EVALUASI SISTEM DRAINASE DAN PENANGGULANGAN GENANGAN BERBASIS KONSERVASI AIR DI SUB SISTEM BENDUL MERISI, SURABAYA Sidang Tesis Oleh : Dica Erly Andjarwati 3311202802 Magister Teknik Sanitasi Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Senin, 4 Nopember 2013 1
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Catchment area Sub Sistem Bendul Merisi Merupakan salah satu sub sistem di Rayon Jambangan Berada di antara Kelurahan Jagir (Kecamatan Wonokromo) dan Kelurahan Bendul Merisi (Kecamatan Wonocolo) Total luas catchment area 1,415 km 2 yaitu pada Kelurahan Jagir sebesar 1,03 km 2 dan Kelurahan Bendul Merisi sebesar 0,385 km 2. Jumlah KK = 10.267 KK Daerah yang sering mengalami genangan: 1. Kampung Merisi Selatan, lama genangan 60 menit setinggi 20 cm. 2. Perumahan Jagir Sidosermo, lama genangan 90 menit setinggi 20 cm. 2
Sub Sistem Drainase Bendul Merisi Kampung Merisi Selatan Perumahan Jagir Sidosermo Lama genangan 1 1,5 jam dengan ketinggian 20 cm (Dinas Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, 2011) 3
GAMBARAN WILAYAH Saluran Primer Bendul Merisi 4
APAKAH RAINWATER HARVESTING? Konservasi air adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien mungkin dan pengaturan waktu aliran yang tepat, sehingga tidak terjadi banjir yang merusak pada musim hujan dan terdapat cukup air pada musim kemarau (Arsyad, 2000). Rainwater harvesting adalah teknologi untuk menangkap dan mengumpulkan air hujan dari atap bangunan, permukaan tanah, permukaan jalan/batu-batuan menggunakan teknik sederhana (Abdulla dan Al Shareef, 2009). Metoda-metoda rainwater harvesting: bak penampung air hujan melalui talang atap bangunan, sumur resapan, parit resapan, areal peresapan. tanggul dan pagar pekarangan, lubang galian tanah (jogangan), kolam, revitalisasi danau, telaga, situ, hutan dan tanaman (Maryono dan Santoso, 2006). 5
MENGAPA RAINWATER HARVESTING? Tujuan rainwater harvesting menurut Maryono & Santoso, 2006: a. Mengurangi genangan b. Menambah pasokan sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari c. Menghemat pengeluaran untuk air bersih d. Mencegah bencana kekeringan di musim kemarau Metoda bak penampung air hujan melalui talang atap bangunan dikaji karena banyaknya bangunan beratap di Kota Surabaya yang memiliki potensi sangat besar dalam menangkap air hujan. Air hujan yang ditampung dimanfaatkan untuk mandi, cuci, toilet flushing, siram tanaman, air minum (dengan proses lebih lanjut), dan sebagainya. 6
Perumusan Masalah: 1. Bagaimana potensi rainwater harvesting dalam mereduksi genangan dan penghematan sumber air bersih? 2. Bagaimana kesediaan masyarakat dalam penanggulangan genangan dan menghemat sumber air bersih dengan rainwater harvesting? 3. Bagaimana kelayakan metoda rainwater harvesting untuk diimplementasikan? 7
Tujuan penelitian: 1. Potensi rainwater harvesting dalam mereduksi genangan dan menghemat sumber air bersih. 2. Kesediaan masyarakat dalam mereduksi genangan dan menghemat sumber air bersih melalui rainwater harvesting. 3. Kelayakan metoda rainwater harvesting untuk diimplementasikan. Manfaat penelitian: Sebagai rekomendasi alternatif penanggulangan genangan berbasis konservasi air untuk pemerintah daerah setempat. 8
