BAB VI PENUTUP. berkembang melalui getok tular pada masyarakat setempat. Dalam setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. 1. Sejarah dan Perkembangan Home Industry Sepatu dan Sandal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional baik di bidang ekonomi maupun sosial, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Keberadaan industri gula merah di Kecamatan Bojong yang masih bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebelum tahun an, mata pencaharian pokok penduduk Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kusumaningrat (2009:4), bahwa pada awal tahun 2003 pemerintah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

Perempuan dan Industri Rumahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri kecil dan menengah merupakan kelompok industri yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang besar atas terserapnya pengangguran di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer manusia terdiri dari sandang, pangan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kuliner Indonesia terbilang cukup pesat. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini kemiskinan masih menjadi masalah yang belum taratasi. Di

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan selama orde baru yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sangat bernuansa top-down karena

Oleh kelompok 2 : Fatmasari Endayani Sagita Sukma Nur Avni Rozalia Ami Angelia P.

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh manusia adalah akan kebutuhan hidupnya. tertarik dan terdorong untuk dapat menukar (menjual) mobilnya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah ada di depan mata, didukung dengan

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang. berpengaruh dalam persaingan global. SDM yang berkualitas, memiliki

POTENSI USAHA KERAJINAN TUMANG BOYOLALI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG BERTUMPU PADA KEGIATAN USAHA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi saat ini, dunia usaha telah berkembang dengan pesat

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN jiwa (Central Intelligence Agency (CIA),2017). Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pengangguran saat ini masih harus tetap memperoleh perhatian

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. didasari oleh kebutuhan masyarakat Manding untuk hidup layak. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis Besar Haluan Negara (GBHN)

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi seperti sekarang, keadaan menuntut kita segera

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

IMPLEMENTASI PASAL 18 PERDA KOTA MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2009 TERHADAP PERLINDUNGAN USAHA DI KOTA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi yang penting. Keberadaannya yang sebagian besar di daerah

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

Lampiran I Wawancara Dengan Pemilik Kue Bawang Bu Ani. 1. Berapa modal. merintis usaha. sebelum. melakukan. 2. Apa bentuk. investasi.

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 Perekonomian Indonesia mengalami pasang surut hingga

Perekonomian Indonesia telah mengalami transformasi yang. mengagumkan selama dekade yang lalu. Deregulasi yang dilakukan sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan industri skala kecil dan menengah berkembang

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGEMBANGKAN KLASTER INDUSTRI KULIT DI KABUPATEN GARUT TUGAS AKHIR. Oleh : INDRA CAHYANA L2D

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENINGKATAN KINERJA INDUSTRI TAHU MELALUI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DI TINGKAT PENGRAJIN (Studi Kasus di Sentra Industri Tahu Adiwerna Tegal)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan banyaknya industri pertanian baik skala kecil

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

memiliki potensi yang sekaligus menjadi identitas kota, salah satunya yang dirintis oleh beberapa warga setempat. Produk Cibaduyut tak

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

I. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat

BIDANG EKONOMI MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masalah krisis yang berkepanjangan terutama dibidang ekonomi. Salah satu nya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini menyebabkan persaingan dunia bisnis semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. atas dasar harga berlaku triwulan terhadap triwulan tumbuh 5,01

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sentral dalam perekonomian Indonesia khususnya Jawa Barat. Walaupun krisis

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BABl PENDAHULUAN. penting bagi perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan aktifitas ekonomi

I. PENDAHULUAN. oleh kualitas SDM yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. (Indriati, A. 2015)

BAB I PENDAHULUAN. I. Pendahuluan Latar Belakang Proyek. Batik sudah berabad abad tumbuh dan berkembang dari jaman ke

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang sudah modern. Perkembangan jumlah UMKM periode

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian suatu negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari rumusan masalah dan uraian analisis yang peneliti paparkan di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : Sustainabilitas Home industry sepatu dan sandal di dusun Mojosantren bermula pada tahun 1960-an yang dirintis oleh H.Thalhah, yang kemudian usaha tersebut berkembang secara temurun kepada anaknya dan juga berkembang melalui getok tular pada masyarakat setempat. Dalam setiap tahunnya usaha tersebut dapat berkembang, baik dilihat dari kuantitas pengrajin maupun hasil produksi. Hingga akhirnya kemajuan pesat terjadi pada tahun 80an yang terbukti dengan munculnya pengrajin-pengrajin baru yang cukup banyak. Meskipun dalam perjalanannya home industry tersebut menghadapi beberapa rintangan diantaranya krisis ekonomi yang melanda negara dan juga tidak berfungsinya KUB Mojosantren. Dan sampai tahun 2000an pengrajin sepatu dan sandal yang terdapat di Dusun Mojosantren mencapai 45 pengrajin. Namun hal tersebut tidak memberikan banyak pengaruh terhadap home industry sepatu dan sandal di Mojosantren sehingga home industry ini tetap dapat bertahan dan berkelanjutan. Karena setiap langkah dalam menjalankan usaha mikro akan mengalami pasang surut sesuai dengan perkembangan jaman. Namun home industry tersebut mampu menyesuaikan diri dan bertahan hingga saat ini. 111

