monay, dalam perbankan dan pembolehan sepekulasi menyebabkan penciptaan uang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB II LANDASAN TEORI

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS WADI< AH MUD{A>RABAH TERHADAP BONUS HAJI GRATIS PADA PT. ANUGERAH NUR NABAWI JOMBANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB III IMPLEMENTASI AKAD QARD} YANG DIRANGKAI DENGAN AKAD IJA<RAH TEMPAT PENYIMPANAN BARANG JAMINAN QARD} DI KJKS BMT NUSYA, SUKODADI, LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI DAN FAKTOR NASABAH MEMILIH TABUNGAN MUḌĀRABAH. A. Analisis Implementasi Akad Produk Tabungan Muḍārabah di BPRS Jabal

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. usaha prospektif namun padanya tidak memiliki permodalan berupa keuangan

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB IV STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG APLIKASI RETENSI CO ASURANSI SYARI AH DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. TAKA>FUL INDONESIA DI SURABAYA

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONAL WADI< AH PADA TABUNGAN ZAKAT DI PT. BPRS BAKTI MAKMUR INDAH

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

Raja Grafindo Persada, 2016, hlm.99

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan secara luas dinegara lain untuk menyebutkan bank dengan prinsip

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB III PEMBAHASAN Pengertian Wadi ah Yad Dhamanah

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat pada grafik pembiayaan berdasarkan prinsip syariah

BAB IV ANALISIS PERILAKU NASABAH BANK MINI SYARIAH UNTUK MENJADI NASABAH BANK MINI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UINSA

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembukaan sampai Penutupan Tabungan Harian Mudharabah

BAB II PRODUK PENGHIMPUNAN DANA

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. rizki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Agama telah menganjarkan

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Tabungan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki untuk disimpan dengan tujuan untuk mengelola uang tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

BAB II PRINSIP PRINSIP BAGI HASIL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN MINAT NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN TABUNGAN DI BANK BNI SYARIAH KCP DIPONEGORO SURABAYA

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS PERSEPSI NASABAH RENTENIR TENTANG QARD} PADA PRAKTIK RENTENIR DI DESA BANDARAN KECAMATAN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

HILMAN FAJRI ( )

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH. dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)

BAB III TRANSAKSI SERTIFIKAT INVESTASI MUD}A<RABAH ANTARBANK

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang menerapkan prinsi-prinsip ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

BAB I PENDAHULUAN. manusia kecil dari perjalanan kehidupan manusia, karena setelah kehidupan di

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang data-data yang di

BAB I PENDAHULUAN. Islam belum mampu menjalankan syariat Islam secara total (kaffat) dalam

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa pembayaran serta peredaran uang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan, seperti: produksi, distribusi, sewa-menyewa, berwirausaha

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP DANA KJKS AL-MUBAROK CANDI SIDOARJO DI BANK KONVENSIONAL A. Analisis terhadap Simpanan Dana KJKS Al-Mubarok Candi Sodoarjo di Bank Konvensional Dalam perekonomian konvensional, sistem bunga, fiat monay, commodity monay, dalam perbankan dan pembolehan sepekulasi menyebabkan penciptaan uang dan tersedotnya uang pada sektor moneter untuk mencari keuntungan tanpa resiko. Akibatnya, uang atau investasi yang seharusnya tersalurkan pada sektor real untuk tujuan produktif sebagian besar akan lari pada sektor moneter sehingga menghambat pertumbuhan, bahkan menyusutkan sektor real. Skema bunga dicirikan dengan kepastian atas besarnya bagi hasil yang diserahkan kepada pemilik dana karena besarnya bunga yang sudah ditentukan dimuka. Sementara itu, resiko sekema bunga sebatas pada terjadinya default. Demikian bagi para lembaga yang menyimpan uangnya di lembaga perbankan konvensional, besarnya biaya kredit/ pembiayaan bersifat tetap. Jadi analisis simpanan dana yang dilakukan pihak KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo di perbankan konvensional itu untuk memperoleh kepastian atas besarnya hasil yang diterima pihak JKKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo terhadap simpanan di bank konvensiona. Yang menjadi patokan pihak KJKS Al-Mubarok Candi Sioarjo untuk menyimpanan dana dari para anggota di perbankan konvensional adalah sebagai berikut: 1. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad pada asumsi usaha akan selalu menghasilkan keuntungan. 2. Besarnya persentasi didasarkan pada jumlah dana/modal yang di tabung. 1