Batasan masalah 1. Ruang lingkup lokasi studi di Sub Sistem Bendul Merisi: Kampung Merisi Selatan, Kelurahan Bendul Merisi, Kecamatan Wonocolo Perumahan Jagir Sidosermo, Kelurahan Jagir, Kecamatan Wonokromo 2. Aspek-aspek yang dikaji: Aspek teknis Aspek peran serta masyarakat Aspek ekonomi 9
METODA PENELITIAN ASPEK TEKNIS 10
PERHITUNGAN POTENSI RAINWATER HARVESTING Potensi dalam mereduksi genangan Potensi = Total Luas Atap x 100 % Total Catchment Area Potensi dalam menghemat sumber air bersih Potensi = Akumulasi supply x 100 % Akumulasi demand 11
PERHITUNGAN KAPASITAS BAK PENAMPUNG Perhitungan volume bak penampung ditentukan oleh luas catchment area dan tinggi curah hujan (suppy) serta kebutuhan air (demand). Supply = Catchment Area x Tinggi Curah Hujan x Faktor Kehilangan Air Demand = Kebutuhan air/org/hari x Jumlah pengguna dlm 1 KK x 30 hari Perhitungan kapasitas maksimum bak penampung dengan membandingkan jumlah kumulatif air yang dapat dipanen dengan jumlah kumulatif air yang dibutuhkan. Selisih terbesar merupakan kapasitas bak penampung yang dibutuhkan. Volume bak = Supply - Demand 12
METODA PENELITIAN ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT S = d 2 x 2 NP(1 P) ( N 1) + x 2 P(1 P) S = 0,05 2 3,841.148.0,5(1 0,5) (148 1) + 3,841.0,5(1 0,5) S = 107sampel 13
METODA PENELITIAN ASPEK EKONOMI 14
RUMUS NPV & IRR Rumus NPV n Bt Ct NPV = t = 1 (1 + i) Rumus IRR n t= 0 Bt Ct (1 + 1) t = 0 dimana: Bt = Total manfaat yang telah di-discount Ct = Total biaya investasi + biaya OP i = Discount factor t = waktu (tahun) NPV merupakan kriteria investasi yang digunakan untuk mengukur kelayakan suatu proyek. IRR merupakan tingkat pengembalian dari modal proyek yang dianalisis, berupa tingkat bunga pada saat NPV = 0 15
HASIL & PEMBAHASAN 4 U 8 Sungai Jagir 1 2 3 6 7 9 10 12 11 13 18 15 16 17 19 20 21 31 29 27 22 32 28 26 30 5 Keterangan: 14 : Saluran Primer : Saluran Sekunder : Saluran Tersier : Perumahan Jagir Sidosermo 25 24 : Kampung Merisi Selatan 23 16
ASPEK TEKNIS 17
Debit Genangan di Sub Sistem Bendul Merisi No Kode Saluran Nama Saluran Debit Genangan (m 3 /dtk) 1 3-5 Sal. Raya Wonokromo 0,004 2 7-9 Sal. Ubi I 0,422 3 10-11 Sal. Ruko Mangga Dua 0,573 4 10-12 Sal. Ubi II 0,348 5 10-13 Sal. Karang Rejo 0,727 6 13-15 Sal Karang Rejo 1,675 7 15-17 Sal. Karang Rejo 2,249 8 17-18 Sal. Gadung V 0,120 9 17-19 Sal. Karang rejo 1,800 10 19-21 Sal. Bendul Merisi Gg. Lebar 0,290 11 19-22 Sal. Karang Rejo 2,489 12 23-24 Sal. Bendul Merisi Timur 0,884 13 24-25 Sal Bendul Merisi Utara VIII 0,377 Total Debit Genangan 11,966 18
POTENSI RAINWATER HARVESTING Catchment Area Sub Sistem Bendul Merisi 19
Potensi Mereduksi Genangan Contoh perhitungan: Luas Atap = 21 m 2 Total KK Total Luas Atap = 10.267 KK = Luas Atap x Total KK = 21 m 2 x 10.267 KK = 215.607 m 2 = 0,216 km 2 Total Catchment Area = 11,415 km 2 Potensi reduksi genangan = Total Luas Atap x 100 % Total Catchment Area = 0,216 m 2 x 100 % 1,415 m 2 = 15 % per tahun Total volume genangan Volume genangan tereduksi = 11,966 m 3 /detik = 1.585.304 m 3 /tahun = Potensi reduksi genangan x Total volume genangan = 15 % x 1.585.304 m 3 /tahun = 237.796 m 3 /tahun 20
Luas Atap (m 2 ) Reduksi Genangan Berdasarkan Luas Atap Presentase Reduksi Genangan/tahun (%) Volume Genangan Tereduksi (m 3 /tahun) 21 15 237.796 36 26 412.179 45 33 523.150 54 39 618.268 60 44 697.534 70 51 808.505 90 65 1.030.447 100 73 1.157.272 120 87 1.379.214 Semakin besar luas atap, semakin besar reduksi genangan yang dihasilkan 21
Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Sebastian, dkk pada tahun 2010 di Kota Palembang, metode rainwater harvesting dapat mengurangi genangan sebesar 49 %. Luas area tangkapan air hujan (atap bangunan) dan ketersediaan lahan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan rainwater harvesting dalam mengurangi genangan. 22
Potensi Menghemat Sumber Air Bersih Contoh perhitungan pada Luas Atap 36 m 2 : Bulan Median (mm) Supply (m 3 /bulan) Demand (m 3 /bulan) Akumulasi Supply (m 3 ) Akumulasi Demand (m 3 ) Januari 387 13,24 7,44 13,24 7,44 Februari 325 11,12 6,96 24,35 14,40 Maret 341,5 11,68 7,44 36,03 21,84 April 196,5 6,72 7,20 42,75 29,04 Mei 141 4,82 7,44 47,57 36,48 Juni 33,5 1,15 7,20 48,72 43,68 Juli 0 0 7,44 48,72 51,12 Agustus 0 0 7,44 48,72 58,56 September 0 0 7,20 48,72 65,76 Oktober 16,5 0,56 7,44 49,28 73,20 Nopember 91,5 3,13 7,20 52,41 80,40 Desember 348 11,90 7,44 64,31 87,84 23
Potensi menghemat sumber air bersih = Akumulasi supply x 100 % Akumulasi demand = 64,31 m 3 x 100 % 87,84 m 3 = 73 % per tahun Total kebutuhan air bersih = Kebutuhan orang/hari x Jumlah orang/kk x Total KK x Jumlah hari/tahun = 60 liter/org/hr x 4 org/kk x 10.267 KK x 365 hr/tahun = 899.389 m 3 /tahun Volume penghematan air bersih = Potensi menghemat air bersih x Total kebutuhan air bersih = 73 % x 899.389 m 3 /tahun = 656.554 m 3 /tahun 24
Luas Atap (m 2 ) Presentase Penghematan Sumber Air Berdasarkan Luas Atap Akum. Supply (m 3 /thn) Akum. Demand (m 3 /thn) Presentase Penghematan Sumber Air (%) Volume Air Bersih (m 3 /thn) 36 64,31 87,84 73 656.554 45 80,39 87,84 92 827.438 54 96,47 87,84 110 989.328 60 107,19 87,84 122 1.097.255 70 125,05 87,84 143 1.286.127 90 160,78 87,84 184 1.654.876 100 178,65 87,84 204 1.834.754 120 214,38 87,84 245 2.203.504 Semakin besar luas atap, semakin besar penghematan air yang dapat dilakukan 25
Volume Air yang Dapat Disediakan dan Dimenasi Bak Penampungnya Berdasarkan Luas Atap Luas Atap (m 2 ) Vol. Air Bersih (liter/org/hari) Vol. Bak Penampung (m 3 /KK/thn) Dimensi Bak Penampung (m) P x L x H 36 43,5 27,57 3,35 x 3,3 x 2,5 45 55 35,00 3,6 x 3,6 x 2,7 54 66 42,00 3,9 x 3,85 x 2,8 60 73 46,39 4 x 4 x 2,9 70 85 53,97 4,25 x 4,25 x 3 90 110 70,01 4,85 x 4,82 x 3 100 122 77,59 5,18 x 5 x 3 120 146,5 93,63 5,6 x 5,55 x 3 Semakin besar luas atap, semakin besar volume air bersih yang dapat disediakan 26
Berdasarkan studi di beberapa Kota di Australia oleh Zang et al tahun 2009, penggunaan air hujan dapat menghemat air bersih sampai 29,9% (Perth) dan 32,3% (Sydney). Ghisi et al (2009) menyatakan bahwa SPBU di Brasil, pemakaian air hujan untuk toilet, taman, dan mencuci kendaraan dapat menghemat air bersih sebesar 32,7 70%. Luas area tangkapan air hujan (atap bangunan), intensitas curah hujan, dan ketersediaan lahan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan rainwater harvesting dalam menghemat sumber air. 27
ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT 28
29
Dari 107 responden, 66 responden (61,68 %) bersedia mewujudkan rainwater harvesting di lingkungan rumah. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula kesadaran lingkungannya. 30
