NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan. tak berharga. Seperti sampah organik yang banyak di pedesaan, meski

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Pengembangan Desain dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Sekam Padi

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

BAB I PENDAHULUAN. Sampah menjadi masalah bagi sebagian besar masyarakat. indonesia, di daerah perdesaan banyak sekali sampah organik kebun

BAB I PENDAHULUAN. Energi alternatif yang dapat diperbarui salah satunya adalah. pengolahan sampah organik. Di Indonesia sering sekali kita jumpai

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. produksi gabah pada tahun 2013 mencapai 70,87 juta ton dengan. dengan 2013, produksi padi rata-rata meningkat sekitar 3,5% setiap

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UTA LUTFI WICAKSONO D

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

Pengembangan Desain dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Sekam Padi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan suatu penyebab pencemaran lingkungan dan. polusi udara. Penanganan yang kurang tepat dapat memicu terjadinya hal

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

Pengaruh Ukuran Partikel Terhadap Kerja Reaktor Bubble Fluidized Bed Gasifire

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

Pengembangan Teknologi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Dengan Pemurnian Gas Menggunakan Zeolite Pada Variasi Jumlah Tabung

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat. sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

STUDI GASIFIKASI BATU BARA LIGNITE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA UNTUK KEPERLUAN KARBONASI

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SERUTAN KAYU JATI

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

PENGARUH DISTRIBUTOR UDARA PADA TUNGKU GASIFIKASI UPDRAFT

PENGEMBANGAN DESAIN ALAT PRODUKSI GAS METANA DARI PEMBAKARAN SEKAM PADI MENGGUNAKAN FILTER TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. alternatif penghasil energi yang bisa didaur ulang secara terus menerus

Bab 2 Tinjauan Pustaka

UJI KINERJA REAKTOR GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT PADA BERBAGAI VARIASI DEBIT UDARA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

BAB I PENDAHULUAN. batubara dan lainnya menjadikan harga energi terus maningkat. Negara Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa mengenai

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetis,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

I. PENDAHULUAN. mengimpor minyak dari Timur Tengah (Antara News, 2011). Hal ini. mengakibatkan krisis energi yang sangat hebat.

Pengaruh Kecepatan Udara Terhadap Kerja Reaktor Bubble Fluidized Bed Gasifire

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BEJANA PENGUAP DENGAN PIPA API MENGGUNAKAN VARIASI DEBIT GELEMBUNG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SEKAM PADI DENGAN AIR HEATER

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi yang keberadaanya dialam terbatas dan akan habis. dalam kurun waktu tertentu, yaitu minyak bumi, gas alam, dan

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

STUDI GASIFIKASI BERBAHAN BAKAR SEKAM PADI DENGAN VARIASI ISOLATOR DENGAN KECEPATAN UDARA 7,6 M/S UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

6/23/2011 GASIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi. dalam proses pembakaran limbah biomassa adalah dengan

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat, Peningkatan kebutuhan energi yang tidak diimbangi. pengurangan sumber energy yang tersedia di dunia.

Gasifikasi - Pirolisis Pembakaran

Peningkatan Kadar Karbon Monoksida dalam Gas Mempan Bakar Hasil Gasifikasi Arang Sekam Padi

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN DISTRIBUTOR UDARA JENIS PLAT

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

PENGARUH KOMPOSISI BIOMASSA SERBUK KAYU DAN BATU BARA TERHADAP PERFORMA CO-GASIFIKASI REAKTOR BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER

INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti

TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER DAN TANPA AIR HEATER UNTUK BEJANA PENGUAP PIPA API

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

TUGAS AKHIR PENGARUH PENGGUNAAN FILTER DENGAN MEDIA ARANG TEMPURUNG KELAPA, ZEOLIT DAN SILICA GEL TERHADAP GAS YANG DIHASILKAN DARI REAKTOR GASIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

Mengapa Air Sangat Penting?

