BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

BAB I PENDAHULUAN. SMP (Sekolah Menengah Pertama) atau MTS (Madrasah Tsanawiyah). SMK

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa,

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan solusi permasalahan kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

materi tidak terpusat. Selain itu siswa cenderung ramai dan tidak memperhatikan guru dalam menyampaikan materi. Dalam proses belajar mengajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang sering. kali menjadi momok bagi siswa. Padahal materi pelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pelayanan kepada pelanggan dengan baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), secara mendasar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. optimalnya nilai ulangan siswa di sekolah. Guru memberikan ulangan kepada. Permendiknas nomor 20 tahun 2007, menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN BERDISKUSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI MODUL

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, biologi sebagai proses ilmiah, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang dialami langsung oleh siswa. Nana Sudjana. (2008:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik mengenai isi pembelajaran yang disampaikan disekolah.

BAB I PENDAHULUAN. atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. universal yang dilakukan oleh manusia. Dengan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah bilangan pengertian tersebut terdapat pada Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dimanapun. Salah satu lembaga pendidikan yang utama adalah sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ASEP MUNIR HIDAYAT, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Sedangkan Sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL DI SMKN 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal. Sebagai lembaga

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar siswa, salah satu lembaga pendidikan yang dituntut untuk menghasilkan siswa yang berprestasi di bidang akademik adalah SMK Pasundan 1 Cimahi. SMK Pasundan 1 Cimahi merupakan lembaga pendidikan yang menaungi pelaksanaan proses pembelajaran, hal ini kemudian membuat posisi SMK Pasundan 1 Cimahi menjadi sangat memperhitungkan berbagai cara untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang memiliki prestasi di bidang akademik, salah satu hal yang dapat mencerminkan tercapainya prestasi belajar siswa adalah melalui penilaian hasil belajar. Hasil belajar siswa dapat dikatakan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan, kemampuan tersebut bisa terlihat pada ranah kognitif (sesuai bidang studi), ranah afektif (sesuai jenis nilai, norma dan perilaku) maupun ranah psikomotorik siswa (sesuai dengan keterampilan yang diajarkan). Hal tersebut sejalan dengan pernyataan dari Dimyati & Mudjiono (2006,250-251) yang mengungkapkan bahwa: Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-

2 belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terkait dengan bahan pelajaran. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil belajar siswa pada setiap standar kompetensi baru dapat dikatakan terpenuhi apabila telah mencapai nilai sesuai atau melebihi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), namun saat ini, di SMK Pasundan 1 Cimahi masih terdapat fenomena yang menunjukan masih belum optimalnya proses belajar mengajar, hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya siswa yang belum mampu mencapai nilai sesuai bahkan melebihi KKM pada mata pelajaran tertentu. Setelah melaksanakan observasi prapenelitian, salah satu standar kompetensi yang masih dirasa belum optimal dalam proses pembelajarannya adalah standar kompetensi menangani surat/dokumen kantor, peneliti menemukan bahwa hasil belajar siswa kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran (AP) di SMK Pasundan 1 Cimahi untuk standar kompetensi menangani surat/dokumen kantor masih dapat dikatakan rendah. Nilai pada standar kompetensi tersebut dapat dikatakan masih belum memuaskan, hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 1.1 Nilai Ujian Akhir Semester Standar Kompetensi Menangani Surat/Dokumen Kantor Tahun Pelajaran 2010-2011 No Kelas KKM Nilai Presentase di >91 81>90 70>80 <70 Bawah KKM Tahun 2010/2011 1 XI AP 1 70 2 12 20 8 19% 42 Jumlah Siswa

3 2 XI AP 2 70 1 10 18 14 33% 43 3 XI AP 3 70 0 9 20 11 28% 40 Nilai Ujian Akhir Semester Standar Kompetensi Menangani Surat/Dokumen Kantor Tahun Pelajaran 2011 s.d 2012 No Kelas KKM Nilai Presentase di >91 81>90 70>80 <70 Bawah KKM Tahun 2011/2012 1 XI AP 1 70 1 11 16 11 28% 39 2 XI AP 2 70 1 4 21 12 32% 38 3 XI AP 3 70 0 13 15 10 36% 38 Nilai Ujian Akhir Semester Standar Kompetensi Menangani Surat/Dokumen Kantor Tahun Pelajaran 2012 s.d 2013 Jumlah Siswa No Kelas KKM Nilai Presentase di >91 81>90 75>80 <74 Bawah KKM Tahun 2012/2013 1 XI AP 1 75 1 1 0 37 95% 39 2 XI AP 2 75 0 0 4 35 90% 39 Sumber : Data pra penelitian yang diolah Jumlah Siswa Hasil nilai ujian akhir sekolah dalam kurun waktu tiga tahun apabila diinterpretasikan kedalam grafik maka dapat digambarkan sebagai berikut: 100,00% Nilai UAS Tahun Ajaran 2010-2012 50,00% 0,00% 2010-2011 2011-2012 2012-2013 XI AP 1 19,00% 28,00% 95,00% XI AP 2 33,00% 32,00% 90,00% XI AP 3 28,00% 36,00% 0 Dalam tiga tahun terakhir, dari data diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada standar kompetensi tersebut mengalami fluktuasi yang cukup

