BAB I PENDAHULUAN. Menemukan kalimat topik dan kalimat penjelas yang di dalamnya memuat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. timbulnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadikan kalimat ketiga, dan seterusnya. Kalimatkalimat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan membaca erat kaitannya dengan proses belajar, seperti kita

Oleh Nirmala Sari Siregar Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis teks pidato pada hakikatnya menuangkan gagasan kedalam

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. penilaian guru tidak dapat mengetahui kemampuan peserta didik menerima

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi manusia, jika ide pokok di dalam wacana tersebut tidak dipahami.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Secara tidak

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengungkapkan ide, gagasan kepada orang lain, karena bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pendidikan nasional. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia dipelajari untuk menjadikan peserta didik mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang penting dipelajari termasuk di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatkan mutu pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menguatkan kedudukan dan

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menemukan kalimat topik dan kalimat penjelas yang di dalamnya memuat gagasan utama serta detail-detail suatu bacaan, merupakan hal utama yang dicari oleh setiap siswa dalam kegiatan membaca. Hal tersebut merupakan kebutuhan siswa untuk menemukan informasi yang menjadi prioritasnya dan dianggap penting untuk diketahui dan dipahami. Seperti yang dijelaskan oleh Nurhadi (2016:33) yang menyatakan, Tujuan utama membaca adalah menangkap gagasan utama yang melandasi pengembangan bacaan. Secara umum, tujuan membaca adalah untuk mengetahui maksud dari bacaan secara garis besar yang berupa ide-ide yang membangun keseluruhan bacaan. Hal tersebut adalah hal utama yang harus diincar setiap pembaca. Gagasan utama di dalam suatu bacaaan biasa juga disebut dengan pikiran pokok atau ide pokok. Soedarso (2006:65) menuliskan bahwa ide pokok pada setiap buku meliputi : (1) ide pokok buku keseluruhan; (2) ide pokok bab; (3) ide pokok bagian bab/subbab, dan (4) ide pokok paragraf. Menemukan ide pokok buku secara keseluruhan biasanya diperoleh dengan mengetahui ide pokok pada setiap paragraf bacaan terlebih dahulu. Hal ini sejalan 1

2 dengan pendapat Dalman (2014:198) yang menyatakan untuk menemukan ide pokok buku secara keseluruhan dapat diperoleh dari simpulan ide-ide pokok bab buku, lalu untuk mengetahui ide pokok bab buku dapat diperoleh dari simpulan ide-ide pokok pada bagian bab/subbab buku. Kemudian, untuk mengetahui ide pokok pada bagian bab/subbab buku dapat diperoleh dari ide-ide pokok paragraf. Mampu menemukan ide pokok dalam paragraf yang merupakan dasar bagi siswa atau pembaca untuk mendapatkan informasi keseluruhan adalah hal yang sangat penting. Apalagi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran menemukan ide pokok paragraf merupakan indikator yang harus dicapai setiap siswa sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) 3. Memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik membaca dan Kompetensi Dasar (KD) 3. 1 Menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra dengan teknik membaca cepat dan 3. 2 Mengindentifikasi ide pokok teks nonsastra dari berbagai sumber melalui teknik membaca ekstensif. Selain itu, dalam KTSP terdapat kompetensi lain yang berkaitan erat dengan kemampuan siswa dalam menemukan ide pokok seperti, memahami, mengindetifikasi, dan menulis berbagai macam bentuk teks, membaca dan menulis paragraf, serta menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu bacaan. Pemahaman siswa terhadap berbagai kompetensi itu akan terganggu dan terhambat apabila siswa tidak dapat menemukan ide pokok paragraf.