Arang Tempurung Kelapa

Studi Eksperimen Gasifikasi Pada Reaktor Fluidized Bed Dengan Bahan Bakar Ampas Tebu

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER

PENGARUH UKURAN BAHAN BAKAR TERHADAP HASIL GAS REAKTOR BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI BAHAN BAKAR PADA TUNGKU GASIFIKASI TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Teknologi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Menggunakan Media Pemurnian Batu Kapur, Arang Batok Kelapa, Batu Zeolite Dengan Satu Tabung Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik S1 Pada Fakultas Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: UTA LUTFI WICAKSONO D 200090057 JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Pengembangan Teknologi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Menggunakan Media Pemurnian Batu Kapur, Arang Batok Kelapa, Batu Zeolite Dengan Satu Tabung Uta Lutfi Wicaksono, Sartono Putro, Amin Sulistyanto Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasuro e-mail:utalutfi@yahoo.com ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan teknologi alat produksi gas metana dari sampah organik sekam padi dengan cara dibakar, mengetahui pengaruh pemurnian gas metana dengan menggunakan media batu kapur, arang batok kelapa, batu zeolite terhadap waktu nyala efektif, temperatur pembakaran dan jumlah kalor dengan metode pendidihan air. Pada penelitian ini menggunakan variasi media pemurnian dengan batu kapur, arang batok kelapa, batu zeolite dengan satu tabung. Mengambil data setiap 5 kg sekam padi meliputi volume air yang dapat dididihkan, lama waktu nyala efektif, temperatur pembakaran serta perubahan temperatur 1 liter air setiap dua menit. Hasil penelitian menunjukan menggunakan batu kapur sebagai media pemurnian gas didapatkan temperatur tertinggi sebesar 673 0 C, waktu nyala efekif selama 56 menit, dan jumlah kalor pendidihan air 1223,48 kj. Menggunakan arang batok kelapa didapatkan temperatur tertinggi sebesar 721 0 C, waktu nyala efektif selama 38 menit, dan jumlah kalor pendidihan air 917,61 kj. Menggunakan batu zeolite didapatkan temperatur tertinggi sebesar 746 0 C, waktu nyala efektif selama 70 menit, dan jumlah kalor pendidihan air 1529,35 kj. Kata Kunci: Media Pemurnian, Sekam Padi, Kalor.

A. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan tak berharga. Seperti sampah organik yang banyak di pedesaan, meski setiap hari manusia selalu menghasilkan sampah, manusia pula yang paling menghindari sampah. Selama ini sampah organik dikelola dengan konsep umum seperti, dibakar, padahal dari hasil pembakaran sampah organik tersebut menghasilkan kandungan gas metana, gas karbon monoksida dan senyawa lain yang berbahaya bagi lingkungan. Di daerah perkotaan sampah rumah tangga yang semakin lama semakin bertambah menjadi suatu masalah krusial seiring meningkatnya populasi penduduk sehingga pemerintah memerlukan lokasi penampungan yang lebih besar dan lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Untuk menanggulangi masalah tersebut, bagaimanan cara memanfaatkan gas metana hasil pembakaran sampah organik sebagai salah satu sumber energi alternatif pengganti bahan bakar LPG. Gasifikasi adalah konversi bahan bakar padat menjadi gas dengan oksigen terbatas yang menghasilkan gas yang bisa dibakar. Teknologi gasifikasi sebagai salah satu teknologi konversi energi saat ini masih sangat terbatas penggunaannya di Indonesia. Penelitian mengenai gasifikasi juga masih sangat sedikit dilakukan. Padahal teknologi tersebut menghasilkan bahan bakar gas yang fleksibel penggunaannya, mulai dari untuk memasak dengan nyala api yang bersih sampai untuk menjalankan motor penggerak diantaranya motor busi, motor diesel, maupun turbin (Tasliman, 2006). Penelitian tentang pemanfaatan gas metana dari hasil pembakaran sampah organik, telah banyak dilakukan, oleh ( Syawal, I., 2011.) melakukan penelitian Rancang Bangun dan Pengujian Alat Produksi Gas Metana dari Sampah Organik dengan Variasi Bahan Sekam Padi, Tempurung Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu. dimana gas metana digunakan sebagai nyala api kompor. Dalam prosesnya terjadi beberapa tahapan sebelum menjadikan gas metana sebagai bahan bakar nyala api kompor. Tahap pertama sampah organik dibakar direaktor pembakaran sehingga menghasilkan gas asap pembakaran berupa gas metana yang merupakan bahan bakar api

