EVALUASI SISTEM DRAINASE DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BERBASIS KONSERVASI AIR DI SUB SISTEM BENDUL MERISI, SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

TESIS RE Oleh: Prisma Yogiswari

AIR HUJAN SEBAGAI ALTERNATIF PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI KECAMATAN RANUYOSO KABUPATEN LUMAJANG

TUGAS AKHIR. Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya. Tjia An Bing NRP

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE HOTEL SWISSBEL BINTORO SURABAYA

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari berbagai masalah yang timbul di masyarakat, sering adanya keluhankeluhan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Neraca Kebutuhan dan Ketersediaan Air. dilakukan dengan pendekatan supply-demand, dimana supply merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

TUJUAN PEKERJAAN DRAINASE

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

ANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN

Perencanaan Sistem Penampung Air Hujan Sebagai Salah Satu Alternatif Sumber Air Bersih di Rusunawa Penjaringan Sari Surabaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan

pemakaian air bersih untuk menghitung persentase pemenuhannya.

STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 4. GEOMETRI PENGUKURAN SAUAN WAKTU, VOLUME DAN DEBITLatihan Soal 4.3

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Dosen Pembimbing : Dr. ALI MASDUQI, ST. MT. oleh : TITIEK SUSIANAH

Kajian Bak Penampung Tangkapan Air Hujan Sebagai Upaya Penurunan Run Off Di Kawasan Perumahan Sukolilo Dian Regency 2 Surabaya

menyebabkan kekeringan di musim kemarau,

BAB I PENDAHULUAN. khusunya di kawasan perumahan Pondok Arum, meskipun berbagai upaya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tentang genangan atau banjir sudah sangat umum terjadi di kawasan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian di DAS Ciliwung hulu tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. khatulistiwa. Curah hujan di Indonesia cukup tinggi dan memiliki cadangan air

PENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL

11/26/2015. Pengendalian Banjir. 1. Fenomena Banjir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Galih Damar Pandulu 1,*, Esti Widodo 1 1 Fakultas Teknik, Universitas Tribhuwana Tunggadewi *

SISTEM SANITASI DAN DRAINASI

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...

Tabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan

-1- KETENTUAN TEKNIS SPAM BJP

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

TATA CARA PEMBUATAN STUDI KELAYAKAN DRAINASE PERKOTAAN

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

Studi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15

Potensi dan Multifungsi Rainwater Harvesting (Pemanenan Air Hujan) di Sekolah bagi Infrastruktur Perkotaan

ABSTRAK PENDAHULUAN. Latar Belakang

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN POMPA AIR JEMURSARI TERHADAP SISTEM DRAINASE WONOREJO

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KEUANGAN RUMAH TOKO DENGAN PENERAPAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DAN PENAMPUNGAN AIR HUJAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM DRAINASE PERKOTAAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

STUDI KASUS PENERAPAN KONSERVASI AIR PADA PERUMAHAN PT X

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

Jln Ir. Sutami 36 A, Surakarta

EVALUASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT DI KOTA MANADO

Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu tempat ke tempat lain. Pada kajian ini yang akan diangkat adalah

CONTOH PENERAPAN PRINSIP PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR I.

BAB III LANDASAN TEORI

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI

TUGAS AKHIR DAMPAK SISTEM DRAINASE PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA NATURA TERHADAP SALURAN LONTAR, KECAMATAN SAMBIKEREP, SURABAYA

Analisis Dimensi Tanki PAH guna Pemanfaatan Air Hujan sebagai Sumber Air Cadangan untuk Bangunan Rusunawa (Studi Kasus: Rusunawa Semanggi, Surakarta)

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 4 POLA KONSUMSI AIR BERSIH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SETIAMANAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERHITUNGAN DAYA POMPA SUPLAI AIR BERSIH, PERENCANAAN SEPTIK TANK DAN PERENCANAAN SALURAN DRAINASE AIR HUJAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL

Transkripsi:

EVALUASI SISTEM DRAINASE DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BERBASIS KONSERVASI AIR DI SUB SISTEM BENDUL MERISI, SURABAYA Sidang Tesis Oleh : Dica Erly Andjarwati 3311202802 Magister Teknik Sanitasi Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Senin, 4 Nopember 2013 1

