PENGARUH PEMBERIAN AIR MINUM BEROKSIGEN DIBANDING DENGAN AIR MINUM BIASA TERHADAP NILAI VO 2 MAX DAN TEKANAN DARAH JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
11. Jenkins A.Moreland M.Waddell TB.Fernhall B. effect of oxygenized water on percent oxygen saturation and performance during exercise.

BAB 1 PENDAHULUAN. ketahanan dan pemulihan kardio-respirasi selama latihan fisik. Hal ini

PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN BEROKSIGEN TERHADAP NILAI KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 Max) DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler.

JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp

ABSTRAK. PENGARUH JUS BEET (Beta vulgaris L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO2MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

PERBANDINGAN PENGARUH MINUMAN BEROKSIGEN DENGAN MINUMAN AIR PUTIH BIASA TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN PADA MAHASISWA FK USU ANGKATAN 2012.

ABSTRAK. Maizar Amatowa Iskandar, 2012 Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF. Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

ABSTRAK. Rommy Andika Kurniawan, Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., MKes., AIF

ABSTRAK. EFEK BUAH MELON SKY ROCKET (Cucumis melo L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1 Kedokteran Umum

NI MADE AYU SRI HARTATIK

PENGARUH KOPI TERHADAP KELELAHAN OTOT PADA SPRINT 100 METER LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Jieni Hardiyanto, Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

Tomi Sutanto, 2007 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK KONSUMSI AKUADES DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PRIA DEWASA SETELAH TES LARI 12 MENIT

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO 2 MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP

BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Pre and Post

BAB I PENDAHULUAN. mengukur ketahanan kardiorespirasi adalah dengan mengukur volume konsumsi

ABSTRAK. PENGARUH LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

PENGARUH LATIHAN STEP UP TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE PROGRESIF

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP MEMORI PADA KEADAAN DEHIDRASI. (Studi Perbandingan dengan Air Mineral)

PENGARUH LETAK TENSIMETER TERHADAP HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

Pengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill

ABSTRAK PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU ASTRAND-RYHMING TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Indraji Dwi Mulyawan, 2002; Pembimbing: DR. Iwan Budiman, dr.

PERBEDAAN TEKANAN DARAH MAHASISWA PENDERITA PRE-HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH OLAHRAGA BASKET DI UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA ABSTRAK

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN OKSIGEN KALENG TERHADAP WAKTU ISTIRAHAT SETELAH BEROLAHRAGA

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

PERBEDAAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH SENAM PILATES PADA WANITA USIA MUDA

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

ABSTRAK PENGARUH JUS BUAH SIRSAK

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGARUH FLAVONOID DALAM COKLAT HITAM DENGAN TEH HIJAU TERHADAP TEKANAN DARAH

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Pengaruh senam bugar lansia terhadap kebugaran jantung paru di Panti Werdha Bethania Lembean

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

PENGARUH LETAK TENSIMETER TERHADAP HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH

PERBEDAAN GAMBARAN EKG DAN TEKANAN DARAH ANTARA MAHASISWA PEROKOK DENGAN BUKAN PEROKOK SAAT LATIHAN DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI GOVINDA VITTALA

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE MODIFIKASI YMCA

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TREADMILL METODE BRUCE DAN TES BANGKU METODE TINGGI TETAP 25 CM

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design.

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA FOX

ABSTRAK. EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU METODE YMCA

Pengaruh senam Prolanis terhadap penyandang hipertensi

ABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT

PERBEDAAN NILAI VO 2 MAX ANTARA ATLET CABANG OLAHRAGA PERMAINAN DAN BELA DIRI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

DAFTAR ISI. Halaman. repository.unisba.ac.id. viii

162 Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2011

PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

PERBEDAAN ANTARA NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH OLAHRAGA RENANG SELAMA DUA BELAS MINGGU ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PERUBAHAN VO 2 MAX PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN

LAPORAN HASIL PENELITIAN

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

PENGARUH OLAHRAGA TERPROGRAM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BASKET

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

Pengaruh Minuman Isotonik, Minuman Beroksigen, dan Minuman Yang. Mengandung Vitamin C Terhadap Kebugaran Fisik Setelah Latihan Fisik

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

ABSTRAK PENGARUH TEMPO MUSIK CEPAT DAN LAMBAT TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK USIA 7-8 TAHUN DI SD NEGERI PABELAN 03 MENDUNGAN KARTASURA SUKOHARJO

