PENGARUH FREKUENSI PENGENDALIAN GULMA SECARA MANUAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DENGAN METODE SRI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

THE EFFECT OF SEEDS NUMBER IN THE PLANTING HOLE AND WEEDS FREQUENCY CONTROL ON LOWLAND RICE (Oriza sativa L.) GROWTH AND PRODUCTION BY SRI METHOD

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DENGAN METODE SRI

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DENGAN APLIKASI TINGGI MUKA AIR TANAH PADA TANAH INSEPTISOL

JUDUL PENELITIAN 2: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS LOKAL PADI SAWAH YANG DITANAM DENGAN METODE SRI DI DESA PADANG MUTUNG KABUPATEN KAMPAR

ABSTRAK. Kata Kunci: Padi, Varietas Inpari 13, Pupuk, Jajar Legowo

SKRIPSI OPTIMALISASI PRODUKSI PADI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (ORYZA SATIVA L.) YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA SRI PADA BEBERAPA WAKTU PENYIANGAN GULMA

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK N, P DAN K PADA PADI SAWAH

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

Efisiensi Penggunaan Jumlah Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DENGAN BEBERAPA CARA PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

PENGARUH JUMLAH BIBIT PER LUBANG TANAM DAN DOSIS PUPUK N, P DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DENGAN METODE SRI

Jurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

PENGARUH JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO (Oryza sativa L.) KULTIVAR INPAGO 6

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS PADI ( Oryza sativa L. ) PADA BERBAGAI JENIS PUPUK KANDANG

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

PENGARUH PUPUK MAJEMUK PELET DARI BAHAN ORGANIK LEGUM COVER CROP (LCC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI VARIETAS IR 64 PADA MUSIM PENGHUJAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

PENGARUH PENGELOLAAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA LAHAN SAWAH BUKAAN BARU

PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI SAWAH MELALUI UMUR BIBIT. Acceleration of Lowland Rice Yield through Seedling Age

APLIKASI ABU SEKAM PADI DAN PUPUK KANDANG DI LAHAN GAMBUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO

Pengaruh Dosis Herbisida Ethoxysulfuron 15 WG Terhadap Gulma, Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi Varietas Ciherang

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PERIODE KRITIS PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) SKRIPSI OLEH : WILTER JANUARDI PADANG

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI PADI (Orhyza Sativa L) DENGAN PENGATURAN MODEL TANAM JAJAR LEGOWO

PENGGUNAAN TRICHOKOMPOS JERAMI PADI DENGAN STATER Trichoderma sp YANG BERBEDA PADA PADI SAWAH (Oryza sativa L)

OPTIMALISASI JUMLAH ANAKAN PRODUKTIF PADI DENGAN PENGAIRAN MACAK-MACAK SERTA PENAMBAHAN PUPUK P DAN K

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

UJI DAYA HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa. L) MODEL JAJAR LEGOWO DI KOTA MADIUN

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

Sukandar, Nelvia, Ardian Agrotechnology Department, Agriculture Faculty, Universitas of Riau

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

SKRIPSI OLEH : FRISTY R. H. SITOHANG PEMULIAAN TANAMAN

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

PENGGUNAAN RADIASI SINAR GAMMA UNTUK PERBAIKAN DAYA HASIL DAN UMUR PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG DAN CEMPO IRENG

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK PHONSKA DAN PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L) VARIETAS IR 64

SISTEM TANAM DAN UMUR BIBIT PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS INPARI 13

PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)

Pengaruh Jumlah Bibit dan Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.)

Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Kultivar Inpari 30 Pada Sistem Tanam Berbeda dan Pemberian Macam Dosis Pupuk Anorganik

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

UMUR BIBIT DAN DOSIS PEMUPUKAN UREA PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) di LAHAN PODSOLIK MERAH KUNING

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

Pengaruh Jeluk Muka Air Genangan dalam Parit pada Berbagai Fase Pertumbuhan Padi terhadap Gulma dan Hasil Padi (Oryza sativa L.)

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

UJI DAYA HASIL DUA VARIETAS PADI SAWAH DENGAN PEMBERIAN PUPUK NITROGEN MENGIKUTI METODE SRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

BAB III METODE PENELITIAN Ketinggian tempat ± 90 m dpl, jenis tanah latosol.