kompor dan gas-gas lain hasil pembakaran sampah organik. Tahap kedua gas hasil pembakaran sampah organik mengalir masuk menuju tangki absorber, pada penelitian iniproses pemurnian gas menggunakan tangki absorber yang berisi air berdiameter 580 mm dan tinggi 890 mm. Tetapi pada penelitian ini masih terdapat kelemahan, antara lain untuk mengaduk bahan bakar yang ada didalam reaktor harus membuka tutup reaktor, sehingga pada saat membuka tutup reaktor gas-gas hasil pembakaran otomatis akan banyak terbuang keluar. Penelitian ( Syawal, I., 2011.) dilanjutkan oleh (Putro, A,S, 2013) yang meneliti menggunakan Desain Dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Sekam Padi. Pada dasarnya cara kerja dari penelitian ini adalah sama yaitu tahap pertama sampah organik sekam padi dibakar didalam reaktor, dan tahap kedua gas hasil pembakaran sekam padi mengalir masuk menuju tangki absorber. Namun pada penelitian tersebut tutup reaktor telah dipasang pengaduk yang berfungsi sebagai pengaduk bahan bakar yang ada didalam reaktor, dan tangki absorber yang digunakan berdiameter 280 mm dan tinggi 520 mm. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh ( Saputro, Y 2014) Pengembangan desain alat produksi gas metana dari pembakaran sekam padi menggunakan filter tunggal. Jenis Pembentukan gas metana yaitu Thermal Process Gasification, menggunakan prinsip kerja updraft gasification dan media yang digunakan untuk pemurnian gas metana yang terdapat didalam filter tersebut adalah glas wool. Media yang digunakan untuk pemurnian gas metana tersebut masih terdapat kelemahan yaitu glas wool didalam filter hanya berfungsi sebagai penyaring partikel padat namun tidak mampu mengikat gas yang tidak diinginkan yang ikut terbawa gas hasil pembakaran. Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki penelitian sebelumnya. Dengan merubah media yang digunakan untuk pemurnian gas hasil pembakaran. Media yang digunakan adalah batu kapur, arang batok kelapa, dan batu zeolite, penggunaan media tersebut diharapkan mampu menyaring gas yang tidak diinginkan yang ikut terbawa oleh gas hasil pembakaran sekaligus memurnikannya.

2. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui pengaruh pemurnian gas metana dengan menggunakan media batu kapur, arang batok kelapa, batu zeolite terhadap waktu nyala efektif, kalor pembakaran, dan temperatur air melalui metode pendidihan air. B. KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 1. KAJIAN PUSTAKA Syawal, I.,( 2011 ) melakukan penelitian Rancang Bangun dan Pengujian Alat Produksi Gas Metana dari Sampah Organik dengan Variasi Bahan Sekam Padi, Tempurung Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu. dimana gas metana digunakan sebagai nyala api kompor. Dalam prosesnya terjadi beberapa tahapan sebelum menjadikan gas metana sebagai bahan bakar nyala api kompor. Tahap pertama sampah organik dibakar direaktor pembakaran sehingga menghasilkan gas asap pembakaran berupa gas metana yang merupakan bahan bakar api kompor dan gas-gas lain hasil pembakaran sampah organik. Tahap kedua gas hasil pembakaran sampah organik mengalir masuk menuju tangki absorber, pada penelitian iniproses pemurnian gas menggunakan tangki absorber yang berisi air berdiameter 580 mm dan tinggi 890 mm. Hasil pengujian menunjukkan, nyala efektif 5 kg sekam padi 152 menit dengan nilai kalor 6.032,7 kj, nyala efektif tempurung kelapa 102 menit dengan nilai kalor 4.423,98 kj, dan nyala efektif serbuk gergaji kayu jati 224 menit dengan nilai kalor 5.228,38 kj. Putro, A,S, (2013). Pengembangan desain dan konstruksi alat produksi gas metana dari pembakaran sampah organik sekam padi. pada penelitian ini ada dua tipe dimensi penggunaan tangki absorber yaitu tangki A diameter 580 mm dan tinggi 890 mm, serta tangki B diameter 280 mm dan tinggi 520 mm. Hasil penelitian penggunaan tangki tipe A waktu nyala efektif dalam membakar gas metana untuk mendidihkan air sebanyak 1 liter menghasilkan dua kali percobaan pendidihan air yaitu selama 46 menit. Kalor yang dihasilkan sebesar 569,2 kj dengan daya rata-rata pendidihan air sebesar 206,63 J/s. Sedangkan untuk penggunaan tangki B dalam pembakaran gas metana untuk mendidihkan air sebanyak 1 liter menhasilkan dua kali percobaan pendidihan air yaitu selama 36 menit. Kalor yang dihasilkan