2 3. Bunga dapat mengambang dan besarya naikturun sesuai dengan naik turunnya bunga patoka ata kondisi ekonomi. 4. Pembayaran bunga seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah usahayang dijalankan peminjam untung atau rugi. 5. Jumlah pembayaran bungan tidak meningkan sekalipun keuntungan naik berlipat ganda. Wadi< ah atau penitipan barang merupakan salah satu betuk muamalah yang sering dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan tersebut dapat berupa manfaat maupun jasa yang tidak kita memilikinya. Dalam Perkembangan ekonomi Islam tidak hanya berhenti pada tingkatan ekonomi makro, tetapi telah mulai menyentuh sektor paling bawah yaitu mikro. Lahirnya lembaga keuangan mikro Islam yang berorientasi sebagai lembaga sosial keagamaan, kemudian populer dengan istilah KJKS. Munculnya KJKS sebagai lembaga keuangan mikro Islam yang bergerak pada sektor riil masyarakat bawah dan menengah sejalan dengan lahirnya Bank Muamalat Indonesia (BMI). Karena BMI sendiri secara operasional tidak dapat menyentuh masyarakat kecil ini, maka KJKS menjadi salah satu lembaga keuangan mikro Islam yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Di samping itu, juga peranan lembaga ekonomi Islam yang berfungsi sebagai lembaga yang dapat mengantarkan masyarakat yang berada di daerah-daerah untuk terhindar dari sistem bunga yang diterapkan pada bank konvensional.

3 KJKS Al-Mubarok merupakan lembaga intermediasi untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan. Dalam mengajukan simpanan atau pengelolaan dana di KJKS Al-Mubarok mempunyai ketentuan umum sebagai berikut: a. Membawa fotocopy identitas KTP/SIM 1 lembar. b. Mengisi formulir permohonan menjadi anggota. c. Setoran awal Rp 10.000,00. d. Saldo minumum Rp.10.000,00. e. Biaya administrasi Rp.5.000. f. Mengisi aplikasi pembukaan rekening simpanan wadi< ah yad Al-ad{hamanah. g. Pembukaan simpanan (pengisisan slip setoran dan tanda tangan) h.teller menginput data ke komputer dan mencetak buku tabungan i. Menyerahkan sejumlah uang yang tertulis dalam slip setoran ke teller j. Teller menyerahkan buku tabungan kepada anggota. Lembaga keuangan syariah KJKS Al-Mubarok mempunyai macam-macam produk simpanan, seperti halnya produkwadi< ah dan Mud{harabah. Disini yang akan saya bahas atau jelaskan adalah produk simpanan Wadi< ah dan Mud{harabah, bagai mana bentuk simpananwadi< ah dan Mud{harabah, yang dilakukan KJKS Al- Mubarok. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa simpanan dana di KJKS Al-Mubarok merupakan simpanan program yang diperuntukkan bagi yang ingin menitipkan barang atau uang, yang akan diproses atau dikelola secara syariah dengan menggunakan akad Wadi< ah dan Mud{harabah. Adapun produk simpanan

4 Wadi< ah dan Mud{harabah memudahkan siapa saja yang hendak menitipkan barang atau dananya melalui KJKS Al-Mubarok sekaligus mempermudah nasabah dalam mendapatkan keuntungan secara syaraiah. pengertian akad w a d i < a h, pada dasarnya akad wadi< ah adalah akad tabarru< (tolong-menolong), sesuai dengan pengertian ini maka tujuan dari akad wadi< ah yaitu tolong-menolong untuk kemaslahatan bersama dengan mengharap ridha Allah Tetapi sesuai dengan fungsi lembaga keuagan syaraiah yang lebih ditujukan kepada tujuan yang bersifat komersil (t i j a <r a h ) maka yang dipakai dalam tabungan wadi< ah ini adalah akad wadi< ah yad al-adh{amanah, yaitu pihak lembaga keuangan boleh memanfaatkan dana simpanan dari nasabah tetapi apabila ada kerugiaan, kerusakan atau kehilangan terhadap barang tersebut maka tanggungjawab dari pihak lembaga keuangan syariah KJKS Al-Mubarok. mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama adalah pemilik modal (s{ahibul ma<l) yaitu para nasabah, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola modal (m u d {a r i b ) pihak KJKS Al-Mubarok, dengan syarat bahwa hasil keuntungan yang diperoleh akan dibagi untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan bersama (nisbah yang telah disepakati), namun bila terjadi kerugian akan ditanggung s{ahibul ma<l. Yang dimaksud dengan mud{harabah mut{laqah adalah bentuk kerja sama antara pemodal (s{ahib al-m a ) <l dan pengusaha (mud{harib) yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. Dalam mud{a<rabah mut{laqah ini s{ahib al-m a <l memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada mud{arib dalam mengelola modal dan usahanya. Adapun pihak KJKS Al-Mubarok yang menggunakan akad Mud{harabah, Dimana produk tersebut merupakan tabungan berjangka yang setoran dan penarikannya

