi. Sedangkan sisanya sebesar 32,40 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Hubungan PDRB dan Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka. PDRB berpengaruh positif tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka. Artinya, apabila tingkat pertumbuhan ekonomi atau PDRB naik maka tingkat pengangguran terbuka juga akan naik. Namun, peningkatan PDRB tersebut tidak berpengaruh terhadap tingkat pengangguran terbuka. Beban/Tanggunggan Penduduk dan Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa beban/tanggungan penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengangguran. Artinya, peningkatan dalam beban tanggungan penduduk maka akan menyebabkan tingkat pengangguran terbuka juga akan meningkat. Upah Minimum Kota (UMK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa upah minimum kota (UMK) berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka. Artinya, semakin turun tingkat upah maka cenderung semakin meningkat tingkat pengangguran terbuka. Sebaliknya, semakin tinggi upah minimum yang ditawarkan, maka semakin turun tingkat pengangguran terbuka. Inflasi dan Tingkat Pengangguran Terbuka

Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka. Artinya, besar kecilnya inflasi tidak mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Jawa Tengah. KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Model yang terbaik adalah model REM. 2. Model REM memiliki daya ramal yang cukup tinggi. Berdasarkan uji F, variable Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), beban/tanggungan penduduk (BTP), upah minimum kota (UMK) dan inflasi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadapt ingkat pengangguran terbuka di kota-kotaprovinsijawa Tengah tahun 2008-2013. 3. Hasil uji koefisien determinan (R 2 ) menunjukkan besarnya nilai Rsquared 0,675968, artinya 67,60 persen. Artinya variasi variabel independen dalam model yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), beban/tanggungan penduduk (BTP), upah minimum kota (UMK) dan inflasi (INF) mampu menjelaskan variasi tingkat pengangguran sebesar 67,60 persen di kotakota Provinsi Jawa Tengah, sedangkan sisanya sebesar 32,40 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

4. Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t), PDRB memliki pengaruh positif tidak signifikan, beban/tanggungan penduduk memiliki pengaruh positif signifikan, upah minimum kota memiliki pengaruh negatif signifikan dan inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka Saran Berdasarkan analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka di kota-kota Provinsi Jawa Tengah maka saran yang dapat disampaikan adalah: 1. Bagi pemerintah Provinsi Jawa Tengah khususnya Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi hendaknya melakukan berbagai usaha dalam mengatasi pengangguran dengan cara menciptakan lapangan kerja baru, mendirikan industri-industri baru yang bersifat padat karya,memberikan pelatihan tenaga kerja, mengembangkan UMKM dan bursa kerja. 2. Pemerintah hendaknya meningkatkan mutu pendidikan dan fasilitas pelatihan guna meningkatkan kemampuan pencari kerja agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. 3. Pemerintah perlu terus mendorong masuknya investasi baik dari dalam maupun luar negeri untuk menciptakan kesempatan kerja di Indonesia. 4. Bagi setiap warga negara harus ikut berpartisipasi dalam upaya penanggulangan dan usaha pemerintah yang sudah di programkan guna mengurangi pengangguran.

5. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis variabelvariabel lain yang mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka. Selain itu juga diharapkan untuk memperluas pembahasaannya sehingga pengangguran dapat dilihat dari sudut yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Amir, Amri. 2007. Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di Indonesia (online), (http://amriamir.wordpress.com, diakses tanggal 20 Agustus 2014) Arsyad, Lincoln. 1997. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta Arsyad, Lincoln. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE. Arsyad, Lincoln. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta. Badan Pusat Statistik. 2008-2013. Jawa Tengah Dalam Angka. Semarang: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik Kota Magelang. 2008-2013. Kota Magelang Dalam Angka. Semarang: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik Kota Salatiga. 2008-2013. Kota Salatiga Dalam Angka. Semarang: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik Kota Semarang. 2008-2013. Kota Semarang Dalam Angka. Semarang: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. 2008-2013. Kota Surakarta Dalam Angka. Semarang: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik Kota Tegal. 2008-2013. Kota Tegal Dalam Angka. Semarang: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan. 2008-2013. Kota Pekalongan Dalam Angka. Semarang: Badan Pusat Statistik.

Badrudin, Rudi. 2012. Ekonomi Otonomi Daerah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Bellante, Don dan Mark Jackson. 1990. Ekonomi Ketenagakerjaan. Jakarta: FEUI Boediono, 1998. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE. Feriyanto, Nur. 2014. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Gilarso. 1994. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius. Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat. Jhingan, M.L.1994. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Juanda, Bambang dan Junaidi. 2012. Ekonomi Deret Waktu.Bogor: PT Penerbit IPB Press. Khalwaty, Tajul. 2000. Inflasi dan Solusinya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kuncoro, Mudrajad. 2011. Metode Kuantitatif. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen: YKPN.. Mankiw, N. Gregory. 2012. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga. Mankiw, N. Gregory. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Nanga, Muana. 2005. Makroekonomi Teori, Masakah dan Kebijakan. Jakarta: PT.Grafindo Persada Samuelson A, Paul dan Willam D Nordhaus. 1997. Mikro Ekonomi. Jakarta: Erlangga Samuelson A, Paul dan Willam D Nordhaus. 2001. Ilmu Mikro Ekonomi. Jakarta: PT. Media Global Edukasi. Simanjuntak, Payaman J. 1985.Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LPFE UI.

Sukirno,Sadono.1981. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: FEUI. Sukirno, Sadono. 2008. Makroekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sukirno, Sadono. 2010. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sukirno,Sadono.1994. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Todaro, P Michael. 2011. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Utomo, Yuni Prihadi. 2013. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi dengan SPSS. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.