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PENGARUH JARAK TANAM DAN JUMLAH BIBIT PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) HIBRIDA VARIETAS PP3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

Achmad Sauki *), Agung Nugroho dan Roedy Soelistyono

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

GIVING OF BANANA CORM LOCAL MICROORGANISM(MOL) ON RICE STRAW COMPOSTING FOR VARIETY PB-42 RICEPLANT (Oryza sativa L.

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

III. METODE PENELITIAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN JUMLAH ANAKAN PRODUKTIF TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BERBAGAI JUMLAH BIBIT PER LUBANG TANAM DAN JARAK TANAM BERBEDA

RESPON PERTUMBUHAN PADI (ORYZA SATIVA L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAUN GAMAL

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott)

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

Transkripsi:

PENGARUH FREKUENSI PENGENDALIAN GULMA SECARA MANUAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DENGAN METODE SRI THE EFFECT OF FREQUENCY BY MANUALLY WEEDS CONTROL FOR GROWTH AND THE PRODUCTION OF PADDY FIELD Oryza sativa L) BY SRI METHODE) Febby Khoila Winarto, Nurbaiti, Elza Zuhry (Fakultas Pertanian Universitas Riau) Hp: 082126606021, Email:winarto.febby@gmail.com ABSTRACT The objective of this research was to find the effect of frequency by manually weeds control for growth and the production of paddy field (Oryza sativa L.) by SRI methode. This research was conducted in Balai Benih Induk Hortikultura at Kaharuddin Nasution street, Padang Marpoyan, Pekanbaru. This research held for 5 months, started in November 2011 until March 2012. This research use Randomized Block Design (RBD) that consists of 4 treatments and 3 replications. These treatments consist of once weeding ( 30 days after planted), twice weeding ( 20, 40 days after planted), third weeding (20, 30, 40 days after planted) and fourth weeding ( 10, 20, 30, 40 days after planted) manually. Parameters measured were plant height (cm), number of maximum nhymps (stem), the outgoing panicles (days), the number of productive tillers (seed), dried milled rice production per clump (g), 1000 seed weight (g). Data was analyzed by analysis of variance and further test by Duncan Multiple Range Test (DNMRT) at the level of 5%. The research showed that the treatment of frequency by manually weed control were not significant to all parameters (parameters measured were plant high, number of maximum nhymps, the outgoing panicles, the number of productive tillers, 1000 seed weight ) except in parameter of dried milled rice production per clump and the manually weeding of once frequency (30 days after planted) has yield 15,2 t/ha. Keyword: Paddy field, SRI, weed control PENDAHULUAN Padi (Oryza sativa) merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Walaupun sebagai bahan makanan pokok, padi dapat disubstitusikan oleh bahan makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat Indonesia yang terbiasa mengkonsumsi padi dan tidak mudah diganti oleh makanan pokok lainnya. Produksi padi di Indonesia pada tahun 2008 adalah 60,325 juta ton meningkat pada tahun 2010 menjadi 66,469 juta ton. Walaupun produksi padi sudah meningkat, namum belum mampu mencukupi kebutuhan pangan Indonesia karena tidak seimbangnya produksi padi dengan pertambahan jumlah penduduk (Badan Pusat Statistik, 2011). Produksi padi di Provinsi Riau tahun 2012 adalah sebesar 512.152 ton padi Gabah Kering Giling (GKG) atau menurun 23.636 ton (4,41%) dibanding produksi tahun 2011. Penurunan produksi terjadi karena adanya penurunan luas panen sebesar 1.1127 ha atau 0,84% disertai penurunanproduktivitas yang cukup signifikan, yaitu sebesar 1,33 kuintal/ha (3,60%) dibanding tahun 2011 (Badan Pusat Statistik Riau, 2013).