5 berdasarkan jangka waktu tertentu sesuai persejutuan dari kedua belah pihak, antara yang member modal dan yang menerima modal. Tabungan ini menggunakan akad yang berdasarkan prinsip syariah yakni Mud{harabah Musha<rakah dimana akad ini merupakan perpaduan antara akad Mud{harabah dan akad Musha<rakah. Memang tidak jauh beda dengan tabungn umum yakni dalam peroses pendaftaran menjadi nasabah tapi yang membedakan yakni tabungan umum dalam penarikannya bisa setiap saat. Dari pengertian diatas bahwasanya lembaga keuangan syariah KJKS Al-Mubarok mengumpulkan dana-dana yang terkumpul dari masyarakat atau nasabahnasabahnya, selain dikelola sendiri juga disimpan di lembaga keuangan lain sebagai bentuk pengembangan dana dari masyarakat atau nasabahnya, salah satunya disimpan di Bank BRI yang notabennya sebagai Bank konvensional. Dalam prosesnya KJKS Al Mubarok menggunakan pola penyimpanan dana dengan deposito. Deposito (Time Deposito) merupakan salah tempat bagi nasabah untuk melakukan transaksi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut deposan. Kepada setiap deposan akan diberikan imbalan bunga atas depositonya. Bagi bank, bunga yang diberikan kepada para deposan, merupakan bunga yang tertinggi. Jika dibandingkan dengan simpanan giro atau tabungan. Sehingga deposito oleh sebagian bank adalah sebagai dana modal. Sehingga dana-dana dari masyrakat yang terkumpul di lembaga keuangan syariah KJKS Al-Mubarok yang ada di bank lain yang berbentuk deposito tersebut ada campurannya yang berbentuk bunga dari simpanan yang dilakukan oleh pihak KJKS terhadap pihak Bank Konvensional. Jadi dana yang ada di KJKS Al-Mubarok tersebut mengandung unsur bunga, padahal dalam menjalankan sebuah pengelolaan

6 dana yang berbasis lebaga keungan syariah seharusnya tidak ada unsur bunga melainkan bagi hasil. B. Tinjauan Hukum Islam terhadap Simpanan Dana KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo Di Bank Konvensional. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) sebagai lembaga formal dibawah payung hukum koperasi bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan dengan prinsip syariah. Peran koperasi dan lembaga keuangan syariah berdampak pada peningkatan jumlah wirausaha-wirausaha baru sehingga selalu berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dengan sistem syariah untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil. Keberadaan koperasi syariah didasarkan pada al- Qur an Surat al-maidah ayat 2 yang berbunyi و ت ع او ن وا ع ل ى ال ب ر و ال تق و ى و لا ت ع او ن وا ع ل ى الا ث م و ال ع د و ان Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam. berbuat dosa dan pelanggaran. 1 Menetapkan Fatwa DSN MUI NO: 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang tabungan dimana berisi ketetapan Tabungan ada dua jenis Pertama: 1.Tabungan yang tidak dibenarkan secara syari ah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga. 2.Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip Mudh}arabah dan wadi< ah Kedua: 1 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahan, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur an (Bandung: CV Haekal Media Centre, 2007),

