Keterangan Pers Bersama, Presiden RI dan Ketua DPR RI, Pertemuan Konsul.., Jakarta, 22 Februari 2016 Senin, 22 Pebruari 2016 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA DPR RI PERTEMUAN KONSULTASI DENGAN PIMPINAN DPR RI TENTANG UNDANG-UNDANG TAX AMNESTY, UNDANG-UNDANG TERORISME, DAN REVISI UNDANG-UNDANG KPK ISTANA MERDEKA, JAKARTA 22 FEBRUARI 2016
Presiden: Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh, Baru saja saya menerima kunjungan dari Ketua dan Pimpinan DPR, Ketua-ketua Komisi, Ketua Fraksi dan Panja. Suasana dalam pertemuan itu adalah suasana santai, membahas agenda-agenda legislasi nasional, termasuk di dalamnya adalah rencana revisi Undang-Undang KPK.
Saya sangat menghargai proses-proses, dinamika politik yang ada di DPR, khususnya dalam rencana revisi Undang-Undang KPK. Dan tadi, setelah berbicara banyak mengenai rencana revisi Undang-Undang KPK tersebut, kita bersepakat bahwa revisi ini sebaiknya tidak dibahas saat ini, ditunda. Dan saya memandang perlu adanya waktu yang cukup untuk mematangkan rencana revisi Undang-Undang KPK dan sosialisasinya kepada masyarakat. Itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Saya persilakan Pak Ketua DPR.
Ketua DPR: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat sore dan salam sejahtera, Saudara-saudara sekalian, para Wartawan, DPR tadi telah melakukan rapat konsultasi bersama Presiden dan seluruh jajaran. Agenda utamanya adalah membahas perkembangan legislasi yang telah ditetapkan di Dewan Perwakilan Rakyat, sejumlah 40 undang-undang.
Kami, DPR, sebagaimana diketahui, telah bertekad untuk produktif di tahun ini, menghasilkan banyak undang-undang. Dan 40 undang-undang itu telah ditetapkan dalam Prolegnas. Kami sampaikan juga tadi, ada beberapa undang-undang yang menjadi prioritas kepada Bapak Presiden dan seluruh jajaran. Di antaranya adalah, nomor satu, soal tax amnesty; nomor dua, soal terorisme; dan nomor tiga, tentang revisi KPK. Kami menyampaikan bahwa, untuk tax amnesty, kami telah rapat dalam rapat pimpinan tadi, dan esok hari kami akan menyampaikan dalam paripurna, dan kemudian mengagendakan di dalam Badan Musyawarah untuk segera dibahas. Dan kami bertekad agar dapat diselesaikan dalam masa persidangan sekarang ini.
Kemudian demikian juga Undang-Undang Terorisme. Kami juga telah bertekad untuk segera membahasnya. Dan terakhir, menyangkut revisi Undang-Undang KPK, kami tadi telah bersepakat bersama pemerintah. Sebagaimana diketahui, bahwa semua undang-undang itu dibahas oleh Presiden bersama Dewan Perwakilan Rakyat sesuai dengan perintah Undang-Undang Dasar 1945. Dan kami telah bersepakat untuk menunda membicarakan sekarang ini, tetapi tidak menghapus dalam daftar Prolegnas. Waktu akan dipergunakan untuk memberikan penjelasan kepada seluruh masyarakat
Indonesia karena kami, bersama pemerintah, sama sepakat tentang empat poin yang menjadi concern untuk dilakukan penyempurnaan itu, dan sesungguhnya sangat bagus untuk menguatkan KPK di masa yang akan datang. Namun perlu waktu untuk menjelaskannya kepada seluruh rakyat Indonesia, terutama para penggiat antikorupsi. Dan penundaan iniâ saya kiraâ bukan karena tekanan siapa pun. Kami semata-mata, secara bersama-sama, bersepakat antara DPR dan Pemerintah untuk bagaimana agar seluruh mekanisme kenegaraan berjalan dengan baik. Sekian. Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. *****
Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden