BAB I PENDAHULUAN. Dalam ruang lingkup perusahaan, terdapat serangkaian sumber daya yang tak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. penurunan keuntungan, yang mengakibatkan turunnya tingkat return saham. Grafik LQ45 Periode sampai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama manajemen perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya ialah

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED

BAB 1 PENDAHULUAN. terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor yang menentukan nilai perusahaan. Sejak Modigliani dan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh perusahaan dapat diperoleh di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan. Perkembangan nilai perusahaan, khususnya perbankan selama lima tahun

, 2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI SURVEI IICG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diawali oleh perubahan sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dalam menunjang pertumbuhan perusahaan, karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Praktek tata kelola perusahaan atau good corporate governance yang

BAB I PENDAHULUAN. para pemodal atau investor untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat dunia usaha menjadi lebih kompetitif. Sehingga dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3)

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. dividen yang besarnya minimal sama dengan tingkat bunga deposito atau

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha yang semakin berkembang saat ini membuat persaingan semakin

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pendanaan dari dalam negeri maupun luar negeri. Dimana penghimpunan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

Oleh: Inayah B

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan. menjadi tempat kegiatan investasinya. Kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan

ABSTRAK. Pengaruh Economic Value Added Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. Bidang akuntansi dalam perusahaan bertanggungjawab terhadap laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. tidak relevannya metode pelaporan keuangan tradisional (Orens et al., 2009). Pada

BAB I PENDAHULUAN. dijalankannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis capital structure..., Indra Adi Putra, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pembiayaan usaha. Pasar modal merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. akan menginvestasikan dananya pada tingkat pengembalian (return) sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, ada beberapa hal yang

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perusahaan di Indonesia selain melalui sektor perbankan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjual saham kepada publik di pasar modal. meningkatkan penjualan sahamnya di pasar modal. Jika diasumsikan investor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, public authorities, maupun swasta. Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ruang lingkup perusahaan, terdapat serangkaian sumber daya yang tak berwujud (intangible resources) yang mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan ini akan membawa perusahaan untuk memiliki suatu nama yang dapat membantu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya (Jones, Jones, dan Little, 2000). Adapun belakangan ini, banyak perusahaan di dunia menghadapi berbagai masalah ekonomi yang makin kompleks yang memaksa perusahaan untuk dapat memusatkan perhatian pada pengelolaan nilai (managing value) yang telah di dapat perusahaan melalui optimalisasi alokasi sumber-sumber daya agar tetap memiliki keunggulan daya saing yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage) (Douma dan Schreuder, 1998). Salah satu jalan untuk mendapatkan keunggulan daya saing yang berkelanjutan adalah dengan mengembangkan intangible resources yang salah satunya adalah reputasi perusahaan. Reputasi perusahaan yang baik merupakan sumber daya langka dan berharga, serta merupakan sumber dari keunggulan daya saing untuk mendapatkan above average return (Barney, 1991). Terlebih lagi, reputasi merupakan suatu bagian penting karena ruang lingkupnya yang luas dan secara potensial sangat menguntungkan bagi perusahaan karena mengintegrasikan beberapa pertimbangan (blends 1

considerations) dari keuangan, manajemen, periklanan (advertising), dan hubungan masyarakat (public relations) (Srivastava, et. al., 1997) Bagi perusahaan yang sudah go public atau emiten pasar modal, reputasi perusahaan cenderung dapat meningkatkan penilaian investor, yang pada akhirnya akan memudahkan perusahaan untuk memperoleh modal. Adapun modal menjadi salah satu sumber daya penting bagi perusahaan, namun sangat terbatas jumlahnya, sehingga perlu mendapat perhatian utama (Suta, 2006). Oleh karena itu, para emiten harus mampu menjaga eksistensi perusahaannya tersebut di pasar modal terkait akan kebutuhannya terhadap modal sebagai pembiayaan jangka panjang bagi perusahaannya. Namun pada kenyataannya, Pasar Modal Indonesia (PMI) menghadapi beberapa masalah substansial dalam pengembangannya. Salah satu masalah substansial yang dihadapi, yaitu berkaitan dengan emiten itu sendiri. Emiten harus mampu menunjukkan kepada masyarakat investor bahwa efek yang diterbitkannya memang layak untuk diperdagangkan di bursa. Selain itu, yang terpenting adalah emiten harus mampu menjaga kinerja keuangan (financial performance) perusahaan, dan pada akhirnya mampu memberikan hasil investasi yang sesuai dengan ekspektasi investor. Permasalahan lain yang akan dihadapi dalam pengembangan PMI yang berkaitan dengan emiten adalah kepercayaan masyarakat, khususnya masyarakat investor terhadap emiten itu sendiri. Untuk meningkatkan kepercayaan ini, para emiten harus dapat mengembangkan reputasi dan kinerja perusahaan tersebut (Srivastava, et.al., 1997) dan Jones, Jones, dan Little, 2

2000) sehingga dapat menghasilkan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan. Di Indonesia sendiri, terdapat penelitian yang dilakukan oleh Suta (2006) yang menganalisis hubungan antara reputasi perusahaan dengan kinerja pasar terkait dengan eksistensi emiten di pasar modal, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara reputasi perusahaan dengan kinerja pasar, yang mana dalam penelitian tersebut terdapat indikasi bahwa faktor kepercayaan terhadap emiten merupakan salah satu pertimbangan investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Oleh karena itu, jika reputasi perusahaan merupakan keniscayaan, maka seharusnya peranan perusahaan yang berfungsi sebagai penerbit instrumen investasi di pasar modal (emiten) jelas sangat dominan dan sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan proses pengembangan pasar modal yang optimal. Dari sisi kinerja perusahaan, Nana (2008) mendefinisikan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Kemudian, terdapat dua dimensi klasifikasi untuk mengukur kinerja perusahaan dalam penelitian di bidang manajemen strategi adalah kinerja keuangan dan kinerja operasional. Dimana pengukuran kinerja keuangan dikelompokkan lagi menjadi dua bagian, yaitu pengukuran berbasis akuntansi (accounting-based measure) dan pengukuran berbasis pasar (market-based measure). Pengukuran berbasis akuntansi meliputi pertumbuhan penjualan, profitabilitas, imbal hasil aset, dan laba per 3

saham. Pengukuran berbasis pasar adalah total imbal hasil saham. Sedangkan kinerja operasional mewakili konsep kinerja nonkeuangan seperti pangsa pasar, pengenalan produk baru, kualitas produk, efektivitas pemasaran, dan ukuran-ukuran lain dari efisiensi teknologis yang merupakan bagian dari operasi perusahaan (Venktraman dan Ramanujam, 1986). Selain menjaga kinerja keuangan, 1 emiten juga harus memiliki reputasi perusahaan yang baik untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam mendapatkan modal dan menarik investor di pasar modal. Reputasi yang baik biasanya juga akan mendukung aktivitas bisnis perusahaan, baik dari sisi operasional maupun keuangan. Hasil penelitian Dowling (2001) yang melakukan penelitian di negara bagian Amerika Serikat, mengatakan bahwa jika perusahaan memiliki reputasi melebihi batas rata-rata, maka perusahaan dapat mencapai superior profit. Bagi perusahaan yang telah mencapainya, status reputasi akan dapat membantu ketahanan superior profit tersebut. Hasil ini sejalan dengan penelitian McMillan (1991) yang menunjukkan bahwa reputasi perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap sustainable competitive advantages yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam hal ini, digunakan analisis dengan metode Structural Equation Modelling dengan market to book value sebagai proksi dari kinerja perusahaan. 1 Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya, (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002). 4