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Catchment area Sub Sistem Bendul Merisi Merupakan salah satu sub sistem di Rayon Jambangan Berada di antara Kelurahan Jagir (Kecamatan Wonokromo) dan Kelurahan Bendul Merisi (Kecamatan Wonocolo) Total luas catchment area 1,415 km 2 yaitu pada Kelurahan Jagir sebesar 1,03 km 2 dan Kelurahan Bendul Merisi sebesar 0,385 km 2. Jumlah KK = 10.267 KK Daerah yang sering mengalami genangan: 1. Kampung Merisi Selatan, lama genangan 60 menit setinggi 20 cm. 2. Perumahan Jagir Sidosermo, lama genangan 90 menit setinggi 20 cm. 2

Sub Sistem Drainase Bendul Merisi Kampung Merisi Selatan Perumahan Jagir Sidosermo Lama genangan 1 1,5 jam dengan ketinggian 20 cm (Dinas Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, 2011) 3

GAMBARAN WILAYAH Saluran Primer Bendul Merisi 4

APAKAH RAINWATER HARVESTING? Konservasi air adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien mungkin dan pengaturan waktu aliran yang tepat, sehingga tidak terjadi banjir yang merusak pada musim hujan dan terdapat cukup air pada musim kemarau (Arsyad, 2000). Rainwater harvesting adalah teknologi untuk menangkap dan mengumpulkan air hujan dari atap bangunan, permukaan tanah, permukaan jalan/batu-batuan menggunakan teknik sederhana (Abdulla dan Al Shareef, 2009). Metoda-metoda rainwater harvesting: bak penampung air hujan melalui talang atap bangunan, sumur resapan, parit resapan, areal peresapan. tanggul dan pagar pekarangan, lubang galian tanah (jogangan), kolam, revitalisasi danau, telaga, situ, hutan dan tanaman (Maryono dan Santoso, 2006). 5

MENGAPA RAINWATER HARVESTING? Tujuan rainwater harvesting menurut Maryono & Santoso, 2006: a. Mengurangi genangan b. Menambah pasokan sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari c. Menghemat pengeluaran untuk air bersih d. Mencegah bencana kekeringan di musim kemarau Metoda bak penampung air hujan melalui talang atap bangunan dikaji karena banyaknya bangunan beratap di Kota Surabaya yang memiliki potensi sangat besar dalam menangkap air hujan. Air hujan yang ditampung dimanfaatkan untuk mandi, cuci, toilet flushing, siram tanaman, air minum (dengan proses lebih lanjut), dan sebagainya. 6

Perumusan Masalah: 1. Bagaimana potensi rainwater harvesting dalam mereduksi genangan dan penghematan sumber air bersih? 2. Bagaimana kesediaan masyarakat dalam penanggulangan genangan dan menghemat sumber air bersih dengan rainwater harvesting? 3. Bagaimana kelayakan metoda rainwater harvesting untuk diimplementasikan? 7

Tujuan penelitian: 1. Potensi rainwater harvesting dalam mereduksi genangan dan menghemat sumber air bersih. 2. Kesediaan masyarakat dalam mereduksi genangan dan menghemat sumber air bersih melalui rainwater harvesting. 3. Kelayakan metoda rainwater harvesting untuk diimplementasikan. Manfaat penelitian: Sebagai rekomendasi alternatif penanggulangan genangan berbasis konservasi air untuk pemerintah daerah setempat. 8

Batasan masalah 1. Ruang lingkup lokasi studi di Sub Sistem Bendul Merisi: Kampung Merisi Selatan, Kelurahan Bendul Merisi, Kecamatan Wonocolo Perumahan Jagir Sidosermo, Kelurahan Jagir, Kecamatan Wonokromo 2. Aspek-aspek yang dikaji: Aspek teknis Aspek peran serta masyarakat Aspek ekonomi 9

METODA PENELITIAN ASPEK TEKNIS 10

PERHITUNGAN POTENSI RAINWATER HARVESTING Potensi dalam mereduksi genangan Potensi = Total Luas Atap x 100 % Total Catchment Area Potensi dalam menghemat sumber air bersih Potensi = Akumulasi supply x 100 % Akumulasi demand 11