Menurut Las (2004) faktor utama yang menyebabkan rendahnya produksi beras nasional adalah masih rendahnya hasil per satuan luas tanaman padi di Indonesia. Saat ini rata-rata hasil padi di Indonesia termasuk rendah yaitu 4,66 ton/ha hal ini disebabkan oleh luas panen yang cenderung menurun karena lahan persawahan produktif berubah fungsi menjadi lahan non pertanian tanaman pangan. Hal ini sangat bertolak belakang dengan program pemerintah yaitu swasembada beras. Upaya untuk mencapai swasembada beras diperlukan adanya manajemen pertanian yaitu pembangunan pertanian berorientasi pada peningkatan pendapatan petani selain peningkatan produksi juga untuk memenuhi kebutuhan pangan secara nasional. Salah satu cara yaitu dengan mengubah sistem manajemen padi dan teknik budidaya yang biasa dilakukan petani menjadi System of Rice Intensification (SRI). Pengembangan dan aplikasi SRI sebagai pendukung kemampuan sumberdaya lahan pertanian sawah di Indonesia perlu dilakukan, mengingat banyaknya manfaat yang didapatkan diantaranya: produksi tinggi, input rendah (tidak butuh input tambahan), tidak membutuhkan air yang banyak, teknologi sederhana (mudah dipahami dan diterima petani), serta bersifat berkelanjutan. Salah satu elemen SRI yang paling penting adalah pengendalian gulma. Gulma adalah tanaman yangtidak dikehendaki keberadaannya pada suatu lahan pertanian yang diusahakan dan pada umumnya mengganggu terhadap pertumbuhan tanaman budidaya. Pada lahan padi sawah tanaman gulma dapat tumbuh subur, gulma dapat tersebar melalui berbagai cara. Gulma yang tumbuh bersama-sama tanaman padi akan mengurangi hasil gabah, karena bersaing dalam pengambilan hara, air, udara, dan ruang. Selain mengurangi kuantitas maupun kualitas hasil, gulma juga bertindak sebagai inang bagi hama dan penyakit. Gulma padi sawah umumnya didominasi oleh golongan berdaun lebar, golongan teki maupun golongan rumput. BAHAN DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan dilahan sawah Balai Benih Induk Hortikultura, Jalan Kaharudin Nasution, Padang Marpoyan, Pekanbaru. Penelitian berlangsung selama 4 bulan, dimulai pada bulan November 2011 sampai bulan Maret 2012.Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi sawah varietas Batang Piaman, tanah aluvial, pupuk kompos,urea, SP-36, KCl, dan Decis250 EC.Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hand tractor, cangkul, timbangan digital, jaring, meteran, amplop padi, plastik putih, kertas grafik, parang, sabit atau ani-ani dan ayakan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan sehingga diperoleh 12 unit plot percobaan. Adapun perlakuan yang diberikan adalah frekuensi pengendalian gulma sebanyak 4 taraf yaitu: G1 = Pengendalian Gulma Satu kali (30 HST) G2 = Pengendalian Gulma Dua kali (20;40 HST) G3 = Pengendalian Gulma Tiga kali (20;30;40 HST) G4 = Pengendalian Gulma Empat kali (10;20;30;40 HST) Data hasil pengamatan dari masing-masing perlakuan dianalisis secara statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA). Data hasil analisis ragam dilanjutkan dengan ujijarak berganda Duncan pada taraf 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tinggi Tanaman (cm) berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 2.1). Hasil uji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rerata tinggi tanaman padi sawah varietas Batang Piaman dengan berbagai frekuensi pengendalian gulma. G3 (3x: 20, 30,40 hst) Tinggi Tanaman (cm) 100.16 a 98.22 a 95.36 a 94.54 a Tabel 1 menunjukkan bahwa tinggi tanaman pada berbagai perlakuan frekuensi pengendalian gulma berbeda tidak nyata. Hal ini disebabkan semua perlakuan frekuensi pengendalian gulma dilakukan pada saat periode kritis. Periode kritis adalah periode dimana tanaman pokok sangat peka atau sensitif terhadap persaingan gulma, sehingga pada periode tersebut perlu dilakukan pengendalian, dan jika tidak dilakukan maka hasil tanaman pokok akan menurun. Menurut IRRI (1985), pada umumnya persaingan gulma terhadap tanaman terjadi dan terparah pada saat 25 33 % pertama dari siklus hidupnya atau ¼ - 1 / 3 pertama dari umur pertanaman. Persaingan gulma pada awal pertumbuhan tanaman akan mengurangi kuantitas hasil panenan, sedangkan gangguan persaingan gulma menjelang panen berpengaruh lebih besar terhadap kualitas hasil panenan. 2. Jumlah Anakan Maksimum (batang) berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan maksimum (Lampiran 2.2). Hasil uji lanjut jumlah anakan totaldengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rerata jumlah anakan maksimum padi sawah varietas Batang Piaman dengan berbagai Jumlah AnakanMaksimum (batang) 31.11a 30.88a 30.55a 29.77a Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah anakan maksimum pada berbagai perlakuan frekuensi pengendalian gulma berbeda tidak nyata.perlakuan pengendalian gulma dilakukan pada saat pertumbuhan vegetatif, dimana pembentukan anakan terjadi pada saat fase tersebut dan daun padi belum saling menutupi, sehingga cahaya dapat diserap oleh daun.selain itu faktor lingkungan lainya dalam kondisi yang optimal seperti air, unsur hara serta iklim mikro sehingga

proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik dan fotosintat yang dihasilkan dimanfaatkan tanaman untuk pembentukan anakan. Menurut Gardner et al. (1991), jumlah anakan akan maksimal apabila tanaman memiliki sifat genetik yang baik ditambah dengan keadaan lingkungan yang menguntungkan atau sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selanjutnya Ismunadjiet al. (1988), menyatakan bahwa jumlah anakan ini juga ditentukan oleh radiasi matahari, hara mineral serta budidaya tanaman itu sendiri. 3. Jumlah anakan produktif (batang) Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pengendalian gulma berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan produktif (Lampiran 2.3). Hasil uji lanjut jumlah anakan produktifdengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rerata jumlah anakan produktif padi sawah varietas Batang Piaman dengan berbagai Jumlah Anakan Produktif (batang) 26.21a 25.32a 24.97a 23.99a Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah anakan produktif pada berbagai perlakuan frekuensi pengendalian gulma berbeda tidak nyata. Selama fase pertumbuhan vegetatif, anakan bertambah dengan cepat sampai tercapai anakan maksimal. Setelah anakan maksimal tercapai sebagian dari anakan akan membentuk malai dan sebagian lagi ada yang mati dan tidak menghasilkan malai. Pada penelitian inikemampuan tanaman untuk membentuk anakan produktif pada berbagai perlakuan frekuensi pengendalian gulma adalah cenderung sama namun tergolong tinggi dibanding dengan deskripsi.tingginyajumlah anakan produktif disebabkan oleh tidak terjadinya persaingan yang tinggi antara tanaman dengan gulma.semakin banyak jumlah anakan maksimum yang terbentuk maka akan meningkatkan jumlah anakan produktif. Menurut Suparyono dan Setyono (1995),Anakan produktif merupakan anakan padi yang berkembang lebih lanjut dari anakan padi yang selanjutnya akan membentuk malai. Tingginya anakan produktif ini juga berpotensi untuk menghasilkan produksi yang tinggi. 4. Umur keluar malai (hari) berpengaruh tidak nyata terhadap umur keluar malai (Lampiran 2.4). Hasil uji lanjut umur keluar malai dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rerata umur keluar malai padi sawah varietas Batang Piaman dengan berbagai Umur Keluar Malai (hari)