Hal tersebut juga sependapat dengan hasil penelitian Robert dan Dowling (1997) yang mengatakan bahwa reputasi dapat membantu perusahaan untuk memiliki waktu yang lebih lama dalam mempertahankan keunggulan daya saing yang akhirnya akan membawa perusahaan menuju peningkatan kinerja yang lebih baik lagi (superior performance). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa reputasi sebagai intangible asset mampu merepresentasikan porsi yang signifikan dari nilai suatu perusahaan yang ingin terus berkembang. Sebagai contoh PT Telkom, Tbk, yaitu salah satu perusahaan publik yang tercatat memiliki reputasi yang cukup baik terus mengalami peningkatan laba dan pendapatan usaha dengan menyandang predikat sebagai salah satu perusahaan terbaik (The Best Company) di bidang telekomunikasi dari tahun 2003 2006 versi Majalah SWA. Hasil survey ini tidak hanya didasarkan pada reputasi perusahaan dan pencapaian Economic Value Added (EVA), tetapi juga brand equity dari produk-produk yang ditawarkan oleh telkom. 2 Reputasi perusahaan sendiri didefinisikan sebagai suatu behavioral trait yang dibangun oleh serangkaian kegiatan yang konsisten. Reputasi yang terbentuk akan meningkatkan nilai perusahaan (firm value) secara implisit dan dapat dijual kepada stakeholders-nya (Dobson, 1989). 3 Di Indonesia sendiri, peran reputasi perusahaan mengemuka ketika terjadi krisis ekonomi yang 2 The Best Company 2003 2006, Majalah SWA edisi SWA 15/XXII/27 Juli 9 Agustus 2006. 3 Signifikansi makna reputasi ini juga terlihat dari laporan survei atas 1500 anggota yang merupakan perwakilan dari kurang lebih 1000 perusahaan-perusahaan global terkemuka, yang hadir pada rapat tahunan World Economic Forum 2004. Survei tersebut menunjukkan bahwa reputasi perusahaan bernilai lebih tinggi dari stock market performance, profitability dan return on investment (WEF, 2004), (dikutip dari penelitian Suta, 2006). 5

dimulai dari krisis moneter pada pertengahan 1997 dan mencapai puncaknya pada tahun 1998 (Kim dan Mark, 1999). 4 Pada masa itu, banyak perusahaan yang tidak mampu membayar hutang-hutangnya pada bank dan keadaan itu mengakibatkan hancurnya sistem perbankan dalam negeri. Peran reputasi perusahaan di Indonesia juga terlihat ketika reputasi Prudential sebagai perusahaan asuransi besar jatuh di mata masyarakat karena dipailitkan oleh pengadilan (www.asiatimes.com, 2004). Dari penjelasan diatas, terlihat betapa pentingnya reputasi perusahaan di kalangan masyarakat investor sehingga mendorong peneliti untuk meneliti mengenai reputasi perusahaan terkait dengan kinerja perusahaan, khususnya dalam penelitian ini peneliti menggunakan imbal hasil saham (stock return) sebagai proksi-nya. Sebagaimana yang dilakukan oleh Srivastava, et. al. (1997) yang menggunakan beta sebagai pengukuran risiko dari volatilitas rate of return, kemudian Roberts dan Dowling (1997) yang menggunakan rate of return sebagai proksi dari kinerja perusahaan-nya. Sedangkan untuk reputasi itu sendiri, peneliti menggunakan variabel-variabel pembentuk reputasi sebagai hasil dari analisis faktor oleh Suta (2006), dimana variabel-variabel tersebut merupakan bentuk usaha dari emiten untuk memperkuat reputasi-nya di mata publik. Studi yang dilakukan oleh Fombrun (2001) dengan mengadopsi hasil penelitian dari Millgrom dan Roberts (1986) menyatakan bahwa reputasi perusahaan merupakan hasil proses pembentukan yang dapat meningkatkan 4 Dikutip dari penelitian Suta (2006). 6

citra perusahaan di pasar modal dan dimata investor. Namun, sangat disayangkan bahwa pada kenyataannya di Indonesia sendiri, tingkat kepedulian investor akan reputasi suatu perusahaan masih terbilang rendah. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas masyarakat investor di Indonesia yang berorientasi pada investasi jangka pendek. Selain itu, masih adanya mekanisme manajemen perusahaan yang berlandaskan family business sehingga kurang memperhatikan dampak dari reputasi perusahaan terhadap kelangsungan bisnis perusahaan tersebut di masa depan. 5 Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan saham-saham emiten yang termasuk dalam indeks LQ 45 sebagai sampel penelitian. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Suta (2006) dalam penelitiannya bahwa emiten yang termasuk dalam indeks ini merepresentasikan kepentingan pasar secara keseluruhan, namun belum tentu memiliki reputasi yang baik. B. Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dijabarkan diatas, maka peneliti merumuskan beberapa pokok permasalahan dalam penelitian ini, dimana peneliti mengaitkan variabel-variabel pembentuk reputasi perusahaan sebagai variabel independennya yang diadopsi dari penelitian Suta (2006) dengan variabel kinerja perusahaan yang diadopsi dari peneliti lainnya seperti Srivastava, et. al. (1997) yaitu: 5 Ibid. 7

