METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

IV. METODE PENELITIAN. Maret Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

III. METODE PENELITIAN. pariwisata menggunakan data time series dari tahun 2001 sampai dengan perpustakaan IPB, media massa, dan internet.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

III. METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Dengan pengertian obyek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:38)

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan populasi tersebut dapat ditentukan sampel penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah semua perusahaan BUMN Go Public yang tercatat di

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel harga saham (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi

Transkripsi:

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan kawasan industri berskala kecil berdasarkan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Karawang. Hal ini mengindikasikan terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke pemukiman ataupun industri. Selain itu, wilayah ini juga merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Karawang sehingga memberikan implikasi terjadinya perubahan tata guna lahan. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel Desa Kondangjaya. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) atau disebut juga judgemental sampling karena wilayah tersebut merupakan wilayah yang mengalami alih fungsi lahan tertinggi di Kabupaten Karawang pada tahun 2011. Proses pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan pada bulan Februari hingga April 2012. 4.2 Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di tingkat petani, dampak lingkungan dari alih fungsi lahannya, serta dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap pendapatan petani. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dari pemilik lahan baik melalui kusioner maupun melalui wawancara mendalam. Data sekunder digunakan untuk mengetahui laju alih fungsi lahan dan faktor-faktor yang 28

mempengaruhi alih fungsi lahan di tingkat wilayah dengan menggunakan data time series 2001 2010. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) nasional, BPS kabupaten Karawang, Dinas Pertanian, kehutanan, perkebunan, dan Peternakan Kabupaten Karawang, Kantor Kecamatan Karawang Timur, dan Kantor Desa Kondangjaya, Bappeda Kabupaten Karawang dan dinas-dinas terkait lainnya. Data sekunder berupa data kebijakan alih fungsi lahan yang berlaku, harga lahan, dan kependudukan, serta data-data lain yang di anggap mendukung dalam menjawab pertanyaan penelitian. 4.3 Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sample yang dilakukan kepada petani pemilik lahan yang mengalami alih fungsi lahan dan tidak mengalami alih fungsi lahan dilakukan secara purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan bentuk dari non-probability sampling method. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode sampling non-probability disebabkan oleh jumlah masing-masing populasi yang akan diteliti tidak diketahui secara pasti. Sampel pada sampling tidak acak akan menyebabkan populasi yang akan diteliti tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Responden dalam penelitian ini adalah petani setempat yang lahan usaha taninya pernah mengalami alih fungsi lahan dan tidak mengalami alih fungsi lahan. Penelitian yang dilaksanakan mengambil responden berjumlah 40 responden. Penetapan sampel ini disasarkan pada pendapat Bailey dalam Hasan (2002) yang menyatakan bahwa ukuran sampel minimum yang menggunakan analisis data statistik ialah 30 responden dimana populasi menyebar normal. Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu 29

yang juga mewakili karateristik tertentu, jelas, dan lengkap yang bisa dianggap bisa mewakili populasi. Pengambilan data primer dilakukan melalui teknik wawancara dengan bantuan kuisioner kepada responden. Responden merupakan pihak yang memberikan informasi dan dapat mewakili dalam menjawab permasalahan penelitian. 4.4 Metode dan Prosedur Analisis Penelitian Dalam penelitian ini digunakan dua metode analisis, yaitu metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Metode analisis deskriptif digunakan dengan tujuan untuk memberikan penjelasan dan interpretasi atas data dan informasi pada tabulasi data. Kemudian metode analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui laju alih fungsi lahan, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan, mengetahui dampak alih fungsi lahan terhadap pendapatan petani dan lingkungan. Metode analisis kuantitatif menggunakan persamaan laju alih fungsi lahan, analisis regresi berganda, analisis regresi logistik. dan analisis uji beda ratarata. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan program microsoft office exel 2007 dan Statistical Program and Service Solution (SPSS) 20.0. 4.4.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan metode pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat mengenai masalah-masalah yang ada dalam masyarakat, tata cara yang berlaku, serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap, 30

pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena (Withney 1960) dalam (Nazir 2005). Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Penulisan data dan informasi yang diperoleh selama penelitian dengan tujuan untuk mengevaluasi data. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama pengamatan. 2. Merumuskan data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel untuk menghindari kesimpangsiuran interpretasi serta sekaligus untuk mempermudah interpretasi data. 3. Menghubungkan hasil penelitian yang diperoleh dengan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian, dengan tujuan mencari arti atau memberi interpretasi yang lebih luas dari data yang diperoleh. Dengan menggunakan analisis deskriptif ini maka akan diperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian dan dampaknya terhadap pendapatan petani. 4.4.1 Analisis Laju Alih Fungsi Lahan Dalam penghitungan laju alih fungsi lahan pertanian digunakan persamaan alih fungsi lahan yang digunakan oleh sutandi (2009) dalam Astuti (2011). Laju alih fungsi lahan dapat ditentukan dengan cara menghitung laju alih fungsi lahan secara parsial. Laju alih fungsi lahan secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut:... (4.1) 31

dimana: V = laju alih fungsi lahan (%) Lt Lt-1 = Luas lahan tahun ke-t (ha) = Luas lahan sebelumnya (ha) Laju alih fungsi lahan (%) dapat ditentukan melalui selisih antara luas lahan tahun ke-t dengan luas lahan tahun sebelumnya (t-1). Kemudian dibagi dengan luas lahan tahun sebelumnya dan dikalikan dengan 100 persen. Hal ini dilakukan juga pada tahun-tahun berikutnya sehingga diperoleh laju alih fungsi lahan setiap tahun. 4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda Dalam mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan lahan akibat alih fungsi lahan pertanian digunakan model analisis regresi linear berganda. Analisis regresi adalah sebuah alat analisis statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (antara dua variabel atau lebih). Tujuan dari analisis regresi ini adalah meramalkan nilai rata-rata satu variabel. Metode ini sebenarnya menggambarkan hubungan antara peubah bebas atau independent (Y) dengan peubah tak bebas atau dependent (X) dan sering disebut dengan peubah penjelas. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap kegiatan alih fungsi lahan di tingkat wilayah adalah: 1. Laju Pertumbuhan Penduduk (persen) Jumlah penduduk mempengaruhi permintaan lahan. Semakin meningkat jumlah penduduk maka permintaan lahan terutama untuk pembangunan perumahan akan semakin tinggi sehingga mendorong penurunan luas lahan sawah akibat alih fungsi lahan sawah yang semakin tinggi. 32

2. Jumlah Industri (unit) Adanya peningkatan jumlah industri mendorong terjadinya peningkatan permintaan lahan. Semakin tinggi jumlah industri maka semakin tinggi penurunan luas lahan sawah akibat alih fungsi lahan sawah yang terjadi. 3. Produktivitas Lahan Pertanian (ton/ha) Semakin rendah produktivitas lahan pertanian, maka diduga akan meningkatkan penurunan luas lahan sawah akibat alih fungsi lahan karena lahan dianggap memiliki opportunitunity cost. 4. Proporsi Luas Lahan Sawah Terhadap Luas Wilayah (persen) Peningkatan luas lahan sawah karena adanya pencetakan sawah baru menyebabkan terjadinya pembangunan yang dilakukan di atas lahan sawah akan semakin besar. Semakin luas proporsi luas lahan sawah terhadap luas wilayah maka akan semakin tinggi penurunan luas lahan sawah akibat alih fungsi lahan yang terjadi. 5. Kebijakan pemerintah (dummy) Adanya kebijakan pemerintah mengenai tata ruang wilayah pada saat ini dan saat tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk membedakan penggunaan lahan pertanian berdasarkan kebijakan tata ruang wilayah saat ini dan tahun sebelumnya. Adanya perubahan kebijakan menyebabkan terjadinya peningkatan penggunaan lahan sawah untuk keperluan nonpertanian. Persamaan model regresi linear berganda untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan adalah sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 D + ε... (4.2) 33