112 Home industry dapat bertahan dan berkelanjutan dengan faktor pendukung sebagai berikut: 1. Home industri tersebut dapat menjaga kestabilan lingkungan. Dalam artian tidak memberikan limbah yang dapat mengganggu ketentraman masyarakat setempat. 2. Home industri tersebut dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga, melalui home industri ini ibu rumah tangga bisa membantu suami dalam mencukupi kebutuhan rumah tangga, serta remaja yang putus sekolah bisa melanjutkan sekolah sambil bekerja di luar jam sekolah. 3. Home industri tersebut dapat menciptakan lapangan pekerjaan mengingat sempitnya lapangan pekerjaan dan meningkatnya angka pengangguran. Selain itu mereka tidak dibatasi oleh waktu dalam menjalankan usahanya. Tetapi bukan berarti para pengrajin tidak dapat dikatakan sebagai pekerja yang tidak disiplin karena mereka tetap memperhatikan keadaan usahanya. 4. Keterampilan yang mereka punya. Jadi karena mempunyai keterampilan tersebut mereka ingin membuka usaha sepatu dan sandal agar keterampilan yang mereka punya tidak hanya menjadi anganangan dan juga dapat menularkan keterampilan mereka kepada keturunannya dan masyarakat yang lain. 5. Mempunyai kerjasama. Baik kerjasama dengan pihak pemasaran maupun pihak penyedia bahan baku. Dengan kerjasama dengan pihak

113 pemasaran dan penyedia bahan baku maka usaha mereka dapat berjalan dengan lancar. 6. Fleksibilitas yang tinggi. Dalam mempertahankan usaha sepatu dan sandal harus memperhatikan perkembangan zaman. Sedangkan faktor penghambat dalam keberlanjutan home industri sepatu dan sandal di dusun Mojosantren adalah tidak berfungsinya KUB Mojosantren dalam mewadahi pengrajin sepatu dan sandal dalam mengembangkan usaha yang telah mereka rintis. Namun tanpa KUB tersebut home industry tersebut tetap dapat berjalan. Dan dapat disimpulkan bahwa keberadaan lembaga kelompok tidak memberikan banyak pengaruh terhadap sustainabilitas home industry sepatu dan sandala di dusun Mojosantren. Sedangkan faktor yang dapat menghambat sustainabilitas home industry sepatu dan sandal adalah: 1. Tidak berfungsinya KUB Mojosantren dalam mewadahi pengrajin sepatu dan sandal dalam mengembangkan usaha yang telah mereka rintis. Namun tanpa KUB tersebut home industry tersebut tetap dapat berjalan. Dan dapat disimpulkan bahwa keberadaan lembaga kelompok tidak memberikan banyak pengaruh terhadap sustainabilitas home industry sepatu dan sandala di dusun Mojosantren. 2. Indikasi persaingan yang tidak sehat yaitu pengrajin besar mau membantu memasarkan hasil produksi pengrajin kecil tetapi dengan harga yang lebih rendah dari harga pasaran.

114 3. Persaingan dengan produksi luar negeri. Persaingan ini merupakan tantangan yang cukup berat karena produk-produk luar negeri yang mempunyai harga yang lebih murah dan lebih awet. 4. Kurangnya kesiapan dalam menghadapi tantangan masa depan dan pasar global. Karena pengrajin Mojosantren berjalan secara mengalir mengikuti perkembangan zaman saat itu juga tanpa memperhitungkan tantangan-tantangan dimasa depan. B. Saran-saran Dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat tentu tidak luput dengan masalah perekonomian. Maka keberadaan home industri sangat mempunyai peran penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Oleh karena itu home industrisepatu dan sandal di Mojosantren harus dipertahankan untuk meningkatkan perekonomian yang berbasis masyarakat lokal. Untuk mempertahankan home industritersebut masyarakat harus mempunyai komitmen yang tinggi untuk mengembangkan usahanya tersebut. Selain dari masyarakat sendiri, pemerintah juga harus memberikan sumbangsih terhadap pengembangan usaha tersebut. Namun pengembangan dilakukan berdasarkan kebutuhan masyarakat pengrajin, sehingga masyarakat berperan penting dalam pengembangan usaha tersebut. Selain itu masyarakat dapat lebih menghargai atas usaha-usahanya dan berupaya menjaga kebertahanan usaha tersebut.

115 Oleh karena itu, marilah kita saling membantu guna membangun ketahanan ekonomi yang kuat agar kita mampu menghadapi krisis global yang melanda dan mampu bertahan di tengah ketidakpastian perekonomian global.