BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan memiliki fungsi perlindungan kepada masyarakat (protective function).

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum adatnya masing-masing. Negara telah mengakui hak-hak adat

BAB I PENDAHULAUN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat) dalam arti negara pengurus. 1 Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. hukum adat terdapat pada Pasal 18 B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, dibidang pemerintah telah terjadi perubahan yang mendasar. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanah, dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara

BAB I PENDAHULUAN. keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, negara mempunyai kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bahwa tujuan pembentukan negara Indonesia adalah...melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. Secara konstitusional hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai rupa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, segala sesuatu dituntut untuk lebih praktis. Kondisi itu makin

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu Indonesia juga merupakan welfare state. sesuai dengan amanat yang tersirat didalam alinea ke IV, Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suku bangsa yang hidup dan tinggal di daerah-daerah tertentu di

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, bijih besi, dan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara, hal ini terlihat dalam Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. dan memperkokoh dalam tatan perekonomian nasional. peningkatan pembangunan pemerintah maupun bagi pengusaha-pengusaha swasta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa..., dalam rangka mencapai tujuan negara. dalam bentuk pemberian pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. betapa besar potensi laut sebagai sumber daya alam. Laut tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kekayaan alam yang tersedia di dalam bumi ini. Salah satu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan Undang- Undang Dasar (UUD) Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945 yang menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan guna

BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia

kemandirian dan kemajuan suatu bangsa. rata-rata negara dengan kekayaan sejahtera. Namun, hal ini harus diiringi dengan pengelolaan yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah-tengah perkembangan dunia usaha saat ini, tepatnya yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. b) Mengatur dan mengawasi menggunakan dan pemanfaatan,

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh: PANDU PERDANA PUTRA BP

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (3) dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian dari permukaan bumi dengan batas-batas tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kototangah Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, pada Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa, Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan. Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada negara Indonesia, tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah yuridis empiris. Yuridis empiris merupakan cara penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan pertumbuhan dan perekonomian dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan tertentu pasti mempunyai tujuan yang sudah dirancang sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi di seluruh sektor kehidupan masyarakat dunia dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. yang kedaulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, tujuan Negara tertuang dalam alinea keempat Pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara

BAB I PENDAHULUAN. Internasional yang merupakan induk sepakbola dunia. Organisasi Internasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara Hukum, hal ini termaktub jelas pada

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena tanah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana amanat Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Indonesia Tahun Dalam Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat)

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini kebutuhan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. termasuk bahan galian pertambangan. Indonesia memiliki ketergantungan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila itu mencangkup sila atau prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebudayaan atau pun kebiasaan masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari keadaan lingkungan alam

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. wajib tunduk pada aturan-aturan hukum yang menjamin dan melindungi hak-hak

BAB I. mensejahterakan kesejahteraan bangsa. Dalam Pasal 34 Undang Undang. Dasar 1945 Negara Republik Indonesia menyebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebutuhan pangan, sandang serta kesempatan kerja. Selain itu, jumlah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu Negara,

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai perbuatan hukum sudah lama melembaga dan dipraktikan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan ini manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam, untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut manusia dituntut untuk melaksanakan suatu usaha ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain. Pekerjaan yang diusahakan sendiri maksudnya adalah bekerja atas usaha modal dan tanggung jawab sendiri. Sedangkan bekerja pada orang lain maksudnya adalah bekerja dengan bergantung pada orang lain, yang memberi perintah dan mengutusnya, karena ia harus tunduk dan patuh pada orang lain yang memberikan pekerjaan tersebut. 1 Dalam melakukan usaha, setiap manusia memiliki hak yang sama. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dari pasal diatas terlihat jelas bahwa dalam melakukan suatu kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tidak ada perbedaan hak antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Sejalan dengan perkembangan usaha yang semakin pesat, maka mengenai suatu kegiatan usaha tidak dapat dilepaskan dari suatu ketentuan dan peraturan yang membutuhkan izin. Di dalam kamus hukum, izin (vergunning) diartikan sebagai perkenaan atau izin dari pemerintah berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah yang disyaratkan untuk perbuatan yang pada umumnya memerlukan pengawasan khusus, tetapi yang pada umumnya tidaklah dianggap sebagai hal-hal yang sama sekali tidak dikehendaki. Ateng Syafrudin mengatakan bahwa izin 1 Zainal Asikin, et. al, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm 1.

bertujuan dan berarti menghilangkan larangan, hal yang dilarang menjadi boleh atau sebagai peniadaan ketentuan larangan umum dalam peristiwa konkret 2. Pada saat ini banyak bermunculan jenis-jenis usaha, salah satunya adalah usaha bengkel las. Bengkel las adalah suatu usaha yang menyediakan jasa pengelasan berbagai jenis logam. Sedangkan pengelasan adalah suatu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang menyatu atau berkelanjutan 3. Salah satu syarat utama untuk mendirikan usaha khususnya usaha bengkel las adalah adanya surat izin gangguan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Izin Gangguan yang dimaksud dengan Izin Gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian, dan gangguan, tidak termasuk tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah. Di kota Padang sendiri banyak terdapat usaha bengkel las. Setiap kegiatan usaha, dimanapun dan kapanpun, pasti akan menimbulkan dampak. Dampak disini dapat bernilai positif yang berarti memberikan manfaat bagi masyarakat dan dampak negatif berarti menimbulkan risiko yang merugikan masyarakat. Adapun dampak positif diantaranya adalah meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar dikarenakan adanya usaha dilingkungan masyarakat tersebut. Akan tetapi, dampak negatif dari usaha tersebut yang sangat menonjol adalah masalah gangguan berupa gangguan terhadap lingkungan dan pencemaran lingkungan. 2 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm 54. 3 http://sahabatsolid.com/apa-itu-bengkel-las/, Apa Itu Bengkel Las, diakses pada Senin, 7 Januari 2015, pukul 17.00.

Gangguan terhadap lingkungan sendiri disebabkan karena adanya usaha bengkel las yang berada di sekitar pemukiman warga. Yang dimaksud dengan gangguan berdasarkan pasal 1 angka (5) Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Izin Gangguan adalah segala perbuatan dan/atau kondisi yang tidak menyenangkan atau mengganggu kesehatan, keselamatan, ketentraman, dan/atau kesejahteraan terhadap kepentingan umum sehingga mengganggu fungsi lingkungan. Sedangkan gangguan terhadap lingkungan berdasarkan pasal 3 ayat (2) Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Izin Gangguan meliputi gangguan terhadap fungsi tanah, air tanah, sungai, laut, udara dan gangguan yang bersumber dari getaran dan atau kebisingan. Serta yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan berdasarkan UU NO 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas dan ketentuan-ketentuan yang ada, maka penulis berkeinginan mengkaji permasalahan tersebut dalam penelitian dengan judul PEMBERIAN IZIN GANGGUAN TERHADAP USAHA BENGKEL LAS SEBAGAI INSTRUMEN PENGENDALIAN KEBISINGAN DI KOTA PADANG B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Bagaimana proses pemberian izin gangguan sebagai instrumen pengendalian kebisingan terhadap usaha bengkel las di kota Padang? 2. Apa kendala yang dihadapi dalam pemberian izin gangguan sebagai instrumen pengendalian kebisingan terhadap usaha bengkel las di kota Padang?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui proses pemberian izin gangguan sebagai instrumen pengendalian kebisingan terhadap usaha bengkel las di kota Padang. 2. Untuk mengetahui kendala dalam pemberian izin gangguan sebagai instrumen pengendalian kebisingan terhadap usaha bengkel las di kota Padang. D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini, kegunaan utama dari penelitian ini diharapkan tercapai, yaitu : a. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan penulis dibidang ilmu hukum, khusunya Hukum Administrasi Negara dan Hukum Perizinan. b. Melatih kemampuan penulis dalam melakukan penelitian dan memaparkan hasil penelitian tersebut dalam bentuk karya ilmiah. c. Agar dapat menerapkan ilmu secara teoritis yang penulis terima selama kuliah dan menghubungkannya dengan data yang penulis peroleh di lapangan. b. Manfaat Praktis a. Memberikan sumbangan pikiran kepada semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan pemberian izin gangguan terhadap Usaha Bengkel las di Kota Padang. b. Memberikan sumbangan pikiran bagi pemerintahan kota Padang dalam hal pelaksanaan pemberian izin gangguan terhadap usaha bengkel las di Kota Padang. E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah segala aktivitas seseorang untuk menjawab permasalahan hukum yang bersifat akademik dan praktisi, baik yang bersifat asas-asas hukum, norma-norma hukum yang hidup dan berkembang dalam masyrakat, maupun yang berkenaan dengan kenyataan hukum dalam masyarakat. 4 Oleh karena itu, metode yang diterapkan harus sesuaikan dengan ilmu pengetahuan dan sejalan dengan objek yang diteliti. Penelitian ini akan dilakukan di Kota Padang. Untuk memperoleh data yang maksimal dalam penelitian dan penulisan ini sehingga tercapai tujuan yang diharapkan maka, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang diterapkan berupa Yuridis Sosiologis yakni pendekatan masalah melalui penelitian hukum dengan melihat norma hukum yang berlaku dan menghubungkannya dengan fakta yang ada dilapangan sehubungan dengan permasalahan yang ditemui dalam penelitian. 5 Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan melihat norma-norma dan aturan aturan hukum yang mengatur mengenai Pemberian Izin Gangguan Terhadap Usaha Bengkel Las di Kota Padang dan menghubungkannya dengan fakta yang ditemui peneliti dilapangan yaitu di Kota Padang. 2. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yang mengungkapkan peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjadi objek penelitian. Demikian juga hukum dalam pelaksanaannya didalam masyarakat yang berkenaan objek penelitian. 6 Dalam penelitian ini peneliti akan mengungkapkan secara menyeluruh mengenai pemberian Izin Gangguan Terhadap Usaha Bengkel Las di Kota Padang. 4 Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm 19. 5 Soejono Abdurrahman, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm 56.. 6 Zainuddin Ali, Op. Cit., hlm 106.