Tanda yang diharapkan: β 1 > 0 β 2 > 0 β 3 < 0 β 4 > 0 D > 0 Dimana: Y = Penurunan lahan pertanian akibat alih fungsi lahan (m 2 ) α X i β i D ε = Intersep = Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi alih fungsi lahan = Koefisien Regresi = Dummy = Eror Term Model analisis regresi linear berganda merupakan metode analisis yang didasarkan pada metode Ordinary Least Square (OLS). Konsep dari metode least square adalah menduga koefisien regresi (β) dengan meminimumkan kesalahan (error). Ordinary least square (OLS) dapat menduga koefisien regresi dengan baik karena: (1) memiliki sifat tidak bias dengan varians yang minimum (efisien) baik linear maupun bukan, (2) konsisten, dangan meningkatknya ukuran sampel maka koefisien regresi mengarah pada nilai populasi yang sebenarnya, serta (3) β0 dan β1 terdistribusi secara normal (Gujarati 2002). Model ini mencangkup hubungan banyak variabel terdiri dari satu variabel dependent dan berbagai variabel independent. Penggunaan metode ini saling terikat antara satu variabel dengan variabel lainnya. Jika dijumpai bahwa saat satu 34

variabel terikat yang dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat itu bermacam maka bentuk hubungan antar variabel pun juga akan berbeda. Dalam regresi linear berganda sifat hubungan berjenjang sering kali terjadi dalam kajian ilmu sosial. Sebagai langkah awal pengujian dilakukan pengujian ketelitian dan kemampuan model regresi. Pengujian model regresi diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga pengujian, yaitu uji koefisien determinasi (R-squared), Uji F, dan Uji t. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh peubah-peubah dalam persamaan akan mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian akan uji statistik sebagai berikut: 1. Uji Koefisien Determinasi (R-squared) Nilai R-squared mencerminkan seberapa besar keragaman dari variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variabel independen. Nilai R-squared memiliki besaran yang positif dan besarannya adalah 0 < R-squared < 1. Jika nilai R-squared bernilai nol maka artinya keragaman variabel dependen tidak dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Sebaliknya, jika nilai R-squared bernilai satu maka keragaman dari variabel dependen secara keseluruhan dapat diterangkan oleh variabel independennya secara sempurna (Gujarati, 2002). R- squared dapat dirumuskan sebagai berikut:...(4.3) Dimana: ESS = Explained of Sum Squared TSS = Total Sum of Squared 35

2. Uji t Uji t dilakukan untuk menghitung koefisien regresi masing-masing variabel independen sehingga dapat diketahui pengaruh variabel independen tersebut terhadap variabel dependennya. Adapun prosedur pengujiannya yang diungkap Gujarati (2002): H0 : β1 = 0 H0 : β1 0... (4.4) Dimana: b β t Seβ = Parameter dugaan = Parameter Hipotesis = Standar error parameter β Jika t hitung (n-k) < t tabel α/2, maka H0 diterima, artinya variabel berarti variabel (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap (Y). Namun, jika t hitung (n-k) > t tabel α/2, maka H0 ditolak, artinya variabel (Xi) berpengaruh nyata terhadap (Y) 3. Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independent atau bebas (X i ) secara bersama-sama terhadap variabel dependent atau tidak bebas (Y). Adapun prosedur yang digunakan dalam uji F (Gujarati 2002): H0 = β1 = β2 = β3 =... = βi = 0 H1 = minimal ada satu βi 0... (4.5) 36

Dimana: JKR JKG k n = Jumlah Kuadrat Regresi = Jumlah Kuadrat Galat = jumlah variabel terhadap intersep = jumlah pengamatan/sampel Apabila F hitung < F tabel maka H 0 diterima dan H 1 ditolak yang berarti bahwa variabel bebas (X i ) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas (Y). Sedangkan apabila F hitung > F tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima yang berarti bahwa variabel (X i ) berpengaruh nyata terhadap variabel (Y). Model yang dihasilkan dari regresi linear berganda haruslah baik. Jika tidak baik maka akan mempengaruhi interpretasinya. Interpretasi ini menjadi tidak benar apabila terdapat hubungan linear antara variabel bebas (Chatterjee and price dalam Nachrowi et all 2002) Namun, agar diperoleh model regresi linear berganda yang baik, maka model harus memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). BLUE dapat dicapai bila memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik merupakan pengujian pada model yang telah berbentuk linear untuk mendapatkan model yang baik. Setelah model diregresikan kemudian dilakukan uji penyimpangan asumsi. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah model tersbut baik atau tidak. Model dikatakan baik jika mempunyai distribusi normal atau hampir normal. Uji yang dapat digunakan adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut: H 0 : Error term terdistribusi normal. 37

H 1 : Error term tidak terdistribusi normal. Dengan kriteria uji : Jika P-value < α maka tolak H 0 Jika P-value > α maka terima H 0 Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat lain. Penerapan pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah jika signifikansi di atas 5 persen berarti tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, artinya data tersebut normal. b. Uji Autokorelasi Menurut Nachrowi et all (2002), Autokorelasi adalah adanya korelasi antara variabel itu sendiri, pada pengamatan berbeda waktu dan individu. Umumnya, kasus autokorelasi terjadi pada data time series. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Salah satu cara yang digunakan adalah Uji Durbin Watson (DW-test). Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel penjelas. Jika pengujian autokorelasi diabaikan, maka akan berdampak terhadap pengujian hipotesis dan proses peramalan. Besarnya nilai statistik DW dapat diperoleh dengan rumus (Nachrowi et all. 2002):...... (4.6) Dimana: d u t dan u t-1 = statistik Durbin-Watson = Gangguan estimasi 38

Pengambilan keputusannya: Jika nilai DW terletak antara batas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi positif. Jika nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif. Jika DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif. Jika nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif. Jika nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. c. Uji Multikolinearitas Jika suatu model regresi berganda terdapat hubungan linear sempurna antar peubah bebas dalam model tersebut, maka dapat dikatakan model tersebut mengalami multikolinearitas. Terjadinya multikolinearitas menyebabkan R- squared tinggi namun tidak banyak variabel yang signifikan dari uji t. Ada berbagai cara untuk menentukan apakah suatu model memiliki gejala multikolinearitas. Salah satu cara yang digunakan adalah uji Varian Infiaction Factor (VIF). Cara ini sangat mudah, hanya melihat apakah nilai VIF untuk masing-masing variabel lebih besar dari 10 atau tidak. Bila nilai VIF lebih besar dari 10 maka diindikasikan model tersebut mengalami multikolinearitas. 39

Sebaliknya, jika VIF lebih kecil dari 10 maka diindikasikan bahwa model tersebut tidak mengalami multikolinearitas yang serius. d. Uji Heteroskedastisitas Asumsi penting dari regresi linear klasik adalah bahwa gangguan yang muncul dalam fungsi regresi adalah heteroskedastisitas. Menurut Juanda (2009), heteroskedastisitas terjadi jika ragam sisaan tidak sama untuk tiap pengamatan kei dari peubah-peubah bebas dalam model regresi. Masalah heteroskedastisitas biasanya sering terjadi dalam data cross section. Salah satu cara dalam mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan transformasi terhadap peubah respon dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan ragam menjadi homogeny pada peubah respon hasil transformasi tersebut. Namun, dalam mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas dalam model dapat digunakan juga metode grafik (Nachrowi et all 2002). Selain itu, dapat juga dilakukan dengan uji glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolute residualnya (Gujarati 2006). Jika nilai signifikan dari hasil uji Glejser lebih besar dari α maka tidak terdapat heteroskedastisitas dan sebaliknya. 4.4.2 Analisis Regresi Logistik Dalam mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam mengalihfungsikan lahan sawah digunakan analisis regresi logistik. Menurut Nachrowi et all (2002), model logit adalah model non linear, baik dalam paramater maupun dalam variabel. Model logit diturunkan berdasarkan fungsi peluang logistik yang dapat di spesifikasikan sebagai berikut (Juanda 2009):... (4.7) 40

