2015 PERBANDINGAN PENGARUH SENAM IRAMA LINE DANCE DAN SENAM BODY COMBAT TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMAN 1 BATUJAJAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nuraeni Septiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dea Wulantika Utami, 2013

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitrianisa Setianing Widi, 2014

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

2015 DERAJAT KEBUGARAN JASMANI ANGGOTA KOMUNITAS PELESTARI PERMAINAN TRADISIONAL HONG KOTA BANDUNG

Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini masyarakat telah menyadari akan perlunya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

Sehat dan bugar merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk meraihnya diperlukan aktivitas fisik yang menyenangkan dan dalam jangka waktu

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MUHAMMAD DZIKRY ABDULLAH AL GHAZALY, 2015 DAMPAK LATIHAN PADA DAERAH TUBUH TERTENTU TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X SMAN 1 SOREANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miftahul Rohmawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

KONSEP OLAHRAGA DALAM KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Sidiq Nugraha, 2013

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB IV OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. berupa pembengkakan yang disertai nyeri pada bagian-bagian tubuh seperti lutut, jari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI LATIHAN SENAM AEROBIK MENGGUNAKAN VARIASI MUSIK DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Oleh : Defi Rahmah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giri Lisyono R, 2014

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

22. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMP/MTs

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Hilman Firmansyah, 2015

OLAHRAGA KESEHATAN BAHAN AJAR

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 2,1 milyar dan hal ini pada gilirannya akan berakibat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki potensi fisik, mengurangi pemberian obat-obatan, memperbaiki

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu aktivitas yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama

BAB VII GERAK RITMIK. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 141

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. moral, spiritual, dan lain-lain. Apabila manusia mengalami pendidikan yang baik

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

BAB III METODE PENELITIAN

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI ANAK SD MELALUI LATIHAN KEBUGARAN AEROBIK. Oleh: Banu Setyo Adi Dosen Jurusan PPSD FIP UNY

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

PENGEMBANGAN MOTORIK SUATU PENGANTAR. Suharjana FIK UNY

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah anugrah terbesar yang Tuhan berikan pada manusia. Dengan sehat, manusia dapat melakukan aktivitas dan menjalani hidupnya dengan baik. Sehat tidak hanya sebatas pada aspek fisik saja, tetapi juga psikis dan sosial, itulah yang disebut dengan sejahtera. Sehat juga bukan hanya sekedar sehat ketika sedang beristirahat, tetapi saat kita sedang melakukan aktivitas. Oleh karenanya dikenal istilah sehat statis dan sehat dinamis. Sehat dinamis seperti yang diungkapkan Giriwijoyo (2007:11). Sehat dinamis yaitu normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu bekerja/berolahraga, yang juga bertingkat-tingkat, tergantung pada beratnya kerja atau olahraga yang dilakukan, sehingga terdapat istilah derajat sehat dinamis. Sehat dinamis sangat didambakan setiap orang, terutama bagi mereka yang memiliki aktifitas dan mobilitas tinggi. Sehat dinamis merupakan sasaran yang harus dicapai melalui aktivitas olahraga. Sehat dinamis seringkali diartikan sama dengan kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani atau physical fitness secara harfiah adalah kecocokan fisik atau kesesuaian jasmani. Menurut Giriwijoyo (2007:17), Kebugaran jasmani (KJ) adalah derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan jasmani dasar untuk dapat melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja tanpa kelelahan yang berarti. Oleh karenaitu, untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan optimal setiap indvidu harus memiliki tingkat kebugaran jasmani yang sesuai dengan tingkatan aktivitasnya. Pemeliharaan dan peningkatan kebugaran jasmani tidak hanya dilakukan hanya oleh orang dewasa, namunharus ditanamkan sejak dini melalui penerapan pola hidup sehat. Tentu sajaini juga merupakan upaya untuk mengindari penyakit kurang gerak (Hipokinesia) yang mengakibatkan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi,