c. Sumber dan Jenis Data a. Sumber Data 1. Penelitian Lapangan Data lapangan yang diperlukan sebagai data penunjamg diperoleh melalui informasi dan pendapat-pendapat dari responden yang ditentukan secara Non Probability Sampling. Non Probability Sampling yaitu bahwa tidak semua elemen dalam polulasi mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. 7 Jenis Probability Sampling yang digunakan yaitu Purposive/Judmental Sampling. Secara prinsipil, teknik ini memilih atau menentukan sendiri setiap unit/objek populasi untuk terpilih sebagai sample. Sample yang dipilih tersebut berdasarkan penelitian atau pertimbangan dianggap dapat mewakili dari suatu populasi yang menjadi objek penelitian. Penelitian lapangan dilakukan di Bengkel Las yang terdapat di Kota Padang dengan cara memilih Bengkel Las secara acak. 2. Penelitian Kepustakaan Data kepustakaan yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang bersumber dari peraturan perundang-undangan, buku-buku, dokumen resmi, publikasi, dan hasil penelitian. 8 Studi kepustakaan dilakukan di beberapa tempat, yaitu Pustaka Pusat Universitas Andalas, Pustaka Fakultas Hukum Universitas Andalas. Maupun sumber dan bahan bacaan lainnya. b. Jenis Data 1. Data Primer 7 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm 87. 8 Ibid, hlm 107.

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. 9 Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah Proses Pemberian Izin Gangguan Terhadap Usaha Bengkel Las di Kota Padang, Pengawasan Terhadap Usaha Bengkel Las di Kota Padang. Adapun responden penelitian ini adalah pihak pihak yang terkait seperti Bidang Pelayanan Terpadu Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Padang (BPMP2T), beberapa bengkel las yang berada di Kota Padang, kemudian pihak-pihak lain yang terkait dengan masalah diatas yang dapat membantu dalam pengumpulan data, serta bahan-bahan yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer seperti hasil penelitian, wawancara, literatur dan sebagainya. 2. Data Sekunder Data sekunder antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya. 10 Data sekunder digolongkan menjadi bahan hukum yang terdiri dari : a. Bahan hukum primer 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Izin Gangguan. 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan di Daerah. 9 Amiruddin, H.Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hlm 30. 10 Ibid.

4. Serta peraturan perundang-undangan lainnya. b. Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, misalnya Rancangan Undang-Undang (RUU), Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP), hasil penelitian (hukum), hasil karya (ilmiah) dari kalangan hukum, buku hukum dan sebagainya. 11 c. Bahan hukum tersier Bahan hukum tersier yakni bahan-bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, misalnya: kamus-kamus (hukum), ensiklopedia, indek kumulatif, dan sebagainya. 12 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penulisan ini adalah a. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara lisan guna memperoleh informasi dari responden yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti oleh penulis di lapangan 13. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, karena dalam penelitian ini terdapat beberapa pertanyaan akan peneliti tanyakan kepada narasumber, dimana pertanyaan-pertanyaan tersebut terlebih 11 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hlm 114. 12 Ibid, hlm 114. 13 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-PREES, Jakarta, 2008, hlm 196.

dahulu penulis siapkan dalam bentuk point-point. Namun tidak tertutup kemungkinan di lapangan nanti penulis akan menanyakan pertanyaan pertanyaan baru setelah melakukan wawancara dengan narasumber. Wawancara dilakukan pada Pegawai Bidang Pelayanan Terpadu Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Padang (BPMP2T) dan Pegawain Dinas Tata Ruang Kota Padang serta Beberapa Pemilik Usaha Bengkel Las di Kota Padang. 5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan Data 1. Editing Lazimnya editing dilakukan terhadap kuesioner-kuesioner yang disusun terstuktur, dan yang pengisiannya melalui wawancara formal 14. 2. Coding Coding yaitu proses untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden menurut kriteria atau macam yang telah ditetapkan. 15 b. Analisis Data Berdasarkan sifat penelitian yang menggunakan metode penelitian bersifat deskriptif analitis, analisis data yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif terhadap data primer dan data sekunder. Deskriptif tersebut, meliputi isi dan struktur hukum positif, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh penulis untuk 14 Ibid, hlm 126. 15 Ibid, hlm 126.

menentukan isi atau makna aturan hukum yang dijadikan rujukan dalam menyelesaikan permasalahan hukum yang menjadi objek kajian. 16 16 Zainuddin Ali, Op.Cit., hlm 107.