PERBANDINGAN RESPON HEMODINAMIK DAN TINGKAT KESADARAN PASCA PEMAKAIAN ISOFLURAN DAN SEVOFLURAN PADA OPERASI MAYOR DI DAERAH ABDOMEN SKRIPSI

Putu Asti Wulandari 1, Susy Purnawati 2

ABSTRAK. PENGARUH AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera Linn) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK EFEK AKUT HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING (HIIT) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI

Kata kunci : air kelapa, ketahanan otot. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH MINUMAN BEROKSIGEN TINGGI TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA OLAHRAGA LARI

HUBUNGAN MINUMAN ISOTONIK DENGAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL PADA MAHASISWA JPOK UNLAM BANJARBARU

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

Perbandingan Tes Lari 15 Menit Balke dengan Tes Ergometer Sepeda Astrand

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU QUEEN'S COLLEGE DAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Khomainy Alamsyah,2002. Pembimbing : DR. Iwan Budiman dr.

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Govinda Vittala, 2 I Putu Sutha Nurmawan, 3 Dedi Silakarma, 4 I Wayan Gede Sutadarma

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN AIR MINUM BEROKSIGEN DIBANDING DENGAN AIR MINUM BIASA TERHADAP NILAI VO 2 MAX DAN TEKANAN DARAH JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 pendidikan dokter SUTRIONO 22010110130176 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014

PENGARUH PEMBERIAN AIR MINUM BEROKSIGEN DIBANDING DENGAN AIR MINUM BIASA TERHADAP NILAI VO 2 MAX DAN TEKANAN DARAH ABSTRAK Latar belakang: Banyak air minum beroksigen yang dijual di pasaran yang diyakini mempunyai banyak manfaat, salah satunya untuk meningkatkan ketahanan dan pemulihan kardio-respirasi selama latihan fisik. Tes cooper merupakan salah satu cara untuk mengukur ketahanan kardiorespirasi secara tidak langsung. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian air minum beroksigen terhadap VO 2 Max dan tekanan darah. Metode: Penelitian ini adalah eksperimental dengan parallel group pre and post design. Dilaksanan di stadion Undip Tembalang pada bulan Mei sampai Juni 2014. Subjek penelitian adalah mahasiswa Kedokteran FK Undip dengan rentang usia 20-25 tahun dan dibagi menjadi kelompok perlakuan (n=19) dan kelompok kontrol (n=19). Volume oksigen maksimal (VO 2 Max) diukur menggunakan metode cooper dan tekanan darah diukur menggunakan tensimeter digital sebelum latihan fisik dan setelah latihan fisik pada menit 0, 3, dan 6. Data normal diuji menggunakan uji t yang tidak berpasangan dan data tidak normal diuji dengan Mann-Whitney. Hasil: Uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada volume oksigen maksimal (VO 2 Max) antara kedua kelompok (p=0,53). Sedangkan penurunan tekanan sistolik menit 0 dan 3 antara kedua kelompok didapat nilai p=0,4 dan penurunan tekanan sistolik menit 3 dan 6 antara kedua kelompok didapatkan nilai p=1,0. Didapatkan nilai p=0,1 pada penurunan tekanan diastolik menit 0 dan 3 antara kedua kelompok dan nilai p=0,6 pada penurunan tekanan diastolik menit 3 dan 6 antara kedua kelompok. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap nilai VO 2 Max dan penurunan tekanan darah pasca latihan fisik antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kata kunci: Minuman beroksigen, nilai konsumsi oksigen maksimal (VO 2 Max), tekanan darah, cooper test

THE EFFECT OF OXYGENATED DRINKING WATER COMPARED TO REGULAR DRINKING WATER TO THE VALUE OF VO 2 MAX AND BLOOD PRESSURE. ABSTRACT Background: There are many oxygenated drinking water which are available in the market. It is believed that it has many health benefits such as improving the endurance and recovery of cardio-respiratory during physical exercise. Cooper test is one of indirect method to measure cardio-respiratory endurance. Aim: Determining the effect of oxygenated water to maximal volume of oxygen (VO 2 Max) and blood pressure. Methods: This was an experimental, parallel group with pre and post test control group design and conducted in Undip sport stadium, Tembalang. All subjects were medical students of Diponegoro University (20-25 years old) and divided into 2 groups: treatment group (n=19) and control group (n=19). VO 2 Max was measured using cooper test. Blood pressure was measured using digital sphygmomanometer before physical exercise and after physical exercise, first measurement was conducted as soon as the excercise was over, second at 3rd minute, and the last at 6th minute. Data was analyzed using unpaired t-test and Mann-Whitney test. Results: Statistical analysis showed there is no significant difference in VO 2 Max between the two groups (p = 0.53). The systolic blood pressure at minute 0 to 3 rd (p=0,4) and minute 3 rd to 6 th (p=1,0) after exercise was not significanly decrease compare to those of control. The diastolic blood pressure at minute 0 to 3 rd (p=0,1) and minute 3 rd to 6 th (p=0,6) after exercise was not significanly decrease compare to those of control. Conclusions: There is no significant difference in VO 2 Max values and the changes of post-exercise blood pressure between two groups. Keywords: Oxygenated water, the value of maximal oxygen consumption (VO 2 Max), blood pressure, cooper test.