7 Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Mud}harabah: 1.Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai S{a>hibul ma>l atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 2. Dalam kapasitasnya sebagai Mud{a<rib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mud{harabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mud{a<rib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. Ketiga: Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Wadi< ah: 1. Bersifat simpanan. 2. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasar-kan kesepakatan. 3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat sukarela dari pihak bank. Wadi< ah Yad al-ad{hamanah merupakan jenis titipan di mana si penerima titipan dapat memanfaatkan barang titipan tersebut dengan seizin pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut secara utuh setiap saat kala si pemilik menghendakinya. Sebagai konsekuensi dari Wadi< ah Yad al-ad{hamanah, semua keuntungan yang dihasilkan dari dana titipan tersebut menjadi milik KJKS yang juga penanggung seluruh

8 kemungkinan kerugian. Sebagai imbalannya, sipenyimpan mendapat jaminan keamanan terhadap hartanya, demikian juga fasilitas-fasilitas lainnya. KJKS sebagai penerima titipan, sekaligus juga pihak yang telah memanfaatkan dana tersebut, tidak dilarang untuk memberikan semacam insentif berupa bonus dengan catatan tidak disyaratkan sebelumya dan jumlahnya tidak ditetapkan dalam nominal atau presentase secara advance, tetapi betul-betul merupakan kebijaksanaan dari manajemen KJKS Al-Mubarok. Berikut adalah dalil tentang simpanan dengan akad Wadi< ah Yad al-ad{hamanah dalam surat An-nisa ayat 29 ی ا أ یھ ا ال ذ ی ن آم ن و ا لا ت ا ك ل و ا أ م و ال ك م ب ی ن ك م ب ال ب اط ل إ لا أ ن ت ك و ن ت ج ار ة ع ن ت ر ا ض م ن ك م... Artinya : Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu. 2 Menurut Sayid Sabiq bahwa penitipan barang adalah merupakan amanah yang harus dijaga oleh penerima titipan, dan ia berkewajiban pula untuk memelihara serta mengembalikannya pada saaat dikehendaki atau diminta oleh pemilik. Kalau dianalisis dari pengertian penitipan barang sebagaimana di ungkapkan di atas, makan akan terlihan bahwa penitipan barang merupakan perjanjian riil, dikatakan sebagai perjanjian riil disebabkan kata-kata sesuatu yang ditinggalkan, yang mana dalam kata sesuatu disini, berarti berwujud barang/benda. Dalam suatu perjanjian riil, timbulnya hubungan hukum setelah dilakukannya perbuatan riil atau nyata, dalam hal penitipan barang ini tentunya perbuatan riil tersebut dinyata laksanakan atau di 2 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahan, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur an (Bandung: CV Haekal Media Centre, 2007),

9 realisasikan dalam bentuk menyerahkan suatu barang. Dengan sendirinya kalaupun perjanjian penitipan barng sudah diikat/diadakan, akan tetapi tidak diikuti dengan tindakan penyerahan barang yang dititipkan, maka hubungan hukum tidak terjadi. Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik atau ditanggung bank, sedang pemilik dana tidak dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai suatu insentif untuk menarik dana masyarakat tapi tidak boleh diperjanjikan dimuka. Pemilik dana wadi< ah dapat menarik kembali dananya sewaktu-waktu (on call), baik sebagian atau seluruhnya. Dalam praktiknya pola simpanan dana yang digunakan oleh pihak KJKS Al- Mubarok Candi Sidoarjo adalah sebagai berikut dalam perspektif hukum Islam, mengenai pola simpanan dana dengan menggunakan akad wadi< ah Yad Aladh{amanah dan Mud{harabah yang di lakukan oleh KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo tidak bertentangan dengan hukum Islam atau diperbolehkan dalam perspektif hukum Islam. Sebab dalam praktiknya para nasabah atau orang-orang yang menabung di KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo telah sepakat menabungkan uangnya tersebut untuk di kelola oleh pihak KJKS dan menggunakan akad syariah, dalam kesepakatan tersebut bahwasanya pihak nasabah atau penabung tidak ikut dalam campur pengelolaan dana tersebut. Jadi pihak KJKS Al-Mubarok tidak perlu meminta izin kepada nasabahnasabahnya bagaimana pengelolaan uang tersebut dikembangkan. walaupun pihak KJKS Al-Mubarok Candi Sidoarjo menyimpan dana-dana yang dari nasabahnasabahnya di perbankan Konvensional.