3 Selain ide pokok, paragraf juga memiliki pikiran penjelas yang merupakan pengembangan dari ide pokok paragraf itu sendiri. Seperti yang dijelaskan Barus (2013:97-98) sebagai berikut: Paragraf adalah suatu tulisan yang berisi sebuah pikiran pokok yang biasanya dikembangkan dalam beberapa kalimat yang secara lengkap dapat dibedakan atas kalimat topik, kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat topik adalah kalimat yang menyatakan pikiran pokok, atau pikiran utama. Kalimat penjelas adalah kalimat yang menyatakan pikiran penjelas dan berfugsi sebagai pendukung kalimat topik. Menemukan pikiran penjelas paragraf juga merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa karena pikiran penjelas memuat detail-detail paragraf yang akan membantu siswa untuk menemukan dan memahami informasi dalam paragraf. Selain itu, untuk memahami paragraf secara keseluruhan tidak bisa dipatokkan pada ide pokok paragraf yang termuat dalam kalimat utama atau kalimat topik saja, tetapi juga dalam detail paragraf yang terdapat dalam kalimat penjelas. Kalimat penjelas mencakup informasi tambahan yang diperlukan oleh siswa untuk memahami paragraf yang nantinya akan mempengaruhi siswa untuk memahami bacaan secara menyeluruh. Wiyanto (2004:26) menyatakan, Isi kalimat utama masih besifat umum karena belum mengungkapkan pokok pikiran penulis secara rinci. Bagi pembaca, kalimat utama belum memberi informasi yang lengkap. Karena itu, dalam sebuah paragraf, selain terdapat kalimat utama juga terdapat kalimat-kalimat penjelas.

4 Selain itu, menemukan kalimat penjelas dapat meyakinkan siswa mengenai benar atau salahnya kalimat topik yang telah ia tentukan sebelumnya. Kemampuan menemukan kalimat penjelas akan menambah pemahaman siswa tentang ide pokok paragraf itu secara lebih mendalam. Hal ini sejalan dengan Soedarso (2002:70) yang menyatakan, Perlu diketahui bahwa detail memang digunakan oleh penulis untuk membantu kita mengerti lebih mendalam tentang buah pikiran atau ide pokoknya. Penelitian yang sejalan tentang menemukan kalimat topik pernah dilakukan oleh Ovhin Hadati berjudul Meningkatkan Kemampuan Siswa Menemukan Kalimat Utama Paragraf Melalui Metode Discovery Guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang merupakan sumber informasi peneliti melakukan penelitian tersebut menyatakan kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama rendah. Namun, peneliti tidak menganalisis secara langsung tingkat kemampuan siswa dalam menemukan kalimat utama atau kalimat topik dalam paragraf terlebih dahulu. Peneliti langsung mengambil tindakan untuk meningkatkan kemampuan menemukan kalimat utama pada siswa. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini adalah mencari tahu kemampuan menemukan kalimat utama dan kalimat penjelas dalam paragraf pada siswa terlebih dahulu agar diketahui apakah siswa mampu atau tidak, serta menemukan apa kelemahan atau kesulitan siswa dalam menemukan kalimat utama dan kalimat penjelas dalam paragraf. Selain itu, dalam

5 penelitian ini penulis tidak hanya fokus pada kalimat utama atau kalimat topik saja, tetapi juga pada kalimat penjelas. Karena penulis menyadari bahwa kalimat penjelas juga mempengaruhi pemahaman seseorang terhadap suatu bacaan. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Wenny Mailiya, S.Pd., guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Al-Hidayah Medan, diketahui bahwa siswa kesulitan dalam memahami dan mengidentifikasi makna teks, banyak siswa yang tidak dapat menceritakan isi cerita yang telah dibaca sebelumnya, siswa tidak aktif menanggapi mengenai teks yang dibaca oleh temannya, dan kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal terutama yang berupa wacana masih belum maksimal bahkan cenderung kurang. Hal ini terbukti dalam rata-rata nilai ujian bahasa Indonesia siswa yang rendah yakni berkisar 60-70 sedangkan nilai KKM bahasa Indonesia adalah 80. Kekurangmampuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, satu diantaranya adalah siswa keliru dan tidak mampu menemukan kalimat topik dan kalimat penjelas dalam paragraf. Soedarso (2006:70) berpendapat, Dan sebagian pembaca yang mau diperbudak bacaan itu dengan setia menekuni detail dan fakta-fakta kecil itu sehingga sulit mereka menemukan ide pokoknya atau sulit mengenali ide sentralnya. Sebagian orang tidak mengenali detailnya, atau malah tidak dapat membedakan mana detail dan mana ide pokoknya. Hal tersebut menyebabkan siswa tidak mampu menemukan gagasan utama, mendapatkan