PENDAHULUAN Air minum beroksigen diyakini mempunyai banyak manfaat salah satunya adalah dapat meningkatkan ketahanan dan pemulihan kardio-respirasi selama latihan fisik. Hal ini dikarenakan air minum yang mengandung oksigen sekitar 7-10 kali lebih banyak dari air minum biasa dapat meningkatkan pasokan oksigen tubuh selama latihan fisik. Sehingga diharapkan kekurangan oksigen pasca latihan fisik dapat digantikan oleh oksigen yang diabsorbsi lewat usus. 1 Saat melakukan aktivitas fisik, tubuh akan membutuhkan banyak oksigen yang digunakan untuk proses pembentukan energi. Secara garis besar pembentukan energi dalam tubuh dibagi menjadi dua proses yaitu secara aerobik dan anaerobik. 2, 3 Ketika tubuh melakukan aktivitas fisik maka sistem yang paling terpengaruh adalah sistem kardio-respirasi. Hal ini dikarenakan pada waktu latihan fisik yang cukup keras akan terjadi kenaikan tekanan darah, frekuensi jantung, curah jantung, dan aliran darah. Selain itu peningkatan metabolisme yang menghasilkan CO 2 dan ion H + sehingga pernapasan menjadi cepat dan dalam. 4 dalam otot akan memacu sistem pernapasan Pada saat melakukan aktivitas fisik tertentu berkaitan dengan kelompok otot besar dalam jangka waktu tertentu maka diperlukan daya tahan jantung dan paru yang baik. Selain itu juga dibutuhkan sistem sirkulasi yang baik pula guna mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi dari sel. Untuk menilai daya tahan jantung dan paru, digunakan cara pengukuran konsumsi oksigen maksimal (VO 2 Max) sedangkan untuk menilai respon kardiovaskuler ialah dengan tekanan darah arteri. 5-8 Pada penelitian terdahulu didapatkan perbedaan saturasi oksigen antara air beroksigen dengan air minum biasa sebelum latihan fisik yaitu 91,3% dibanding 87,3%, tetapi hal ini masih belum terbukti kebenarannya jika dengan mengkonsumsi air minum beroksigen dapat meningkatkan daya tahan kardiorespirasi karena jumlah oksigen yang didapat dari mengkonsumsi air beroksigen hanya memberikan jumlah oksigen yang sedikit dibandingkan dengan jumlah 9, 10 oksigen yang didapat dari pernapasan saat latihan fisik.