Dimana e mempresentasikan bilangan dasar logaritma natural (e=2.718...). Kemudian dengan menggunakan aljabar biasa, persamaan dapat ditunjukkan menjadi:... (4.8) Peubah P i / 1 P i dalam persamaan diatas disebut sebagai odds, yang sering diistilahkan dengan resiko atau kemungkinan, yaitu rasio peluang terjadinya pilihan 1 terhadap peluang terjadinya pilihan 0 alternatif. Parameter model estimasi logit harus diestimasi dengan metode maximum likelihood (ML). Jika persamaan ditransformasikan dengan logaritma natural, maka:... (4.9) Persamaan model regresi logistik untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan adalah sebagai berikut: = Z = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + ε... (4.10) Dimana: Z = Peluang alih fungsi lahan (1) dan tidak alih fungsi lahan (0) α X i β i ε = Intersep = Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan alih fungsi lahan = Koefisien Regresi = Eror Term Adapun faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan petani dalam mengalihfungsikan lahan, antara lain: 41

1. Tingkat Usia (Tahun) Tingkat usia menunjukkan produktivitas seseorang dalam bekerja. Semakin tinggi usia seseorang maka produktivitas dalam bekerja akan semakin menurun. Hal ini akan mendorong terjadinya alih fungsi lahan yang dilakukan. 2. Lama Pendidikan Petani (Tahun) Lama pendidikan diduga berpengaruh terhadap keputusan petani dalam melakukan alih fungsi lahan. Lama pendidikan menunjukkan tingkat pendidikan yang dicapai. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka akan semakin bijaksana dalam pengambilan keputusan alih fungsi lahan. 3. Luas Lahan (Hektar) Petani yang memiliki ukuran lahan yang luas cenderung untuk mempertahankan lahannya karena semakin luas lahan maka usaha tani akan semakin efisien dan relatif lebih besar keuntungannya. Semakin luas lahan yang dimiliki oleh petani maka semakin kecil alih fungsi lahan yang terjadi. 4. Proporsi pendapatan hasil usaha tani (Persen) Semakin rendah pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha tani, maka akan semakin tinggi peluang petani dalam melakukan alih fungsi lahan. Jika pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha tani rendah maka ada kecenderungan untuk memilih pendapatan di luar sektor pertanian dan lahan yang dimiliki dialihfungsikan karena pendapatan usaha tani tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. 42

5. Jumlah tanggungan petani (Jiwa) Jumlah tanggungan yang harus ditanggung petani mempengaruhi alih fungsi lahan dimana semakin banyak jumlah tanggungan yang harus ditanggung, maka alih fungsi lahan akan semakin tinggi. Semakin banyak tanggungan yang dimiliki maka biaya yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari semakin banyak sehingga petani akan cenderung untuk mengalih fungsikan lahannya. 6. Pengalaman bertani (Tahun) Semakin lama petani pengalaman dalam bertani, maka akan semakin berat dalam pengambilan keputusan untuk alih fungsi lahan. Hal ini disebabkan karena semakin lama pengalaman bertani, maka keahlian yang dalam bertani akan semakin tinggi sehingga petani akan cenderung untuk terus mempertahankan lahannya. 7. Produktivitas (Ton/Ha) Semakin tinggi tingkat produktivitas lahan maka keputusan petani untuk melakukan alih fungsi lahan akan semakin rendah. Hal tersebut disebabkan karena semakin tinggi produktivitas, pendapatan yang diperoleh dari sektor pertanian akan semakin tinggi sehingga petani akan cenderung mempertahankan lahannya. Agar diperoleh hasil analisis regresi logit yang baik perlu dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan untuk melihat apakah model logit yang dihasilkan secara keseluruhan dapat menjelaskan keputusan pilihan secara kualitatif. Dalam hal ini pilihan yang digunakan untuk melakukan alih fungsi lahan atau tidak melakukan. Pengujian parameter dilakukan dengan menguji semua parameter 43