4 signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari prosentase nilai siswa dibawah KKM, untuk kelas XI AP 1 dari tahun ajaran 2010-2011 siswa yang dibawah KKM berkisar 19%, kemudian naik sebesar 9% menjadi 28% di tahun ajaran 2011-2012 dan terus meningkat drastis sebesar 67% menjadi hampir 95% untuk siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM pada tahun ajaran 2012-2013. Hal tersebut juga terjadi di kelas XI AP 2, dimana prosentase siswa di bawah KKM pada tahun ajaran 2010-2011 sebesar 33% dan menurun1% menjadi 32% pada tahun ajaran 2011-2012, sama seperti kelas XI AP 1 di tahun ajaran 2012-2013 prosentase siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM melonjak drastis sebesar 58% menjadi 90%. Untuk kelas XI AP 3 pada tahun ajaran 2010-2011 prosentase siswa dibawah KKM sebesar 28% peningkatan prosentase siswa di bawah KKM tidak terjadi cukup signifikan hanya meningkat sebesar 8% menjadi 36% di tahun ajaran 2011-2012, namun di tahun 2012-2013 SMK Pasundan 1 Cimahi membuat kebijakan untuk mengadakan 2 Kelas saja di tahun ajaran tersebut, sehingga tidak ada kelas XI AP 3. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tahun ajaran 2012-2013 menjadi tahun yang paling tinggi prosentase siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM, oleh karenanya perlu diselidiki apa yang menjadi permasalahan atas peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM pada standar kompetensi tersebut.

5 Standar kompetensi ini merupakan salah satu standar kompetensi yang memberikan gambaran kepada siswa bagaimana agar siswa terampil memproses surat dalam lingkup administrasi perkantoran. Mengingat standar kompetensi menangani surat/dokumen kantor merupakan salah satu standar kompetensi yang memuat materi mengenai dasar-dasar penanganan surat/dokumen di ruang lingkup administrasi perkantoran, dengan materi yang cukup banyak diperlukan pemahaman yang mendalam untuk mempelajarinya, oleh karenanya perlu dicarikan solusi yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap standar kompetensi tersebut. Memperhatikan seluruh uraian di atas, terlihat bahwa SMK Pasundan 1 Cimahi sedang dihadapkan dengan permasalahan mengenai belum optimalnya proses belajar mengajar. Oleh karena itu kondisi ini memberikan peluang kepada berbagai pihak untuk melakukan studi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, apakah faktor internal dari siswa itu sendiri, faktor lingkungan, ataukah faktor penunjang proses pembelajaran yang tersedia di sekolah. Pada saat studi pendahuluan, peneliti mewawancarai siswa kelas XI Administrasi Perkantoran tahun ajaran 2012-2013 pada tanggal 15 Juli 2013 mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan pada standar kompetensi menangani surat/dokumen kantor, hasil wawancara menunjukan bahwa salah satu faktor dominan yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa pada standar kompetensi menangani surat/dokumen kantor dikarenakan adanya kejenuhan

6 siswa saat mempelajari standar kompetensi tersebut, hal tersebut dikarenakan guru mempergunakan model pembelajaran secara klasikal, maksudnya metode/model yang sering digunakan adalah metode ceramah, mengerjakan LKS dan metode tanya jawab, adapun metode belajar diskusi kelompok atau bekerja kelompok belum dilaksanakan secara optimal. Diakui oleh siswa bahwa dengan metode tersebut siswa cenderung mudah bosan dan kurang tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran, ditambah standar kompetensi bersangkutan memiliki materi pelajaran yang cukup banyak, sedangkan pada saat melakukan wawancara dengan guru standar kompetensi tersebut diakui oleh beliau bahwa memang penerapan berbagai model pembelajaran khususnya metode pembelajaran kooperatif belum pernah dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Belum optimalnya proses belajar mengajar di SMK Pasundan 1 Cimahi (Kelas XI Administrasi Perkantoran) selama ini, sebagaimana ditunjukan oleh fenomena-fenomena yang terjadi, seperti masih banyaknya jumlah siswa yang belum mencapai nilai KKM (Tabel 1.1) diduga karena masih belum optimalnya penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas. Oleh karena itu dalam upaya memahami dan memecahkan masalah fenomena tersebut dan hubungannya dengan masalah penggunaan metode pembelajaran, maka diperlukan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah tersebut.