METODE Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan parallel group pre and post design. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro pada bulan Mei sampai Juni 2014. Responden dipilih dengan cara simple random sampling. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang diukur Volume Oksigen Maksimalnya (VO 2 Max) dan tekanan darah sebelum melakukan latihan fisik dan sesudah melakukan latihan fisik pada menit ke 0, 3, dan 6. Pada penelitian ini didapatkan 38 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro sebagai subjek penelitian. Kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok kontrol merupakan subjek penelitian yang meminum air minum biasa sedangkan kelompok perlakuan merupakan subjek penelitian yang meminum air minum beroksigen. Kriteria inklusinya adalah laki laki berusia 20-25 tahun, memiliki indeks massa tubuh normal (18,50-24,99 kg/m 2 ), makan maksimal 2 jam sebelum penelitian, dan olahraga maksimal 3 kali seminggu, sedangkan kriteria eksklusi adalah menolak menjadi subjek penelitian dan memiliki riwayat penyakit respirasi, kardiovaskuler, dan ginjal. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis air minum, yaitu air minum beroksigen dan air minum biasa dengan variabel terikat adalah VO 2 Max dan tekanan darah. Analisis data dilakukan menggunakan uji-t tidak berpasangan dan uji Mann-Whitney. HASIL Karakteristik subjek penelitian Penelitian ini melibatkan 38 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang memenuhi kriteria penelitian. Karakteristik subjek penelitian ditampilkan pada tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian (n=38) Karakteristik Kelompok perlakuan (n=19) Rerata ± SB (min-maks) Kelompok kontrol (n=19) Rerata ± SB (min-maks) P Umur (tahun) 21,58 ± 0,607 (21-23) Berat badan 61,74 ± 7,880 (kg) (45-76) 21,42 ± 0,607 (21-23) 60,84 ± 6,992 (52-78) 0,4* 0,6 # Tinggi badan (m) 1,689 ± 0,075 (1,50-1,85) 1,690 ± 0,048 (1,62-1,78) 1,0 # IMT (kg/m 2 ) 21,61 ± 2,137 (18,1-24,8) *Independent samples t test # Mann-Whitney SB = Simpangan Baku n = Jumlah subjek penelitian IMT=indeks massa tubuh 21,28 ± 1,990 (18,6-24,5) 0,6* Tabel 2. Hasil pengukuran tekanan darah sebelum latihan fisik Tekanan darah Tekanan darah Tekanan darah P kelompok perlakuan kelompok kontrol Rerata ± SB Rerata ± SB (min-maks) (min-maks) Tekanan sistolik 114,26 ± 6,505 116,16 ± 10,156 0,5* sebelum latihan fisik (97-123) (99-137) (mmhg) Tekanan diastolik sebelum latihan fisik 73,05 ± 7,299 (60-87) 76,11 ± 7,622 (60-90) 0,2* (mmhg) *Independent Samples t Test SB = Simpangan Baku

Tabel 2 memperlihatkan rerata tekanan sistolik dan rerata tekanan diastolik kelompok kontrol sedikit lebih tinggi dibanding dengan kelompok perlakuan,akan tetapi hal tersebut tidak bermakna dengan ditunjukkan dengan nilai p untuk tekanan sistolik sebelum latihan fisik adalah 0,5 dan nilai p untuk tekanan diastolik sebelum latihan fisik adalah 0,2. Jarak tempuh Tabel 3. Jarak tempuh Jarak tempuh Kelompok perlakuan Kelompok kontrol P Rerata ± SB (min-maks) Rerata ± SB (min-maks) Jarak (m) 1994,21 ± 349,799 (1500-2540) 2054,21 ± 224,730 (1600-2550) 0,5* *Independent Samples t Test SB = Simpangan Baku Tabel 3 menunjukkan rerata jarak tempuh antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak bermakna (p=0,5) walaupun jarak tempuh kelompok kontrol sedikit lebih jauh dari kelompok perlakuan. Hasil penelitian nilai VO 2 Max Dari hasil penelitian didapatkan perbedaan mengenai nilai VO 2 Max pada kelompok yang diberi air minum beroksigen dan kelompok yang diberi air minum biasa. Tabel 4. Hasil pengukuran nilai VO 2 Max Karakteristik Kelompok perlakuan Kelompok kontrol P Rerata ± SB (min-maks) Rerata ± SB (min-maks) VO 2 Max 33,30 ± 7,820 34,64 ± 5,024 0,53* (ml/kgbb/menit) (22,25-45,50) (24,48-45,72) *Independent Samples t Test SB = Simpangan Baku

Dari tebel di atas dapat terlihat bahwa rerata nilai VO 2 Max kelompok kontrol sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan, tetapi perbedaan tersebut tidak bermakna (p=0,53) Adapun perbedaan nilai VO 2 Max tersebut dapat dilihat pada gambar 1 P=0,53 Gambar 1. Diagram Boxplot nilai VO 2 Max pada kelompok air minum beroksigen dan kelompok air minum biasa.