secara keseluruhan dan menguji masing-masing parameter secara terpisah. Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Odds Ratio Odds merupakan rasio peluang kejadian terjadi sukses (terjadinya pristiwa y=1) terhadap peluang terjadi gagal (terjadinya pristiwa y=0) (Nachrowi et all. 2002). Odds ratio ini sering juga digunakan sebagai suatu ukuran asosiasi yang sering ditemukan dalam epidemologi. Pada dasarnya odds ratio digunakan untuk melihat hubungan antara peubah bebas dan peubah terikat dalam model logit. Nilai tersebut dapat diperoleh dari perhitungan eksponensial dari koefisien estimasi (β i ) atau exp (β j ). Odds Ratio dapat didefinisikan sebagai berikut: dimana P menyatakan peluang terjadinya peristiwa (Z=1) dan 1-P menyatakan peluang tidak terjadinya peristiwa. b. Likelihood Ratio Likelihood Ratio merupakan suatu rasio kemungkinan maksimum yang digunakan untuk menguji peranan variabel penjelas secara serentak (Hosmer dan Lemeshow 2002). Statistik uji yang dapat menunjukkan nilai likelihood ratio adalah Uji G. Rumus umum Uji G adalah:... (4.11) Dimana l 0 merupakan nilai likelihood tanpa variabel penjelas dan l i merupakan nilai likelihood model penuh. Statistik uji G akan mengikuti sebaran chi-square dengan derajat bebas α. Kriteria keputusan yang diambil adalah jika G > chi-square maka H 0 ditolak. Jika H 0 ditolak maka dapat disimpulkan bahwa 44

minimal ada β j 0, dengan pengertian lain, model regresi logistik dapat menjelaskan atau memprediksi pilihan individu pengamatan. 4.4.3 Uji Beda Rata-rata Perubahan pendapatan dilihat dari perubahan pendapatan rumah tangga petani sebelum dan sesudah melakukan alih fungsi lahan. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat pendapatan petani sebelum alih fungsi lahan dan setelah alih fungsi lahan yang dimilikinya digunakan pendekatan perbedaan dua rata-rata. Pengujian ini dilakukan dengan uji T-test baik untuk menguji data sampel masing-masing jenis alih fungsi lahan maupun untuk menguji data sampel secara keseluruhan (Sutrisno 1995). Persamaan uji T adalah sebagai berikut:... (4.12) Dimana: X 1 X 2 n 1 n 2 s 1 s 2 = Rata-rata pendapatan sebelum terjadinya alih fungsi lahan = Rata-rata pendapatan setelah terjadinya alih fungsi lahan = Jumlah responden sebelum terjadinya alih fungsi lahan = Jumlah responden setelah terjadinya alih fungsi lahan = Standar deviasi sebelum terjadinya alih fungsi lahan = Standar deviasi setelah terjadinya alih fungsi lahan Hipotesis: H 0 = X 1 = X 2 H 1 = X 1 X 2 45

Apabila t hitung < t tabel maka H 0 diterima dan H 1 ditolak yang berarti tidak ada perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah alih fungsi lahan. Sedangkan apabila t hitung > t tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima yang berarti ada perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah alih fungsi lahan. 46