sebesar 569,2 kj dengan daya rata-rata pendidihan air sebesar 266,82 J/s. Rifa i, A ( 2014 ) Pengembangan desain alat produksi gas metana dari pembakaran sampah organik dengan pemurnian gas menggunakan filter tipe ganda, dan didalam filter diisi dengan glass wool sebagai penyaring partikel kecil yang ikut terbawa gas asap pembakaran. Hasil penggunaan satu filter temperatur pembakaran rata-rata 462,792 C, dua filter temperatur pembakaran rata-rata 435,548 C, dan tiga filter temperatur pembakaran rata-rata 383,771 C. Dan nyala efektif menggunakan satu filter selama 48 menit, dan dapat menghasilkan percobaan pendidihan air sebanyak dua kali, kemudian menggunakan dua filter nyala efektif selama 62 menit, dan menghasilkan percobaan pendidihan air sebanyak tiga kali, dan menggunakan tiga filter didapat nyala efektif selama 70 menit, dan menghasilkan percobaan pendidihan air sebanyak tiga kali. 2. LANDASAN TEORI a. Pembakaran Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara bahan bakar dengan oksigen yang disertai dengan timbulnya cahaya dan kalor atau panas.pembakaran berdasarkan gas sisa yang dihasilkan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: 1. Pembakaran sempurna, yaitu pembakaran dimana semua bahan yang terbakar membentuk gas karbon dioksida, air dan sulfur, sehingga tidak ada lagi bahan yang tersisa. 2. Pembakaran tidak sempurna, yaitu pembakaran yang menghasilkan gas karbon monoksida (CO), dimana salah satu penyebabnya adalah kekurangan jumlah oksigen.

Tabel 2.1. Unsur Kimia Berat molekul Unsur ( kg/kg mol ) C 12 O 2 32 H 2 2 S 32 N 2 28 CO 2 44 SO 2 64 H 2 O 18 b. Pemurnian Gas Pembakaran sampah yang dilakukan direaktor sampah menghasilkan gas pembakaran berupa gas metana (CH 4 ), gas karbon dioksida (CO 2 ), gas hidrogen (H 2 ), hidrogen sulfida (H 2 S), gas karbon monoksida (CO) dan TAR. Kemurnian gas metana (CH 4 ) menjadi hal yang sangat penting karena merupakan bahan bakar yang berpengaruh terhadap nilai kalor atau panas yang dihasilkan, sehingga perlu dilakukannya pemurnian gas metana dengan membuang gas hasil pembakaran yang tidak diinginkan. Ada beberapa teknik pemurnian atau pembersihan dan pendinginan gas biomassa, teknik pemurnian dan pembersihan antara lain berupa: 1.Pemisahan partikel padat dan debu halus dengan siklon atau filter 2.Pencucian TAR dengan dilewatkan air tergenang 3.Pencucian dengan cara di semprot air 4.Penyaringan kering menggunakan bahan kering sistem curah (Adsorpsi) 5.Penyaringan dengan lembaran kain

c. Gasifikasi Menurut Higman Van Der Burgt (2003), gasifikasi adalah konversi bahan bakar padat menjadi gas. prinsip kerjanya gasifikasi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Downdraftgasification 2. Updraftgasification 3. Crosstdraft gasification d. Sampah Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Berdasarkan sifatnya sampah diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: 1. Sampah organik 2. Sampah anorganik e. Gas metana Gas metana adalah hidrokarbon sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH 4. Metana merupakan komponen utama gas alam dan termasuk sumber bahan bakar utama. Tahap terbentuknya gas metana (CH 4 ) dari pembakaran sekam padi. 1. Driying 2. Devolation + combustion C + O 2 = CO 2 ( + 393 MJ/kg mole) 2H 2 + O 2 = 2H 2 O ( - 242 MJ/kg mole) 3. Gassification of Char (arang) C + O 2 CO 2-394.4 kj/mole C + ( 1 / 2 ) O 2 CO - 110.6 kj/mole C + CO 2 2CO + 173.0 kj/mole C + H 2 O (g) CO+H 2 + 131.4kJ/mole C 2H 2 CH 4-71.0kJ/mole f. Kalor Kalor adalah energi yang merambat atau berpindah akibat perbedaan suhu atau temperatur. Jumlah kalor yang dibutuhkan untuk mendidihkan air dapat dicari. Q = m x h = m x (hf 2 hf 1 ). (2) dimana :