Penurunan tekanan darah setelah latihan fisik Perubahan tekanan darah dapat dilihat pada tabel 5 Penurunan tekanan Kelompok perlakuan Kelompok kontrol P darah Rerata ± SB (min-maks) Rerata ± SB (min-maks) Penurunan tekanan 19,63 ± 11,456 (4-56) 22,79 ± 13,138 (7-58) 0,4* sistolik menit 0 dan 3 (mmhg) Penurunan tekanan sistolik menit 3 8,47 ± 5,114 (1-20) 8,53 ± 8,402 (-11-20) 1,0* dan 6 (mmhg) Penurunan tekanan disatolik menit 0 4 ± 16,038 (-30-36) 11,95 ± 15,200 (-10-43) 0,1* dan 3 (mmhg) Penurunan tekanan diastolik menit 3 dan 6 (mmhg) *Independent Samples t Test SB = Simpangan Baku 2,32 ± 10,546 (-20-19) 0,42 ± 13,040 (-28-22) 0,6* Tabel 5 menunjukkan tidak ada perbedaan rerata yang bermakna pada penurunan tekanan sistolik maupun diastolik antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat dari nilai p untuk penurunan tekanan sistolik menit 0 dan 3 adalah 0,4,nilai p untuk penurunan tekanan sistolik menit 3 dan 6 adalah 1,0,penurunan tekanan diastolik menit 0 dan 3 adalah 0,1,dan penurunan tekanan diastolik menit 3 dan 6 adalah 0,6.

Adapun penurunan tekanan darah dapat dilihat pada gambar P=0,4 Gambar 2. Penurunan tekanan sistolik menit 0 dan 3 P= 1,0 Gambar 3. Penurunan tekanan sistolik menit 3 dan 6

P= 0,1 Gambar 4. Penurunan tekanan diastolik menit 0 dan 3 P= 0,6 Gambar 5. Penurunan tekanan diastolik menit 3 dan 6

PEMBAHASAN Nilai Volume Oksigen Maksimal Tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik terhadap variabel yang diteliti, yaitu VO 2 Max dan penurunan tekanan darah baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Hal ini mungkin disebabkan karena daya larut oksigen ke dalam air sangat rendah dan belum diketahui apakah kandungan oksigen di dalam air dapat diabsorbsi ke dalam saluran cerna.. Volume oksigen maksimal ditentukan oleh sistem respirasi dan sistem kardiovaskuler yang mengirimkan oksigen ke otot rangka yang mengalami kontraksi serta kemampuan otot dalam mengkonsumsi oksigen. Pengukuran volume oksigen maksimal biasanya untuk menilai ketahanan latihan fisik dimana volume oksigen maksimal dapat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, kebiasaan latihan fisik, hereditas, dan status klinis. Dari segi umur nilai puncak VO 2 Max dicapai kurang lebih pada usia 18-20 tahun pada kedua jenis kelamin. Secara umum kemampuan aerobik turun secara perlahan setelah usia 25 tahun sehingga akan menurunkan juga nilai puncak VO 2 Max. 15,16 VO 2 Max juga dapat ditingkatkan dengan cara latihan fisik.. Namun, VO 2 Max ini tidak terpaku pada nilai tertentu, tetapi dapat berubah sesuai dengan derajat aktivitas fisik. 15,16 Batas untuk mengembangkan kapasitas kebugaran terkait juga dengan genetik. Seseorang mungkin saja mempunyai potensi yang lebih besar dari orang lain untuk mengkonsumsi oksigen yang lebih tinggi, mempunyai kapasitas paru yang lebih besar, menyuplai hemoglobin dan sel darah merah yang lebih banyak, dan mempunyai suplai pembuluh kapiler yang lebih baik terhadap otot sehingga nilai VO 2 Maxnya akan lebih tinggi. 15,16 Selain umur, jenis kegiatan fisik, dan hereditas VO 2 Max juga dipengaruhi oleh perbedaan komposisi tubuh seseorang sehingga menyebabkan konsumsi oksigen yang berbeda. Otot yang kuat akan memiliki VO 2 Max lebih tinggi dibandingkan tubuh yang memiliki kandungan lemak yang lebih banyak. 16