Tabel 4 menunjukkan bahwa umur keluar malai pada berbagai perlakuan frekuensi pengendalian gulma berbeda tidak nyata. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Pada penelitian ini frekuensi pengendalian gulma dilakukan pada masa vegetatif sehingga pertumbuhan generatif tidak terganggu. Pertumbuhan vegetatif yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan generatif yang ditandai dengan umur keluar malai. Menurut Ismunadji et al. (1998), umur keluar malai ditentukan oleh fase pertumbuhan vegetatif, apabila pertumbuhan vegetatif baik maka pertumbuhan generatif akan baik pula. 5.Jumlah biji per malai (biji) berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah biji per malai (Lampiran 2.5). Hasil uji lanjut jumlah biji per malai dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rerata jumlah biji per malai padi sawah varietas Batang Piaman dengan berbagai 68.66 a 67.66 a 67.00 a 67.00 a Jumlah Biji per Malai (biji) 68.64a 66.89a 63.76a 57.44a Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah biji per malai padaberbagai perlakuan frekuensi pengendalian gulma berbeda tidak nyata. Hal ini disebabkan oleh gulma pada semua perlakuan sudah teratasi pada periode kritis sehingga jumlah anakan relatif sama yang mengakibatkan jumlah biji permalai juga relatif sama. Pada proses pengisian biji fotosintat yang dialokasikan ke biji berasal dari hasil fotosintesis pada saat generatif ditambah dengan remobilisasi cadangan makanan yang terbentuk pada fase vegetatif. Semakin banyak jumlah anakan produktif yang menghasilkan malai maka semakin banyak gabah yang dihasilkan.hal ini sejalan dengan pendapat Vergara dalam Yuhelmi (2002) bahwa faktor penting untuk memperoleh hasil gabah yang tinggi adalah jumlah anakan produktif. 6. Berat gabah kering giling per rumpun (g) berpengaruh tidak nyata terhadap berat gabah kering giling per rumpun (Lampiran 2.6). Hasil uji lanjut berat gabah kering giling per rumpun dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rerata berat gabah kering giling per rumpun padi sawah varietas Batang Piaman dengan berbagai Berat Gabah Kering Giling (g) 112.05 a 107.39 ab 105.09 ab 87.75 b Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama adalah berbeda nyata menurut uji jarak berganda Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa frekuensi pengendalian gulma 1 kali berbeda nyata dengan frekuensi 3 kali terhadap produksi gabah kering giling.perlakuan berbagai frekuensi pengendalian gulma yang digunakan akan mempengaruhi berat gabah kering giling secara langsung. Semakin banyak jumlah anakan produktif yang terbentuk maka semakin banyak gabah yang dihasilkan.anonimus (1983) dalam Yuhelmi (2002) menyatakan bahwa produksi padi antara lain ditentukan oleh jumlah anakan produktif, semakin tinggi komponen tersebut maka tanaman akan memberikan produksi yang tinggi pula. 7. Berat 1000 biji (g) berpengaruh tidak nyata terhadap berat 1000 biji (Lampiran 3.7). Hasil uji lanjut berat 1000 bijidengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rerata berat 1000 biji padi sawah varietas Batang Piaman dengan berbagai frekuensi pengendalian gulma. Pengendalian Gulma Berat 1000 Biji (g) 32.72 a 32.50 a 32.37 a 30.45 a Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama adalah berbeda nyata menurut uji jarak berganda Tabel 7 menunjukkan bahwa berat 1000 biji padaberbagai perlakuan frekuensi pengendalian gulma berbeda tidak nyata.berat1000 biji ini menggambarkan ukuran biji.menurut Badan Pengendali Bimas (1997) ukuran biji dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu, ukuran dengan berat 1000 biji kecil ( < 20 g), ukuran dengan berat 1000 biji sedang (20-25 g) dan ukuran dengan berat 1000 biji besar ( > 25 g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat 1000 biji pada penanaman dengan metode SRI lebih tinggi dibanding deskripsi (27 g). Bentuk dan ukuran bijisangat ditentukan oleh faktor lingkungan dan genetik sehingga berat 1000 biji yang dihasilkan sama. Sesuai dengan pendapat Mugnisyah dan Setiawan (1990) yang menyatakan bahwa rata-rata bobot biji cenderung menjadi ciri yang tetap dari setiap spesies yaitu bentuk dan ukuran biji.

8. Kondisi Umum Gulma Dilokasi Penelitian Pada penelitian terdapat berbagai jenis gulma yaitu Fimbristylist littoralis, Ludwigea octovalvis, Monochoria vaginalis, Cyperus iria dan Scirpus juncoides.gulma yang paling dominan pada penelitian ini adalah Fimbristylist littoralis. DAFTAR PUSTAKA Badan Pengendali Bimas. 1997. Pedoman Bercocok Tanam Padi, Palawija, Sayuran. Departemen Pertanian. Jakarta Badan Pusat Statistik(BPS). 2011. Produksi Tanaman Padi Indonesia. http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php?eng=0. Diakses 19 Januari 2014. Gardner, P. F.,R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya Diterjemahkan oleh H. Susilo. Universitas Indonesia Press. Jakarta IRRI. 1985. Gulma. PT Bhratara Karya Aksara. Jakarta. 120 hal. Ismunadji, M. Partohardjono, S. Syam, M dan Widjono, A. 1988. Padi. Buku I Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Las, I., 2004. Inovasi Teknologi Tanaman Padi untuk Sistem Pertanian Berkelanjutan.Indonesia Institute for Rice Research (IIRR), Sukamandi. Makalah Pelatihan Peningkatan SDM Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Sistim Pertanian Berkelanjutan. Padang, 2-6 Desember 2004. Mugnisyah, W.Q., dan A. Setiawan. 1990. Pengantar Produksi Benih. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Suparyono dan Setyono. A. 1997. Mengatasi Permasalahan Budidaya Padi. Penebar Swadaya. Jakarta. Yuhelmi. R. 2002. Pengaruh Interval Penyiraman Terhadap Beberapa Varietas Padi Gogo Dari Kabupaten Kuantan Sengingi dan Siak Sri Indrapura.Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Riau.Tidak dipublikasikan.