6 informasi secara menyeluruh dan tidak mampu menarik kesimpulan mengenai teks yang telah dipelajari serta siswa pada akhirnya juga jadi tidak mampu menjawab soal latihan atau ujian dengan benar. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dalman (2014:12) yang menyebutkan apabila kita keliru menentukan ide pokok teks bacaan tersebut maka bisa jadi tujuan yang ingin dicapai juga bisa keliru. Soedarso (2002:64) menyatakan, Dalam membaca apa saja, hendaklah Anda menemukan ide pokok. Dalman (2014:198) menyatakan, Untuk menemukan ide pokok paragraf Anda dapat menemukannya di dalam kalimat topik paragraf tersebut. Pentingnya kemampuan menemukan kalimat topik dan kalimat penjelas dalam paragraf akan menjadikan siswa lebih mudah untuk memahami makna teks dan menjawab soal-soal yang berbentuk wacana. Dalam kegiatan memahami, mengidentifikasi, menanggapi, dan menceritakan kembali isi suatu teks, siswa harus dapat memiliki kemampuan menemukan kalimat topik dan kalimat penjelas dalam paragraf yang baik terlebih dahulu sehingga kompetensi yang diinginkan dalam pembelajaran dapat tercapai. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul, Kemampuan Menemukan Kalimat Topik dan Kalimat Penjelas dalam Paragraf oleh Siswa Kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Siswa kesulitan dalam memahami dan mengidentifikasi makna teks. (2) Banyak siswa yang tidak dapat menceritakan isi cerita yang telah dibaca sebelumnya. (3) Siswa tidak aktif menanggapi mengenai teks yang dibaca oleh temannya. (4) Kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal terutama yang berupa wacana masih belum maksimal bahkan cenderung kurang. C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari terlalu luasnya penelitian yang penulis laksanakan, penulis perlu membatasi lingkup penelitian ini. Penelitian ini hanya akan menentukan kemampuan menemukan kalimat topik dan kalimat penjelas dalam paragraf oleh siswa kelas X SMA Al-Hidayah Medan. Penulis tidak akan melihat hal-hal lain yang tidak terkait dengan perihal kalimat topik dan kalimat penjelas, tetapi penulis hanya akan menentukan kemampuan menemukan kalimat topik dan kalimat penjelas dalam paragraf oleh siswa kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017.

8 D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pembatasan masalah di atas, hal yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagaimana kemampuan menemukan kalimat topik dan kalimat penjelas dalam paragraf oleh siswa kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan menemukan kalimat topik dan kalimat penjelas dalam paragraf oleh siswa kelas X SMA Al-Hidayah Medan. F. Manfaat Penelitian Adapun yang dapat diambil dari penelitian ini adalah manfaat teoretis dan praktis. Manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan proses pembelajaran khususnya dalam pemahaman siswa untuk menemukan kalimat topik dan kalimat penjelas dalam paragraf.

9 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Sebagai bahan masukan bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia termasuk penulis dalam mengajar nantinya tentang kemampuan menemukan kalimat topik dan kalimat penjelas dalam paragraf oleh siswa untuk pengembangan proses belajar mengajar. b. Bagi Siswa Sebagai rujukan untuk meningkatkan kemampuan menemukan kalimat topik dan kalimat penjelas yang merupakan hal penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia, bahkan pelajaran lainnya. c. Bagi Pihak lain Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian yang sama ataupu penelitian yang berbeda.