2 stroke, kencing manis dan lainnya.namun upaya ini tidak hanya harus dilakukan oleh orangtua terhadap anak-anak mereka, tetapi juga tanggungjawab lembaga sekolah berikut guru Penjas agar dapat menciptakan generasi sehat yang memiliki kualitas hidup yang baik. Ini dapat dilakukan melalui pelaksanaan program pembelajaran penjas secara optimal supaya tujuan Penjas agar anak memiliki kebugaran jasmani yang baik dapat tercapai. Pendidikan jasmani sebagai integral dari pendidika nnasional memiliki peranan penting dalam pembangunan bangsa. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolahmemberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Seperti yang diungkapkan oleh Mahendra (2009: 3): Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani meliputi 3 domain yaitu domain psikomotor, domain afektif dan domain kognitif. Pengembangan domain psikomotor diarahkan pada perkembangan motorik dan perkembangan kebugaran jasmani.ini menunjukkan bahwa pembelajaran Penjas harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu merangsang perkembangan peningkatan kebugaran jasmani. Namun yang menjadi krisis dalam permasalahan ini, selain pada keterbatasan pengetahuan guru Penjas dalam merancang program peningkatan kebugaran jasmani siswa, adalah juga mengenai waktu pelaksanaan pembelajaran Penjas yang hanya satu minggu satu kali dengan waktu 2 x 30 menit untuk sekolah dasar, 2 x 40 menit untuk sekolah menengah pertama dan 2 x 45 menit untuk sekolah menengah atas dirasa tidak mungkin cukup untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Sebab untuk dapat memperoleh kebugaran jasmani yang baik harus mengikuti rumusan FITT. Penjelasan mengenai FITT yang diungkapkan Tarigan (2012:18):

3 F = Frekuansi latihan 3-5 kali/minggu; I = Intensitas ringan dan sedang dengan zona denyut nadi latihan (Target Heart Range): 50% -70% x (220- Usia); T = Time = waktu lamanya melakukan aktivitas olahraga yang dilakukan yaitu 30-60 menit; Type = Tipe yaitu jenis olahraga yang dilakukan bersifat aerobik, antara lain: jalan, jogging, lari, berenang, pocopoco, dansa bermacam-macam senam seperti, senam kesegaran jasmani, senam osteoporosis, senam tai chi dan sejenisnya, gerak jalan dan lain sebagainya. Seperti yang juga dipaparkan oleh pendapat Tarigan diatas,beberapa jenis aktivitas yang dapat digunakan yang bersifat aerobik seperti jalan, jogging, lari renang dan macam-macam senam. Dalam upaya perancangan program untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa di berbagai tingkatan pendidikan tentu berorientasi pada kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan (healthrelated-fitness). Hal ini tentu berkaitan dengan pemilihan aktivitas fisik atau olahraga bagi kesehatan siswa yang harus dapat memfasilitasi banyaknya siswa di suatu sekolah dan dengan memperhatikan faslitas dan perlengkapan olahraga di sekolah. Senam kesegaran jasmani merupakan salahsatu alternatif yang kerap diterapkan dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan kebugaran jasmani siswa di sekolah. Senam kesegaran jasmani yang kita kenal sesungguhnya adalah senam aerobik. Marta Dinata, 2007 (diunduh dari insanajisubekti.wordpress.com, 2012) menjelaskan, Senam aerobik adalah serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas dan durasi tertentu. Senam kesegaran jasmani termasuk kedalam olahraga kesehatan. Giriwijoyo, dkk (2007: 27) mengemukakan bahwa: Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara dan/atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat di kala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam peri kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis) yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan/atau mengatasi keadaan gawat darurat.

4 Selanjutnya Giriwijoyo, dkk (2007:37) mengungkapkan bahwa olahraga kesehatan mempunyai konsep/ciri-ciri, yaitu: 1. Intensitasnya sedang, setingkat diatas aktivitas fisik untuk menjalani kehidupan sehari-hari 2. Meningkatkan derajat kesehatan dinamis yaitu sehat dengan kemampuan gerak yang dapat memenuhi kebutuhan gerak kehidupan sehari-hari 3. Bersifat padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), adekuat, mudah, murah, meriah, massal, fisiologis (bermanfaat dan aman) Aktivitas ritmik merupakan istilah yang baru dipergunakan dalam pendidikan jasmani di Indonesia. Hadirnya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tahun 2004 secara tegas memasukan aktivitas ritmik sebagai salah satu muatan materi dalam pendidikan jasmani. Menurut Suharjana (2004:2) aktivitas ritmik adalah : Aktivitas ritmik merupakan rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam pola ikatan irama, disesuaikan dengan perubahan tempo atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan diluar musik.kesesuaian antara gerakan tubuh dengan irama sangat diutamakan dalam aktivitas ritmik. Aktivitas ritmik di sekolah diarahkan untuk meningkatkan kepekaaan irama serta memberikan pengalaman gerak sebagai alat ekspresi. Sebagai salah satu aspek yang ada di ruang lingkup pendidikan jasmani, senam adalah salah satu aktivitas fisik yang dapat membantu mengembangkan gerak bagi siswa, karena di dalam senam anak-anak dapat menggerakan semua badannya apalagi dalam senam irama atau aktivitas ritmik semua anggota badan dituntut bergerak bebas, tidak hanya aspek kebugaran (psikomotor) saja, tapi mencakup juga aspek kognitif dan afektif. Dengan demikian secara tidak langsung aktivitas ritmik bisa berdampak pada peningkatan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Dua diantara jenis aktivitas ritmik ini adalah line dance dan senam body combat. Line dance diterjemahkan sebagai dansa berderet, adalah sejenis olahraga dansa yang menyenangkan dan merupakan perpaduan olahraga dan olah pikir. Line dance disebut olahraga dansa karena tidak terlalu menekankan estetika dan