7 Berdasarkan permasalahan yang dikaji maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan teori belajar menurut Gagne, Gagne memandang belajar adalah suatu proses yang kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas tersebut disebabkan oleh stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar (Sagala, 2012:17). Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal dan proses kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan siasat kognitif (Sagala, 2012:17). Menurut Slameto salah satu faktor yang menunjang keberhasilan belajar siswa adalah faktor metode mengajar guru, Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar (Slameto, 2002:65). Salah satu metode mengajar yang dianggap efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa menurut M.Huda adalah model pembelajaran kooperatif, dalam bukunya disebutkan bahwa Model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai sarana ampuh untuk meningkatkan prestasi belajar siswa (Huda, 2012:67). Adapun model pembelajaran kooperatif yang diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), metode tersebut dipilih karena dalam pelaksanaannya metode ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam penguasaan materi,

8 dan salah satu manfaat dari model pembelajaran kooperatif adalah siswa memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi (Ibrahim, 2000:18). Melalui sintaksnya siswa dituntut untuk memahami konsep dari materi yang sedang dipelajarinya dan dituntut untuk mampu berbagi ide dan pengetahuannya bersama teman dalam kelompoknya, sehingga proses pembelajaran akan berjalan secara aktif dan berpusat pada siswa dan diharapkan melalui proses belajar yang fokus ini siswa mampu meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang diajarkan dalam proses belajar mengajar sehingga mampu meningkatkan hasil belajarnya. Dalam penelitian ini karena peneliti terbatasi oleh waktu maka peneliti merancang penerapan metode ini untuk diterapkan pada satu kompetensi dasar yaitu kompetensi dasar memproses surat/dokumen atau sebanyak 7 kali pertemuan, dan hasil belajar yang difokuskan adalah hasil belajar pada ranah kognitif dan psikomotorik. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Memproses Surat/Dokumen pada Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas XI di SMK Pasundan 1 Cimahi). 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Fokus rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai hasil belajar siswa, banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa secara garis besar

9 Susilana (2006:102) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa sebagai berikut : Faktor-faktor internal, seperti faktor fisiologis atau Faktor psikologis, yaitu: a. Faktor Intelektual - Faktor potensial: intelegensi dan bakat - Faktor actual: kecakapan nyata dan prestasi - Faktor non intelektual: Sikap, Minat,Kebiasaan, Motivasi, Kebutuhan konsep diri,penyesuaian diri, Emosional, dsb. b. Faktor kematangan baik fisik maupun psikis Faktor-faktor eksternal: - Faktor Sosial : Faktor lingkungan keluarga. Faktor sekolah (Metode pembelajaran), Faktor lingkungan masyarakat, Faktor kelompok - Faktor budaya: Adat istiadat, Ilmu pengetahuan dan teknologi, Kesenian. - Faktor lingkungan fisik: Fasilitas rumah, Fasilitas belajar, Iklim belajar, dsb. - Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan (Rudi Susilana, 2006:102) Berdasarkan kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil siswa di kelas XI AP SMK Pasundan 1 Cimahi, diduga faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah masalah penerapan metode pembelajaran yang kurang cocok dengan kapasitas materi pelajaran yang diterima oleh siswa. Oleh karena itu masalah penerapan metode pembelajaran dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran produktif Standar Kompetensi Menangani Surat/Dokumen Kantor belum dilaksanakan secara optimal dan hal ini menyebabkan hasil siswa pada standar kompetensi tersebut relative rendah.

10 Berdasarkan pernyataan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran antara kelas yang diberi treatment metode Numbered Heads Together dan mereka yang tidak diberi treatment pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor?. b. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran dari tahap pretest ke tahap posttest pada kelas yang diberi treatment metode Numbered Heads Together pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor?. c. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran dari tahap pretest ke tahap posttest pada kelas yang diberi metode diskusi kelompok kecil pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor?. 1.3 Tujuan Penelitian melihat: Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk a. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran antara kelas yang diberi treatment metode Numbered Heads Together dan mereka yang tidak diberi treatment pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor.

11 b. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran dari tahap pretest ke tahap posttest pada kelas yang diberi treatment metode Numbered Heads Together pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor. c. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran dari tahap pretest ke tahap posttest pada kelas yang diberi metode diskusi kelompok kecil pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Melalui penelitian ini, besar harapan peneliti agar penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi dalam memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan. Apabila tujuan dalam penelitian ini tercapai, penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua macam kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. 1.4.1. Kegunaan Teoritis Kegunaan teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pendidikan. Temuan-temuan ini dapat dijadikan sebagai referensi bahan kajian untuk pengembangan penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together dalam penelitian yang lebih luas. 1.4.2. Kegunaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diantaranya berguna:

12 1. Bagi penulis, Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman, terutama pada hal penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together pada mata pelajaran produktif standar kompetensi menangani surat/dokumen kantor dan berguna untuk bekal penulis sebagai calon pendidik di dalam meningkatkan hasil belajar siswa 2. Bagi guru, sebagai bahan referensi untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran, sehingga proses belajar berorientasi kepada siswa atau student center 3. Bagi sekolah memberikan sumbangan praktis yang dapat dijadikan referensi bagi pihak sekolah untuk mengembangkan berbagai model pembelajaran dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar yang terus berjalan selalu mengalami perkembangan.