PERHITUNGAN KAPASITAS BAK PENAMPUNG Perhitungan volume bak penampung ditentukan oleh luas catchment area dan tinggi curah hujan (suppy) serta kebutuhan air (demand). Supply = Catchment Area x Tinggi Curah Hujan x Faktor Kehilangan Air Demand = Kebutuhan air/org/hari x Jumlah pengguna dlm 1 KK x 30 hari Perhitungan kapasitas maksimum bak penampung dengan membandingkan jumlah kumulatif air yang dapat dipanen dengan jumlah kumulatif air yang dibutuhkan. Selisih terbesar merupakan kapasitas bak penampung yang dibutuhkan. Volume bak = Supply - Demand 12

METODA PENELITIAN ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT S = d 2 x 2 NP(1 P) ( N 1) + x 2 P(1 P) S = 0,05 2 3,841.148.0,5(1 0,5) (148 1) + 3,841.0,5(1 0,5) S = 107sampel 13

METODA PENELITIAN ASPEK EKONOMI 14

RUMUS NPV & IRR Rumus NPV n Bt Ct NPV = t = 1 (1 + i) Rumus IRR n t= 0 Bt Ct (1 + 1) t = 0 dimana: Bt = Total manfaat yang telah di-discount Ct = Total biaya investasi + biaya OP i = Discount factor t = waktu (tahun) NPV merupakan kriteria investasi yang digunakan untuk mengukur kelayakan suatu proyek. IRR merupakan tingkat pengembalian dari modal proyek yang dianalisis, berupa tingkat bunga pada saat NPV = 0 15

HASIL & PEMBAHASAN 4 U 8 Sungai Jagir 1 2 3 6 7 9 10 12 11 13 18 15 16 17 19 20 21 31 29 27 22 32 28 26 30 5 Keterangan: 14 : Saluran Primer : Saluran Sekunder : Saluran Tersier : Perumahan Jagir Sidosermo 25 24 : Kampung Merisi Selatan 23 16

ASPEK TEKNIS 17

Debit Genangan di Sub Sistem Bendul Merisi No Kode Saluran Nama Saluran Debit Genangan (m 3 /dtk) 1 3-5 Sal. Raya Wonokromo 0,004 2 7-9 Sal. Ubi I 0,422 3 10-11 Sal. Ruko Mangga Dua 0,573 4 10-12 Sal. Ubi II 0,348 5 10-13 Sal. Karang Rejo 0,727 6 13-15 Sal Karang Rejo 1,675 7 15-17 Sal. Karang Rejo 2,249 8 17-18 Sal. Gadung V 0,120 9 17-19 Sal. Karang rejo 1,800 10 19-21 Sal. Bendul Merisi Gg. Lebar 0,290 11 19-22 Sal. Karang Rejo 2,489 12 23-24 Sal. Bendul Merisi Timur 0,884 13 24-25 Sal Bendul Merisi Utara VIII 0,377 Total Debit Genangan 11,966 18

POTENSI RAINWATER HARVESTING Catchment Area Sub Sistem Bendul Merisi 19

Potensi Mereduksi Genangan Contoh perhitungan: Luas Atap = 21 m 2 Total KK Total Luas Atap = 10.267 KK = Luas Atap x Total KK = 21 m 2 x 10.267 KK = 215.607 m 2 = 0,216 km 2 Total Catchment Area = 11,415 km 2 Potensi reduksi genangan = Total Luas Atap x 100 % Total Catchment Area = 0,216 m 2 x 100 % 1,415 m 2 = 15 % per tahun Total volume genangan Volume genangan tereduksi = 11,966 m 3 /detik = 1.585.304 m 3 /tahun = Potensi reduksi genangan x Total volume genangan = 15 % x 1.585.304 m 3 /tahun = 237.796 m 3 /tahun 20

Luas Atap (m 2 ) Reduksi Genangan Berdasarkan Luas Atap Presentase Reduksi Genangan/tahun (%) Volume Genangan Tereduksi (m 3 /tahun) 21 15 237.796 36 26 412.179 45 33 523.150 54 39 618.268 60 44 697.534 70 51 808.505 90 65 1.030.447 100 73 1.157.272 120 87 1.379.214 Semakin besar luas atap, semakin besar reduksi genangan yang dihasilkan 21

Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Sebastian, dkk pada tahun 2010 di Kota Palembang, metode rainwater harvesting dapat mengurangi genangan sebesar 49 %. Luas area tangkapan air hujan (atap bangunan) dan ketersediaan lahan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan rainwater harvesting dalam mengurangi genangan. 22

Potensi Menghemat Sumber Air Bersih Contoh perhitungan pada Luas Atap 36 m 2 : Bulan Median (mm) Supply (m 3 /bulan) Demand (m 3 /bulan) Akumulasi Supply (m 3 ) Akumulasi Demand (m 3 ) Januari 387 13,24 7,44 13,24 7,44 Februari 325 11,12 6,96 24,35 14,40 Maret 341,5 11,68 7,44 36,03 21,84 April 196,5 6,72 7,20 42,75 29,04 Mei 141 4,82 7,44 47,57 36,48 Juni 33,5 1,15 7,20 48,72 43,68 Juli 0 0 7,44 48,72 51,12 Agustus 0 0 7,44 48,72 58,56 September 0 0 7,20 48,72 65,76 Oktober 16,5 0,56 7,44 49,28 73,20 Nopember 91,5 3,13 7,20 52,41 80,40 Desember 348 11,90 7,44 64,31 87,84 23

Potensi menghemat sumber air bersih = Akumulasi supply x 100 % Akumulasi demand = 64,31 m 3 x 100 % 87,84 m 3 = 73 % per tahun Total kebutuhan air bersih = Kebutuhan orang/hari x Jumlah orang/kk x Total KK x Jumlah hari/tahun = 60 liter/org/hr x 4 org/kk x 10.267 KK x 365 hr/tahun = 899.389 m 3 /tahun Volume penghematan air bersih = Potensi menghemat air bersih x Total kebutuhan air bersih = 73 % x 899.389 m 3 /tahun = 656.554 m 3 /tahun 24

Luas Atap (m 2 ) Presentase Penghematan Sumber Air Berdasarkan Luas Atap Akum. Supply (m 3 /thn) Akum. Demand (m 3 /thn) Presentase Penghematan Sumber Air (%) Volume Air Bersih (m 3 /thn) 36 64,31 87,84 73 656.554 45 80,39 87,84 92 827.438 54 96,47 87,84 110 989.328 60 107,19 87,84 122 1.097.255 70 125,05 87,84 143 1.286.127 90 160,78 87,84 184 1.654.876 100 178,65 87,84 204 1.834.754 120 214,38 87,84 245 2.203.504 Semakin besar luas atap, semakin besar penghematan air yang dapat dilakukan 25

Volume Air yang Dapat Disediakan dan Dimenasi Bak Penampungnya Berdasarkan Luas Atap Luas Atap (m 2 ) Vol. Air Bersih (liter/org/hari) Vol. Bak Penampung (m 3 /KK/thn) Dimensi Bak Penampung (m) P x L x H 36 43,5 27,57 3,35 x 3,3 x 2,5 45 55 35,00 3,6 x 3,6 x 2,7 54 66 42,00 3,9 x 3,85 x 2,8 60 73 46,39 4 x 4 x 2,9 70 85 53,97 4,25 x 4,25 x 3 90 110 70,01 4,85 x 4,82 x 3 100 122 77,59 5,18 x 5 x 3 120 146,5 93,63 5,6 x 5,55 x 3 Semakin besar luas atap, semakin besar volume air bersih yang dapat disediakan 26

Berdasarkan studi di beberapa Kota di Australia oleh Zang et al tahun 2009, penggunaan air hujan dapat menghemat air bersih sampai 29,9% (Perth) dan 32,3% (Sydney). Ghisi et al (2009) menyatakan bahwa SPBU di Brasil, pemakaian air hujan untuk toilet, taman, dan mencuci kendaraan dapat menghemat air bersih sebesar 32,7 70%. Luas area tangkapan air hujan (atap bangunan), intensitas curah hujan, dan ketersediaan lahan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan rainwater harvesting dalam menghemat sumber air. 27

ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT 28

29

Dari 107 responden, 66 responden (61,68 %) bersedia mewujudkan rainwater harvesting di lingkungan rumah. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula kesadaran lingkungannya. 30