ASPEK EKONOMI 31
Komponen Manfaat Penghematan Tagihan PDAM Luas Atap Penghematan Air Bersih (m 2 ) (m 3 /KK/thn) (Rp/KK/thn) 36 64,31 128.626 45 80,39 160.783 54 96,47 192.939 60 107,19 214.377 70 125,05 250.107 90 160,78 321.566 100 178,65 357.295 120 214,38 428.754 Tagihan PDAM di Kampung Merisi Selatan dan Perumahan Jagir Sidosermo sekitar Rp 2.000/ m 3 Manfaat penurunan angka sakit akibat genangan sebesar Rp 26.000-50.000/orang/tahun, diambil nilai tertinggi berdasarkan kesediaan masyarakat untuk membayar biaya berobat (willingnes to pay) 32
Komponen Biaya Biaya Investasi Rainwater Harvesting No Luas Atap Biaya Investasi 1 36 m 2 Rp 1.714.164 2 45 m 2 Rp 1.830.966 3 54 m 2 Rp 1.945.296 4 60 m 2 Rp 2.010.804 5 70 m 2 Rp 2.125.752 6 90 m 2 Rp 2.360.592 7 100 m 2 Rp 2.467.506 8 120 m 2 Rp 2.688.750 Penggalian tanah dilakukan secara gotong royong bersama masyarakat setempat. Pompa yang digunakan tipe Sanyo PW H137 (pompa sumur dangkal) dengan daya hisap 9 m, daya dorong 21 m, kapasitas 32 liter/menit dan daya listrik 125 Watt. Berdasarkan Modul Penampungan Air Hujan (Permen PU No. 01/PRT/M/2009), biaya rehabilitasi muncul setiap 5 (lima) tahun sekali berupa plesteran untuk mencegah kebocoran dan ganti pipa serta kran dengan yang baru jika terjadi kebocoran atau kerusakan. 33
Hasil Perhitungan NPV Berdasarkan Luas Atap Bangunan Luas Atap (m 2 ) NPV IRR Keterangan 36 80.103 7 % Layak 45 297.695 9 % Layak 54 511.907 10 % Layak 60 666.618 11 % Layak 70 945.144 13 % Layak 90 1.528.054 15 % Layak 100 1.836.447 17 % Layak 120 2.465.894 19 % Layak Discount factor = 6 % Tingkat kelayakan ditentukan berdasarkan tingkat pengembalian atau IRR dengan discount factor (suku bunga), jika tingkat IRR lebih besar dari discount factor maka proyek dinyatakan layak. Semakin besar luas atap maka metoda rainwater harvesting semakin layak untuk diimplementasikan. 34
KESIMPULAN 1. Metoda rainwater harvesting berpotensi mereduksi genangan maksimal 87% dan menghemat sumber air bersih sebesar 100% jika volume air hujan yang tertangkap atap ditampung semua. Semakin besar luas atap bangunan maka semakin besar presentase reduksi genangan dan semakin banyak volume air bersih yang dapat disediakan. 2. Kesediaan masyarakat dalam mewujudkan rainwater harvesting sebesar 61,68% dari total responden. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, semakin tinggi pula kesadaran lingkungannya. 3. Berdasarkan analisis Net Present Value, rainwater harvesting layak diimplementasikan dengan biaya investasi minimal Rp 1.714.164 untuk luas atap 36 m 2. Semakin besar luas atap bangunan, semakin layak metoda rainwater harvesting untuk diimplementasikan. 35
SARAN Metoda rainwater harvesting dengan bak penampung realistis diaplikasikan di daerah yang baru akan dibangun atau daerah dengan tingkat kerapatan hunian yang masih rendah. Kerjasama antara Pemkot Surabaya dan pengembang (developer) dapat meningkatkan jumlah penampung air hujan. Hal ini dapat menekan penggunaan air bawah tanah dan mengurangi debit air hujan yang melimpah ke saluran drainase. Perlunya program sosialisasi kepada masyarakat mengenai rainwater harvesting oleh Pemkot Surabaya. Dalam rangka meningkatkan daerah konservasi air sehingga kelestarian sumber air di Surabaya dapat terjaga. 36
Sekian Terima kasih 37