Pengaruh Minuman Beroksigen Terhadap Latihan Fisik Selama latihan fisik perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskuler dibagi menjadi dua, yaitu pada jantung dan sistem sirkulasi. Perubahan pada jantung terdiri dari peningkatan denyut jantung, peningkatan cardiac output, dan peningkatan aliran darah koroner. 12 Peningkatan denyut jantung sesuai dengan beratnya latihan fisik. Selain itu, peningkatan denyut jantung juga dipengaruhi oleh sekresi adrenalin pada awal latihan fisik dan peningkatan suhu tubuh pada latihan fisik yang beranjut. 13,14 Peningkatan hebat aliran darah di otot yang terjadi selama aktivitas otot rangka terutama disebabkan oleh pengaruh kimiawi yang bekerja secara langsung pada arteriol otot yang menyebabkan dilatasi. Salah satu faktor kimia yang paling penting adalah berkurangnya oksigen di jaringan otot. Kekurangan oksigen akan menyebabkan pelepasan berbagai zat vasodilator salah satunya adalah adenosin. 12 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah cara yang digunakan untuk mengukur volume oksigen maksimal adalah menggunakan tes cooper dimana tes ini bukan tes yang sensitif untuk pengukuran volume oksigen maksimal seperti halnya dengan menggunakan ergometer sepeda. Air minum beroksigen yang dikonsumsi hanya 600 ml dimana jumlah ini belum diketahui akan menambah seberapa banyak oksigen tubuh. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap nilai VO 2 Max dan penurunan tekanan darah pasca latihan fisik baik perubahan tekanan sistolik maupun diastolik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol.

Saran Sesuai dengan penelitian ini disarankan agar masyarakat memikirkan kembali untuk mengkonsumsi air minum beroksigen karena dari hasil penelitian didapatkan nilai VO 2 Max yang tidak bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Perlu dilakukan penelitian dengan tes yang lebih sensitif seperti menggunakan ergometer sepeda untuk menilai pengaruh air minum beroksigen terhadap VO 2 Max dan tekanan darah. Kemudian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui seberapa banyak minuman beroksigen yang harus dikonsumsi supaya bisa meningkatkan performa tubuh. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dr. Yosef Purwoko, M.Kes, Sp.PD dan dr. Hardian yang telah memberikan saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. dr. Tri Indah Winarni, PAK, M.Si.Med selaku ketua penguji dan dr. Gana Adyaksa, M.Si.Med selaku penguji, serta pihak-pihak lain yang telah membantu hingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Pakdaman A. oxygen Enriched water and Oral Oxygen Therapy. German Copyright Low 1985:1-20. 2. Astran DO.Rodah LK. Performance on the bases ot Test 3ed. New York: McGaw Hill, 1986:354-358. 3. Mihardja L. Energi dan Zat Gizi yang Diperlukan pada Olahra Aerobik dan Anaerobik: Majalah Gizmindo, 2004:9-13. 4. Casiday R.Frey R. Blood,sweat and buffer:ph regulation during exercise: Washington University St.Louis, 2001. 5. Battinelli T. Aerobik and anaerobik conditioning. florida: CRC Press, 2000:77-87.

6. Kartawa H. penggunaan tes tes faal untuk menilai peningkatan kemampuan atlet. Semarang: Fakultas kedokteran Universitas Diponegoro, 2003:29-41. 7. Kusmana D. Olahraga untuk orang sehat dan penderita penyakit jantung,trias syok dan senam 10 menit. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006:3-28. 8. Utama HW. Hubungan kemampuan aerobik dan kondisi psikologis pada pelajar laki laki SMU negeri 1 Prabumulih. Palembang: Universitas Sriwijaya, 2005. 9. Drakhshan N. history of oxygen theraphies. German: universitat Dusseldorf, 1995. 10. Guyton AC.Hall JE. Sport Physiology, 11 ed. Piladelphia: Elsevier, 2007:1111-1123. 11. Jenkins A.Moreland M.Waddell TB.Fernhall B. effect of oxygenized water on percent oxygen saturation and performance during exercise. Med Sci Sport Axcer 2002;33(5). 12. Guyton AC.Hall JE. Textbook of medical physiology, 11 ed. piladelphia: elsevier, 2007:495-525,167-177,259-270. 13. Bamford J. Using heart rate as a tool to gauge exercise intensity, 1 ed, 1999:21-30. 14. Fletcher GF.Flipse TR. Exercise and the cardiovasculer system acute hemodynamic,conditioning training the athletes heart,and sudden death. Dalam:Fuster V,Alexander RW,O'rourke RA, Penyunting. Hurst's the heart 10 ed. New York: McGaw Hill, 2001:2317-2319. 15. Fox SI.La Fleur KM.Van De Graaf KM. Muscular system. In: Noel K,editor. Synopsis of human anatomy and physiology. Iowa: Wm. C.Brown Publisher, 1997:186-187. 16. Kuntaraf KL.Kuntaraf J. Olahraga mempertinggi vitalitas paru paru. Dalam: Saerang EE,editor. Olahraga sumber kesehatan Bandung: Percetakan Advent Indonesia, 1992:34-37.