Q = Banyaknya kalor, (Joule) m = Massa benda, (kg) h= (hf 2 hf 1 ) Enthalphi pendidihan air (kj/kg) C. METODOLOGI PENELITIAN Kegiatan penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan diagram alir pada gambar di bawah ini. mulai Gasifikasi sampah organik sekam padi Pemurnian gas menggunakan satu tabung Batu kapur Arang batok kelapa Batu zeolite Pengambilan data: Temperatur air, temperatur pembakaran dan lama nyala efektif, Analisis data dan penarikan kesimpulan Pembuatan laporan selesai Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

D. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 800 Temperatur Pembakaran ( C) 700 600 500 400 300 Batu Kapur Arang Batok Kelapa Batu Zeolite 200 0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60 64 68 72 76 80 Waktu (Menit) Gambar 2. Grafik perbandingan temperatur pembakaran dengan waktu nyala efektif pada penggunaan Media Pemurnian Batu Kapur, Arang Batok Kelapa, Batu Zeolite. Dari grafik diatas diketahui bahwa nyala efektif paling lama adalah dengan menggunakan media batu zeolite yaitu selama 70 menit, pada penggunaan media batu kapur selama 56 menit, pada penggunaan media arang batok kelapa selama 38 menit. Temperatur pembakaran tertinggi yaitu pada percobaan yang menggunakan media Batu zeolite, pada menit ke-8 dengan temperatur pembakaran sebesar 746 0 C, untuk media arang batok kelapa pada menit ke-4 dengan temperatur 721 0 C, dan pada media batu kapur menit ke-4 dengan temperatur pembakaran sebesar 673 0 C. Penurunan temperatur terjadi karena pembakaran sekam padi telah habis, sehingga gas metana yang dihasilkan juga mengalami penurunan.

Temperatur ( C) 100 90 80 70 60 50 40 30 Air ke 1 Air ke 2 Air ke 3 Air ke 4 20 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Waktu (Menit) Gambar 3. Grafik hubungan antara temperatur air dengan waktu pada media pemurnia batu kapur. dapat diketahui percobaan pendidihan air sebanyak empat kali, waktu untuk percobaan pendidihan air ke 1 selama 10 menit, air ke 2 selama 12 menit, air ke 3 selama 14 menit, dan pada percobaan air ke 4 diperoleh waktu selama 20 menit. Setiap percobaan pendidihan air waktu yang diperlukan semakin lama, dikarenakan temperatur pembakaran semakin rendah.

Temperatur ( C) 100 90 80 70 60 50 40 30 Air ke 1 Air ke 2 Air ke 3 20 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Waktu (Menit) Gambar 4. Grafik hubungan antara temperatur air dengan waktu pada media arang batok kelapa. didapatkan percobaan pendidihan air sebanyak tiga kali, waktu untuk percobaan pendidihan air ke 1 selama 10 menit, air ke 2 selama 12 menit, air ke 3 selama 16 menit. Setiap percobaan pendidihan air waktu yang diperlukan semakin lama, dikarenakan temperatur pembakaran semakin rendah.

Temperatur ( C) 100 90 80 70 60 50 40 30 Air ke 1 Air ke 2 Air ke 3 Air ke 4 Air ke 5 20 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Waktu (Menit) Gambar 5. Grafik hubungan antara temperatur air dengan waktu pada media batu zeolite. didapat percobaan pendidihan air sebanyak lima kali, waktu tercepat untuk pendidihan air terjadi pada percobaan ke 1 dengan waktu 10 menit, air ke 2 dengan waktu 12 menit, air ke 3 dengan waktu 14 menit, air ke 4 dengan waktu 16 menit, air ke 5 dengan waktu 18 menit. Setiap percobaan pendidihan air waktu yang diperlukan semakin lama, dikarenakan temperatur pembakaran semakin rendah.