ASPEK EKONOMI 31

Komponen Manfaat Penghematan Tagihan PDAM Luas Atap Penghematan Air Bersih (m 2 ) (m 3 /KK/thn) (Rp/KK/thn) 36 64,31 128.626 45 80,39 160.783 54 96,47 192.939 60 107,19 214.377 70 125,05 250.107 90 160,78 321.566 100 178,65 357.295 120 214,38 428.754 Tagihan PDAM di Kampung Merisi Selatan dan Perumahan Jagir Sidosermo sekitar Rp 2.000/ m 3 Manfaat penurunan angka sakit akibat genangan sebesar Rp 26.000-50.000/orang/tahun, diambil nilai tertinggi berdasarkan kesediaan masyarakat untuk membayar biaya berobat (willingnes to pay) 32

Komponen Biaya Biaya Investasi Rainwater Harvesting No Luas Atap Biaya Investasi 1 36 m 2 Rp 1.714.164 2 45 m 2 Rp 1.830.966 3 54 m 2 Rp 1.945.296 4 60 m 2 Rp 2.010.804 5 70 m 2 Rp 2.125.752 6 90 m 2 Rp 2.360.592 7 100 m 2 Rp 2.467.506 8 120 m 2 Rp 2.688.750 Penggalian tanah dilakukan secara gotong royong bersama masyarakat setempat. Pompa yang digunakan tipe Sanyo PW H137 (pompa sumur dangkal) dengan daya hisap 9 m, daya dorong 21 m, kapasitas 32 liter/menit dan daya listrik 125 Watt. Berdasarkan Modul Penampungan Air Hujan (Permen PU No. 01/PRT/M/2009), biaya rehabilitasi muncul setiap 5 (lima) tahun sekali berupa plesteran untuk mencegah kebocoran dan ganti pipa serta kran dengan yang baru jika terjadi kebocoran atau kerusakan. 33

Hasil Perhitungan NPV Berdasarkan Luas Atap Bangunan Luas Atap (m 2 ) NPV IRR Keterangan 36 80.103 7 % Layak 45 297.695 9 % Layak 54 511.907 10 % Layak 60 666.618 11 % Layak 70 945.144 13 % Layak 90 1.528.054 15 % Layak 100 1.836.447 17 % Layak 120 2.465.894 19 % Layak Discount factor = 6 % Tingkat kelayakan ditentukan berdasarkan tingkat pengembalian atau IRR dengan discount factor (suku bunga), jika tingkat IRR lebih besar dari discount factor maka proyek dinyatakan layak. Semakin besar luas atap maka metoda rainwater harvesting semakin layak untuk diimplementasikan. 34

KESIMPULAN 1. Metoda rainwater harvesting berpotensi mereduksi genangan maksimal 87% dan menghemat sumber air bersih sebesar 100% jika volume air hujan yang tertangkap atap ditampung semua. Semakin besar luas atap bangunan maka semakin besar presentase reduksi genangan dan semakin banyak volume air bersih yang dapat disediakan. 2. Kesediaan masyarakat dalam mewujudkan rainwater harvesting sebesar 61,68% dari total responden. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin tinggi pula kesadaran lingkungannya. 3. Berdasarkan analisis Net Present Value, rainwater harvesting layak diimplementasikan dengan biaya investasi minimal Rp 1.714.164 untuk luas atap 36 m 2. Semakin besar luas atap bangunan, semakin layak metoda rainwater harvesting untuk diimplementasikan. 35

SARAN Metoda rainwater harvesting dengan bak penampung realistis diaplikasikan di daerah yang baru akan dibangun atau daerah dengan tingkat kerapatan hunian yang masih rendah. Kerjasama antara Pemkot Surabaya dan pengembang (developer) dapat meningkatkan jumlah penampung air hujan. Hal ini dapat menekan penggunaan air bawah tanah dan mengurangi debit air hujan yang melimpah ke saluran drainase. Perlunya program sosialisasi kepada masyarakat mengenai rainwater harvesting oleh Pemkot Surabaya. Dalam rangka meningkatkan daerah konservasi air sehingga kelestarian sumber air di Surabaya dapat terjaga. 36

Sekian Terima kasih 37