1. Apakah ada pengaruh tanggung jawab sosial sebagai salah satu variabel pembentuk reputasi perusahaan terhadap total imbal hasil saham (stock return) perusahaan publik di Indonesia? 2. Apakah ada pengaruh corporate governance (tata kelola perusahaan) 6 sebagai salah satu variabel pembentuk reputasi perusahaan terhadap total imbal hasil saham (stock return) perusahaan publik di Indonesia? 3. Apakah ada pengaruh reputasi pucuk pimpinan perusahaan sebagai salah satu variabel pembentuk reputasi perusahaan terhadap total imbal hasil saham (stock return) perusahaan publik di Indonesia? 4. Apakah ada pengaruh ukuran-ukuran akuntansi sebagai salah satu variabel pembentuk reputasi perusahaan terhadap total imbal hasil saham (stock return) perusahaan publik di Indonesia? 5. Apakah variabel-variabel pembentuk reputasi perusahaan, yaitu tanggung jawab sosial, tata kelola perusahaan, reputasi pucuk pimpinan perusahaan, dan ukuran-ukuran akuntansi secara keseluruhan relevan mempengaruhi total imbal hasil saham (stock return) sebagai proksi dari kinerja perusahaan publik di Indonesia? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian mengenai Pengaruh Variabel-variabel Pembentuk Reputasi Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan: Studi Empiris Pada Indeks LQ 45 Periode 2007 memiliki beberapa tujuan, baik itu yang bersifat umum 6 Penggunaan kata Tata Kelola Perusahaan sebagai terjemahan dari kata Corporate Governance pada bab ini dan beberapa bab selanjutnya dikutip dari penelitian Suta (2006). 8

maupun yang bersifat khusus. Adapun rincian dari tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejauh mana tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan mempengaruhi total imbal hasil saham (stock return) sebagai proksi dari kinerja perusahaan. 2. Untuk mengetahui sejauh mana tata kelola perusahaan yang dilakukan oleh perusahaan mempengaruhi total imbal hasil saham perusahaan (stock return) sebagai proksi dari kinerja perusahaan. 3. Untuk mengetahui sejauh mana reputasi pucuk pimpinan perusahaan mempengaruhi total imbal hasil saham perusahaan (stock return) sebagai proksi dari kinerja perusahaan. 4. Untuk mengetahui sejauh mana ukuran-ukuran akuntansi yang digunakan oleh perusahaan mempengaruhi total imbal hasil saham perusahaan (stock return) sebagai proksi dari kinerja perusahaan. 5. Untuk mengetahui sejauh mana reputasi perusahaan yang terkonstruksikan dari keempat variabel tersebut (tanggung jawab sosial, tata kelola perusahaan, reputasi pucuk pimpinan perusahaan, dan ukuran-ukuran akuntansi) mempengaruhi stock return sebagai proksi dari kinerja perusahaan secara keseluruhan. D. Signifikansi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak pelaku dunia keuangan, seperti: 9

1. Bagi praktisi/ investor, penelitian ini diharapkan dapat mendorong para investor untuk melihat lebih jauh arti penting sebuah reputasi perusahaan. 2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan membuka kesempatan untuk melakukan penelitian-penelitian lanjutan untuk menyempurnakan penelitian ini. E. Sistematika Penulisan Sistematika penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bagian ini membahas latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN Bab ini mengurai teori-teori dan kajian literatur lainnya yang berkaitan dengan reputasi perusahaan dan kinerja keuangan, termasuk didalamnya adalah temuan-temuan dari penelitian terdahulu. Selain itu, dalam bab ini juga akan diuraikan metode penelitian seperti yang berisi karakteristik data dan sampel yang akan dianalis, operasionalisasi variabel-variabel penelitian, model analisis, dan hipotesis-hipotesis yang akan diuji. 10

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN Pada bab ini digambarkan karakteristik obyek penelitian yang mencakup ringkasan mengenai sejarah, fakta-fakta, dan perkembangan yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang peneliti angkat untuk di teliti. BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil penelitian yang diperoleh dari metode penelitian yang telah dijelaskan dalam BAB III. BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri atas simpulan akhir dari penelitian dan rekomendasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 11