Temperatur Pembakaran( 0 C ) 700 600 500 400 300 200 100 0 Batu Kapur 1 Arang batok 2 kelapa Batu Zeolite 3 Gambar 6. Diagram Perbandingan antara temperatur pembakaran rata-rata dengan media pemurnian. di atas menunjukkan hubungan antara temperatur pembakaran ratarata dengan media pemurnian. Pada penggunaan batu kapur temperatur pembakaran rata-rata 512 0 C, Untuk penggunaan arang batok kelapa temperatur pembakaran rata-rata 568 0 C, Untuk penggunaan media batu zeolite temperatur pembakaran rata-rata 605 0 C. Perbedaan tinggi rendahnya termperatur pembakaran rata-rata dipengaruhi pada penggunaan media pemurnian,ditunjukkan pada media batu zeolite karena zeolite memiliki potensi tinggi untuk menangkap CO 2. Sehingga berpengaruh terhadap temperatur pembakaran rata-rata.

1600 1400 1200 Kalor( kj ) 1000 800 600 400 200 0 Batu Kapur 1 Arang batok 2 kelapa Batu Zeolite 3 Gambar 7. Diagram perbandingan antara kalor dengan media pemurnian. diatas menunjukkan jumlah kalor pembakaran pada media batu kapur sebesar 1223,48 kj, pada media arang batok kelapa sebesar 917,61 kj, dan pada media batu zeolite sebesar 1529,35 kj. Kemampuan tinggi rendahnya menangkap CO 2 akan mempengaruhi kalor yang didapatkan, kalor pembakaran tertinggi pada penggunaan media batu zeolite, dan kalor pembakaran terendah pada penggunaan media arang batok kelapa. Hal ini disebabkan oleh pengaruh tinggi rendahnya CO 2 yang terserap. Yang dikarenakan dari ketiga media pemurnian tersebut sama-sama memiliki pori atau rongga yang memungkinkan untuk menyerap gas CO 2.

E. PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan analisa dan pembahasan didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Alat produksi gas metana terdiri dari dua alat utama, yaitu reaktor pembakaran dan filter tunggal. a. Spesifikasi reaktor pembakaran : Tinggi albakos : 810 mm Massa kosong : 40 kg Tinggi ruang bakar : 530 mm Tinggi pengaman : 50 mm Diameter reaktor : 570 mm b. Spesifikasi Tabung : Panjang Tabung : 600 mm Diameter tabung : 11 inch Berat kosong : 1,5 kg Diameter lubang asap : 40 mm Jumlah lubang : 2 2. Penggunaan media batu zeolite yang paling baik untuk mengetahui pengaruh terhadap waktu nyala efektif, temperatur pembakaran dan kalor hasil pembakaran. 3. Temperatur tertinggi diperoleh pada penggunaan media batu zeolite sebesar 746 0 C. 4. Waktu nyala efektif terlama diperoleh pada penggunaan media batu zeolite selama 70 menit 5. Kalor pembakaran rata-rata tertinggi pada penggunaan media batu zeolite sebesar 1529,35 kj. 6. Debit udara 0.024 m 3 /s menghasilkan kalor pembakaran 929.52 kj, debit udara 0.022 m 3 /s menghasilkan kalor pembakaran 1033.97 kj dan debit udara 0.020 m 3 /s menghasilkan kalor pembakaran 1096.77 kj. Semakin rendah debit udara 0.024 m 3 /s yang digunakan semakin tinggi kalor pembakaran yang dihasilkan.

SARAN Saran-saran dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Reaktor pembakaran dibuat dimensi yang lebih kecil dan tinggi disesuaikan kebutuhan. 2. Reaktor harus dalam kondisi rapat tanpa ada sedikit pun kebocoran dan tidak perlu alat pengaduk. 3. Saat melakukan pengujian hendaknya kondisi lingkungan harus sama untuk menjaga kualitas data pengujian. 4. Perlu adanya penelitian tentang pereaksian secara kimia.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, Biogas, Diakses 18 September 2014 jam 21.30 WIB http://id.wikipedia.org/wiki/biogas Rifa i, A. 2014. Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Dengan Pemurnian Gas Menggunakan Filter Tipe Ganda Eny apriyanti, Adsorpsi CO 2 Menggunakan Zeolite, Aplikasi Pada Pemurnian Biogas, Diakses 8 Agustus 2014 jam 23.15 WIB Nugroho, R. 2013. Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik.Skripsi. Surakarta: Fakultas Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Putro, A, S. 2013. Pengembangan Desain dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik Sekam Padi. Ir. Tasliman, M.Eng. Teknologi Gasifikasi Biomasa. Laraswati, Novy. 2009. Optimasi Kondisi Proses Pembuatan Kapur Tohor dari Batu Kapur untuk Kebutuhan Pemurnian Nira di Pabrik Gula. Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.