5 teknik dansa yang rumit. Line dance mencakup berbagai genre dansa, baik tradisional maupun modern.gerakan-gerakannya mudah dan dapat diikuti siapa saja, baik laki-laki ataupun perempuan, anak-anak, kaum muda dan tua. Body Combat adalah salah satu dari kelas kebugaran yang menggabungkan seni bela diri dari seluruh dunia. Body Combat terinspirasi ilmu bela diri seperti Taijiquan, Muay Thai, Taekwondo, Kungfu dan Karate. Biarpun mengusung nama besar ilmu bela diri namun peserta kelas Body Combat tidak diharuskan memiliki stamina ataupun ketahanan otot bak atlet dan tidak memiliki gerakan kontak fisik seperti bela diri umumnya. Karena Body Combat adalah kelas dimana peserta mengatur sendiri intensitas gerakan maka keamanan serta keberhasilan semua tergantung kepada peserta. Pertama kali dirilis tahun Juni tahun 1999 di New Zealand. Semenjak itu kumpulan gerakan dan musik pengiring yang berbeda setiap tiga bulan sekali. Dengan diiringi musik terkini dan gerakan bela diri, Body Combat adalah kombinasi kelas kebugaran yang bersemangat dan dinamis. Dari pemaparan diatas, penulis tertarik untuk mengkaji kedua senam kesegaran jasmani tersebut dengan judul Perbandingan Pengaruh Antara Senam Irama Line Dance dengan Senam Body Combat Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Masalah penelitian merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data, dan analisis dari data tersebut, sehingga pada akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari sebuah penelitian. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, masalah penelitian yang penulis rumuskan adalah : 1. Bagaimana pengaruh senam irama line dance terhadap kebugaran jasmani? 2. Bagaimana pengaruh senam body combat terhadap kebugaran jasmani? 3. Manakah diantara kedua senam irama tersebut yang berpengaruh secara signifikan terhadap kebugaran jasmani siswa?

6 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh senam irama line dance terhadap kebugaran jasmani. 2. Untuk mengetahui pengaruh senam body combat terhadap kebugaran jasmani. 3. Untuk mengetahui diantara kedua senam diatas manakah yang lebih berpengaruh terhadap kebugaran jasmani. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan diatas, maka penelitian ini diharapkan memberi manfaat seperti berikut. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis peneliti ini dapat dijadikan sumbangan pikiran untuk bahan pengajaran dan pembelajaran Penjas dalam upaya peningkatan kebugaran jasmani siswa. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai program alternatif untuk sekolah, dan khususnya untuk guru Penjas dalam upaya meningkatkan dan memelihara kebugaran jasmani siswa. E. Batasan Penelitian Supaya masalah yang akan dibahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya dan supaya penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka dari itu penulis memberikan batasan-batasan masalah pada penelitian ini. Adapun ruang lingkup permasalahan yang ingin dibahas adalah: 1. Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan salah satunya dalah pembelajaran aktivitas ritmik

7 2. Menurut Mahendra (2007:3), aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan diluar musik 3. Line dance dan body combat merupakan bagian dari pembelajaran aktivitas ritmik 4. Menurut Gilbert (1974), Line dance adalah sebuah tarian koreografi dengan urutan berulang dari langkah-langkah di mana sekelompok orang menari di satu atau lebih garis atau baris tanpa memperhatikan perbedaan gender, semua menghadap baik satu sama lain atau ke arah yang sama, dan melakukan langkah-langkah pada waktu yang sama 5. BodyCombat adalah salah satu dari kelas kebugaran yang menggabungkan seni bela diri dari seluruh dunia. Body Combat terinspirasi ilmu bela diri seperti Taijiquan, Muay Thai, Taekwondo, Kungfu dan Karate. 6. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah senam irama yaitu line dance dan body combat, variabel terikatnya adalah tingkat kebugaran jasmani siswa 7. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen 8. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat sebanyak 204 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak (simple random sampling). Penulis akan mengambil sampel sebanyak 68 orang, 34 orang untuk kelompok eksperimen dan 34 orang untuk kelompok kontrol 9. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani siswa.

8